Anda di halaman 1dari 76

OBAT

ANTIVIRUS
KIMIA MEDISINAL
SRI TEGUH RAHAYU

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang


menginfeksi sel organisme biologis.
Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut
disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di
dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi
keduanya) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

Virus adalah organisme subselular yang karena


ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.
Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus
tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil
daripada ribosom), sedangkan virus terbesar
sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya .
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan
berbagai akibat bagi inangnya ada yang berbahaya,
namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun
dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak
terlalu besar.

Replikasi virus
1. Pelekatan Virus
Pelekatan virus merupakan proses interaksi awal antara
partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan
sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara
molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.
2. Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah
pelekatan virus pada reseptor di membran sel.
3. Pelepasan Mantel
Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid
virus baik seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke
dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus
terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein.

4.

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen


Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung
pada material genetik alami dari virus tersebut.
Proses ekspresi gen akan menentukan semua
proses infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau
laten).
5. Perakitan
Perakitan merupakan proses pengumpulan
komponen-komponen virion pada bagian khusus di
dalam sel. Selama proses ini, terjadi pembentukan
struktur partikel virus. Proses ini tergantung kepada
proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana
virus melepaskan diri dari sel. mekanisme perakitan
bervariasi untuk virus yang berbeda-beda.

6. Pematangan
Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana
virus bersifat infeksius. pada tahap ini terjadi perubahan struktur
dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh
pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk
yang matang. protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya
terlibat dalam proses ini.
7. Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang
melalui dia mekanisme :
a. untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan
merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi
terbuka dan virus keluar.
b. untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika
virus keluar dari sel melewati membran, proses ini dikenal
sebagai budding.

Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi,
tropisme dan cara penyebaran, genomik
fungsional dan ciri-cirinya .
1. Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan
jenis asam nukleat dan juga protein membran
terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu
:
a.Virus DNA
b.Virus RNA
c.Virus berselubung
d.Virus non-selubung

Klasifikasi virus berdasarkan


tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara
penyebaran, virus dibagi menjadi:
a. Virus Enterik
b. Virus Respirasi
c. Arbovirus
d. Virus onkogenik
e. Hepatitis virus
2.

3. Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional

Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan


alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga
klasifikasi Baltimore yaitu:
a. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
b. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
c. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
d. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
e. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
f. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan
DNA perantara
g. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA
perantara

4.

Klasifikasi virus berdasarkan ciri-cirinya

:
a. Kandungan asam nukleat (DNA atau RNA)
b. Morfologi virus (heliks atau ikosahedral)
c. Tempat replikasi di dalam sel (sitoplasma
atau nukleus)
d. Pembungkus (berselubung atau tidak
berselubung)
e. Tipe serologi (tanda antigenik)
f. Tipe sel yang terinfeksi (limposit B, limposit
T atau monosit)

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi


pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak
ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus.
Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu
dari inangnya, contoh ;
a. Virus yang menyebabkan selesma menyerang
saluran pernapasan
b. virus campak menginfeksi kulit .
c. virus hepatitis menginfeksi hati.
d. virus rabies menyerang sel-sel saraf.
e. penyakit AIDS (acquired immune deficiency
syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh
penderita, penyakit tersebut disebabkan oleh virus
HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.

Pencegahan dan pengobatan


Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel
induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit
untuk dibunuh.
Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap
paling efektif adalah vaksinasi, untuk
merangsang kekebalan alami tubuh terhadap
proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi
gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus
biasanya disalah-antisipasikan dengan
penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.

Kemoprofilaksis adalah alternatif dari imunisasi aktif


untuk mencegah infeksi virus.
Menggunakan senyawa kimia yang mempengaruhi
tahap awal infektivitas virus, yang paling umum dan
berhasil adalah senyawa yang mencegah penetrasi
virus ke dalam sel inang melalui memblok salah
satu dari tiga tahap sebelum virus bereplikasi, yaitu
:
a. Pelekatan virion pada sel inang melalui
kompleks reseptor.
b. Pemasukan virion ke dalam sel melului
endositosis.
c. Pelepasan asam nukleat virus dari selaput
protein.

Obat antivirus adalah senyawa yang


digunakan untuk pengobatan dan
pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh virus.
Virus merupakan parasit di dalam sel,
strukturnya terdiri dari materi genetik,
DNA atau RNA dan lapisan protein
dengan membran terluar berbentuk
sakarida, lemak dan protein

Penggolongan Obat

1. Anti Non Retrovirus


a. Antivirus untuk herpes
b. Antivirus untuk influenza
c. Antivirus untuk HBVdan HCV
2. Anti Retrovirus
a. Nukleuside reversetranscriptase inhhibitor (NRTI)
b. Nukleutide reversetranscriptase inhhibitor (NtRTI)
c. NNRTI (nonneokleoside reversetranscriptase
inhibitor)
d. Protease inhibitor (PI)
e. Viral entry inhibitor

Amantadin dan Rimantadin


Amantadin, 1-adamantanamin hidroklorida
( Symmetrel) dan derivat -metil rimantadin, -metil
-1-adamanta metilamin hidroklorida (Flumadine)
merupakan senyawa trisiklik. Telah diizinkan oleh
FDA utk pengobatan infeksi influenza tipe A.
Bekerja dengan cara menghambat replikasi virus
pada tahap awal, dengan mekanisme yaitu:
1. menghambat tahap awal replikasi virus,
kemungkinan pada saat pembukaan selaput
virus.
2. pada beberapa galur, obat ini mempengaruhi
tahap selanjutnya yang kemungkinan pada tahap
perakitan virus, kemungkinan mempengaruhi
hemoglutinin

Rimantadin

Amanta
din

Interferon alfa dan interferon beta


Interferon (IFN) merupakan sitokin sangat poten
memiliki kerja antivirus, imunomodulasi dan
antiproliferasi.
IFN disintesis oleh sel yang terinfeksi sebagi respon
terhadap berbagai pemicu dan selanjutnya
menimbulkan keadaan antivirus pada sel-sel tetangga
atau suatu respon sel pembunuh alamiyang
membunuh sel awal sel terinfeksi.
3 kelompok IFN pada manusia yang memiliki aktivitas
antivirus signifikan :
1. IFN- (lebih dari 20 subtipe), digunakan secara
klinik dalam bentuk rekombinan (interferon alfa)
2. IFN- (2 subtipe)
3. IFN-

IFN- dan IFN- dihasilkan oleh hampir semua sel

sebagai respon :
1. adanya tantangan adanya virus
2. adanya sitokin lain, seperti adanya
interleukin-1 dan inretleukin-2
3. adanya faktor tumor
IFN- dihslkan oleh limfosit dan makrofag, IFN-
dihslkn oleh fibrolast dan sel epitel dan. IFN-
dihlskn limposit T dan sel pembunuh alami.
IFN- dan IFN- dikode oleh kromosom 9
sedangkan IFN- dikode oleh kromosom 12.
Aktivitas antivirus IFN- lebih rendah tetapi poten
sebagai imunoregulatori dan dalam mengaktifkan
makrofag.

Virus tidak sensitif terhadap kerja interferon (IFN)


bila keadaan tersebut melibatkan virus-virus DNA.
Mekanisme kerja IFN dalam efek antivirus :
1. Penetrasi atau pembukaan selaput virus
2. sintesis m-RNA
3. Translasi protein virus
4. Perakitan dan pelepasan virus baru
IFN tidak dapat diabsorpsi sehingga harus diberikan
secara parenteral (intramaskular atau subkutan).
Pemberian IFN- dan IFN- rekombinan atau alami
diizinkan di USA utk mengobati : condyloma
acuminatum (kutil kelamin), hepatitis C kronik,
hepatitis B kronik, dan penyakit ganas lain.

ANTIMETABOLIT NUKLEOSIDA
Inhibitor DNA Polimerase
Idoksuridin, 5-iodo-2-deoksiuridin diperkenalkan pada tahun
1963 utk pengobatan herpes simplek keratitis, merupakan
analog dari timin yang menghambat replikasi sejumlah virus
DNA secara in-vitro . Virus yang rentan terhadap obat ini
herper virus dan poxvirus.
idoksuridin masuk kedalam sel dan mengalami fosforilasi pada
O-5 oleh timidilat sintetase virus dan menghslkn monofosfat
yang selanjutkan akan mengalami biotransformasi sehingga
dihslkn trifosfat. Trifosfat ini yang diduga merupakan substrat
dan inhibitor DNA polinerase virus dan memudahkan sintesis
DNA yang teriodinasi, DNA pirimidin teriodinasi ini sangat
rentan dan mudah putus.
Gugus iodin dari idoksuridin dan gugus metil dari timin
memiliki jarak /radius van der wall yang mirip (2,15 dan 2,00
)

Idoksuridi
n

Triflluridin, 5-fluorometil-2-deoksiuridin,
merupakan pirimidin nukleosida terfluorinasi yang
memperlihatkan aktivitas penghambatan
terhadap HSV 1 dan 2, CMV, vaccinia dan
beberapa adenovirus secara in-vitro .
Trifluorometil dari trifluridin sebagai pengganti
iodin pada posisi 5 cincin pirimidin memiliki radius
van der wall 2,44 sedikit lbh lebar dari iodin.
Vidarabin, 9--D-arabinofuronosiladenin,
merupakan isomer epimer 2 adenosin alami.
Obat ini digunakan sebagi antikanker tetapi
memiliki aktivitas dengan spektrum luas melawan
virus-virus DNA

Asiklovir, 9-[2-(hidroksietoksi)metil]-9H-guanin,
merupakan senywa paling afektif dai seri asiklik
nukleosida yang memiliki aktivitas antivirus.
Berbeda dengan nukleosida sejati (memiliki gula
ribosa atau deoksiribosa) yg terikat pada basa
pirimidin atau purin. Gugus yg terikat pada basa
asiklovir adalah gula dengan rantai terbuka.
Digunakan sebgai antivirus pada herpesvirus,
bekerja dengan menghambat sintesis DNA virus.
Afinitas asiklovir terhadap timidilat sintetase
virus 200 kali lbh besar daripada terhdp timidilat
sintetase pada manusia, sehingga lbh selektif.

Asiklovir diberikan dengan cara oral dan


parenteral, utk pengobatan herpes zoster dan
virus varicela-zoster (VSV).
Pemberian oral perlahan diabsorpsi dan tdk
sempurna dari saluran gastrointerstinal dgn
biovalabilitas 15-30% .
Asiklovir berupa padatan, kristal putih, sukar
larut dalam air, Bersifat amfoter sehingga
kelarutannya dipengaruhi oleh pH (oleh asam
kuat dan basa kuat)

Valasiklovir, garam hidroklorida dari ester L-valil


asiklovir, berupa padatan yang larut dalam air.
Valasiklovir adalah prodrug. Bertujuan
meningkatkan ketersediaan asiklovir dengan
meningkatkan lipofilisitasnya. Pada pemberian
oral akan terhidrolosis seluruhnya menjd asiklovir.
Bioav valasiklovir 3-5 X asiklovir (50%).
Digunakan pada pasien hespes zoster yang
mengalami gangguan sistem imun.
Gansiklovir, 9-[(1,3-dihidroksi-2propoksi)metil]guanin adalah analog asiklovir
dengan penambahan gugus hidroksimetil pada
rantai samping asiklik.

Penggunaan terbatas karena toksisitas obat,


neutropenia, trombositopenia dan anmenia,
kemungkinan berkaitan dengan inhibisi DNA
polinerase sel inang. Efek samping
potensial pada SSP (pusing, sakit kepala,
perubahan tingkah laku dan konvulsi).

Inhibitor Transkriptase Balik


atau /Penghambat RT (NRTI )
peristiwa yang mengawali replikasi
HIV-1 adalah transkripsi balik, RNA
virus diubah mjd cDNA-RNA kemudian
mjd DNA untai ganda yang siap
berintegrasi kedalam kromosom inang.
Semua senyawa antiretrovirus
merupakan analog dari 2-3deoksinukleotida, bekerja dengan cara
menghambat transkriptase balik HIV.

Zidovudin, 3-azido-3-deoksitimidin atau


AZT, merupakan analog timindin yang
memiliki aktivitas antivirus terhadap HIV-1,
HIV-2 dan HTLV-1 dan bbrp retrovirus lain.
Retrovirus memiliki transkriptase balik
atau DNA polimerase terarah-RNA yang
mengarahkan sintesis suatu salinan DNA
(DNA provirus) dari RNA virus yang
digandakan, disirkulerkan dan
digabungkan kedalam DNA sel yang
terinfeksi.

Obat msk ke dalam sel inang dengan cara difusi


kemudian akan menalami defosforilasi oleh timidin
kinase selelur. Timidilat kinase akan mengubah
monofosfat mjd difosfat dan trifosfat. Zidofudin
trifosfat akan menghambat secara kompetitif
transkriptase balik yg berkaitan dengan timidin
trifosfat.
Gugus 3 azido mencegah pembentukan ikatan 53-fosfodieter sehingga AZT menghentikan rantai
DNA, terbentuk DNA provirus yg tdk sempurna.
Zidofudin monofosfat juga menghambat timidin
kinase seluler sehingga menurunkan kadar timidin
trifosfat seluler.

Zidovudi
n

Selektivitas antivirus AZT karena


afinitas AZT terhadap transkriptase
balik virus 100X lipat lbh besar dari
pd terhdp DNA polimerase manusia.
Tetapi - DNA polimerase mitokondria
manusia lbh sensitif terhadap AZT,
sehingga hal tersebut yang mjd
penyebab toksisitas penggunaan obat
ini.
Resistensinya disebabkan karena
terjadi mutasi pada berbagai sisi

Zidovudin direkomendasikan utk mengobati pasien


dewasa yg mengalami infeksi HIV simtomatik
(AIDS )yg mempunyai riwayat pneumocystis carinii
dengan nilai limfosit CD4+ absolut dibawah
200/mm3 sebelum terapi.
Didanosin, 2-3-dideoksiinosin, suatu analog purin
nukleosida sintetik yg diaktifkan mjd 2-3dideoksiATP oleh enzim2 sel inang, yang akan menghambat
transkriptase balik dan bergabung ke dalam DNA
virus.

Potensi antivirus dan sitotoksisitasnya 10-100X


lbh rendah dari AZT tetapi efek mielosupresi jg
lbh rendah sehingga bisa direkomendasikan
pada pasien penderita HIV tahap lanjut yg
telah mdpt terapi AZT dalam waktu lama dan
tdk toleran atau mengalami imunosupresi.
Azt dan Didanosin bekerja sinergis
menghambat replikasi HIV in-vitro .
Toksisitas menyebabkan neuropati perifer yang
menyakitkan (kesemutan, mati rasa dan nyeri
pada tangan dan kaki) dan pankreatitis (mual,
nyeri abdomen dan peningkatan amilase )

Zalsitabin, 2-3-deoksisitidin merupakan


analog sitosin yang memiliki aktivitas
melawan HIV-1 dan HIV-2 termasuk yang
resisten terhdp AZT..
Potensi sam dengan AZT tetapi obat ini lbh
aktif dalam populasi monosit dan makrofag
serta dalam sel istirahat.
Masuk kedalam sel dengan cara difusi
terfasilitasi-pembawa dan mengalami
defosforilasi awal oleh deoksisitidin kinase
dan akan dimetabolisme lbh lanjut mjd
senyawa aktif dideoksisitidin-5-trifosfat oleh
kinase seluler.
Zalsitabin menghambat sintesis DNA

Stavudin, 2-3-didehidro-2deoksitimidin, suatu analog pirimidin


nukleosida takjenuh yg berhubungan
dengan timidin.
Mekanisme kerja sama dengan AZT,
menghambat kerja transkriptase balik
dalam pengabungan timidin trifosfat ke
dalam DNA retrovirus. Obat ini akan
bergabung dengan DNA yang terbentuk.
Lamivudin, (-)-2-3-dedeoksi-3-tiasitidin,
adalah analog nukleosida sintetik.
Resistensi terhadap lamivudin
berkembang cepat akibat adanya mutasi

Inbibitor Transkriptase Balik Bukan


Nukleosida /penghambat RT bukan
nukleoside (NNRTI)
Tidak seperti NRTI maka NNRTI tidak
membutuhkan bioaktivasi oleh kinase utk
menghslkn ester fosfat.
NNRTI tidak bergabung dengan rantai DNA yang
tumbuh tetapi NNRTI berikatan dengan
sisialosterik yang berbeda dengan sisi pengikatan
substrat (nukleosida trifosfat) dari enzim
transkriptase balik.
Inhibitor dapat bergabung dengan enzim yang
terikat-substrat atau enzim bebas sehingga
mengganggu kerja kedua enzim tersebut.

Inhibitor Protease
Protease HIV adalah enzim yang
memecah propeptida gag-pro untuk
menghasilkan enzim aktif yg berfungsi
dalm pematangan dan perbanyakan
virus baru.
Inhibitor Proteaseditujukan untuk
menghentikan replikasi virus pada tahap
pematangan dan untuk mencegah
penyebaran infeksi seluler maka
senyawa-senyawa ini harus memiliki
ketersediaan hayati oral yang baik dan

Sakuinavir, ditoleransi dengan baik


pada pemberian oral. Absorpsi buruk
tetapi dapat ditingkatkan bila ada
makanan berlemak.
Sakuinavir dapat menurunkan kadar
antigen p24 pada pasien infeksi HIV,
meningkatkan jumlah CD4+ dan efek
antivirus yg sinergis jika dikombinasi
dengan inhibitor transkriptase balik
seperti AZT dan Zalsitabin.
Resintensinya lebih lemah dibandingkan
dengan inhibitor transkriptase balik
sedangkan peresepan dua obat dari satu

VIRUS HIV (Human


Immunodeficiency Virus) .
Terlihat seperti apa HIV ?
Diluar sel manusia, virus HIV berbentuk
partikel sperik kasar (roughly), biasa disebut
virions. Permukaan tiap partikel terdiri dari
sejumlah paku-paku kecil .
Partikel HIV memiliki diameter sekitar 1/100150 miliar meter. Sama dengan 0,1 mikron, 4
juta per-inci, 1: 40 panjang E. Coli, 1:70
diameter dari CD4+ sel darah putih manusia.

Virion

Tidak seperti kebanyakan bakteri, partikel HIV


adalah sangat kecil dan untuk melihatnya
dengan jelas dipakai mikroskop elektron.
Partikel HIV seluruh permukaannya dilapisi
oleh bahan lemak dikenal sebagai viral
envelope (or membrane ).
Dibangun dari kurang lebih 72 spikes,
meliputi protein gp120 dan gp 41.
dibawah viral envelope terdapat lapisan yang
disebut matriks yang terbuat dari protein p17.

Protein gp 120 dan gp 41 bersama


membuat spike yang menyusun partikel
HIV , dimana p 17 membentuk matrik
dan p 24 membentuk inti.
Inti virus (atau kapsid) biasanya
berbentuk bulat dan terbuat dari protein
p 24. pada bagian dalam inti terdapat
tiga enzim yang digunakan untuk
replikasi yang disebut reverse
transcriptase, integrase dan protease.

In this computer generated image, the large object is a human CD4+


white blood cell, and the spots on its surface and the spiky blue
objects in the foreground represent HIV particles

Berapa jumlah gen yang dimiliki oleh HIV


HIV memiliki hanya 9 gen (bandingkan dengan
500 gen pada bakteri dan sekitar 20.000-25.000
gen pada manusia).
Tiga gen disebut gag, pol dan env yang
mengandung informasi yang dibutuhkan untuk
membuat struktur protein bagi partikel virus baru.
Enam gen lainnya dikenal sebagai tat, rev, nef,
vif, ypr dan vpu yg akan mengkode protein yang
mengontrol kemampuan HIV menginfeksi sel,
menghasilkan kopi baru virus dan menyebabkan
penyakit. Gen-gen tersebut disandikan oleh RNA
virus yang berukuran 9 kb

Siklus Hidup Virus HIV


1. Masuk
HIV hanya dapat bereplikasi (membuat copi baru) didalam sel
manusia. Jenis ini
memulai prosesnya saat partikel virus masuk
kedalam sel melalui permukaan protein khusus yang disebut CD4.
spike/paku pada permukaan partikel virus menempel pada
CD4.diikuti dengan difusi viral envelop dalam membran sel. Isi dari
partikel HIV kemudian dilepaskan kedalam sel sel.
2. Reverse Transcription and Integration
begitu masuk kedalam sel maka enzim reverse transcriptase HIV
akan merubah RNA virus menjadi DNA, yang kompatibel dengan
materi genetik manusia (DNA). DNA ini dipindahkan kedalam
nukleus, yang akan spliced kedalam DNA manusia oleh enzim
integrase HIV. Begitu berintegrasi, DNA HIV dikenal sebagai
provirus.

3. Transcription and Translation


provirus HIV mungkin akan mengalami
dormansi dalam sel dalam waktu lama.
Tetapi bila sel diaktivasi, gen HIV akan
berjumlah sama seperti gen manusia .
Pertama-tama akan diubah menjadi mRNA (menggunakan enzim manusia) yang
ditransport keluas nukleus dan akan
digunakan sebagai blueprint untuk
menghasilkan protein dan enzim HIV
baru.

4. Assembly, Budding and Maturation


Strands dari mRNA yang dibuat merupakan materi
generik virus HIV. Bersama dengan protein virus
yang baru dan enzim membentuk partikel virus
yang baru, yang kemudian dilepaskan dari sel.
Enzim protease sangat berperan pada tahap
ini,dengan memotong rantai panjang protein
menjadi bagian-bagian yang berukuran keci, yang
akan digunakan untuk membangun inti virus
matang.
Partikel baru HIV yang matang siap menginfeksi
sel lainnya dan mulai bereplikasi kembali. Virus
sangat mudah menyebar didalam. tubuh
manusia.

Gambar partikel HIV yang baru terbentuk


keluar
dari
sel
manusia,
dilihat
menggunakan mikroskop elektron

Mekanisme kerja obat antivirus hiv

Diperkirakan 33 juta orang di dunia terinfeksi


HIV.
Klasifikasi pengobatan HIV
a. Nucleoside reverse transcriptase inhibitors
(NRTIs)
b. Nonnucleoside reverse transcriptase
inhibitors (NNRTIs)
c. Protease inhibitors (PIs)
d. Integrase inhibitors (IIs)
e. Fusion inhibitors (FIs)
f. Chemokine receptor antagonists (CRAs)

FLU BURUNG
Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang
biasanya menjangkiti burung dan mamalia.
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A
yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian
ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain
seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang
ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase
(N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung
yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1
yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.

Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam


tinggi, keluhan pernapasan dan (mungkin) perut.
Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat
sehingga pasien perlu segera mendapatkan
perhatian medis.
Penanganan medis maupun pemberian obat
dilakukan oleh petugas medis yang berwenang.
Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun
panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat
digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi
dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain
Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing
dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan
perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga
diperlukan opini dokter.

Oseltamivir adalah sebuah


obat antiviral, sebuah
inhibitor neuraminidase yang
digunakan dalam
penanganan influensa A dan
B, dan banyak dikenal
sebagai obat yang dianjurkan
untuk menangani flu burung.
Oseltamivir dikembangkan
oleh Gilead Sciences dan saat
ini dijual oleh Roche dengan
merek dagang Tamiflu.

INFLUENZA
Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu,
merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus
influenza), yang menyerang unggas dan mamalia.
Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah
menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot,
nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa
tidak nyaman secara umum

Anda mungkin juga menyukai