Anda di halaman 1dari 17

Prinsip-Prinsip

Etika
Keperawatan

Dosen : Ns.Ramadhaniyati, S.Kep. M.Kep.Sp.An


OLEH :
HENDRIANSYAH
HASTUTIANI
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH
PONTIANAK

Pengertian Etika

Etika
(Yunani kuno: ethikos, berarti timbul dari
kebiasaan)
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. (Wikipedia)
etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang
baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang
lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan.

Fungsi Kode Etik Perawat

Menunjukkan kepada masyarakat bahwa


perawat diharuskan memahami dan menerima
kepercayaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat
Menjadi pedoman bagi perawat dalam
berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam
penerapan praktek etikal

Lanjutan ..

Menetapkan hubungan-hubungan profesional yang


harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan
pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman
sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai
seorang kontributor dan dengan masyarakat
sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan

Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

Macam-macam Prinsip
etika keperawatan

Autonomy (Otonomi )
Beneficience (Berbuat Baik)
Justice (Keadilan)
Non Maleficience (tidak merugikan)
Veracity (kejujuran)
Fidelity (loyalty/ketaatan)
Confidentiality (kerahasiaan)
Akuntabilitas (accountability)
Nilai dan norma masyarakat
Nursing Advocacy

Contoh kasus
otonomi

Seorang klien ( Tn.N) berusia 65 tahun, telah dirawat selama 3


bulan dirumah sakit karena gagal ginjal kronik, kondisinya dalam
keadaan kurang baik dan memang mengharuskannya dirawat
dirumah sakit. Akan tetapi klien mempunyai keinginan untuk
dilakukan perawatan dirumah. Keluarga tidak menginginkan hal
itu karena keluarga khawatir terhadap kesehatan Tn.N.
dalam hal ini tenaga medis, pihak rumah sakit, keluarga serta
khususnya kita perawat harus menghargai keputusan Tn.N
karena Tn.N memiliki alasan tersendiri mengapa dia mau
dirawat dirumah. Karena prinsif Autinomy adalah keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang
dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan
atau pilihan yang dihargai.

Contoh Kasus
Beneficience (Berbuat
Baik)

perawat Deni dan Chandra senantiasa memberikan pelayanan


yang maksimal, tidak pernah berkata kasar kepada klien maupun
keluarga. Pada saat dinas malam mereka menemukan seorang
bapak yang duduk diluar dengan raut muka yang cemas,lesu, dan
terlihat lelah. Perawat Deni dan Chandra menghampiri lalu
bertanya tentang masalah yang dihadapi bapak tersebut. bapak
tesebut mengatakan dia telah menjaga anaknya selama lima hari
dirumah sakit, pekerjaannya buruh harian sehingga tidak punya
uang lagi. Bapak tersebut mengatakan sudah dua hari ini dia
hanya makan roti. Dan uang disakunya hanya tinggal Rp 5000,Perawat deni dan Chandra lalu membelikan bapak tersebut
makanan dan memberikan uang Rp 50.000,- untuk pegangan
bapak tersebut.

Contoh Kasus Justice


(Keadilan)

Pada saat memberikan asuhan keperawatan perawat


Prananda paki putra selalu memberikan terapi sesuai
dengan SOP keperawatan dan UU kesehatan yang
berlaku. Pada saat itu ada dokter yang baru bertugas di
rumah sakit dan dokter sersebut menjadi ketua tim
diruang tersebut, pada saat dokter mengatakan untuk
memberikan terapi farmakologi yang tidak sesuai dengan
indikasi untuk gangguan ginjal. Perawat Prananda Paki
Putra berani membela hak pasien dengan mengatakan
dan mendiskusikan bahwa terapi tersebut tidaklah sesuai
panduan buku kesehatan. Mengingat klien adalah anakanak.

Contoh Kasus Non


Maleficience (tidak
merugikan)

Perawat Bahyudi bertugas di Ruang penyakit dalam pria. Disana terdapat


klien yang mengalami Batu ginjal. Klien tersebut baru saja dilakukan
intervensi dan tindakan medis.
Dokter mengatakan sudah ada komplikasi lanjut terkait gangguan
tersebut yang beresiko pada kematian.
Pada saat itu klien bertanya kepada Perawat Bahyudi tentang bagaimana
keadaan dan kondisinya. Perawat Bahyudi menjawab kesembuhan
adalah milik Allah, bapak tenang. Jika bapak yakin maka Insyaallah bapak
akan segera sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi. Kami
selaku tim medis akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan
bapak, dan kami yakin bahwa bapak akan segera sembuh
Pernyataan perawat Bahyudi membuat hati Klien tersebut senang dan
perlahan kondisinya semakin membaik. Perawat Bahyudi telah menjawab
dengan tepat sehingga tidak memberikan beban fsikologis kepada Klien
tersebut.

Advokasi

Perawat sebagai advokat


yaitu sebagai penghubung
antara klien-tim kesehatan
lain dalam rangka pemenuhan
kebutuhan klien. Membela
kepentingan klien dan
membantu klien,memahami
semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan tim
kesehatan dengan
pendeketan tradisional
maupun profesional. (Dewi,
2008).

Peran Perawat Sebagai Advokat


Pasien

Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara


hukum.
Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila
dibutuhkan.
Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran
aksi dan peran non aksi.
Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan
menjadi penengah antar profesi kesehatan
Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka
untuk mengidentifikasi kekuatannya untuk
meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien
berhubungan dengan orang lain.

Tanggung jawab perawat advokat

Sebagai pendukung pasien dalam proses


pembuatan keputusan.
Sebagai mediator (penghubung) antara pasien
dan orang-orang disekeliling pasien.
Sebagai orang yang bertindak atas nama
pasien.

Nilai-nilai Dasar yang Harus


Dimiliki oleh Perawat Advokat

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai


advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :
Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak
untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang
didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas
dalam berpikir dan berperasaan.
Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah
mengetahui cara memelihara kesehatannya


Tujuan dan Hasil yang
Diharapkan dari Peran Advokat
Pasien

Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :


Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien.
Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
Memiliki saran untuk alternatif pilihan
Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya
Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Mendukung pasien dalam perawatan.
Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Menghargai pasien.
Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien
Memberi kekuatan pada pasien.

KASUS DILEMA ETIK


KEPERAWATAN PADA
SISTEM PERKEMIHAN
(DISKUSI KELAS)
Tn. Y dan Ny.N usia 45 dan 43 tahun, pada hari minggu datang ke RSUD.
Dengan keadaan yang mengkhawatirkan. TN.y mengaku pada saat berkemih
keluar kencing berwarna merah secara terus menerus. Sebelumnya Tn. Y
memang mempunyai riwayat penyakit batu ginjal.
Setelah dirawat dan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut Tn. Y di
diagnosa mengalami komplikasi yaitu Gagal ginjal akut di kedua ginjal
( kanan dan kiri). Tidak hanya itu, Tn.y juga mengalami Ca. Ginjal kiri dimana
ginjal kiri Tn. Y harus dilakukan pengangkatan sehingga Ca tidak melebar ke
area yang lebih luas. Pada saat itu tindakan ini adalah satu-satunya tindakan
yang dapat dengan segera menyelamatkan nyawa Tn. Y. Akan tetapi
permasalahannya tidak hanya pada pengangkatan ginjal. Yang menjadi
masalah adalah Tn.y juga mengalami gagal ginjal kanan dan kiri sehingga
meskipun Ca. Ginjal Tn.y diangkat dan teratasi. Akan percuma karena ginjal
sebelah kanan telah mengalami kegagalan. Sehingga sangat tidak
memungkinkan untuk Tn. Y bisa melanjutkan hidup hanya dengan satu
ginjal. Disaat yang bersamaan. Ada klien lain yang meninggal dunia dan
sebelum meninggal klien tersebut bersedia mendonorkan kedua ginjalnya
kepada Tn.y. pihak keluarga tersebut bersedia untuk mengizinkan anggota
keluarganya mendonorkan ginjalnya kepada Tn. Y.

Keluarga sangat berterima kasih kepada klien dan keluarga yang


bersedia mendonorkan ginjalnya tersebut kepada Tn. Y.
Permasalahannya adalah Tn. Y adalah seseorang muslim yang fanatik
dimana Tn. Y menyakini bahwa menerima donor organ yang
membahayakan nyawa orang lain. Terlebih lagi menerima organ dari
orang yang telah meninggal dunia adalah perbuatan dosa. Tn. Y
mengatakan hal tersebut sama saja dengan malanggar kehormatan
dan penganiayaan terhadap mayat.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan
tulang orang hidup
( HR. Ahmad , Abu dawud, dan Ibnu Hibban)
Rasullah SAW Telah melarang (mengambil) hartarampasan dan
mencincang (mayat musuh)
(H.R. Bukhari ).
Dari kasus tersebut terjadi dilema etis dan konflik
keyakinan. Dimana Tn.y menolak untuk dilakukan
transplantasi organ akan tetapi jika Tn. Y
menolak maka sangat kecil kemungkinannya
Tn.y bisa selamat dari musibah tersebut. Untuk
kasus diatas bagaimana sikap perawat
menghadapi kasus tersebut ?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai