Anda di halaman 1dari 40

SYOK

Nama : Amsal A. Kdise


Nim : 2009 83 049
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepanitraan Klinik
BAGIAN ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015

SYOK
Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan

darah tidak mencukupi untuk kebutuhan


organ-organ di dalam tubuh.

Tahap-Tahap Syok
1. Tahap nonprogresif/kompensasi
2. Tahap profresif
3. Tahap ireversibel

JENIS-JENIS SYOK
Syok secara klasik dibagi menjadi tiga

katagori, yaitu kardiogenik, hipovolemik, dan


distributif syok.

SYOK KARDIOGENIK
Terjadi apabila jantung gagal berfungsi

sebagai pompa untuk mempertahankan curah


jantung yang memadai.

Etiologi Syok Kardiogenik


1. Gangguan fungsi miokard : infark, Sindrom Koroner
Akut (ACS), myokardiopati
2. Mekanis
Regurgitasi mitral akut pada ACS infark

miokard
Ruptur septum ventrikel
Aneurisma ventrikel massif
3. Obstruksi :
Pada aliran keluar (outflow) : stenosis atrium
Pada aliran masuk (inflow) : stenosis mitral, miksoma
atrium kiri/thrombus, perikarditis/efusi perikardium.

Tanda Syok Kardiogenik

Hipoperfusi sistemik akibar fungsi ventrikel kiri menurun

Hipotensi (< 90 mmHg)

Infark miokard > 40%

Gangguan mental

Gelisah, pucat,kulit dingin dan basah, sianotik, menurunnya kesadaran

Nadi : pengisian kurang, cepat 90-110/menit. Mungkin bradikardi (bisa

karena AV block)

Tekanan darah : tekanan darah sistolik 90 mmHg dengan tekanan nadi


kecil < 30 mmHg

Pernapasan : takipnea, Cheynes Stokes

Bunyi jantung : S2 lemah, S3 gallop mungkin terdengar

Bising : sistolik akibat regurgitasi mitral atau ruptur septum ventrikel

Paru : ronki basah mungkin ada

Produksi urin berkurang (Oliguria : < 30 mg/jam)

Fungsi ginjal : ureum dan kreatinin meningkat

Asam laktat meningkat

Analisa Gas Darah menunjukkan asidosis metabolik

Cardiac marker meningkat : CK, CKMB, troponin I dan T

Pengelolaan Syok Kardiogenik


Supportif umum : penanggulangan nyeri
Monitoring :
a) Ukur tekanan arteri
b) Menilai curah jantung
c) EKG, Analisa Gas Darah, Lab (Hb, elektrolit, kreatinin,
ureum)
Perawatan :
a) Bebaskan jalan nafas
b) Pasang alat pantau jantung
c) Tensi
d) Obat-obatan :
e) Koreksi hipovolemia dan asidosis

Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan syok yang

terjadi akibat berkurangnya volume plasma di


intravaskuler.
Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan
hebat (hemoragik), dehidrasi berat oleh
berbagai sebab seperti luka bakar dan diare
berat.

ETIOLOGI SYOK
HIPOVOLEMIK
Perdarahan (syok hemoragik) misalnya akibat

trauma
Kehilangan plasma, misalnya akibat luka
bakar, peritonitis
Kehilangan air dan elektrolit misalnya muntah
dan diare

Tabel Stadium Syok Hipovolemik dan Gambaran


Klinisnya
Tanda dan
Stadium I
Pemeriksaan
Klinis
Kehilangan Darah 15 %
(%)

Stadium II

Stadium III

Stadium IV

15-30 %

30. 40 %

>40%

Kesadaran

Cemas

Sangat
cemas/binggung

Letargi

Frekuensi Jantung <100x/menit


atau Nadi

>100-120x/menit

>120-140x/menit

>140x/menit

Frekuensi Nafas

14-20x/menit

20-30x/menit

30-40x/menit

>35x/menit

Refiling Kapiler

Lambat

Lambat

Lambat

Tekanan darah
Sistolik

Normal

Normal

Turun

Turun

Tekanan Nadi

Normal

Turun

Turun

Turun

Produksi Urin

>30ml/jam

20-30ml/jam

5-15ml/jam

Sangat sedikit

Terapi Cairan
Kristaloid +

Sedikit cemas

Kristaloid

Kristaloid

Kristaloid +

Prinsip Penatalaksanaan Syok Hipovolemik


Penatalaksanaan syok hipovolemik meliputi
mengembalikan tanda-tanda vital dan
hemodinamik kepada kondisi dalam batas
normal, serta mempertahankannya
Penatalaksanaan syok hipovolemik tersebut
yang utama terapi cairan sebagai pengganti
cairan tubuh atau darah yang hilang.

Penatalaksanaan sebelum di tempat

pelayanan kesehatan harus memperhatikan


prinsip-prinsip tahapan resusitasi.
bila kondisi jantung, jalan nafas dan respirasi
dapat dipertahankan, tindakan selanjutnya
adalah adalah menghentikan trauma
penyebab perdarahan yang terjadi dan
mencegah perdarahan berlanjut.

teknik mobilisai dan pemantauan selama

perjalanan.
Perlu juga diperhatikan posisi pasien yang
dapat membantu mencegah kondisi syok
menjadi lebih buruk,
pada wanita hamil dimiringkan ke arah kiri

Cairan resusitasi yang digunakan adalah

cairan isotonik NaCl 0,9% atau ringer laktat.


Pemberian awal adalah dengan tetesan cepat
sekitar 20 ml/KgBB pada anak atau sekitar 1-2
liter pada orang dewasa.
Pemberian cairan kristaloid sekitar 5 kali lipat
perkiraan volume darah yang hilang dalam
waktu satu jam,

Jika tidak terjadi perbaikan hemodinamik

maka pilihannya adalah dengan pemberian


koloid, dan dipersiapkan pemberian darah
segera

Syok Anafilaksis
Anafilaksis merupakan bentuk terberat dari

reaksi alergi obat.


Ciri khas yang pertama dari anafilaksis adalah
gejala yang timbul beberapa detik sampai
beberapa menit setelah pasien terpajan oleh
alergen atau faktor pencetus nonalergen
seperti zat kimia, obat atau kegiatan jasmani

Gejala dan Tanda Anafilaksis Brdasrkan Organ Sasaran

System
Umum
Prodormal

Gejala dan tanda


Lesu, Lemah, Rasa tak enak yang sukar dilukiskan, rasa tak enak di dada
dan perut, rasa gatal di hidung dan palatum

Pernapasan
Hidung
Laring
Lidah
Bronkus

Hidung gatal, bersin dan tersumbat


Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edama, spasme
Edema
Batuk, sesak, mengi, spasme

Kardiovaskular

Gastrointestinal
Kulit
Mata
Susunan saraf pusat

Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensi sampai syok, aritmia,


kelainan EKG : Gelombang T datar, terbalik, atau tanda-tanda infark,
miokard
Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang-kadang disertai darah,
peristaltic usus meninggi
Urtika, angioedema di bibir, muka, atau ekstremitas
Gatal, lakrimasi
Gelisah, kejang

Mekanisme dan Obat Pencetus Anafilaksis


Mekanisme
dan Penyebab anafilaksis karena obat
Anafilaksis (melalui Ige)
Antibiotik (penisilin, sefalosporin)
Ekstrak allergen (bias tawon, polen)
Obat (glukokortikoid, thiopental, suksinilkolin)
Enzim (kemopapain, tripsin)
Serum heterolog (antitoksin tetanus, globulin antilimfosit)
Protein manusia (insulin, vasopressin, serum)
Anafilaktoid (tidak melalui IgE)
Zat penglepas histamine secara langsung :
Obat (opiate, vankomisin, kurare)
Cairan hipertonik (media radiokontras, manitol)
Obat lain (dektran, fluoresens)
Aktivitas komplemen
Protein manusia (immunoglobulin, dan produk darah lainnya)
Bahan dialysis
Modulasi metabolism asam arakidonat
Asam aselitsalisilat
Antiinflamsi nonsteroid

Terapi syok anfilaktik


Epinerfin 1:1000 yang diberikan adalah 0,01

ml/kg/BB sampai mencapai maksimal 0,3 ml


subkutan (SK) dan
dapat diberikan setiap 15-20 kondisi
penyakitnya sudah berat, suntikan dapat
diberikan secara intramuscular (IM) dan
bahkan kadang-kadang dosis epinerfin dapat
dinaikan sampai 0,5 ml sepanjang pasien
tidak mengidap kelainan jantung.

Syok Neurogenik
Syok neurogenik (depresi pusat vasomotor).

Syok neurogenik, juga diketahui sebagai syok


spinal, adalah akibat dari kehilangan tonus
vasomotor yang mengakibatkan dilatasi vena
dan arteriol umum.

Tonus vasomotor dikendalikan dan dimediasi

oleh pusat vasomotor di medulla dan serat


simpatis yang meluas di medulla spinalis
sampai pembuluh darah perifer
kondisi apapun yang menekan fungsi
medulla atau integritas medula spinalis serta
persarafan dapat mencetuskan syok
nerurogenik.

Syok sirkulasi
(tekanan arteri ratarata)
Curah
jantung

Curah
jantung

Resistensi
perifer total
Vasodilatasi luas

Volume darah

Cairan yang
berasal dari
plasma
Perdaraha
n hebat

Muntah
berlebihan,
diare,
pengeluaran
urin berlebihan

Syok
Hipovolemik

Zat
vasodilator
yang
dikeluarkan
oleh bakteri
Jantung
Melemah

Syok
Kardiogenik

Syok
septik

Histamin
yang
Hilan
dikeluarkan
tonu
dalam
vask
reaksi
alergi berat Aktivita
Syok
s saraf
anfilakti
simpati
k
s

Syok Vasogenik

Syok
Neurogen

SIRS
(Sistemic Inflammatory Response Syndrome)
SIRS adalah respons klinis terhadap

rangsangan (insult) spesifik dan nonspesifik.

Dikatakan SIRS apabila terdapat 2 atau lebih


dari gejala berikut berikut2:

1. Hyperthermia/hypothermia (>38,3C;
2.
3.
4.

5.

<35,6C)
Tachypneu (resp >20/menit)
Tachycardia (pulse >100/menit)
Leukocytosis >12.000/mm atau Leukopenia
<4.000/mm
10% >cell imature

FAKTOR PREDISPOSISI
Infeksi: saluran napas, urogenital, kulit dan
jaringan lunak, selanjutnya disebut sepsis
Imunitas terganggu: keganasan, terapi
radiasi, terapi hormonal
Prosedur invasif: tindakan pembedahan,
kateter urin, jalur intravena (IV).

Sumber:Eryk Leksana,Sistemi Respon Sindrome.Continuing Medical Education.2013

Sumber:Eryk Leksana,Sistemi Respon Sindrome.Continuing Medical Education.2013

Sumber:Eryk Leksana,Sistemi Respon Sindrome.Continuing Medical Education.2013

Terapi yang umum diberikan bertujuan untuk

perbaikan hemodinamik, yang diawali dengan


terapi cairan.
Beberapa jenis cairan yang dapat digunakan
ialah kristaloid dan koloid.

Syok Septik
Sepsis merupakan respon sistemik pejamu

terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin


dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga
terjadi aktivitas proses inflamasi.

Tanda Klinis
Ditandai dengan panas, takikardia,takipnea,

hipotensi dan disfungsi organ berhubungan


dengan gangguan sirkulasi darah.

Penatalaksanaan Syok
Septik
penatalaksanaan sepsis yang komprehensif,
mencakup eliminasi pathogen penyebab

infeksi,
eliminasi sumber infeksi dengan tindakan
drainase atau bedah bila diperlukan,
terapi antimikroba yang sesuai,
resusitasi bila diperlukan,
terapi suportif terhadap kegagalan organ

Resusitasi dilakukan secara intensif dalam 6

jam pertama, dimulai sejak pasien tiba unit


gawat darurat. Tindakan mencakup airway :
a). breathing b). circulasion c). oksigenase,
terapi cairan (kristaloid dan/atau koloid),
vasopresor/inotropik,

vasopresor keadaan hipovolemik teratasi

dengan pemberian cairan secara adekuat,


akan tetapi pasien masih mengalami
hipotensi,
terapi vasopresor diberikan mulai dosis
terendah tekanan arteri rata-rata (MAP) 60
mmHg, atau takanan darah sistolik 90 mmHg.

Untuk vasopresor dapat digunakan,

norepinerfin 0,03-1,5 mcg/kg/menit,


fenileferin 0,5-8 mcg/kg/menit atau epinerfin
0,01-0,5 mcg/kg/menit.
Sebagai inotropik yang dapat digunakan
dobutamin dosis 2-28 mcg/kg/menit,
dopamine 3-8 mcg/kg/menit, epinerfin 0,010,5 mcg/kg/menit dan transfusi bila
diperlukan.

Pemantauan dengan kateter vena sentral

sebaiknya dilakukan untuk mencapai tekanan


vena sentral (CVP) 8-12 mmHg, tekanan arteri
rata-rata (MAP) > 65 mmHg dan produksi urin
>0,5 ml/kg/jam.

Sumber: International Guidelines for Management of Severe Sepsis and Septic Shock:2012

Sumber: Dexa Medica no.1 Vol.21 Tahun:2008

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai