Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Evaluasi Massa
Granul/ Cetak
Cetak
Tablet Jadi
Evaluasi Tablet
Meliputi ...
Organoleptis
Penampilan Umum
Uji Keseragaman
Organoleptis
Ukuran
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1/3 tebal
tablet.
Uji Keseragaman
Uji keseragaman
ukuran
Bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut :
Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak
boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari
harga kolom B.
Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A
maupun kolom B.
25 mg atau kurang
15 %
30 %
10 %
20 %
7,5 %
15 %
5%
10 %
25 mg sampai dengan
150 mg
151 mg sampai dengan
300 mg
Lebih dari 300 mg
Kekerasan
Automatic
Friabilitas
Uji Kerapuhan Tablet
menggunakan alat uji Friabilator
Alat ini menetapkan friabilitas tablet dengan cara melepaskan tablet
berputar dan jatuh dalam alat penggulir berputar.
Tablet ditimbang sebelum dan sesudah sejumlah sekian kali putaran maka
berat yang hilang pun dihitung. Ketahanan terhadap kehilangan berat,
menunjukkan kemampuan tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan
ringan/kerusakan dalam penanganan, pengemasan, dan pengapalan.
Cara kerja
Friabilator
Waktu Hancur
Uji Waktu Hancur
Cara Pengujian
Uji disolusi
Uji Disolusi
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam
masing-masing monografi obat. Pengujian merupakan alat yang obyektif dalam
menetapkan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena
absorpsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh sangat besar tergantung pada
adanya obat dalam keadaan melarut, karkteristik disolusi biasa merupakan sifat
yang penting dari produk obat yang memuaskan.
Uji Disolusi
DEFENISI ?
DISOLUSI
Suhu
Viskositas
pH pelarut
Pengadukan
Ukuran Partikel
Jika partikel zat berukuran kecil maka luas permukaan efektif menjadi besar
sehingga kecepatan disolusi meningkat.
Polimorfisme
Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob.
Dengan adanya surfaktan di dalam pelarut, tegangan permukaan antar partikel
zat dengan pelarut akan menurun sehingga zat mudah terbasahi dan kecepatan
disolusinya bertambah.
2.
Uji disolusi merupakan suatu prosedur pengendalian mutu tetap dalam praktik
pembuatan obat yang baik.
3.
Data disolusi juga berguna dalam tahap awal pengembangan zat aktif dan formulasi
4.
Bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa kecepatan suatu zat aktif terlarut dari
bentuk sediaan nya yang utuh atau pecahannya dalam saluran cerna sering sebagian
atau seluruhnya mengendalikan kecepatan zat aktif dalam sirkulasi sistemik
5.
Uji disolusi berdasarkan bukti ilmiah memberikan sarana untuk mengevaluasi parameter
penting seperti ketersediaan hayati yang memadai dan memberikan informasi penting
untuk formulator dalam pengembangan bentuk sediaan yang mempunyai daya terapi
yang lebih optimal.
6. Analisis disolusi bentuk sediaan farmasetik yang dilakukan dengan seksama merupakan
uji terpenting yang akan menjamin mutu produk
7. Uji disolusi in vitro terhadap bentuk sediaan farmasetik, baik dalam pengembangan
ataupun sirkulasi, tidak saja sangat penting untuk memastikan mutu bets demi bets secara
in vitro dan in vivo, tetapi juga menapis formulasi selama pengembangan produk untuk
memperoleh produk yang optimal efektif
8. Pengembangan dan penggunaan model uji disolusi invitro untuk mengevaluasi dan
menguraikan disolusi, sedangkan absorpsi in vivo menunjukkkan hal-hal berikut ini :
a.
b.
Sistem model tersebut dapat digunakan utnuk menapis karakteristik disolusi dan
absorpsi zat aktif dan formulasi sejenisnya.
c.
Sistem uji disolusi merupakan prosedur pengendalian mutu yang penting setelah bentuk
sediaan dan formulasi nya telah diselesaikan.
Suatu sediaan tablet diuji disolusi jika dinyatakan dalam monografinya. Hal
ini berarti prosedur dan persyaratan uji disolusi hanya berlaku untuk sediaan
tablet yang tertera dalam monografi tersebut.
Sediaan tablet yang tidak tertera dalam FI.Ed. IV tentu saja dapat diuji
disolusinya dengan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan sendiri oleh
pabriknya atau laboratorium pengendalian mutu pabrik tersebut
Tablet kunyah tidak diuji disolusinya sebab harus dikunyah sebelum ditelan
Untuk tablet salut enteric, digunakan cara pengujian untuk sediaan lepaslambat kecuali dinyatakan lain.
METODE BASKET
Metode ini pada mulanya diusulkan oleh pernarowski (1968) dan dimodifikasi
menjadi metode resmi pertama yang diadopsi oleh USP XVIII dan NF XIII pada
tahun 1971.
Metode basket berputar telah digunakan lebih dari 30 tahun dalam pengujian
yang luas untuk semua jenis bentuk sediaan
METODE DAYUNG
Metode ini pada dasarnya terdiri atas batang dan daun pengaduk yang
merupakan dayung, berputar dengan dimensi tertentu sesuai dengan radius
bagian dalam labu dengan dasar bundar
Metode ini sangat baik untuk sistem otomatis karena hal ini merupakan
kelebihannya
Media disolusi
Menurut FI Edisi IV, media disolusi yang digunakan adalah media yang tertera
pada masing-masing monografi
Pada umumnya media disolusi adalah air atau dapar yang sesuai, dan jumlah
media disolusi sebanyak 900 mL dalam tiap wadah disolusi.
Sebelum mengadakan uji disolusi, metode analisis yg akan digunakan harus telah
ditetapkan terlebih dahulu
Uji disolusi dalam monografi FI Ed. IV sudah ditetapkan komposisi media disolusi
(dalam mL), waktu (dlm menit), kecepatan pengadukan(dlm rotasi
permenit=RPM), prosedur penetapan konsentrasi dan toleransi.
Dalam FI Ed. IV, metode/prosedur penetapan konsentrasi zat aktif dan sampel uji
disolusi mencakup :
Titrasi kompleksometri
Titrasi iodometri
Spektrofotometri
Spektrofluorometri
KCKT
Harga Q adalah jumlah zat aktif yg terlarut, seperti yg tertera dalam masingmasing monografi, dinyatakan dalam persen dari jumlah yg tertera pada
etiket.
Angka 5 % dan 15 % dalam tabel adalah persen dari jumlah yg tertera pada
etiket sehingga mempunyai arti yg sama dengan Q.
Tahap
Jumlah sediaan yg
diuji
Kriteria penerimaan
S1
S2
S3
12
Polimorfisa
Karakteristik partikel
Pembentukan garam
Eksipien/zat tambahan
Zat pengisi
Disintegran
Ukuran granul
Gerakan pengaduk
Vibrasi
Intensitas pengadukan
Suhu
Kondisi hilang
Faktor-faktor lain
Adsorpsi
Sorpsi
Kelembapan
PENGEMASAN TABLET
KEMASAN
Kemasan primer,
Kemasan sekunder,
Bentuk kemasan ini mampu menyediaakan perlindungan yang sangat baik terhadap
keadaan sekitarnya, disertai dengan penampilan estetis yang menyenangkan dan
efisien. Juga memberikan kemudahan pemakaian, aman terhadap anak-anak dan
tahan terhadap usaha pemalsuan.
Komposisi obat
Indikasi
Cara penyimpanan
Kontraindikasi
Efek samping
Pabrik yg memproduksi
Aturan pemakaian
Dalam kemasan :
Nama dagang
Pabrik yg memproduksi
Komposisi
No Registrasi
Indikasi
No Batch
Tanda peringatan
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
HET
Laju disolusi (nyata) dapat didefinisikan sebagai jumlah zat aktif dalam
bentuk sediaan solid terlarut dalam urut waktu di bawah kondisi antar
permukaan solid cairan, suhu, dan komposisi media yang dibakukan.
Laju disolusi intrinsic pada umumnya dapat didefinisi kan sebagai laju disolusi
zat aktif murni dibawah kondisi luas permukaan yang konstan.