Anda di halaman 1dari 31

ARL 398 MINGGU III

KALIMAT DAN PARAGRAF

TUJUAN INSTRUKSIONAL
KHUSUS
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa
dapat
memahami pengertian kalimat dan
wacana;
memahami pengertian komposisi dan
paragraf/alinea;

SUBPOKOK BAHASAN
1. Kalimat dan Wacana
2. Komposisi dan Paragraf/Alinea

1. KALIMAT VS WACANA
Kalimat adalah
(1) rangkaian kata yang mempunyai hubungan fungsional, mengandung
arti, dan memiliki intonasi;
(2) bagian ujaran dalam bahasa lisan dan tulisan, sebagai unsur terkecil
sebuah wacana;
(3) satuan kebahasaan yang merupakan satuan dasar wacana dan diwakili
oleh kumpulan kata yang organisasi internalnya dapat diamati.
Wacana adalah
(1) unsur tata bahasa tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan
yang utuh dengan amanat yang lengkap dengan hubungan antarbagian
dalam karangan (koherensi) dan hubungan yang erat (kohesi) yang tinggi;
(2) rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang
satu dengan proposisi yang lain dan membentuk satu kesatuan sehingga
terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.

(Pocket Oxford Dictionary)


Proposition: 1 statement, assertion. 2 scheme
proposed, roposal. 3 logic statement subject to
proof.
Assertion: declaration, forthright statement

Kalimat bahasa lisan vs


tulisan
Kalimat dalam bahasa lisan diapit oleh
dua kesenyapan.
Kalimat dalam bahasa tulisan diawali
oleh huruf kapital dan diakhiri oleh
sebuah tanda baca final.
Dalam kalimat bahasa tulisan terdapat
jeda atau kesenyapan sementara yang
biasanya divisualisasikan dengan tanda
baca koma, titik koma, dan titik dua.

Kelengkapan Unsur dalam


Kalimat
Sekurang-kurangnya terdapat subjek
dan predikat
S-P
Jika predikat berupa kata kerja
transitif, objek harus hadir S-P-O
Kehadiran keterangan bersifat
sekunder atau tidak terlalu
dipentingkan S-P-O-K

Contoh Kalimat Tidak


Lengkap
(1)Pembangunan lanskap itu
(S)
untuk menyejahterakan
masyarakat.
(K)
(2) Bagi para mahasiswa yang akan mengikuti ujian
(K)
harus melunasi
(P)
BPMK dan BPMP lebih
dahulu.
(O)

Penyuntingan Kalimat (1)


(1)Pembangunan lanskap itu
(S)
untuk
menyejahterakan masyarakat.
(K)
(1a) Pembangunan lanskap itu menyejahterakan
masyarakat.
(S)
(P)
(O)
(1b) Pembangunan lanskap itu bertujuan

(S)

(P)
(untuk)

Penyuntingan Kalimat (2)


(2) Bagi para mahasiswa yang akan mengikuti ujian
(K)
harus melunasi

BPMK dan BPMP lebih

dahulu.
(P)
(2a) Para mahasiswa yang akan mengikuti ujian
(K)
harus melunasi

(O)

BPMK dan BPMP lebih

dahulu.
(P)

(O)

Kalimat Rancu
Rancu berarti kacau.
Kalimat rancu adalah kalimat yang
kacau atau kalimat yang susunannya
tidak teratur sehingga informasinya
sulit dipahami.
o Kalimat rancu gagasan menggabungkan
dua gagasan ke dalam satu
pengungkapan.
o Kalimat rancu struktur menggabungkan
dua struktur kalimat ke dalam satu
struktur.

Contoh Kalimat Rancu


Gagasan
(1) Meskipun taman itu sempit, tetapi pengunjungnya
banyak sekali.
o Kalimat-1 menggunakan kata penghubung meskipun
(berupa kalimat majemuk bertingkat).
o Kalimat-2 menggunakan kata penghubung tetapi,
(berupa anak kalimat dalam kalimat majemuk
setara).
(1a) Meskipun taman itu sempit, pengunjungnya banyak
sekali.
(1b) Taman itu sempit, tetapi pengunjungnya banyak
sekali.

Contoh Kalimat Rancu


Struktur
(2) Menurut para pakar arsitektur lanskap
menyatakan bahwa padanan landscape adalah
bentang alam.
o Kalimat-1 dimulai dengan kata menurut.
o Kalimat-2 dimulai dengan kata-kata para pakar
arsitektur lanskap (subjek) yang diikuti dengan kata
menyatakan (predikat).

(2a) Menurut pakar arsitektur lanskap, padanan


landscape adalah bentang alam.
(2b) Pakar arsitektur lanskap menyatakan bahwa
padanan landscape adalah bentang alam.

Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah
(1)kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.
(2)kalimat yang dapat mewakili gagasan atau perasaan penutur
secara tepat dan mampu menimbulkan gagasan atau
perasaan yang sama tepatnya pada pembaca seperti yang
dipikirkan penulisnya.
Contoh:
(1) Jika mahasiswa terlambat datang supaya melaporkan kepada
koordinator mata kuliah.
(1a) Jika mahasiswa terlambat datang, asisten dosen diharap
melaporkannya kepada koordinator mata kuliah.
(1b) Jika mahasiswa terlambat datang, harap dilaporkan kepada
koordinator mata kuliah.

Contoh-Contoh Kalimat Tidak Efektif


Kepada Ketua Departemen Arsitektur
Lanskap, waktu dan tempat kami
persilakan.
Kepada para hadirin sekalian diharap
berdiri.
Naik sepeda, harap turun.
Kendaraan turun, banyak anak-anak.
Dilarang mengeluarkan anggota
badan.
Pak, saya akan mengumpulkan

2. KOMPOSISI DAN
PARAGRAF
Komposisi adalah bentuk pengungkapan gagasan
berupa gubahan yang tercermin dalam susunan
beberapa kalimat.
Sebuah komposisi dapat terbentuk hanya dalam
satu untaian kalimat atau berupa rangkaian
kalimat.
Untaian kalimat yang mencerminkan satu gagasan
yang padu membangun satu paragraf atau alinea.
Contoh komposisi: skripsi, makalah, artikel di
koran, pidato, surat, dan karya sastra (misalnya
sajak, cerpen, dan novel).

Ciri Komposisi (Skripsi) yang


Baik
Komposisi yang baik bercirikan kepaduan.
Kepaduan itu terbentuk oleh adanya
kesatuan dan pertautan.
Kesatuan berkenaan dengan pokok masalah.
Pertautan berkenaan dengan hubungan
antara bagian yang satu dan bagian yang
lain (yang berupa kalimat, paragraf, pasal
atau bab).
Ciri tersebut berlaku, baik di dalam sebuah
paragraf maupun pada seluruh naskah.

Gagasan Pokok dan Gagasan


Pengembang

Dalam satu komposisi hendaknya termuat hanya satu


gagasan pokok yang sesuai dengan jenjangnya dan
gagasan pokok itu kemudian dikembangkan.
Di dalam naskah yang terdiri dari beberapa paragraf,
gagasan pokok itu dapat termuat dalam sebuah paragraf
yang disebut paragraf pokok dan dikembangkan dengan
paragraf pengembang.
Di dalam sebuah paragraf, gagasan pokok itu dapat
diwujudkan dalam sebuah kalimat yang disebut kalimat
pokok. Gagasan itu dikembangkan dengan kalimat-kalimat
lain yang disebut kalimat pengembang sehingga
membentuk paragraf.
Baik di dalam setiap paragraf maupun di dalam naskah,
seutuhnya terdapat proses pengembangan atas satu
gagasan pokok sehingga terbentuklah pertautan
antara kalimat/paragraf pokok dan kalimat/paragraf

Gambaran Kepaduan
(1)===================================
=====================
(2).(3)
...
(4)
.
(5)===================================
======= (6) .
(7)

======
kalimat pokok (8)

..
kalimat pengembang
(9) .

(1) (4) paragraf pokok


(5) (9) paragraf pengembang

Contoh Kalimat yang Padu


Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat
parah (1). Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan
air (2). Ternak sudah lama tidak memperoleh makanan yang
berupa rerumputan hijau (3). Pepohonan pun di mana-mana
tampak melayu (4). Banyak sawah yang tidak tergarap lagi;
tanahnya mengeras dan pecah-pecah (5).
Analisis
o Gagasan pokok terdapat pada Kalimat (1), yaitu kekeringan
yang berakibat sangat parah.
o Kalimat (2), (3), (4), dan (5) merupakan pengembang
kalimat (1) sehingga pembaca memperoleh gambaran yang
lebih lengkap perihal kekeringan itu.
o Sebagai kalimat pengembang, Kalimat (2), (3), (4), dan (5)
memberikan keadaan yang disebut dalam Kalimat (1).
o Gagasan pokok terdapat pada awal paragraf ----- Paragraf
deduktif
Simpulan

Contoh Kalimat Tidak Padu


Biji yang patut dipilih sebagai benih memiliki beberapa ciri
(1). Setelah terpilih, benih disemaikan terlebih dahulu (2). Biji
yang dijadikan benih harus masih dalam keadaan utuh (3). Biji
yang kulitnya berkerut atau berjamur sebaiknya tidak dipilih
(4). Kulit biji yang sehat biasanya berwarna kuning muda (5)
Analisis
o Gagasan pokok termuat pada Kalimat (1).
o Kalimat (3), (4), dan (5) menerangkan ciri biji yang baik
untuk dipilih sebagai benih.
o Kalimat (3), (4), dan (5) merupakan pengembang Kalimat
(1).
o Kalimat (2) bertautan dengan Kalimat (1) karena bertopik
tentang benih, tetapi bukan pengembang Kalimat (1) karena
tidak membicarakan ciri benih.
Simpulan
Paragraf di atas tidak padu karena mengandung ketidaksatuan

Letak Kalimat Pokok dalam Paragraf


Selama ini banyak orang tua yang mengeluh karena tidak
dapat memahami pelajaran matematika yang diajarkan
kepada anaknya (1). Mereka tidak dapat membantu anaknya
mengerjakan pekerjaan rumah (2). Para guru lulusan tahun
yang telah lama silam pun tidak sedikit yang kebingungan (3).
Buku paket di beberapa tempat ternyata belum sempat (4).
Tampaknya, pemberian pelajaran matematika dengan cara
baru ini memang belum siap (5).
Analisis
o Kalimat (1), (2), (3), dan (4) merupakan kalimat
pengembang.
o Kalimat (5) merupakan kalimat pokok karena mengandung
gagasan pokok.
Simpulan

Syarat Kalimat Efektif


Kesatuan gagasan ----- ada satu
gagasan pokok
Koherensi/kepaduan ----- strukturnya
benar
Penekanan ----- bagian mana yang
dipentingkan
Variasi ----- panjang pendek; aktif
pasif; langsung taklangsung
Kesejajaran/paralelisme ----- pola
kalimat sama

Penyebab Kaburnya Kesatuan


Gagasan
Kalimat terlalu panjang
Fungsi kalimat tidak jelas
Preposisi salah pakai

Penalaran dan Kalimat


Bernalar
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang
berusaha menghubungkan fakta-fakta untuk
menarik suatu simpulan.
Unsur penalaran ----- ciri keilmiahan
o Fakta, yakni bukti keberadaan sesuatu
Contoh: Setiap anak memiliki orang tua
o Proposisi, yakni pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya atau ditolak karena
kesalahannya
Contoh: Departemen Arsitektur Lanskap berada
di Fakultas Peternakan.

Proses Penalaran

Proses penalaran induktif, yakni proses penalaran yang


simpulannya atau putusan prinsipnya didasarkan
pengamatan hal-hal yang bersifat khusus.
Cara induktif:
o Generalisasi ----- proses berpikir yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual untuk menarik simpulan
yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena
itu.
o Analogi
----- proses penalaran untuk menarik
simpulan atas kebenaran suatu gejala berdasarkan
gejala khusus lainnya yang persamaannya sangat
esensial.
o Hubungan kausal ------ hubungan dari sebab ke akibat,
dari akibat ke sebab, dan dari akibat ke akibat.
Proses penalaran deduktif, yakni proses penalaran yang
simpulannya atau putusan prinsipnya didasarkan
pengamatan hal-hal yang bersifat umum.
Corak deduktif:

Salah Nalar
Kesalahan dalam bernalar induktif terjadi
pada ketiga jenisnya
o Generalisasi --- simpulan terlalu luas
o Analogi
--- dasar beranalogi bukan ciri
esensial
o Hubungan kausal --- kesalahan menilai hubungan
(misalnya tahayul dan iklan)

Kesalahan dalam bernalar deduktif


disebabkan, antara lain, oleh
o Premis mayornya tidak dibatasi
o Simpulan ditarik dari premis negatif

Kalimat Bernalar
Dalam lomba mendesain Bandara Sukarno-Hatta,
Febra Natalia dari DKI keluar sebagai juara pertama (1).
Juara kedua diduduki oleh Gempita Swara dari Jawa
Timur (2).
Analisis
o Siapakah juara kedua yang diduduki oleh Gempita
Swara itu?
o Apakah orang yang menjadi juara kedua itu
merupakan tempat duduk bagi Gempita Swara?
Simpulan
Kutipan (sebagian) paragraf di atas mengandung
kalimat yang tidak bernalar.

Saran perbaikan untuk Kalimat (2):


o Juara kedua adalah Gempita Swara dari Jawa
Timur.
o Gelar juara kedua diraih oleh Gempita Swara
dari Jawa Timur.
o Tempat kedua diduduki oleh Gempita Swara
dari Jawa Timur.
o Peringkat kedua diduduki oleh Gempita Swara
dari Jawa Timur
Saran perbaikan untuk petikan paragraf:
Dalam lomba mendesain Bandara SukarnoHatta, Febra Natalia dari DKI keluar sebagai juara
pertama (1), sedangkan Gempita Swara dari Jawa
Timur keluar sebagai juara kedua (2).

DAFTAR PUSTAKA
[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, 1977. Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa,Depdikbud.
[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, 1977. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Depdikbud.
Lumintaintang YBM. 18-20 April 2006.
Permasalahan berbahasa. Makalah dalam

Lumintaintang YBM. 12-13 Mei 2003. Penyuntingan


karya tulis ilmiah. Jakarta: Kegiatan Penyuntingan
Karya Tulis Ilmiah, Balibang, Depdiknas.
Lumintaintang YBM. Tanpa tahun. Penyuntingan dari
segi bahasa dan segi penyajian. Hand out.
Lumintaintang YBM. Tanpa tahun. Bahasa Indonesia
dalam penulisan ilmiah. Hand out.
[Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional,
Pusat Bahasa. 2003. Buku Praktis Bahasa
Indonesia (Jilid 1). Jakarta: Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional.

[Depdiknas] Departemen Pendidikan


Nasional, Pusat Bahasa. 2003. Buku
Praktis Bahasa Indonesia (Jilid 2).
Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional.
Tim Penyusun. 1996. Diktat Mata
kuliah Bahasa Indonesia. Bogor:
Institut Pertanian Bogor (?).

Anda mungkin juga menyukai