Anda di halaman 1dari 34

UJI PENETRASI DAN AKTIVITAS

ANTIINFLAMASI ASAM P- METOKSISINAMAT


DALAM SISTEM SOLID LIPID NANOPARTIKEL
Oleh :
1.Rangga

Andhika
2.Safrin Puji Rahayu
3.Dian Arfitasari
4.Arifa Dwi Rahmawati

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA


DEPARTEMEN FARMASETIKA
SURABAYA
2013

LATAR
BELAKANG
Solid lipid nanopartikel (SLN) terdiri dari lipid dan
surfaktan dengan ukuran nano
Keuntungannya melindungi bahan obat, sifat oklusif,
pelepasan obat terkontrol .

APMS punya reseptor


antiinflamasi di kulit

Faktor berpengaruh yaitu metode pembuatan dan


komponen penyusun.
Lipid berpengaruh pada karakter SLN dan stabilitas fisik
SLN.
Mempengaruhi pelepasan, penetrasi, dan aktivitas
Sediaan APMS dalam SLN dengan onset of action yang
cepat dan duration of action yang panjang
(Jenning & Gohla, 2000 ; Pusphendra et al, 2009 ; Umar et al, 2012)

Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh perbedaan komposisi lipid beeswax :
gliseril monostearat (0: 100 %, 50% : 50%, 100% : 0 ) terhadap
aktifitas dan profil penetrasi sistem SLN asam p-metoksisinamat
(APMS) pada membran kulit tikus.

Tujuan Penelitian
Menentukan aktifitas dan laju penetrasi sistem SLN Asam PMetoksisinamat (APMS) pada membran kulit tikus.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmiah sebagai dasar pengembangan formulasi sediaan
topikal dalam system solid lipid nanopartikel khususnya
penetrasi asam p-metoksisinamat (APMS) yang lebih baik
sehingga efektif sebagai analgesik dan antiinflamasi

METODE PENELITIAN

APMS
Tween 80
Beeswax
BAHAN
Gliseril Monostearat
Propilen Glikol
Etanol
As Asetat Glasial
Na Asetat
NaCl
Na2HPO4
NaH2PO4 1H2O
Aquades
Spectrofotometer UV-Vis
Alat uji disolusi
Ketamin
ALAT
FTIR
Karagenan
Normal
DTA Salin 0,9 %
SEM
Alat Sentrifugasi
Sel difusi
Membran kulit tikus
Neraca analitik
pH meter
Waterbath
Membran filter Whatman
Jangka sorong

Skema kerja

Pemeriksaan kualitatif
(APMS, Beeswax, Gliseril Monostearat, Tween 80)
Pembuatan kurva baku APMS
Pembuatan SLN APMS Beeswax : GMS : Tween 80
(100:0 ; 50:50 ; 0:100)

Uji penetrasi

Uji aktifitas antiinflamasi


SLN APMS

Lanjutan
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Uji penetrasi
Pembuatan Kurva Baku
Fosfat pH 7,4 0,05
Preparasi membran kulit
tikus
Preparasi alat uji penetrasi
dan sel difusi
Pengukuran jumlah APMS
yang terpenetrasi
Pembuatan
kurva
profil
penetrasi APMS
Perhitungan
fluks
dan
permeabilitas membran

Analisa Data

Uji aktifitas antiinflamasi


SLN APMS :
a) Penyiapan hewan coba
b) Pembuatan karagenan
1%
c) Pengukuran tebal hind
paw
d) Perhitungan AUC

Lipid
Dilelehkan suhu 800 C
+ APMS

Dipanaskan suhu 900 C


Panaskan di atas Hot
plate suhu 800 C

Tween 80
Panaskan di atas hot plate
suhu 800 C ad APMS larut

+ Propilen Glikol

CARA PEMBUATAN
FORMULA

Propilen Glikol dan


Dapar Asetet ph 4,2
0, 2

+ Dapar Asetat ad 20 ml
Diaduk dengan ulltra
turax kecepatan 3400
rpm 2 menit

Lanjutan

Kecepatan pengadukan
ditingkatkan hingga 24000 rpm
aduk ad 8 menit

Didiamkan pada suhu kamar


30 menit sambil diaduk dengan
magnetic stirrer

Sediaan SLN APMS

Lipid
Dilelehkan suhu 800 C
Tween 80

Propilen Glikol
Dapar Asetet ph 4,2
0, 2
Dipanaskan suhu 900 C

Panaskan di atas hot plate


suhu 800 C ad APMS larut

+ Propilen Glikol Diaduk dengan


ulltra turax kecepatan 3400 rpm 2
menit
+ Dapar Asetat ad 20 ml Diaduk
dengan ulltra turax kecepatan 3400
rpm 2 menit
Kecepatan pengadukan ditingkatkan
hingga 24000 rpm aduk ad 8 menit
Didiamkan pada suhu kamar 30 menit
sambil diaduk dengan magnetic stirrer

Cara Pembuatan
Blanko

TINJAUAN HEWAN COBA

Kriteria Tikus
Jenis : Wistar Jantan
Berat : 115-180 gram
Usia : 2-3 bulan

UJI AKTIFITAS
Protokol Penelitian
Kelompok I
perbandingan
Kelompok II
perbandingan
Kelompok III
perbandingan
Kelompok IV
beeswax :
Kelompok V
beeswax :
Kelompok VI
beeswax :

: Diberikan sistem SLN-APMS dengan


beeswax:GMS (0%:100%).
: Diberikan sistem SLN-APMS dengan
beeswax:GMS (100%;0%).
: Diberikan sistem SLN-APMS dengan
beeswax:GMS (50%:50%).
: Diberikan sistem SLN dengan perbandingan
GMS (0%:100%).
: Diberikan sistem SLN dengan perbandingan
GMS (100%%:0%)
: Diberikan sistem SLN dengan perbandingan
GMS (50%:50%).

Pembuatan Karagenan 1%
0,05 gram karagenan dilarutkan dengan larutan garam fisiologis
(NaCl 0,09%) ad5 mL

EVALUASI ANTIINFLAMASI
Tikus ditempatkan pada papan (posisi terlentang)

dianastesi ketamin 80 mg/kg BB


sediaan dioleskan pada permukaan planar dengan diameter tertentu

Setelah seperempat jam, diinduksi inflamasi (0,1mL suspensi karagenan 1%)


Evaluasi tebal planar dengan jangka sorong
Menit ke 0;60;120;180;240;300;360;420;480;540

Analisa Data Kurva AUC

PREPARASI MEMBRAN
Menimbang berat badan tikus yang akan digunakan

Membunuh tikus dengan cara memasukkan tikus ke


dalam eksikator yang telah dijenuhkan dengan eter

Tikus dicukur rambutnya pada bagian abdomen dengan


mechanical hair clipper

Diambil kulit tikus Full-thickness skin sesuai dengan


lebar area sel difusi

16

Penentuan laju penetrasi SLN-APMS


Media difusi : dapar fosfat pH 7,4 0,05
-Membran difusi : membran kulit tikus Wistar jantan bagian abdomen
-Alat uji penetrasi : Disolusi
-Kecepatan (stirrer) : 100 rpm
- Suhu percobaan : 37 0,5oC
-Volume media : 20 ml
- Berat sediaan : 3 gram

Pengukuran natrium APMS yang terpenetrasi


5 ml larutan cuplikan diambil setiap waktu yang ditentukan
Serapan cuplikan diamati dengan spektrofotometer UV-Vis
Penentuan jumlah kumulatif APMS
Pembuatan kurva profil penetrasi natrium APMS
Penentuan kecepatan penetrasi (fluks) APMS dan permeabilitas membran

Analisis nilai fluks & permeabilitas membran dengan t-test

18
18

PERHITUNGAN JUMLAH HEWAN COBA MENGGUNAKAN


RUMUS FEDERER :

(n-1)(k-1) 15
(n-1) (6-1) 15
(n-1) 5 15
n 4 ekor

FORMULA

APMS
BM
: 178.1846
Titik Didih : 3170 C
Titik Leleh : 173 175o C
Log P
: 2,37
Kelarutan : 0.712 mg/mL pada
25o C (Human Metabolome
Database, 2005)
pKa
: 4,04
Dosis
: 0,6 kali Natrium
diklofenak (1,67%)
(Rahmatika,2012)

Batas Lapisan Kulit

Permukaan
kulit

Terapi

Rute Penetrasi

Kamuflase
Protective layer
Penolak serangga
Antimikroba
Antijamur

Obat terlarut, berdifusi,


dan terlepas dari basis

Transepidermal

Stratum
korneum

Appendages

Viable
epidermis

Dermis

Sirkulasi

Partisi, difusi
Stratum korneum

Transapendageal

Pilosebaseus

Partisi, difusi
Viable epidermis

Partisi, difusi
Dermis

Masuk sirkulasi

Kelenjar
ekrin

Emolien
Eksfolien

Antiperspiran
Eksfolien
Antibiotik
Antijamur
Depilatori

Antiinflamasi
Anestesi
Antipruritik
Antihistamin

Sistem transdermal
Nitrogliserin

Skema tahapan penetrasi perkutan

Rute Penetrasi Kulit

(Benson, 2005)

PRINSIP DIFUSI
J : Fluks
dM/dt
: Jumlah obat yang melewati membran tiap satuan waktu
S : Luas permukaan
h : Tebal membran (stratum korneum)
D : Koefisien difusi zat aktif dalam membran
C1 : Konsentrasi obat pada membran di daerah donor
C2 : Konsentrasi obat pada membran di daerah reseptor
Perbedaan (C1-C2)/h harus dianggap konstan.

Koreksi Wurster
a N 1
Cn C ' n Cs
b s 1
Keterangan :
Cn : Kadar sebenarnya setelah dikoreksi (ppm)
Cn : Kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai absorbansi
sampel yang terbaca pada spektrofotometer) dalam ppm
Cs : Kadar terbaca dari sampel sebelumnya
a
: Volume sampel yang diambil
b
: Volume media

UKURAN PARTIKEL

TABEL PERHITUNGAN
Wakt
u

Absorban

Kadar Kadar setelah Kadar


Koreksi
dlm 500
ml

Jumlah
kumulatif per
satuan luas
(g/cm2

10

15

20

25

Dst

KURVA TEBAL UDEM

ANALISIS DATA
Waktu
(jam)

Tebal udem (Cu = Ct Co)


(mm)

1,5

2,5

1,5

0,5

Menghitung AUC dengan rumus :

Keterangan :
Ctn-1 : rata-rata tebal udem pada tn-1
Ctn :

rata-rata tebal udem pada tn

Menghitung persen DAI dengan rumus :

Keterangan :
AUCk
: AUC kurva tebal udem rata-rata
terhadap waktu untuk kontrol negatif
AUCp
: AUC kurva tebal udem rata-rata
terhadap waktu untuk kelompok
perlakuan pada tiap individu

KURVA PENETRASI

Anda mungkin juga menyukai