1.
2.
3.
4.
Orang Pribadi
Orang pribadi dianggap subyek pajak dalam negeri bila
bertempat tinggal di Ind atau berada di Ind lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau berada di
Ind dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Ind
Contoh:
Tn. Azizan lahir dan tinggal selama hidupnya di Ind
Mr. Ballack selama 1 tahun berada di Indonesia lebih
dari 183 hari berada di Indonesia walaupun sering
pulang pergi ke negaranya.
Mr. Sheva mulai bekerja di Ind bulan Okt 05 tapi berniat
untuk menetap di Ind, maka untuk tahun pajak 2005
dianggap SPOPDN dan dikenakan tarif PPh DN
PPh Orang Pribadi
Kewajiban pajak
SPOPDN
SPOPLN
Negara sumber
penghasilan yang
dikenakan pajak
Penghasilan yang
berasal dari Ind saja
(asas sumber)
Dasar Pengenaan
Pajak
Penghasilan Netto
Penghasilan Bruto
Tarif Pajak
Obyek Pajak
Obyek PPh Orang Pribadi adalah Penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh orang pribadi, baik yang berasal dari
Indonesia atau dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
Kelompok Penghasilan
1.
2.
3.
10
Kelompok Penghasilan
4.
Penghasilan lain-lain
Hadiah dari undian
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
peraturan pemerintah
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
Tambahan kekayaan netto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak
PPh Orang Pribadi
11
Jenis Penghasilan
1. Penghasilan yang merupakan obyek pajak PPh
tidak bersifat final (pasal 4 ayat (1))
2. Penghasilan yang merupakan obyek pajak yang
dipotong PPh Final (pasal 4 ayat (2))
3. Penghasilan yang bukan obyek pajak (Pasal 4
ayat (3))
12
Hubungan Istmewa
Hubungan istimewa timbul jika Subyek Pajak Orang
Pribadi memiliki hubungan keluarga baik sedarah
ataupun semenda dalam garis keturunan lurus dan atau
kesamping satu derajat (pasal 18 ayat 4 UU PPh).
Hubungan Istimewa berakibat pada :
Penggabungan penghasilan anak yang belum dewasa
dengan penghasilan orang tuanya (Pasal 8 ayat 4)
Keuntungan atas jual beli aktiva tetap diantara orang
pribadi yang memiliki hubungan istimewa yaitu dengan
menghitung harga pasar wajar dibandingkan dengan nilai
buku aktiva tersebut
13
14
15
Obyek Pajak
Tarif
Dasar Hukum
0,1% x Ph Bruto
(0,1% x PPh Bruto
+ 0,5% x nilai
saham pada saat
IPO)
PP No.41/1994
jo.PP No.14/1997
jo.282/KMK.04/199
7 jo.SE06/Pj.04/1997
25% x Ph Bruto
PP No.132/2000
20% x Ph Bruto
PP No.131 /2000
KMK 51
/KMK.04/2001
20% x Ph Bruto
PP No.131 /2000
KMK 51
/KMK.04/2001
10% x Ph Bruto
PP.5/2002.
KMK.N0.120/
KMK.03/2001
5% x Nilai tertinggi
dari nilai pasar dan
NJOP
248/KMK.04/1995
16
5% x Nilai tertinggi
dari nilai pasar dan
NJOP
PP No.48/1994 jo.
PP No 27/1996 jo.
PP79/1999 392/
KMK.04/1996 jo.SE04/PJ.33 /1996
PP No.139/2000
558/KMK.04/2000
Jo PP No.6/2002
20% x Ph Bruto
20% x Ph Bruto
Penghasilan WPOP berupa dividen yang
diterima dari WP Badan DN
10% x Ph bruto
Pasal 17 2(c) UU
PPh; PP 19/2009
- 5% x (diatas 25
juta - 50 juta);
- 10% x (diatas 50
juta -100 juta);
- 15% x (diatas 100
juta 200 juta)
- 25% x (diatas 200
juta
PP149/2000
Pesangon
0 -50 juta = TKP
>50 jt 100 jt = 5%
>100jt 500jt=15%
>500jt = 25%
Pensiun
0-50 juta = TKP
17
>50 juta = 5%
PP 68/2009
15% x Ph Bruto
PP No.45/1994
jo.636/KMK.04/1994 KEP545/PJ/2000
10% x Ph Bruto
Bunga diatas 240.000
Pasal 26 UU PPh
18
19
1.
2.
3.
20
1.
2.
21
1.
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak
dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia
dengan syarat;
Dividen berasal dari cadangan laba ditahan perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Daerah
yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar
kepemilikan saham tersebut;
Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan, dalam bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Keuangan;
Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selam 5 tahun pertama
sejak pendirian perusahaan atau pemberi ijin usaha;
Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari
badan psangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha dan kegiatan di Indonesia,
dengan syarat badan pasangan tersebut:
a. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan
dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan;
b. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
2.
3.
4.
5.
22
1.
2.
Alasan Perdata
1.
23
1.
2.
3.
Penghasilan neto
WP menyelenggarakan pembukuan
WP tidak menyelenggarakan pembukuan
WP berstatus sebagai karyawan
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Penghasilan Kena Pajak
Tarif
Kredit Pajak
24
25
Deductible expense
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, yaitu biaya-biaya yang
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha
yang penghasilannya merupakan objek pajak
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh
harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran
untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang
memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun,
sepanjang harta yang disusutkan atau diamortisasi
tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan (objek pajak).
26
Deductible ..
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Kerugian karena penjualan atau pengalihan
harta yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan
Kerugian dari selisih kurs mata uang asing
Biaya penelitian dan pengembangan
perusahaan yang dilakukan di Indonesia
PPh Orang Pribadi
27
Deductible ..
Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan
dengan memperhatikan kewajaran dan
kepentingan perusahaan
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
Kompensasi kerugian tahun-tahun yang lalu
(maksimum 5 tahun).
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), khusus
bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
PPh Orang Pribadi
28
(Rp 1.200.000.000,00)
Rp 200.000.000,00(+)
(Rp 1.000.000.000,00)
(Rp 300.000.000,00)
(Rp 1.000.000.000,00)
N I H I L
(+)
(Rp 1.000.000.000,00)
Rp 100.000.000,00(+)
(Rp 900.000.000,00)
Rp 800.000.000,00
(Rp 100.000.000,00) TIDAK BISA DIKOMPENSASIKAN
DENGAN LABA FISKAL THN 2006
(Rp 300.000.000,00)
Rp 500.000.000,00 (+)
Rp 200.000.000,00
29
Undeductible expense
Pembagian laba dengan nama dan dalam
bentuk apapun, seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi kepada pemegang polis dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk
kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu,
atau anggota
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan
PPh Orang Pribadi
30
Undeductible ..
Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi
bea siswa yang dibayar oleh wajib pajak orang
pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja
dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan
bagi wajib pajak orang pribadi yang
bersangkutan (wajib dipotong PPh Pasal 21).
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan
kenikmatan
PPh Orang Pribadi
31
Undeductible ..
Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan
kepada pemegang saham atau pihak yang memiliki
hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan
Harta yang dihibahkan, bantuan, sumbangan, dan
warisan, kecuali zakat atas penghasilan yang nyatanyata dibayar oleh wajib pajak orang pribadi
pemeluk agama islam dan atau wajib pajak badan
dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama
islam kepada Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil
Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah
32
Undeductible ..
Pajak Penghasilan
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk
kepentingan pribadi wajib pajak atau orang yang
menjadi tanggungannya
Gaji yang dibayarkan kepada anggota perseutuan,
firma, atau perseroan komanditer yang modalnya
tidak terbagi atas saham
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan
kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang
berkenaan dengan pelaksanaan perundangundangan di bidang perpajakan
33
Undeductible ..
Pajak Masukan atas Perolehan BKP/JKP yang
tidak dapat dikreditkan karena tidak sesuai
dengan ketentuan
Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang bukan
merupakan obyek pajak, yang pengenaan
pajaknya bersifat final, pengenaan pajaknya
berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan
Netto dan Norma Penghitungan Khusus
PPh Orang Pribadi
34
Undeductible ..
PPh yang ditanggung pemberi penghasilan,
kecuali PPh Pasal 26, sepanjang PPh tersebut
ditambahkan sebagai dasar penghitungan
untuk pemotongan PPh PPh Pasal 26 tersebut
Kerugian dari harta atau utang yang tidak
dimiliki dan tidak dipergunakan dalam usaha
atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan yang merupakan
Obyek Pajak
PPh Orang Pribadi
35
Berikut ini laporan laba rugi komersial usaha Tn Abadi selama tahun 2005
Penghasilan dari usaha
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba Kotor
Biaya operasi
Gaji pegawai
Alat tulis kantor
Biaya pemeliharaan bangunan yang disewakan
PPh Pasal 25
Sanksi keterlambatan penyampaian SPT
PBB
Biaya listrik, air, telpon kantor
Biaya listrik, air, telpon rumah
Sumbangan HUT RI
Jumlah biaya usaha
Penghasilan luar usaha
Penghasilan dari persewaan bangunan
Bunga pinjaman
Bagian Laba Firma Abadi & Rekan
Jumlah
PPhpenghasilan
Orang Pribadi luar usaha
Laba Bersih
Rp 130,000,000
Rp 60,000,000
Rp 70,000,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
9,000,000
8,000,000
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
Rp 45,000,000
Rp 50,000,000
Rp 10,000,000
Rp 2,000,000
Rp 62,000,000
36
Rp 87,000,000
37
WP OP
Omset 1 th < 4,8 Miliar
Boleh melakukan
pencatatan
Pengh netto =
Pengh netto =
38
Medan
Palembang
Jakarta
Bandung
Semarang
- Surabaya
- Denpasar
- Manado
- Makasar
- Pontianak
39
Jenis Usaha
10 ibu
kota
kota
propinsi
propinsi lainnya
Daerah
lainnya
13,5
13
12,5
32300 Industri kulit & barang dari kulit kec utk kaki
17,5
16,5
16
17
16
15
30
25
20
30
25
20
30
25
20
25
20
20
36
35
35
93213 Dokter
45
42,5
40
20
18,5
17,5
30
28
27
40
41
Penghasilan
istri
Bekerja pada
satu pemberi kerja
Penghasilan istri
tidak digabung
Status K/...
PPh 21 atas
penghasilan istri
bersifat final (tidak
dapat dikreditkan)
PPh Orang Pribadi
42
HIDUP BERPISAH
MENGADAKAN PERJANJIAN
PEMISAHAN HARTA DAN
PENGHASILAN SECARATERTULIS
PENGHITUNGAN PAJAKNYA
BERDASAR
- Penghasilan Neto suami isteri
digabung
- Besarnya pajak yg harus dilunasi oleh
masing-masing suami-isteri, sebanding
dgn Penghasilan Neto
43
44
Rp 1.320.000,00
Rp 15.840.000,00
Rp 1.320.000,00
45
Rp 2.025.000,00
Rp 24.300.000,00
Rp 2.025.000,00
46
Status PTKP
TK/... tidak kawin, ditambah dengan banyaknya
tanggungan anggota keluarga;
K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan
anggota keluarga;
K/I/...Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang)
yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan
anggota keluarga;
PH Wajib Pajak kawin yang secara tertulis melakukan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan;
HB/...Wajib Pajak kawin yang telah hidup berpisah
ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga.
PPh Orang Pribadi
47
KECUALI
1. PENGHASILAN TSB SEMATA-MATA DITERIMA
ATAU DIPEROLEH DARI SATU PEMBERI KERJA
YG TELAH DIPOTONG PPh PASAL 21,
DAN
2. PEKERJAAN TSB TIDAK ADA HUBUNGANNYA
DENGAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS
SUAMI ATAU ANGGOTA KELUARGA LAINNYA
PPh Orang Pribadi
48
HUBUNGAN KELUARGA
SEMENDA
SEDARAH
AYAH
+
IBU
KE
WP + ISTRI
SAM
SAM
PING
IPAR WP
PING
ANAK
KANDUNG
SEDARAH
10
KE
10 KE BAWAH
10 KE ATAS
10 KE ATAS
10
SAUDARA
KANDUNG
MERTUA
WP
10 KE BAWAH
ANAK
TIRI WP
SEMENDA
49
50
51
Menghitung PPh
PPh terutang = Tarif Pasal 17 x
PKP
TARIF PPh BAGI WP ORANG PRIBADI DN
LAPISAN PKP
- S/D Rp 50.000.000,00
TARIF PAJAK
5%
- DI ATAS Rp 50.000.000,00
S/D Rp 250.000.000,00
15 %
- DI ATAS Rp 250.000.000,00
S/D Rp 500.000.000
25 %
- DI ATAS Rp 500.000.000
30 %
52
CONTOH PENERAPAN
TARIF PPh BAGI WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI DN
JUMLAH PKP
Rp 590.000.950
Untuk penghitungan tarif PKP menjadi
Rp 590.000.000 (pembulatan kebawah ribuan)
PPh TERUTANG :
5% X Rp 50.000.000 =
Rp 2.500.000
Text
15% X Rp 200.000.000 =
Rp 30.000.000
Tex
25% X Rp 250.000.000 =
Rp 62.500.000
t
Text
Text
30% X Rp 90.000.000 =
Rp 27.000.000
Rp 122.000.000
PPh Orang Pribadi
53
Kredit PPh
dan
Perhitungan PPh akhir tahun
54
PASAL 22
PASAL 23
PASAL 24
PASAL 25
PASAL 21
TIDAK BOLEH
DIKREDITKAN
55
Rp 80.000.000,00
KREDIT PAJAK :
a.
b.
c.
d.
e.
PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
KPLN (Pasal 24)
DIBAYAR SENDIRI
OLEH WP (Pasal 25)
JUMLAH PPh YG
DPT DIKURANGKAN
Rp
Rp
Rp
Rp
5.000.000,00
5.000.000,00
10.000.000,00
15.000.000,00
Rp 10.000.000,00
(Rp 45.000.000,00)
56
57
PPh Pasal 25
Penghitungan PPh Pasal 25 Secara Umum
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun
berjalan sama dengan PPh yang terutang menurut
SPT Tahunan PPh tahun pajak yang lalu dikurangi
dengan PPh yang telah dipotong/dipungut pihak lain
(PPh Pasal 21, 22 dan PPh Pasal 23) dan PPh yang
terutang di Luar Negeri yang boleh dikreditkan (PPh
Pasal 24) dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam
bagian tahun pajak.
58
PPh Pasal 25
Besarnya PPh Pasal 25 untuk bulan-bulan sebelum batas waktu
penyampaian SPT Tahunan PPh adalah sama dengan besarnya
angsuran PPh untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
Apabila terdapat kompensasi rugi, maka penghasilan neto sebagai dasar
Perhit. PPh Pasal 25 Tahun Pajak berikutnya dihitung atas dasar pengh.
neto dengan memperhitungkan sisa rugi yang belum dikompensasi
Apabila terdapat penghasilan tidak teratur dalam Tahun Pajak ybs,
maka angsuran bulanan PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan penghasilan neto
seluruhnya dikurangi dengan penghasilan tidak teratur.
Apabila dalam tahun berjalan diterbitkan SKP untuk tahun pajak yang lalu,
maka PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut, &
berlaku mulai bulan berikutnya setelah diterbitkannya SKP
Apabila terjadiperubahan keadaan usaha/kegiatan wajib pajak (penurunan
atau peningkatan usaha).
PPh Orang Pribadi
59
60
KEP-171/PJ/2002
WP OP USAHA PERDAGANGAN GROSIR DAN ATAU ECERAN
DENGAN BEBERAPA TEMPAT USAHA (GERAI);
KECUALI PEDAGANG KENDARAAN BERMOTOR & RESTORAN
WAJIB
MENDAFTARKAN NPWP DI :
KPP DOMISILI (MELIPUTI TEMPAT TINGGAL WP) DAN,
KPP LOKASI (MELIPUTI TEMPAT USAHA/GERAI;
TIAP GERAI WAJIB MENDAFTARKAN NPWP)
ANGSURAN
PPh PASAL 25
SEBESAR
Max 0.75% DARI JML PEREDARAN BRUTO TIAP BULAN;
DIBAYAR ATAS NAMA DAN NPWP MASING MASING TEMPAT USAHA
dilunasi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
dilaporkan ke KPP Lokasi paling
61
KERUGIAN TAHUN-TAHUN
SEBELUMNYA
JIKA WP MENERIMA
PENGHASILAN LAIN YANG
TIDAK DIKENAKAN PPh FINAL
KERUGIAN TAHUN-TAHUN
SEBELUMNYA
MERUPAKAN
PELUNASAN
TIDAK DAPAT
DIKOMPENSASIKAN
MERUPAKAN
KREDIT
PAJAK
DAPAT
DIKOMPENSASIKAN
62
63
64
65
66