Anda di halaman 1dari 49

HUKUM KESEHATAN

Patung Dewi Keadilan (Lady Justice)


atau Justitia

KONTRAK KULIAH
HADIR TEPAT WAKTU, TOLERANSI
TERLAMBAT 15 MENIT,
BERPAKAIAN RAPI DAN SOPAN,
HP DIMATIKAN

PENGANTAR ILMU HUKUM

drg. ARIEF SETIYOARGO., M.Kes, MMR

PENDAHULUAN
Hukum di Indonesia merupakan campuran
dari sistem hukum hukum Eropa, hukum
Agama dan hukum Adat.
Sebagian besar sistem yang dianut, baik
perdata maupun pidana, berbasis pada hukum
Eropa kontinental, khususnya dari Belanda
karena aspek sejarah masa lalu Indonesia
yang merupakan wilayah jajahan dengan
sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie).

PENDAHULUAN
Hukum di Indonesia :
Hukum Agama, karena sebagian besar
masyarakat Indonesia menganut Islam, maka
dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih
banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan dan warisan.
Hukum Adat, yang merupakan penerusan dari
aturan-aturan setempat dari masyarakat dan
budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

DEFINISI HUKUM
Definisi "hukum" dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia :
peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap
mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah
atau otoritas.
undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk
mengatur kehidupan masyarakat.
patokan (kaidah, ketentuan).
keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim
dalam pengadilan, vonis.

PENGERTIAN HUKUM
HUKUM adalah himpunan peraturan yang
berisi perintah-2 dan larangan-2 yang
mengatur tata tertib dalam masyarakat,
maka harus ditaati.
TUJUAN HUKUM: untuk menjamin
stabilitas agar keseimbangan dalam
masyarakat tidak terganggu . Tujuan ini
dapat dicapai dengan peraturan-2 yang
bersifat mengatur (regelen recht) dan
memaksa (dwingen recht).

TATA HUKUM DI INDONESIA


Di tiap-2 negara mempunyai tata hukum,
demikian pula dengan Indonesia.
Maka setiap orang yang berada di wilayah
Indonesia tanpa kecuali (dokter/tenaga
kesehatan) harus mengetahui :
Perbuatan / Tindakan mana yang
diperbolehkan menurut hukum Indonesia,
Bagaimana kedudukan seseorang didalam
masyarakat Hak dan Kewajibannya.

Hukum/ UU yang sedang berlaku saat ini


(sekarang) disebut sebagai HUKUM
POSITIF (ius constitutum) di NKRI,

KAIDAH HUKUM

ERROR IURIS NOCET;


TIDAK TAHU HUKUM, TIDAK BISA
DIJADIKAN ALASAN UNTUK
MENGHAPUSKAN PEMIDANAAN,
KARENA SEMUA ORANG DIANGGAP
TAHU HUKUM

PEMBAGIAN HUKUM
MENURUT ISINYA
Hukum menurut isinya dibagi dalam :
1. HUKUM PRIVAT (hukum sipil) yaitu
hukum yang mengatur hubungan antara
orang yang satu dengan yang lain,
Menitikberatkan pada kepentingan
perorangan. Contoh KUHPer.
2. HUKUM PUBLIK (hukum negara) yaitu
hukum yang hubungan antara negara
dengan warga negaranya. Contoh HTN,
HAN, KUHP, HI

SUBYEK HUKUM

SUBYEK HUKUM adalah sesuatu yang


mempunyai hak dan kewajiban.
Ada 2 jenis subyek hukum yaitu:
a. Manusia (naturlijke persoon), dan
b. Badan Hukum (recht persoon) RS

Tiap manusia baik sebagai warga negara atau


orang asing adalah subyek hukum.
Sebagai subyek hukum (pembawa hak),
manusia mempunyai hak untuk melakukan
tindakan hukum (menikah, membuat perjanjian,
dll)
Pembawa hak ini berlaku sejak ada dalam
kandungan sampai meninggal dunia.

BADAN HUKUM
Badan Hukum sebagai pembawa hak tak
berjiwa, dapat bertindak sebagaimana
pembawa hak manusia. Mis: perjanjian.
Badan Hukum dapat bertindak sebagai
perantaraan pengurus-2nya.
Jenis Badan Hukum:
Badan Hukum Publik; Negara, Pemerintah.
Badan Hukum Privat (Perdata); PT, Yayasan,
dll.

OBYEK HUKUM
Obyek Hukum adalah segala sesuatu yang
berguna bagi subyek hukum dan yang dapat
dijadikan obyek suatu hubungan hukum.
Contoh; dalam pelayanan rumah sakit (transaksi
terapetik) subyek hukumnya adalah pasien dan
dokter (naturrlyke persoon) atau rumah sakit
(recht persoon). Obyek hukumnya adalah
kesembuhan pasien. Jadi pasien bukan obyek
hukum atau komoditas.
Maka sebagai sesama subyek hukum,
kedudukan antara pasien, dengan dokter/RS
adalah sama.

HUKUM PIDANA

Hukum pidana merupakan bagian dari hukum


publik.
Hukum pidana terbagi menjadi dua bagian,
yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana
formil.
Hukum pidana materiil mengatur tentang
penentuan tindak pidana, pelaku tindak pidana,
dan pidana (sanksi) diatur dalam KUHP.
Hukum pidana formil mengatur tentang
pelaksanaan hukum pidana materiil KUHAP.

HUKUM PIDANA

TUJUAN Untuk mengatur bermasyarakat agar


aman & tertib negara harus melindungi
warganegaranya dari ancaman perbuatan
orang lain.
Menurut Van Kan ada 4 hal yang harus
dilindungi :
1. Perbuatan orang lain yang mengancam jiwa,
2. Perbuatan orang yang membahayakan badan,
3. Perbuatan seseorang yang mengancam
kemerdekaan seseorang,
4. Perbuatan terhdapa penghinaan,
5. Perbuatan terhadap kekayaan.

TUJUAN SANKSI PIDANA


1.MENCEGAH PENGULANGAN TINDAK
PIDANA OLEH SIAPAPUN JUGA UTK
MENEKAN KEJAHATAN
2.MEMBANGUN SIFAT MENDIDIK -Bad
apple
3.PENGAYOMAN MASYARAKAT sbg JAMINAN
NEGARA pd WARGA NEGARA
4.MENGEMBALIKAN KESEIMBANGAN HIDUP
TRMSK MEMBEBASKAN RASA BERSALAH
5.MENEKAN KERUGIAN APAPUN

AZAZ-2 HUKUM PIDANA


1.TIADA PIDANA TANPA UNDANG-2TIADA PENUNTUTAN TANPA Undangundang,
2.DAPAT DIBUKTIKAN ADANYA
NIAT/MOTIF JAHAT, JADI ADA UNSUR
KESENGAJAAN
3.AKIBAT AKHIR MENJADI TUJUAN
TINDAKAN

JENIS-JENIS PIDANA

Tercantum dalam ps 10 KUHP ;


a. Pidana pokok,
1.
2.
3.
4.
5.

Pidana mati,
Pidana penjara,
Pidana kurungan,
Denda,
Pidana tutupan

b. Pidana tambahan,
1. Pencabutan beberapa hak,
2. Perampasan bebrapa barang tertentu,
3. Pengumuman putusan hakim

DELIK (TINDAK PIDANA)


Rumusan tindak pidana (DELIK) ADALAH
mengenai perbuatan manusia melakukan
SUATU tindak pidana
ada rumusan yang menyebutkan perbuatan
itu, ATAU rumusan yang menyebutkan akibat
dari perbuatan manusia itu.
CONTOH DELIK; Akibat perbuatan yang
ditimbulkan misalnya; menyebabkan matinya
orang lain seperti Pasal 359 KUHP;
Barangsiapa karena kealpaan menyebabkan
matinya orang lain, diancam dengan pidana
.
19

DELIK PIDANA KESEHATAN


a. menyebabkan pasien meninggal/luka karena
kelalaian/ketidakhati-hatian tenaga medis
Ps. 359 KUHP - akibat kelalaian, menyebabkan matinya orang
lain dengan pidana penjara paling lama 5 thn;
Ps. 360 (1) KUHP - akibat kelalaian, menyebabkan orang lain
luka berat dengan pidana penjara paling lama 5 thn atau
kurungan paling lama 1 thn;
Ps. 360 (2) KUHP - akibat kelalaian, menyebabkan orang lain
menderita luka-luka sehingga timbul penyakit atau halangan
menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama
waktu tertentu, pidana penjara paling lama 9 bulan atau
kurungan 6 bulan atau denda paling tinggi Rp. 300,-;
Ps. 361 KUHP - apabila kelalaian tersebut dilakukan dalam
menjalankan suatu jabatan atau pencaharian, pidana ditambah
dan haknya untuk menjalankan pencaharian dapat dicabut.

DELIK PIDANA KESEHATAN


b. abortus provokatus
Ps. 299 KUHP - dengan sengaja menggugurkan kandungan
seorang wanita atau berbuat dengan maksud mencari
keuntungan atau sebagai mata pencaharian atau sebagai
dokter, bidan, atau juru obat, dipidana paling lama 4 tahun dan
ditambah pidana;
Ps. 347 (1) KUHP - dengan sengaja menyebabkan gugur atau
mati kandungan seorang wanita tidak dengan ijin yang
bersangkutan, dipidana paling lama 12 tahun;
Ps. 347 (2) KUHP - apabila perbuatan tersebut menyebabkan
wanita itu mati, dipidana dengan penjara paling lama 15 tahun;

DELIK PIDANA KESEHATAN


b. abortus provokatus (lanjutan)
Ps. 348 (2) KUHP - apabila perbuatan itu menyebabkan wanita
itu mati, dipidana paling lama 7 tahun;
Ps. 349 KUHP - apabila seorang dokter, bidan, atau juru obat
bersalah melakukan kejahatan dalam Pasal 347 dan 348,
maka pidana dapat ditambah dan dapat dicabut hak untuk
melakukan pekerjaannya;
Tambahan: Ps. 80 (1) UU No. 23/1992, sanksi pidananya
adalah:
pidana penjara 15 tahun; dan
denda paling banyak Rp. 500.000.000,-.

DELIK PIDANA KESEHATAN


c. pelanggaran kesusilaan atau kesopanan
Ps. 285 KUHP - perkosaan, dipidana paling lama 12 tahun;
Ps. 286 KUHP - melakukan persetubuhan dengan perempuan
yang bukan istrinya yang dalam keadaan pingsan atau tidak
berdaya, dipidana paling lama 9 tahun;
Ps. 290 KUHP - pencabulan terhadap orang yang dalam
keadaan pingsan atau tidak berdaya, atau dibawah umur atau
membiarkan terjadi, dipidana paling lama 7 tahun.

DELIK PIDANA KESEHATAN


d. Membuka rahasia kedokteran
Ps. 322 KUHP - dengan sengaja membuka rahasia yang ia
wajib menyimpan oleh karena jabatan atau pekerjaan, dipidana
paling lama 9 bulan atau denda paling banyak Rp. 9.000,-;

e. Pemalsuan surat keterangan


Ps. 263 KUHP - membuat surat palsu atau memalsukan surat
yang dapat menjadi bukti tentang sesuatu hal, dapat dipidana
paling lama 6 tahun, dan
Ps. 267 KUHP - pemalsuan surat pembukti resmi (akte
otentik), dipidana paling lama 8 tahun.

DELIK PIDANA KESEHATAN


f. Sengaja tidak memberikan pertolongan pada
orang yang dalam keadaan bahaya
Ps. 304 KUHP - dengan sengaja menyebabkan atau
membiarkan orang dalam kesengsaraan, dapat dipidana paling
lama 2 tahun 8 bulan atau denda paling banyak Rp. 4.000,-;
dan
Ps. 531 KUHP - menyaksikan seseorang dalam bahaya maut
yang mengancam pada saat itu juga mengalpakan memberi
atau mengadakan pertolongan jika orang yang perlu ditolong
jadi mati, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3
bulan atau denda paling banyak Rp. 4.500,-).

PERISTIWA HUKUM
Peristiwa Hukum / Kejadian hukum adalah
Peristiwa-2 kemasyarakatan yang oleh
hukum diberikan akibat-2.
Contoh; dalam pelayanan kesehatan yang
dilakukan dokter kepada pasien. Pasien
memberikan data dirinya kepada dokter,
dokter sipemebri pelayanan wajib
memberikan data diri pasien sebagai
haknya isi rekam medis milik pasien.

ALASAN PENGHAPUS PIDANA

Adalah alasan-2 yang memungkinkan


seseorang yang melakukan perbuatan
memenuhi unsur-unsur pidana tidak
dijatuhi ancaman atau sanksi pidana.
Ada 3 bentuk alasan penghapus pidana:
1. Alasan Pembenar,
2. Alasan Pemaaf,
3. Alasan Penghapus penuntutan,

ALASAN PEMBENAR
Adalah alasan yang menghapus sifat
melawan hukum suatu perbuatan
sehingga perbuatan itu patut dilakukan
pelaku.
Yang termasuk dalam hal ini;
Pembelaan darurat (ps 49 ayat 1 KUHP)
Melaksanakan UU (ps 50 KUHP); menolong
pasien dalam keadaan darurat tanpa SIP
(tidak menarik imbalan jasa)
Melaksanakan perintah jabatan (ps 51 ayat 1
KUHP); dokter bekerja menangani korban
bencana alam tanpa SIP.

ALASAN PEMAAF
Yaitu alasan yang menghapuskan
kesalahan pelaku. Pelaku dianggap
melakukan PMH, tetapi tidak dapat dijatuhi
hukuman pidana karena kesalahan.
Yang termasuk dalam alasan pemaaf;
Tidak mampu bertanggung jawab (ps 44
KUHP), mis; orang gila membunuh.
Karena pengaruh daya paksa (ps 48 KUHP),
Melaksanakan perintah jabatan yang tidak sah
(ps 53 ayat 2 KUHP).

ALASAN PENGHAPUSAN
PENUNTUTAN
Adalah ditiadakannya penuntutan karena
pemerintah menganggap bila penuntutan
dilakukan akan membahayakan
kepentingan umum.

PROSES PERADILAN PIDANA


Pra-P
Pra-P
SPDP
SPDP
Bisa
disidik?

Wewenang

Upay
Upay
BAP
BAP
aa
paks
paks
aa
Wewenang
Penyidik

Penyidik/Penyelidik

(1) Orang bebas(2) Saksi/ Bukti


Peristiwa
Hukum Pidana

J-Peneliti

Pembukti
an
SD
SD

ST
ST

Upay
Upay
aa
paks
paks
aa Putusan
Putusan

Wewenang
Wewenang
JPU
JPU

Wewenang
Wewenang
Hakim
Hakim

Tugas
Tugas&&Tanggung
Tanggung
Jawab
JawabLP
LP
Hakim
Wasmat
Hakim Wasmat

(3) Tersangka

(4) Terdakwa

(5) Terpidana

Hak

Hak

Hak

Surat
Pra
Surat
Pra
Keberata
Peradilan
Keberata
Peradilan
nn Surat Pengalihan/

Surat Pengalihan/
Penangguhan
Penangguhan
Penahanan
Penahanandengan
dengan
jaminan
uang
jaminan uangatau
atau
jaminan
orang
dengan
orang dengan
Pra- jaminan
kompensasi
kompensasiuang
uang

Ekseps
Ekseps
ii

Pledo
Pledo
ii

Ajudikasi

Remisi,
Remisi,
Asimilasi,
Asimilasi,&&
Pelepasan
Pelepasan
bersyarat
bersyarat
Pasca-Ajudikasi
Pasca-Ajudikasi

Terima
Terimaatau
atauupaya
upayahukum,
hukum,
Biasa
&
luar
biasa
Biasa & luar biasa

PENANGANAN PENEGAKAN HUKUM


MENURUT UUPK
LAPOR POLISI
(PIDANA)

DUGAAN
MALPRAKTEK
OLEH DR/DRG

PROSES
PERADILAN
PIDANA

PUTUSAN
HAKIM

PUTUSAN:

MENGADUKAN
KE MKDKI

PEMERIKSAAN
OLE MKDKI

TDK
BERSALAH,
SANKSI
DISIPLIN

MENGGUGAT
KE PENGADILAN
NEGERI
(PERDATA)

PROSES
PERADILAN
PERDATA

PUTUSAN
HAKIM

HUKUM PERDATA
Pengertian
Hukum = norma, kaidah, aturan
Perdata = sipil, individu, perseorangan, pribadi.
Jadi, Hukum Perdata = rangkaian peraturan yang
mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat dengan menitik-beratkan pada
kepentingan individu.

Menurut Dunne (1987:1) :


Suatu peraturan yang mengatur tentang hal-hal
yang sangat esensial bagi kebebasan individu,
seperti orang dan keluarganya, hak milik dan
perikatan. Sedangkan hukum publik memberikan
jaminan yang minimal bagi kehidupan pribadi.

Menurut Vollmar (1989:2) :


Aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan
pembatasan dan oleh karenanya memberikan
perlindungan pada kepentingan-kepentingan
perseorangan dalam perbandingan yang tepat
antara kepentingan yang satu dengan kepentingan
yang lain dari orang-orang dalam suatu masyarakat
tertentu terutama yang yang mengenai hubungan
keluarga dan hubungan lalu lintas.
Menurut Sudikno Mertokusumo (1986:108) :

Hukum antar perorangan yang mengatur hak dan


kewajiban orang perseorangan yang satu terhadap
yang lain didalam hubungan kekeluargaan dan
didalam pergaulan masyarakat. Pelaksanaannya
diserahkan masing-masing pihak.

Menurut Salim HS (2005:6) :


Hukum Perdata adalah keseluruhan kaidahkaidah hukum (baik tertulis maupun tidak
tertulis) yang mengatur hubungan antara subyek
hukum satu dengan subyek hukum yang lain
dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam
pergaulan kemasyarakatan.
Kaidah Hukum Perdata tertulis adalah kaidah
hukum perdata yang terdapat pada peraturan perundangundangan; traktat dan yurisprudensi.
Kaidah Hukum Perdata tidak tertulis adalah
kaidah-kaidah hukum perdata yang timbul, tumbuh dan
berkembang dalam praktek kehidupan masyarakat
(kebiasaan).

Substansi yang diatur dalam Hukum Perdata :


1. Dalam hubungan keluarga (akan menimbulkan hukum
tentang
orang (badan pribadi) dan hukum keluarga.
2. Dalam pergaulan masyarakat (akan menimbulkan
hubungan
hukum dalam bidang harta kekayaan, hukum perikatan
dan
hukum waris).

Jadi, Hukum Perdata memiliki unsur-unsur,


yaitu :
1. Adanya kaidah hukum (tertulis atau tidak tertulis);
2. Mengatur hubungan hukum antara subyek hukum
yang satu
dengan subyek hukum yang lain;
3. Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata
meliputi

Sistematika Hukum Perdata


Menurut Ilmu Pengetahuan :
1. Hukum tentang Orang;
2. Hukum tentang Kekeluargaan;
3. Hukum tentang Harta Kekayaan; dan
4. Hukum tentang Warisan.

Menurut KUHPerdata (BW) :


Buku I : tentang Orang;
Buku II : tentang Hukum Benda;
Buku III : tentang Perikatan;
Buku IV : tentang Pembuktian dan Daluwarsa.

Hukum tentang Orang, mengatur :

Subyek hukum
Kewenangan hukum
Domisili
Catatan Sipil.

Hukum Keluarga, adalah peraturan yang


timbul karena adanya hubungan antar
orang tertentu, seperti :
Perkawinan
Hubungan antara orang tua dan anak
Antara wali dengan anak, dan hubungan
antara orang yang diletakkan di bawah
pengampuan karena gila atau fikiran yang
kurang sehat atau karena pemborosan, dan
pengampunya (curatele).

Hukum harta Kekayaan, adalah suatu


ketentuan hukum yang mengatur tentang
hubungan hukum yang menyangkut hak
dan kewajiban yang mempengaruhi nilai
uang, dibedakan jadi 2 : (1) HHK Mutlak
(suatu ketentuan yang mengatur tentang
hak-hak kebendaan dan barang-barang
tak berwujud (Inmateriil) dan (2) HHK
Relatif (suatu ketentuan yang mengatur
hutang piutang atau yang timbul karena
adanya perjanjian).

Hukum tentang Waris, merupakan


ketentuan hukum yang mengatur tentang
hal ikhwal harta benda seseorang yang
telah meninggal dunia.

PERBUATAN MELAWAN HUKUM


PMH adalah perbuatan yang dilakukan oleh
subyek hukum,
Contoh; dokter seharusnya menolong atau
memperpanjang hidup manusia tetapi
malah melakukan aborsi, euthanasia.
ASAS; siapa yang melakukan suatu
perbuatan bertentangan dengan hukum
harus mengganti kerugian yang diderita
kepada orang yang dirugikan karena
perbuatan itu.

PERBUATAN MELAWAN HUKUM


Sanksi PMH tercantum dalam KUHPer pasal
1365; tiap perbuatan yang bertentangan dengan
hukum (melanggar hukum) yang merugikan
orang lain, mewajibkan pihak yang dirugikan (yg
melakukan) mengganti kerugian yang diderita
oleh pihak yg dirugikan.
Keriteria PMH;
Melanggar hak orang lain,
Bertentangan dengan kewajiban hukum dari orang yg
melakukan perbuatan itu,
Bertentangan dengan asas2 kepatutan dalam
masyarakat, baik kesusilaan maupun kesopanan,

WANPRESTASI
Pengertian; adalah sesuatu keadaan
dimana seseorang tidak memenuhi
kewajibannya yang telah disepakati dalam
perjanjian.
Dasar pertanggungjawaban perdata
adalah dokter harus memebrikan ganti
rugi atas kerugian yang dialami pasien
akibat dokter/RS melanggar perjanjian
atau PMH.

WANPRESTASI
Menurut ilmu hukum perdata, yang
termasuk wanprestasi adalah :
Tidak melakukan yang disanggupi akan
dilakukan,
Terlambat melakukan apa yang dijanjikan
(terlambat praktek).
Melaksanakan tidak sesuai dengan apa yang
dijanjikan.
Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian
tidak boleh dilakukan.

Melalaikan pekerjaan sebagai tanggung


jawab :
RS bertanggungjawab terhadap terhadap
kerugian yang ditimbulkan oleh
karyawannya,
Diatur dalam ps 1367 ayat (3) KUHPer.
seseorang harus memberikan
pertanggungjawaban tidak hanya atas
kerugian yang ditimbulkan dari
tindakannya sendiri, tetapi juga atas
kerugian yg ditimbulkan dari tindakan
orang lain yang berada dibawah
pengawasannya.

Hubungan Dokter dan Pasien :

Merupakan kontrak terapetik, bentuk


perjanjian dimana masing-2 pihak (dokter &
pasien) harus melaksanakan peran dan
fungsinya yg dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum.
Dalam hukum perdata ada 2 jenis perjanjian :
1. Resultaat verbintenis, yaitu berdasarkan haasil
kerja.
2. Inspanningverbintenis yaitu berdasarkan upaya
maksimal.
Kontrak terapetik termasuk
Inspanningverbintenis tunduk ps 1320 KUHPer.

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN

Ada 4 syarat ps 1320 KUHPer;


a. Syarat subyektif yg merupakan persyaratan yg
harus dipenuhi oleh subyek hukum yg melakukan
kontrak (dokter & pasien);
1. Kesepakatan para pihak,
2. Kecakapan membuat suatu perikatan,

b. Syarat obyektif tentang obyek yang diperjanjikan:


3. Suatu hal tertentu (pemeriksaan, tindakan).
4. Suatu sebab yang halal (tidak bertentang dnegan hak &
kewaiban dokter & pasien).

Anda mungkin juga menyukai