BEDAH UMUM
Pembimbing: dr. Harry S, Sp. B
Infeksi
Appendicitis, selulitis
Trauma
Post KLL
Degeneratif
Keganasan
Tumor payudara, CA colon
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Bedah Umum:
Status Generalis
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan sistemik head to toe
Status Lokalis
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman. Inspeksi umum
dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran
atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di
bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local
yang berfokus pada suatu system tunggal atau bagian
Palpasi
teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan
dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ
seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban
dan penonjolan. Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban,
tekstur, gerakan,
Perkusi
pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan
tubuh unutk menghasilkan bunyi yang akan
membantu dalam membantu penentuan densitas,
lokasi, dan posisi struktur di bawahnya juga
bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan
konsistensi jaringan.
Auskultasi
tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan
oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh
dengan menggunakan stetoskop.
INSPEKSI
Hemangioma
INSPEKSI
Thorax
Simetris pada pernapasan statis dan dinamis
Retraksi interkostal
Jejas, luka
Pembengkakan/penonjolan
Tulang iga terpapar
Napas paradoksal
INSPEKSI
Abdomen
datar, distensi
Darmo kontur, darm steifung
Venektasi, spider naevi, Cullens sign
Jejas, luka
Massa warnanya, jumlah, bentuk
Parut bekas operasi
INSPEKSI
Parotis
Benjolan/massa
Warna kulit
Mammae
Payudara simetris
Putting retraksi, discharge (warna)
Kelainan kulit dimpling, peau dorange,
ulkus
Benjolan/massa
PERKUSI
Pada keadaan normal, perkusi abdomen
menghasilkan bunyi timpani. Dengan perkusi
abdomen, pemeriksa dapat menentukan:
Timpani gaster.
Pembesaran hepar.
Pembesaran limpa.
Adanya cairan bebas, dengan pemeriksaan
shifting dullness.
Jarang dilakukan untuk benjolan/tumor
Fluid Wave
Dua telapak tangan ditaruh di kiri dan kanan dinding abdomen.
Telapak tangan penderita atau pemeriksa kedua, pada sisi
ulnar ditekan ke dinding abdomen.
Ujung-ujung jari memberikan tekanan pada satu sisi, maka
telapak tangan yang lain merasakan adanya gelombang.
PALPASI
Yang dihasilkan dari pemeriksaan palpasi yaitu:
Rasa sakit > nyeri tekan karena peregangan organ-organ, peregangan
peritonium, dan tumor.
Defans muskuler merupakan defens tubuh, yaitu dengan cara otot
abdominal berkontraksi untuk melindungi tubuh dari nyeri
Limpa
Bila teraba, tentukanlah:
Pembesaran lien, garis schuffner (1 8).
Permukaan.
Konsistensi.
Pinggir.
Nyeri tekan.
Diingat adanya incisura lienalis.
Palpasi Tumor:
Palpasi tumor > dinding perut, intraperitoneal, atau
retroperitoneal, caranya:
Tumor dari dinding perut: dengan mengangkat dinding
perut > pembengkakan bertambah atau tetap.
Tumor dari intraperitoneal: dengan menegangkan
dinding perut > pembengkakan menghilang berarti
tumor berasal dari intra abdominal.
Tumor retroperitoneal: dengan pemeriksaan bimanual,
ballotementnya positif.
Konsistensi.
Keras osteoma, osteosarkoma, porselen gall bladder, Ca mammae
Padat FAM, limfadenopati, ganglion
Kenyal lipoma
Lunak berisi cairan/ tidak menggunakan tes fluktuasi
(menggunakan 2 jari).
Cth: tumor konsistensi lunak bukan cairan : kista atheroma
Perlengketan
Bebas dari dasar dan/atau bebas dari kulit .
Bebas/ melekat pada dasar kulit
Mobilitas
Nyeri tekan
Auskultasi
Tidak dilakukan pada bedah minor
Abdomen:
Bising usus:
Meningkat: diare, awal ileus obstruktif
Menurun: ileus adinamik, peritonitis
Bila suara bising usus mulai hilang, dengar suara usus lebih lama (23 menit)
Bruit
Hepatic bruit: liver carcinoma, hepatitis
alkoholic
Arterial bruit: oklusi parsial dari aorta atau
arteri besar lainnya
Paru
Mengi terlokalisir dan persisten: obstruksi
parsial pada bronkus terdapat tumor
atau hal lain yang menghambat bronkus
Stridor: obstruksi parsial pada laring atau
trakea
BEDAH MINOR
Pembimbing: dr. Harry S, Sp. B
BEDAH MINOR
Bedah minor merupakan tindakan operasi
kecil yang dalam pengerjaannya tidak
menembus fascia.
Kista ateroma
Clavus
Lipoma
Kista ganglion
Kista epidermoid
Veruka
Kista atheroma
Kista yang berasal dari kelenjar sebasea
yang muara di kulitnya tersumbat. Muara
disebut juga pungta.
Dijumpai pada kulit yang banyak
mengandung kelenjar keringat
Berawal dari sumbatan pada muara
kelenjar sebasea akibat penutupan
saluran pori rambut yang terdiri dari
jaringan ikat padat yang banyak
mengandung lemak.
Kista atheroma
Manifestasi klinis:
Benjolan yang warnanya sama dengan
sekitarnya, bentuknya bulat, berbatas tegas,
permukaan rata, memiliki pungta, konsistensi
lunak, bebas dari dasar, melekat pada kulit,
tidak nyeri tekan.
Kista atheroma
Tatalaksana: eksisi
Bila kapsul kista tertinggal saat eksisi, kista
dapat kambuh. Oleh karena itu, harus
dipastikan seluruh kapsul kista terangkat.
Clavus
Penebalan kulit karena tekanan intermiten
dan gaya gesek. Kekuatan ini
menyebabkan hiperkeratosis, klinis dan
histologis. Penebalan luas dari kulit dalam
clavus dapat menyebabkan nyeri kronis
terutama di kaki depan, dalam situasi
tertentu, penebalan ini menyebabkan
pembentukan ulkus
Tempat yang paling umum untuk
pembentukan clavus adalah telapak kaki
Clavus
Manifestasi klinis
Kulit hiperkeratotik atau tebal. Bentukan
inti seperti kerucut yang puncaknya
mengarah ke subkutis
Benjolan berwarna sama dengan sekitar,
terdapat inti seperti kerucut, batas tidak
tegas, permukaan rata, konsistensi keras,
tidak bebas kulit, dan nyeri tekan
Clavus
Tatalaksana
Pengangkatan clavus dengan operasi kecil
Salep keratolitik
Lipoma
Tumor jinak jaringan lemak
Terdapat pada jaringan subkutan, yaitu pada
sumbu tubuh dan ekstremitas proksimal serta pada
organ viseral.
Manifestasi klinis
Asimtomatis
Benjolan yang semakin membesar, dapat berjumlah >1
atau banyak, warna sama dengan kulit sekitarnya,
bentukny a bulat, berbatas tegas, permukaan halus,
konsistensi kenyal, bebas dari dasar, tidak melekat pada
kulit, tidak nyeri tekan
Lipoma
Tatalaksana
Eksisi
Rekurensi umum terjadi jika dinding tertinggal
Kista ganglion
Kista yang selaputnya adalah selaput
tendon dan berisi cairan sendi
Terletak di persendian
Manifestasi klinis
Tidak ada pungta
Konsistensi padat
Semi-mobile
Kista ganglion
Tatalaksana
Pengangkatan kapsul harus sepangkal
mungkin
Aspirasi hanya terapi simtomatis
Kista epidermoid
Kista yang berasal dari proliferasi sel-sel
epidermis dan berisi keratin.
Dapat timbul dimana saja tetapi paling
sering ditemukan di wajah, kulit kepala,
leher dan torso.
Akibat implantasi fragmen epidermis ke
dalam dermis karena trauma seperti luka
tusuk, luka operasi termasuk grafting, atau
cedera yang bersifat crushing
Kista epidermoid
Manifestasi klinis
Asimptomatik
Mungkin mengeluarkan isi seperti keju dan
berbau khas
Nodul berbentuk bulat, padat, berwarna kulit
atau kekuningan, ukuran bervariasi, mobile,
lokasi subkutan, pungta (+)
Tatalaksana
Eksisi elektif dengan mengangkat seluruh
kista
Kista epidermoid
Veruka
Pertumbuhan kulit jinak yang berukuran
kecil
Timbul akibat infeksi Human
papillomavirus
Manifestasi klinis
Permukaan kasar, bentuk bundar/tidak
beraturan, berwarna keabuan, kuning atau
coklat, diameter <1cm, bisa nyeri atau tidak.
Veruka
Tatalaksana
Larutan atau plester yang mengandung asam
salisilat dan asam laktat
Bedah beku
Bedah scalpel
Bedah listrik
Bedah laser
Prinsip insisi
Insisi harus cukup panjang sehingga operasi
dapat leluasa dilakukan
Usahakan dibuat dalam satu sayatan
Sayatan tambahan akan menimbulkan bekas
yang lebih buruk
Arah kolagen kulit diidentifikasi dengan
Relaxed Skin Tension Lines (RSTL)
RSTL diketahui dengan mencubit kulit dan melihat
arah kerutan dan penonjolan yang terbentuk
BIOPSI INSISI
Pengambilan dan pemeriksaan jaringan
dari pasien untuk menentukan diagnosis,
treatment dan manajemen.
Peralatan : antiseptic, kassa, lidokain 2%,
pisau skalpel, pinset, gunting jaringan,
klem, needle holder, jarum dan benang.
Arah
TEKNIK
BIOPSI EKSISI
Tentukan dan bersihkan daerah yang akan dibiopsi
Rancang garis insisi dengan memperhatikan segi
kosmetik dan arah kolagen kulit
Sebaiknya panjang elips 4x panjang lebarnya
Anastesi pasien dengan lidokain 2%
Eksisi dengan skalpel sampai mendapatkan sampel
Inspeksi luka dan perdarahan
Lakukan jahitan subkutan dengan benang yang
dapat diserap untuk menjahit lapisan lemak dan
menghentikan perdarahan
Tutup kulit dengan jahitan sederhana
BIOPSI EKSTIRPASI
Bersihkan daerah yang akan di eksisi
Lakukan anestesi lokal
Eksisi kulit di atas kista berbentuk elips
runcing sesuai dengan arah garis lipatan kulit.
Panjang dibuat lebih dari ukuran benjolan
yang teraba dan lebar kulit yang dieksisi
garis tengah kista tersebut.
Gunakan gunting tumpul untuk melepaskan
jaringan subkutan yang meliputi kista,
pisahkan seluruh dinding kista dengan kulit
UKURAN BENANG
Ukuran benang disebutkan dalam banyaknya angka 0 atau angka
1,2,3 dan seterusnya.
Makin banyak 0 makin kecil, makin tinggi angka makin besar
diameternya.
Benang berukuran besar tersediaadalah no. 5 dan mengecil sampai
ke no 1.
Ukuran yg lebih kecil lagidimulai dari 1.0, 2.0, 3.0 dst sampai yang
terkecil 10.0
Untuk kegunaan biasa ukuran 5.0 sampai 1.0 adalah ukuran baku.
Ukuran 6.0-7.0 digunakan untuk anastomosis pembuluh darah halus
Ukuran 8.0-10.0 untuk operasi mata dan bedah mikro.
Ukuran 0-1 untuk menjahit fasia
Ukuran 4.0 untuk menjahit tendon.
Penjahitan Continuous
Jahitan Matras
1. Jahitan matras vertikal
teknik ini digunakan jika eversi tepi luka tidak
bisa dicapai hanya dengan menggunakan
jahitan terputus, misalnya di daerah yang lemak
subkutannya tipis dan tepi luka cenderung
masuk ke dalam.
2. Jahitan matras horizontal
teknik ini digunakan untuk menautkan fascia
dan aponeurosis. Jahitan ini tidak boleh
digunakan untuk menjahit lemak subkutan
karena membuat kulit di atasnya bergelombang.
Vertical Aversi
Vertical Inversi
Horizontal
Aversi
Horizontal
Inversi
Penjahitan Subkutikuler
Dapat dilakukan secara terputus atau kontinyu.
Pada penutupan subkutan kontinyu, jarum lewat
secara horizontal pada dermis superfisial sejajar
permukaan kulit untuk mendekatkan permukaan kulit.
Teknik ini menghindari perlunya jahitan kulit luar dan
mengurangi kemungkinan timbulnya bekas jahitan
pada kulit.
Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat jika sudah terjadi
perlekatan tepi-tepi luka.
Faktor yang mempengaruhi:
1.Vaskularisasi
2.Mobilitas
3.Ketegangan tepi-tepi luka
4.Teknik penjahitan
Perawatan Lanjutan
Luka yang sudah dilakukan dressing diusahakan tidak basah
Followup pada hari ke-3, yang dinilai:
- Tanda-tanda inflamasi
- Tanda-tanda Infeksi pus
- Bleeding/ hematom (-/+)
- Jaringan nekrosis (-/+)
- Epiteliasasi/granulasi
- Apakah jahitan sudah ada yang bisa diangkat
(terutama daerah wajah)
Untuk memaksimalkan proses penyembuhan luka diusahakan
dalam keadaan moist -> dressing yang mengandung
pelembab