Anda di halaman 1dari 48

Hasil RISKESDAS 2010

Skenario 3
Kelompok A-12

Ketua : Haya Farah Khansa


(1102012110)
Sekertaris : Elisa Rosani (1102012074)
Anggota
: Aulia Purnama Effendi (1102012033)
Ayu Anggraeni Herwanto
(1102012036)
Denty Saraswati
(1102012056)
Farenthya Jessica R.
(1102012083)
Harya Hermawan (1102012109)
Heny Silviana (1102012114)
Ilham Noeryosan (1102012119)

HASIL RISKESDAS 2010


Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh
Balitbangkes Kementrian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status
gizi anak sebagai berikut : prevalence rate anak pendek secara nasional pada kelompok
umur 6-12 tahun adalah 35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20 % pendek .
Prevalence rate kekurusan pada anak umur usia 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri dari
4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Secara nasional masalah kegemukan pada anak usia
6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2 % atau masih diatas 5,0 %.
RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energy dan protein penduduk. Hasilnya
adalah masalah kekurangan konsumsi energy dan protein terjadi pada semua kelompok
umur anak terutama pada anak usia sekolah, usia pra remaja, usia remaja, dan kelompok
ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.
Status gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta
perilaku hidup bersih dan sehat keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebabkan
karena perilaku yang kurang baik dan cenderung menyebabkan kegemukan pada anak
adalah membiarkan anak duduk berjam-jam menonton tv, urang olahraga, dan sering
makan makanan junk food yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah serat.
Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia
sekolahan adalah anak-anak perlu diberi makanan tambahan. Program pemberian
makanan tambahan di daerah miskin dapat dilaksanakan oleh puskesmas dengan
menjalin kerjasama pihak sekolah dan masyarakat.

Sasaran Belajar
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Masalah Gizi Kurang
dan lebih pada anak
LI.2. Memahami dan menjelaskan Penilaian status gizi
pada anak dan ibu hamil
LI.3. Memahami dan menjelaskan Perilaku hidup bersih
dan Sehat (PHBS) pada keluarga dan institusi
Pendidikan
LI.4. Memahami dan menjelaskan Bebarapa gaya
hidup anak yang tidak mencermikan perilaku sehat
LI.5. Memahami dan menjelaskan Perilaku hidup bersih
dan Sehat (PHBS) dan Perkembangan masyarakat
dalam islam

LI.1.1. Memahami dan Menjelaskan


Masalah Gizi Kurang dan Lebih Pada
Anak

Gizi
Ilmu yang mempelajari atau mengkaji
masalah makanan yang dikaitkan dengan
kesehatan.
Fungsi zat gizi dalam tubuh :
1. Memberi energi
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
3. Mengatur proses tubuh
. Penyakit Gizi :
1.
Kekurangan Gizi
2. Kelebihan Gizi

Kekurangan Gizi Pada Anak


1.
2.
3.
4.

Kekurangan Kalori Protein (KKP)


Penyakit Defisiensi Vitamin A
Penyakit Defisiensi Yodium
Anemia Defisiensi Zat Besi

1. Kekurangan Kalori Protein


(KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, atau
terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Umumnya
terjadi pada balita, karena pada umur tersebut anak mengalami
pertumbuhan yang pesat. Penyakit ini dibagi dalam tingkatan
tingkatan yakni :
a) KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84-95%
dari berat badan menurut standar Harvard
b) KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60%
dari berat badan menurut standar Harvard
c) KKP berat ( gizi buruk) kalau berat badan anak kurang dari 60%
dari berat badan menurut standar Harvard
Beberapa ahli hanya membedakan 2 macam KKP yakni KKP ringan
atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau yang lebih sering
disebut marasmus (kwashiohor).

Tanda Tanda Gizi Buruk


1) Kwashiorkor:
) Edema seluruh tubuh
(terutama pada punggung
kaki)
) Wajah bulat dan sembab.
) Cengeng dan/rewel/apatis.
) Perut buncit.
) Rambut kusam dan mudah di
cabut.
) Bercak kulit yang luas dan
kehitaman/bintik kemerahan.

2) Marasmus:
gambaran KKP dengan
defisiensi energi yan ekstrem
Tampak sangat kurus.
Wajah seperti orang tua.
Cengeng/rewel/apatis.
Iga gambang, perut cekung.
Otot pantat mengendor.
Pengeriputanotot lengan dan
tungkai.
3) Marsmikwashiorkor
merupakan kombinasi
defisiensi kalori dan protein
pada berbagai variasi.

Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda tanda


klinis : oedema atau honger oedema, oedema biasanya
tampak pada daerah kaki.

2. Penyakit Defisiensi
Vitamin A
Penyakit ini disebabkan karena
kekurangan konsumsi vitamin A
dalam tubuh. Gejala gejala
penyakit ini yang menyangkut
kondisi mata, disebut Xerophtalmia
banyak kasus Xerophthalamia yang
berakibat gangguan penglihatan
yang permanen bahkan sampai
menjadi buta, terutama pada
kelompok umur dewasa muda.

Konsumsi vitamin A kurang adalah


karena kebiasaan makan yang salah,
tidak suka sayur dan buah, atau karena
daya beli rendah, tidak sanggup
membeli bahan makanan hewani
maupun nabati yang kaya akan vitamin
A dan karoten tersebut. Hambatan
absorbsi vitamin Adaam kroten terjadi
karena hidangan rata-rata rakyat umum
di Indonesia mengandung rendah lemak
dan protein yang diperlukan dalam
metabolisme vitamin A.

3. Penyakit Defisiensi
Yodium
Zat yodium merupakan zat gizi esensial bagi
tubuh karena merupakan komponen dari
hormon thyroxin. Zat ini dikonsentrasikan dalam
kelenjar gondok (glandula thyroidea) yang
dipergunakan dalam sintesis hormon thyroxin.
Kekurangan zat yodium ini berakibat kondisi
Hypothyroidisme dan tubuh akan mencoba
untuk mengkompensasi dengan menambah
jaringan kelenjar gondok yang akhirnya akan
menjadi hypertropi dan disebut dengan
penyakit gondok.

4. Anemia Defisiensi Zat


Besi
Penyakit ini karena konsumsi zat besi (Fe) pada
tubuh tidak seimbang atau kurang dari
kebutuhan tubuh. Fe lebih mudah diserap oleh
usus haluus dalam bentuk Ferro. Pada wanita
eksresi Fe lebih banyak melalui menstruasi dan
saat hamil kebutuhan Fe meningkat karena
bayi yang dikandung membutuhkan Fe ini.
Di Indonesia program penanggulangan anemia
defisiensi zat besi melalui pemberian tablet Fe
secara Cuma Cuma melalui puskesmas atau
posyandu.

Kelebihan Gizi Pada Anak


1. Obesitas
Konsumsi terlalu berlebih dibandingkan dengan
kebutuhan atau pemakaian energy. Kelebihan
energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk
lemak. Seseorang dikatakan menderita obesitas
bila berat badannya pada laki laki melebihi 15%
dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan
ideal menurut umurnya. Akibat dari penyakit
obesitas ini adalah penderita cenderung
menderita penyakit kardiovaskuler,
hipertensi,dan diabetes mellitus.

Tanda Obesitas
Obesitas pada anak ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut:
pertumbuhan atau pertambahan berat badan di atas rata-rata
mulai tampak gemuk sejak usia dini
asupan makan berlebih
ada riwayat keturunan obesitas
tidurnya mengorok
aktivitas sehari-hari hanya ringan-ringan saja/ sedentary life
muka tembem, dagu rangkap, leher pendek
terdapat bagian tubuh yang berlipat-lipat
perut buncit
pada anak lelaki penis tenggelam (tertutup lipatan tubuh), nak laki-laki
sering merasa malu karena payudara seolah olah tumbuh,menggantung
dan sering disertai strie
Anak lebih cepat mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat,
pertumbuhan payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak
juga lebih cepat

Dokter akan memeriksa tanda dan gejala


obesitas pada anak Anda dan akan melakukan
beberapa pemeriksaan sebagai berikut:
pengukuran BB dan TB untuk mendapatkan nilai
BMI (Body Mass Index)
membandingkan perubahan berat badan
dengan tinggi badan
memeriksa daerah tubuh yang berlipat-lipat
karena timbunan lemak
tekanan darah
memeriksa daerah tubuh seperti rambut, tandatanda sekunder kelamin, perkembangan
seksual, perut, jari dan kaki, serta daerah penis.

Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium yang


tujuannya untuk mengetahui penyebab obesitas. Tidak
semua harus dilakukan, harus sesuai dengan indikasi:
darah perifer lengkap
tes toleransi glukosa
fungsi tiroid
profil lipid
sekresi dan fungsi growth hormon
kalsium, fosfat, dan kadar hormon paratiroid
fungsi hati: SGOT dan SGPT
foto orofaring
USG hati
MRI untuk cek hipotalamus dan hipofisis
Sleep studies untuk mendeteksi sleep apneu

LI.2. Memahami dan menjelaskan Penilaian


Status Gizi Pada Anak dan Ibu Hamil

Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variable
tertentu, merupakan indeks yang statis dan
agresif sifatnya kurang peka untuk melihat
terjadinya perubahan dalam waktu pendek
misalnya bulanan.
Status gizi terbaik ialah kesehatan gizi
optimum. Kondisi ini tubuh bebas dari
penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh
yang baik sehingga memiliki daya kerja dan
efisiensi yang sebaik-baiknya.

Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :


1. Penilaian status gizi
2. Pemantauan status gizi
Keduanya sama-sama mendeskripsikan kondisi
keseimbangan, namun perbedaan terletak pada frekuensi
pengukuran dan interpretasi hasil ukur. PSG dilakukan
pada satu titik waktu dan hasil yang didapatkan adalah
deskripsi status gizi pada satu kali pengukuran tersebut.
PSG biasanya dilakukan untuk mengevaluasi program
perbaikan gizi dan dampak sebuah program. Sementara
itu Monitoring Status Gizi adalah pengukuran status gizi
yang dilakukan pada 2 titik waktu atau lebih. Pengamatan
diarahkan kepada arah (trend) dari 2 titik waktu tersebut.
Perubahan (naik/turun) status gizi menjadi fokus
perhatian. Dengan demikian MSG adalah trend dari 2
PSG.

Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi


Seseorang
Faktor Eksternal

Faktor Internal

1. Pendidikan dan
Pendapatan
2. Pekerjaan
3. Budaya

1. Usia
2. Kondisi fisik
3. Infeksi

Penilaian Status Gizi


Penilaian Langsung

Penilaian Tidak
Langsung

1.
2.
3.
4.

1. Survei Konsumsi
Makanan
2. Statistik Vital
3. Faktor Ekologi

Antropometri
Klinis
Biokimia
Biofisik

Antropometri
Indeks antropometri adalah
pengukuran dari beberapa
parameter. Indeks antropometri bisa
merupakan rasio dari satu
pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubungkan
dengan umur dan tingkat gizi. Salah
satu contoh dari indeks antropometri
adalah Indeks Massa Tubuh (IMT)
atau yang disebut dengan Body Mass

1. Indeks berat badan per tinggi


badan (BB/TB)
Cara pengukuran status
gizi berdasarkan indeks
BB/TB dengan
menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT),
karena IMT merupakan
alat yang sederhana
untuk memantau status
gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan
(Supariasa, 2001).

Klasifikasi
Kategori IMT
menurut CDC

Gizi Pada Anak


adalah keadaan
kesehatan anak
yang ditentukan
oleh derajat
kebutuhan fisik
energi dan zat-zat
gizi lain yang
diperoleh dari
pangan dan
makanan yang
dampak fisiknya
diukur secara

Indikasi pengukuran dari variabel ini


ditentukan oleh :

1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi


Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai
dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan
timbangan berat badan dan meteran tinggi badan
(mikrotoise)
2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal
penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian dikurangi
dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas
anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1
bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan.
3. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah
Z score simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok
sebagai presen terhadap median baku rujukan

Menghitung
SBB
Hasil pengukuran
NIS NMBR
Skor Baku Rujukan
NSBR
NIS
: Nilai Induvidual
Subjek
NMBR : Nilai Median Baku
Rujukan
NSBR: Nilai Simpang Baku
Rujukan

dikategorikan sbb
1. BB/U
Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
Gizi Baik
Bila SSB -2 s/d
+2 SD
Gizi Lebih
Bila SSB > +2
SD
2. TB/U
Pendek Bila SSB < -2 SD
Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
Tinggi Bila SBB > +2 SD
3. BB/TB
Kurus
Bila SSB < -2
SD
Normal
Bila SSB -2 s/d +2
SD
Gemuk
Bila SSB > +2 SD

Interpretasi

Tabel 3: Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks


(BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

Kelompok Rentan Gizi


Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok
dalam masyarakat yang paling mudah menderita
gangguan kesehatan atau rentan karena
kekurangan gizi.
Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
a. Kelompok bayi umur 0-1 tahun
b. Kelompok di bawah lima tahun (balita) 1-5 tahun
c. Kelompok anak sekolah umur 6-12 tahun
d. Kelompok remaja umur 13-20 tahun
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui
f. Kelompok usia lanjut atau lansia

LI.3. Memahami dan Menjelaskan


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada Keluarga dan Institusi Pendidikan

Definisi PHBS
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif mewujudkan kesehatan
masyarakat (Depkes. RI. 2006)
PHBS adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar,
mau, dan mampu mempraktekkan PHBS.
Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menetapkan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Masyarakat diharapkan
dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama
dalam tatanan masing-masing dan masyarakat agar dapat
menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara,
dan meningkatkan kesehatannya. (DEPKES RI. 2006)

Tujuan dan Manfaat PHBS


Manfaat Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat bagi rumah tangga:

Manfaat Perilaku Hidup dan


Sehat bagi masyarakat :

1.Setiap rumah tangga meningkat


kesehatannya dan tidak mudah
sakit
2.Anak tumbuh sehat dan cerdas
3.Prokduktifitas kerja anggota
keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota
rumah tangga maka biaya yang
tadinya dialokasikan untuk
kesekahatan dapat diahlikan
untuk biaya investasi seperti biya
pendidikan, Pemenuhan gizi
keluarga dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga

1.Masyarakat mampu mengupayakan


lingkungan sehat
2.Masyarakat mampu mencegah dan
menanggulangi masalah-masalah
kesehatan
3.Masyarakat memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada
4.Masyarakat mampu
mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM)
seperti posyandu, jaminan
pemeliharaan kesehatan, tabungan
bersalin (tabulin), arisan jamban,
kelompok pemakai air, ambulans
desa dll.

Program yang Ada di PHBS


1. Gerakan Pemberdayaan
( Empowerment )
Aspek Knowledge
Aspek Practice
Aspek Attitude

2. Bina Suasana ( Social Support )


3. Pendekatan Pimpinan ( Advocacy )

Indikator PHBS
Indikator diperlukan untuk menilai
apakah aktivitas pokok yang
dijalankan telah sesuai dengan
rencana dan menghasilkan dampak
yang diharapkan. Dengan demikian
indikator merupakan suatu alat ukur
untuk menunjukkan suatu keadaan
atau kecenderungan keadaan dari
suatu hal yang menjadi pokok
perhatian. (DEPKES RI. 2006)

Tatanan PHBS
Tatanan adalah tempat dimana
sekumpulan orang hidup, bekerja,
bermain, beinteraksi dan lain-lain.
Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS
yaitu rumah tangga, sekolah, tempat
kerja, sarana kesehatan, dan tempat
umum. (DEPKES RI 2006)

Tatanan PHBS
1.
2.
3.
4.
5.

PHBS
PHBS
PHBS
PHBS
PHBS

di
di
di
di
di

Rumah Tangga
Sekolah
Institusi Kesehatan
Tempat Kerja
Tempat Umum

PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta
berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.

Indikator PHBS di Sekolah


Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai
ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu
1.Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan sabun
2.Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3.Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4.Olahraga yang teratur dan terukur
5.Memberantas jentik nyamuk
6.Tidak merokok di sekolah
7.Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap 6 bulan
8.Membuang sampah pada tempatnya

PHBS di Institusi Kesehatan


PHBS di Institusi Kesehatan
adalah upaya untuk
memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung
dan petugas agar tahu,
mau dan mampu untuk
mempraktikkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi
Kesehatan Sehat dan
mencegah penularan
penyakit di institusi
kesehatan.

Ada beberapa
indikator yang dipakai
sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di
Institusi Kesehatan
yaitu:
1.Menggunakan air bersih
2.Menggunakan Jamban
3.Membuang sampah
pada tempatnya
4.Tidak merokok di
institusi kesehatan

PHBS di Tempat Kerja


PHBS di Tempat kerja
adalah upaya untuk
memberdayakan para
pekerjaagar tahu,
mau dan mampu
mempraktikkan
perilaku hidup bersih
dan sehat serta
berperan aktif dalam
mewujudkan Tempat
Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) di Tempat kerja antara lain :
1.Tidak merokok di tempat kerja
2.Membeli dan mengkonsumsi makanan
dari tempat kerja
3.Melakukan olahraga secara
teratur/aktifitas fisik
4.Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun sebelum makan dan sesudahBAB
dan BAK
5.Memberantasjentik nyamuk di tempat
kerja
6.Menggunakan air bersih
7.Menggunakan jamban saat buang air
kecil dan besar
8.Membuang sampah pada tempatnya
9.Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai jenis pekerjaan

PHBS di Tempat Umum


PHBS di Tempat - tempat Umum
adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat tempat umum agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan
PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan tempat tempat
Umum Sehat. Tempat - tempat
Umum adalah sarana yang
diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau
perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat seperti
sarana pariwisata, transportasi,
sarana ibadah, sarana
perdagangan dan olahraga,
rekreasi dan sarana sosial lainnya.

Ada beberapa indikator


yang dipakai sebagai
ukuran untuk menilai
PHBS di Tempat Tempat Umum yaitu :
1.Menggunakan air bersih
2.Menggunakan jamban
3.Membuang sampah pada
tempatnya
4.Tidak merokok di tempat
umum
5.Tidak meludah
sembarangan
6.Memberantas jentik nyamuk

LI.4. Memahami dan Menjelaskan Beberapa


Gaya Hidup yang Tidak Mencerminkan
Perilaku Sehat

1.
2.
3.
4.
5.

Melewatkan sarapan
Kurang makan buah dan sayur
Tidak rutin berolahraga
Kurang tidur
Malas mencuci tangan

LI.5. Memahami dan menjelaskan Perilaku hidup


bersih dan Sehat (PHBS) dan Perkembangan
masyarakat dalam islam

Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat


hubungannya dengan kesihatan. Tujuan Islam
mengajarkan hidup yang bersih dan sihat adalah
menciptakan individu dan masyarakat yang sihat
jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu
menjadi umat pilihan dan khalifah Allah untuk
memakmurkan bumi. Kesihatan merupakan salah
satu hak bagi tubuh manusia. Karena kesihatan
merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang
sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam
menegaskan perlunya kesihatan untuk
menjalankan agama secara sempurna.

Al-quran banyak ayat yang menganjurkan


unntuk bersuci. Alalh berfirman :

Dan pakaianmu bersikanlah (QS.Al


Muddatsir ayat: 4)












Sesungguhnya Allah mencintai orang
orang yang bertaubat dan orang orang
yang mermbersikan diri. ( QS. Al
baqarah:222 ).

Daftar Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo;2011;Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni; Jakarta: Rineka Cipta

Abunain Djumadias. 1990. Aplikasi Antropometri sebagai Alat Ukur Status Gizi. Puslitbang
Gizi Bogor.
Arsad. RA, 2006. Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD Wilayah
Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar tahnu 2006. FKMUNHAS. Makassar.

Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI

Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei.
Jakarta : Rineka Cipta. 2010.

Supariasa, I.D.N. 2010. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

http://www.litbang.depkes.go.id/riskesnas 24 mei 2012 pukul 20:12

http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id diakses 24 mei 2012 pukul 20:12

Anda mungkin juga menyukai