Anda di halaman 1dari 24

PERIODIK PARALISIS

HIPOKALEMI
Oleh :
Fiyya Agilatun N. K.

Latar belakang
sindrom klinis yang jarang terjadi

tetapi berpotensial mengancam jiwa


Insidensinya yaitu 1 dari 100.000.
banyak terjadi pada pria daripada
wanita dengan rasio 3-4 : 1.
serangan pertama pada usia 1-20
tahun
serangan terbanyak di usia 15-35

Kalium
kalium intrasel sekitar 145 mEq/L

(98%) dan konsentrasi kalium


ekstrasel 4-5 mEq/L (2%).
Jumlah kalium pada wanita 25%
lebih kecil dibanding pada laki-laki
dan jumlah kalium pada orang
dewasa lebih kecil 20%
dibandingkan pada anak-anak.

keseimbangan kalium yang masuk


dan keluar.
Pemasukan kalium : jumlah dan jenis

makanan. (normal mengkonsumsi 60-100


mEq kalium perhari)
Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian
besar (70-80%) direabsorpsi secara aktif
maupun pasif di tubulus proksimal dan
direabsorpsi bersama dengan natrium dan
klorida di lengkung henle
Kalium dikeluarkan dari tubuh melalui
traktus gastrointestinal kurang dari 5%, kulit
dan urine mencapai 90%.

Fungsi Kalium
mempertahankan membran potensial

elektrik dalam tubuh


menghantarkan aliran saraf di otot.
Peranan dominan dalam hal
eksitabilitas sel, terutama sel otot
jantung, saraf, dan otot lurik. dan ginjal.
Kalium mempunyai peran vital di
tingkat sel dan merupakan ion utama
intrasel.

Derajat Hipokalemia
Hipokalemia ringan( 3 3,5 mEq/L)
Hipokalemia moderat (2,5 3

mEq/L)
Hipokalemia berat (< 2,5 mEq/L)
Biasanya disertai kelainan jantung
dan mengancam jiwa.

Nilai Rujukan Kalium


- serum bayi : 3,6-5,8 mmol/L
- serum anak : 3,5-5,5 mmo/L
- serum dewasa : 3,5-5,3

mmol/L
- urine anak : 17-57 mmol/24
jam
- urine dewasa : 40-80
mmol/24 jam
- cairan lambung : 10 mmol/L

PARALISIS PERIODIK
HIPOKALEMIA
ditandai dengan kadar kalium

(kalium) yang rendah (kurang dari


3.5 mmol/L) pada saat serangan.
disertai riwayat episode
kelemahan sampai kelumpuhan
otot skeletal.

ETIOLOGI (1)....
Paralisis periodik primer
gangguan genetik, jarang. mutasi dari gen
reseptor dihidropiridin pada kromosom 1q.
Reseptor ini merupakan calcium channel yang
bersama dengan reseptor ryanodin berperan
dalam proses coupling pada eksitasi-kontraksi
otot.
Paralisis periodik familial
Paralisis periodik sekunder
Hal ini terjadi oleh karena kehilangan kalium
melaui saluran pencernaan atau saluran kencing

ETIOLOGI (2)....
1.Perpindahan kalium
intraselular
a. Paralisis periodik
hipokalemik familial
b. Paralisis periodik
tirotoksikosis
c. Keracunan barium
2. Penurunan kadar kalium
2.1 Kehilangan melalui
ginjal
a. Asidosis tubulus renalis
(ATR)
- ATR tipe I (distal) :

b. Hiperaldosteron
primer: sindrom Conn
c.
Pseudohiperaldostero
n: keracunan licorice
2.2 Kehilangan melalui
saluran cerna
a. Penyakit celiac
b. Tropical sprue
c. Gastroenteritis akut
d. Sindrom usus
pendek

Faktor Pencetus
makanan dengan kadar karbohidrat

tinggi
istirahat lama sesudah latihan fisik
perjalanan jauh
pemberian obat
operasi
menstruasi
konsumsi alkohol
hawa dingin dan lain-lain

DIAGNOSIS

Gejala Klinis
I. ANAMNESIS
a. Mual dan muntah
b. Diare
c. Poliuria
d. fatigue
dapat menjadi gejala awal yang timbul
sebelum serangan namun hal ini tidak selalu
diikuti dengan terjadinya serangan kelemahan.
e. Nyeri otot/kram
f. kelemahan otot-otot skeletal
g. tidak ada gangguan dari sensoris ataupun
kognitif yang berhubungan dengan kadar
kalium yang rendah di dalam darah
h. jantung berdebar-debar

Kelemahan otot skeletal


Lokasi disekitar dibahu dan pangkal paha
Menjalar ke lengan atas dan ekstremitas bawah, atau ke

otot mata dan otot yang membantu pernafasan dan otot


menelan
Sifatnya berulang/intermiten
Saat serangan pasien sadar
Sering serangan terjadi saat pasien istirahat atau bangun
tidur
Jarang terjadi pada pasien yang sedang olahraga, namun
serangan bisa datang justru saat pasien istirahat sehabis
berolahraga
Faktor pencetus lain dengan diet tinggi karbohidrat, tinggi
garam atau konsumsi alkohol.
Lama serangan biasanya tidak lebih dari 24 jam.

Pemeriksaan fisik
a. Refleks tendon menurun atau menghilang
b. Kelemahan anggota gerak
c. Kekuatan otot menurun
d. Rasa sensoris masih baik
e. Aritmia jantung
f. Reflek Babinski positif
g.Terjadinya spasme alis mata diantara
serangan

Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. Kadar elektrolit serum dan urin .
2. Fungsi ginjal
3. Kadar glukosa darah
4. pH darah
5. Hormon tiroid
b . EMG (elektromiografi)
c. EKG

EKG

DIAGNOSIS
Tes paralisis periodik primer

glukosa per oral 2 gr /kg atau penyuntikan


Insulin 30 U, maka setelah 2-3 jam akan
timbul kelemahan dan hipokalemi
Hasil tes (-) masih tidak dapat
menyingkirkan paralisis periodik primer.

PENATALAKSANAAN
Terapi inisial paralisis periodik familial

suplementasi kalium peroral 0,2 0,4


mmol/kg, dapat diulang interval 15-30
menit tergantung respon yang ditunjukkan
pada EKG, kadar kalium serum, dan
kekuatan otot.
kalium klorida 5 10 mg per oral.
Pemberian per oral ini perlu dibatasi hingga
40 mEq dalam 4-6 jam.

intravena

20 mmol potassium chloride/ 100 ml normal


saline per jam
10 mEq per Jam dengan peripheral lines and
20 mEq perjam dengan sentral lines.
Pengenceran dengan glukosa sebaiknya
diindari karena dapat menyebabkan
pergeseran intraseluler sehingga
menurunkan kadar serum kalium.
Profilaksis : spironolakton 100 200
mg/hari, 250-750 mg/hari Acetazolamide .

Pemberian natrium bikarbonat dengan

dosis 2-10 mEq/kgbb.


Diet rendah karbohidrat (60-80 g/hari),
rendah natrium (2-3 g/hari), tinggi kalium.
hindari latihan fisik yang berat dan cuaca
yang dingin

TERIMA KASIH
MOHON MASUKAN

Anda mungkin juga menyukai