Anda di halaman 1dari 43

Abortus Inkomplet

Disusun oleh : Sukarmi Gani (11.2012.278)


Dr.Pembimbing : dr. Fx Widiarso, sp.OG

Identitas Pasien
Identitas Pasien

Identitas Suami

Nama : Ny. LF

Nama : Tn. B

Umur : 19 tahun (GIP0A0)

Umur : 22 tahun

Pendidikan : SMA

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Indonesia

Suku/Bangsa : Indonesia

Alamat :Godangmanis, RT

Alamat :Godangmanis, RT

01/RW 10, Bae, Kudus

01/RW 10, Bae, Kudus

Masuk RS : 29 Maret 2014

Anamnesa
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal
: 29 Maret 2014 jam 10.45 WIB
Keluhan Utama
Keluar darah prongkol-perongkol dari jalan
lahir

Riwayat Penyakit Sekarang


Os datang dengan keluhan keluar
darah menggumpal dari jalan lahir.
Os sudah tidak mens selama 2
bulan.
Os mengatakan pada pukul 05.00
pagi keluar darah prongkol-prongkol
melalui jalan lahir. Os juga
merasakan perutnya sakit. Os belum
pernah keguguran sebelumnya.

Riwayat Obstetri
Anak Tahun

Jenis

ke

Persalinan Kelamin

Hamil
ini
(2014)

Umur

Jenis

kehamilan persalinan

Penolong Hidup/mati

Riwayat Penyakit Terdahulu


(-) cacar

(-) wasir

(-) ulkus ventrikuli

(-) malaria

(-) campak

(-) perdarahan otak

(-) batu ginjal

(-) diabetes

(-) pneumonia

(-) cacar air

(-) sifilis

(-) ulkus duodeni

(-) disentri

(-) alergi

(-) psikosis

(-) hernia

(-) tonsilitis

(-) gastritis

(-) difteri

(-) gonoroe

(-) neurosis

(-) hepatitis

(-) tumor

(-) tuberculosis

(-) batuk rejan

(-) hipertensi

(-) batu empedu

(-) tifus

(-) demam reumatik


akut

(-) dispepsia fungsional

Lain-lain :

(-) kecelakaan
(-) operasi usus buntu

Riwayat KB

(-) Pil KB 3 bulan


(-) Suntikan 3 bulan
(-) Suntikan 1 bulan
(-) IUD
(-) Susuk KB
(-) Lain-lain

Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan Umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan Gizi : baik
Tinggi badan : 150cm
Berat badan : 45 kg
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Suhu
: 36,50C
Pernapasan
: 20x/menit
Keadaan Gizi : baik
Sianosis : tidak tampak
Edema umum : tidak tampak

Kepala : normocephal
Mata
: CA -/-, SI -/-, RC +/+, pupil isokor
3mm/3mm
Telinga : tidak tampak kelainan
Hidung : tidak tampak kelainan
Mulut/gigi
: tidak tampak kelainan
Leher
: tidak tanpak pembesaran KGB dan
tiroid
Dada
: simetris
Jantung : bunyi jantung I & II regular, murmur
(-), gallop (-)
Paru-paru
: suara nafas vesikuler, ronkii -/-,
wheezing -/ Abdomen: bising usus (+), tak tampak membesar
Alat gerak
: akral hangat, edema (-)

Pemeriksaan
Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah
Payudara
(+), putting
Abdomen
operasi (-)

:
: Chloasma gravidarum (-)
: pembesaran payudara (+), hiperpigmentasi areola mammae
susu menonjol (+), pengeluaran ASI (-)
: Linea nigra (-), striae livids (-), striae albicans (-), bekas

Palpasi :
TFU 2 sulit dinilai

Pemeriksaan Dalam
VT
Flx (+), fluor (-)
V/U/V : tak ada kelainan
Portio : sesuai jempol tangan
OUE terbuka 1 jari tangan , teraba
jaringan
Corpus uteri sebesar telur bebek
Adnexa : tak ada kelainan
CP : tak ada kelainan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit

Hasil
11,8 gr/dl
11.0

RESUME
Ny. LF 19 tahun GIP0A0 hamil 14 minggu datang
dengan keluhan pada pukul 5 pagi keluar darah
prongkol-prongkol melalui jalan lahir. Os juga
merasakan perutnya sakit. Os belum pernah
keguguran sebelumnya.
HPHT

: 6 januari 2014

TD

: 100/70 mmHg

N : 80x/menit
T : 36,50C
RR

: 20x/menit

Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi

Payudara
: pembesaran payudara (+), hiperpigmentasi areola mammae
(+), putting
susu menonjol (+)
Abdomen

: Linea nigra (+), striae albicans (-)

Palpasi :
TFU sulit dinilai

Pemeriksaan Dalam
VT :

Flx (+), fluor (-)


V/U/V : takada kelainan
Portio : sesuai jempol tangan
OUE terbuka 1 jari tangan , teraba
jaringan
Corpus uteri sebesar telur bebek
Adnexa : tak ada kelainan
CP : tak ada kelainan

Diagnosa
GIP0Ao Umur 19 tahun, Hamil 14
minggu
Dengan abortus inkomplet

Dasar diagnosa :
Keluar daram mengumpal per vaginam
usia kehamilan 14 minggu

Pemeriksaan Anjuran
USG

Rencana Pengelolaan

Rencana Pengelolaan:
IVFD RL+ induksin 20 tpm
Puasa
Pro curetage

Prognosis

Tanggal 29 Maret 2014 jam 21.30


Dilakukan curetage
Anestesi pre-kuretage
KTM 30 mg
Sedacum 5 mg
SA 1 amp

Pemeriksaan Fisik Post curetage :


Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 84 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Suhu : 37 0C

Diagnosis Post Curetage :


P0AI, umur 19 tahun
Post kuret a/i abortus inkomplet

Pengobatan post kuret :


IVFD RL + induksin 20 tpm
Spiranter 3x1
Pospargin 3x1
Zegavit 1x1

Follow Up

(30 Maret 2014 pk 07.30)

S : (-)
O : TD : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,50C
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Mata : CA-/-, SI -/Cor : BJ I/II reguler, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : SN vesikuler, wheezing (-), ronki (-)
Abdomen : BU (+), NT (-)
ppv: ((+) darah
A : P0A1, 19 tahun, post kuret a/i H1 abortus inkomplet
P : pulang

Tinjauan Pustaka
Abortus Inkomplet

Pengertian
Abortus adalah ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram.

Etiologi

Etiologi

Penyebab Genetik
Sebagian besar abortus spontan
disebabkan oleh kelainan kariotip
embrio. Paling sedikit 50 % kejadian
abortus pada trimester pertama
merupakan kelainan sitogenetik.

Penyebab Anatomik
Defek anatomik uterus diketahui
sebagai penyebab komplikasi
obstetrik, seperti abortus berulang,
prematuritas, serta malpresentasi
janin. Insiden kelainan bentuk uterus
berkisar 1/200 sampai 1/600
perempuan. Pada perempuan dengan
riwayat abortus, ditemukan anomali
uterus pada 27 % pasien

Penyebab Autoimun
Terdapat hubungan yang nyata antara
abortus berulang dan penyakit autoimun.
Misalnya, pada Systemadc Lupus
Erythematosus (SLE) dan Antiphospholipid
Antibodies (aPA). aPA merupakan antibodi
spesifik yang didapati pada perempuan
dengan SLE. Kejadian abortus spontan di
antara pasien SLE sekitar 10 %, dibanding
populasi umum.
Bila digabung dengan peluang terjadinya
pengakhiran kehamilan trimester 2 dan 3,
maka diperkirakan 75 % pasien dengan SLE
akan berakhir dengan terhentinya kehamilan

Penyebab Infeksi
Beberapa jenis organisme tertentu
diduga berdampak pada kejadian
abortus antara lain:
Bakteria
Listeria rionositogenes
Klamidia trakomatis
Ureaplasma urealitikum
Mikoplasma hominis
Bakterial vaginosis

Virus
Sitomegalovirus
Rubela
Herpes simpleks virus (HSV)
Human immunodeficiency virus (HIV)
Parvovirus

Parasit
Toksoplasmosis gondii
Plasmodium falsiparum
Spirokaeta
Treponema pallidum

Faktor Lingkungan
Diperkirakan 1 - 10 % malformasi
janin akibat dari paparan obat, bahan
kimia, atau radiasi dan umumnya
berakhir dengan abortus, misalnya
paparan terhadap buangan gas
anestesi dan tembakau.

Faktor Hormonal
Ovulasi, impiantasi, serta kehamilan
dini bergantung pada koordinasi
yang baik system pengaturan
hormon matemal Oleh karena itu,
perlu perhatian langsung terhadap
system hormon secara keseluruhan,
fase luteal, dan gambaran hormon
setelah konsepsi terutama kadar
progesteron

Faktor Hematologik
Beberapa kasus abortus berulang
ditandai dengan defek plasentasi dan
adanya mikrotrombi pada pembuluh
darah plasenta berbagai komponen
koagulasi dan fibrinolitik memegang
peran penting pada implantasi embrio,
invasi trofoblas, dan plasentasi. Pada
kehamilan terjadi keadaan
hiperkoagulasi dikarenakan:
Peningkatan kadar faktor prokoagulan
Penurunan faktor antikoagulan
Penurunan aktivitas fibrinolitik

Abortus inkompletus
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri dan sebagian lagi masih
tertinggal.
Batasan ini juga masih terpancang pada
umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Perdarahan biasanya masih terjadi
jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit
bergantung pada jaringan yang tersisa, yang
menyebabkan sebagian placental site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus

Macam-macam Abortus

Abortus Iminens
Abortus Insipiens
Abortus Kompletus
Missed Abortion
Abortus Habitualis
Abortus Infeksiosus, abortus
septik
Kehamilan anembrionik ( blighted
ovum)

Macam-macam abortus
Immin
en

Insipien

Inkompl
it

Komplit

Habitua
lis

Missed

Perdaraha
n

OUE

Tetutup

Terbuka

Terbuka

Terbuka

Terbuka

Tertutup

Urin

Terapi

Konser
Kuret

Kuret

Kuret

Kuret

Kuret

Uterus

<

<

<

Penatalaksanaan Abortus
Inkomplit
Pengelolaan pasien harus diawali dengan
perhatian terhadap keadaan umum dan
meng-atasi gangguan hemodinamik yang
terjadi untuk kemudian disiapkan tindakan
kuretase
Bila terjadi perdarahan yang hebat,
dianjurkan segera melakukan pengeluaran
sisa hasil konsepsi secara manual agar
jaringan yang mengganjal terjadinya
kontraksi uterus segera dikeluarkan,
kontraksi uterus dapat berlangsung baik
dan perdarahan bisa berhenti.

Pada kasus-kasus abortus inkomplit,


dilatasi serviks sebelum tindakan kuretase
sering tidak diperlukan. Pada banyak
kasus, jaringan plasenta yang tertinggal
terletak secara longgar dalam kanalis
servikalis dan dapat diangkat dari ostium
eksterna yang sudah terbuka dengan
memakai forsep ovum atau forsep cincin.
Bila plasenta seluruhnya atau sebagian
tetap tertinggal di dalam uterus, induksi
medis ataupun tindakan kuretase untuk
mengevakuasi jaringan tersebut
diperlukan untuk mencegah terjadinya
perdarahan lanjut.

Komplikasi

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai