Anda di halaman 1dari 15

TUGAS HIDROLOGI LANJUT

HUJAN RENCANA
&
PENELUSURAN BANJIR

Dibuat Oleh :
KELOMPOK 1
1.

Bayu Pratama

431202

2.

Nanang Supriyadi

431202333

METODE PENDEKATAN PENELUSURAN BANJIR


(Flood Routing Approach Methods)
Penelusuran Banjir adalah suatu metode pendekatan untuk menentukan
variasi debit terhadap waktu pada suatu titik pengamatan.
Tujuan Penelusuran Banjir:
- Untuk memprediksi banjir jangka pendek
- Untuk penggambaran hidrograf satuan berbagai titik di suatu sungai
- Untuk memperoleh karakteristik sungai setelah melewati palung
- Untuk menderivasi hidrograf sintetik
Penelusuran banjir adalah merupakan prakiraan hidrograf di suatu titik pada
suatu aliran atau bagian sungai yang didasarkan atas pengamatan hidrograf
di titik lain. Hidrograf banjir dapat ditelusuri lewat palung sungai atau lewat
waduk.
Pendekatan yang pertama adalah yang tidak didasarkan atas hukum-hukum
hidrolika,
sedangkan yang kedua menggunakan hukum-hukum hidrolika. Pada cara
pertama, yang ditinjau
hanyalah hukum kontinuitas, sedangkan persamaan keduanya didapatkan
secara empirik dari
pengamatan banjir. Pada cara kedua, aliran adalah tidak tetap yang
berubah secara ruang
(spatially varied unsteady flow), yang penelusurannya dilaksanakan secara
simultan dari
ekspresi-ekspresi kontinuitas dan momentum. Penelusuran lewat waduk,
yang penampungannya

II. Storage Routing Method (Metode Penelusuran Simpanan)


Persamaan ini mengambil persamaan kontinuitas sebagai dasar
pengembangan persamaan simpanan (storage equation). Bila suatu
gelombang banjir melewati suatu ruas saluran, hidrograf aliran masuk
(inflow) di bagian hulu dan aliran keluar (outflow) di bagian hilir akan
seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Hidrograf aliran masuk dan aliran keluar di dalam ruas


saluran dari suatu banjir yang melewatinya.
Anggapan dan Penjabaran Metode Simpanan:
Metode ini mengabaikan kehilangan atau tambahan air selama
pengaliran
melewati ruas saluran, dengan kata lain volume aliran keluar = volume
aliran masuk.
Total area di bawah hidrograf dianggap sama karena volume air banjir
tidak berubah.

Puncak banjir akan menurun setelah suatu selang waktu.


Laju simpanan air di dalam ruas saluran = perbedaan antara ordinat hidrograf
inflow dengan outflow, digambarkan oleh area yang diarsir di dalam
gambar. Persamaannya ditulis sebagai berikut:

S/t = I - O (1.1)

di mana:
S/t

= perubahan di dalam simpanan selama periode t

= aliran masuk rata-rata selama t

= aliran keluar rata-rata selama t

= periode penelusuran (routing period)

Nilai S/t akan positif jika simpanan meningkat dan negatif jika simpanan
menurun.
Besarnya S dapat juga ditulis sebagai integrasi I dan O terhadap dt, sebagai
berikut:

di mana: t1 dan t2 masing-masing menyatakan waktu pada awal dan akhir


periode penelusuran. Agar persamaan lebih mudah digunakan, dibuat
anggapan bahwa aliran rata-rata pada waktu t 1 dan t2 adalah sama dengan

Komentar atas metode simpanan tersebut:


Metode ini tidak cocok dipakai untuk sungai-sungai yang mempunyai
kapasitas simpanan besar dan tahanan tinggi, karena pada sungai seperti
ini akan banyak terjadi kehilangan volume air, sementara metode
simpanan di atas mengabaikan kehilangan ataupun tambahan volume air.
Pada persamaan (1.3), menganggap bahwa (I1 + I2)/2 = I secara tak
langsung menunjukkan bahwa hidrografnya linier di dalam periode
penelusuran t. Jadi t harus pendek agar dapat memberikan hasil yang
lebih tepat.
Periode penelusuran t harus lebih kecil dari pada waktu perjalanan
banjir melalui ruas sungai karena bila tidak maka puncak gelombang di
dalam periode tersebut mungkin akan melewati seluruh ruas sungai
tersebut.

III. Metode Muskingum (Muskingum Method)


Metode ini mengambil dasar dari metode simpanan dengan
memperhatikan
faktor geometri dan karakteristik hidrolis saluran dan sifat-sifat yang
mengontrolnya.
Anggapan dan Penjabaran Metode Muskingum:
Penampang bagian hulu dan hilir dari ruas saluran mempunyai debit
rata-rata dan simpanan yang sama-sama berhubungan dengan
kedalaman aliran y. Selanjutnya persamaan berikut dapat ditulis:

di mana a dan n adalah konstanta dari hubungan debit-kedalaman ratarata untuk


penampang, dan b dan m adalah konstanta dalam hubungan
simpanan-kedalaman ratarata untuk ruas yang bersangkutan. Si dan So adalah simpanan pada
penampang bagian
hulu dan hilir.
Dengan mengeliminasi y dari persamaan-persamaan di atas,

Dengan mengambil X sebagai konstanta yang mendefinisikan


hubungan aliran masuk dan keluar dalam penentuan simpanan, maka
persamaan simpanan dinyatakan sebagai berikut:
S = XSi + (1 - X) So

(2.7)

Untuk waduk sederhana, X = 0 (tidak ada pengaruh aliran masuk).


Untuk aliran masuk
dan keluar sama-sama efektif, X = 0,5. Pada sebagian besar sungai X
berada antara 0
dan 0,3, dengan nilai rata-rata 0,2.
Substitusi persamaan (2.5) dan
kemudian

(2.6) ke dalam persamaan (2.7)

menyederhanakannya, diperoleh:
S = K [ XIx + ( 1 - X ) Ox ]

(2.8)

di mana K = b/am/n dan x = m/n.


Pada saluran persegi panjang yang prismatis, berdasarkan rumus
Manning, m = 1 dan n
= 5/3, jadi x = 0,6. Di dalam saluran alam, m umumnya lebih besar
dari 1 sehingga x >
0,6.

Konstanta K dan X ditentukan dari dengan mempelajari karakteristik


saluran. Konstanta
K dikenal sebagai konstanta simpanan, adalah rasio simpanan terhadap
debit dan
memiliki dimensi waktu. Besarnya kira-kira sama dengan waktu
perjalanan untuk
melewati ruas saluran tersebut. Metode Muskingum menganggap K
sebagai kurva
linier.

Komentar atas metode Muskingum:


Melihat persamaan yang dipakai di dalam metode ini, nampaknya efek
dinamis
aliran diabaikan dan simpanan hanya merupakan fungsi dari debit saja.
Metode ini
hanya cocok untuk aliran yang berubah secara perlahan-lahan dan
untuk kemiringan
saluran yang kecil.
Apabila hubungan aliran-simpanan tidak linier, maka perlu digunakan
metode alternatif lainnya.

IV. Metode Analogi Difusi (Diffusion Analogy)


Metode ini dibangun dengan menggunakan teori difusi aliran yang
statistikal. Menurut teori ini, persamaan differensial untuk difusi
partikel-partikel pada suatu aliran tak tunak (unsteady) adalah:

di mana N = jumlah partikel, t = waktu, x = jarak, dan K = koefisien


difusi. Anggapan dan Penjabaran:
Apabila partikel-partikel mengalir dalam suatu arah sepanjang
sumbu x,
persamaan ini memberikan distribusi partikel di dalam arah aliran
sebagai fungsi jarak
dan waktu.
Di dalam sungai alam, gangguan-gangguan aliran disebabkan oleh
ketidakteraturan saluran dan mempunyai besaran yang tetap. Gangguangangguan itu
bercampur, dissipatif, dan berdifusi seiring pergerakan aliran sepanjang
saluran. Di
dalam mengaplikasikan teori difusi ke aliran air, anggapan yang
dipakai difusi
gangguan-gangguan beranalogi dengan difusi partikel-partikel. Apabila
semua efek
gangguan pada aliran merupakan representasi variasi kedalaman y,

Di dalam sungai-sungai alam, ketidak-teraturan menyebabkan ketidakteraturan


pula pada simpanan, dan persamaan di atas menyatakan besarnya laju
perubahan di
dalam simpanan akibat ketidak-teraturan. Dengan memasukkan item ini ke
dalam
persamaan kontinuitas saluran prismatis, maka persamaan kontinuitas
untuk saluran
alam dapat ditulis:

Anggapan selanjutnya ialah bahwa saluran relatif lebar sehingga aliran


secara rata-rata merupakan aliran seragam dan tunak (steady). Jadi debit
per satuan lebar dapat memakai rumus Chezy atau Manning. Rumus Chezy
adalah:

Dengan mensubtitusi persamaan q ini ke dalam persamaan (3.3)


dan menyederhanakannya, diperoleh:

Persamaan ini merupakan persamaan differensial dasar untuk aliran banjir


pada sungai-sungai alam.
Dapat dilihat bahwa koefisien dari
dan

tergantung dari tahanan saluran

Penyelesaian persamaan (3.5) ini oleh Hayami untuk perambatan


suatu
gelombang banjir adalah sebagai berikut:

(3.6)

di mana y adalah kedalaman pada suatu titik berjarak x dari hulu suatu ruas
sungai, yn adalah kedalaman normal aliran pada titik yang sama sebelum
banjir datang, yo adalah kedalaman di bagian hulu, t adalah waktu, K adalah
koefisien difusi, Vw = 1,5V, V adalah kecepatan rata-rata, dan X adalah
variabel.
Komentar atas metode Analogi Difusi:
Metode ini sudah mempertimbangkan ketidak-teraturan saluran yang
banyak
dijumpai di sungai-sungai alam sehingga lebih akurat, tetapi penyelesaian
metode ini
merupakan persamaan differensial yang sudah mendetail seperti metode
numerik.
Metode ini cocok untuk sungai-sungai yang lebar, alirannya seragam dan
tunak.
Hal ini sesuai dengan asumsi yang diambil di dalam menerapkan rumus
Chezy atau
Manning.

V. Metode Gelombang Kinematik (Kinematic Wave)


Pendekatan penelusuran banjir dengan gelombang kinematik
merupakan salah
satu pendekatan secara hidrolis. Penelusuran banjir secara hidrolis
bersandar pada 3
asumsi, yakni:
1) kerapatan airnya secara konstan
2) panjang sungai yang dipengaruhi oleh gelombang banjirnya lebih
besar beberapa kali dibandingkan kedalaman alirannya
3) alirannya secara hakiki berdimensi satu.
Anggapan dan Penjabaran Metode Gelombang Kinematik:
Pendekatan gelombang kinematik hanya memperhatikan gaya-gaya
yang
dominan mempengaruhi pergerakan aliran alami yaitu gaya berat dan
gesekan. Asumsi
ini diambil untuk penyederhanaan di dalam menguraikan aliran tak
tunak (unsteady flow). Persamaan dasar yang dipakai adalah:

di mana S0 = kemiringan dasar saluran, Sf = kemiringan gesekan (garis


energi), Q =
debit aliran, K = nilai pengangkutan. Metode yang menggunakan
persamaan (4.1) dan

Anda mungkin juga menyukai