PENDAHULUAN
Menurut laporan World Health Organization (WHO)
diperkirakan di seluruh dunia terdapat sekitar
536.000 wanita meninggal dunia akibat masalah
persalinan. Dari jumlah tersebut, 99% di antaranya
terjadi di negara-negara berkembang
PENDAHULUAN
Kesepakatan dunia dalam ketetapan Millenium Development Goals
(MDGs) 2015, target Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 102 per
100.000 kelahiran hidup. Di Asia, anemia adalah penyebab
kematian maternal tertinggi kedua, yaitu sebesar 12,8% dari
kematian ibu
Penyebab utama kematian ibu:
Langsung Perdarahan: 28 %, Eklampsia : 24 %, Infeksi : 11 %
Tidak langsung Anemia : 51%
DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan dimana darah tidak memiliki jumlah sel darah merah
yang cukup, atau ketika sel darah merah tidak membawa hemoglobin yang cukup
untuk mengantar oksigen ke jaringan
CDC :
Trimester I & III < 11 gr/dl
Trimester II < 10, 5 gr/dl
Berdasarkan British Committee for Standards in Haematology (BCSH),
anemia pada ibu hamil didefinisikan sebagai berikut :
EPIDEMIOLOGI
Frekuensi anemia dalam kehamilan di seluruh dunia : 10 20 %
WHO : 40 % kematian ibu di negara berkembang berhubungan dengan
anemia dalam kehamilan
Indonesia
PATOFISIOLOGI
Perubahan
fisiologis Masa
Hamil
Peningkatan
volume plasma >
volume eritrosit
Hemodilusi
Tidak
terkompensasi
Penurunan
Konsentrasi
Hb
Anemia
ETIOLOGI
1. Didapatkan (acquired)
Anemia defisiensi besi
Anemia karena kehilangan darah secara akut
Anemia karena inflamasi atau keganasan
Anemia megaloblastik
Anemia hemolitik
Anemia aplastik
2. Herediter
Thalasemia
Hemoglobinopati lain
Hemoglobinopati sickle cell
Anemia hemolitik herediter
GEJALA KLINIS
Ringan : pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu,
dan sesak
Sedang : lemah dan lesu, palpitasi, sesak,
edema kaki, dan tanda malnutrisi
Berat
: anemia sedang + demam, memar,
stomatitis, pika, gastritis, thermogenesis
terganggu, ikterus, hepatosplenomegali.
DIAGNOSIS
Anamnesis
: Keluhan lemah, cepat lelah, sesak,
berdebar-debar
Pemeriksaan fisis
: Pucat, Glossitis, gingivitis, stomatitis,
Koilonikia
: Hb < 7 gr%
Iron depleted state penurunan kadar feritin serum, apusan besi dlm sumsum tulang (-)
2.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi
asam folat.
Ditandai dengan gangguan sintesis DNA pada darah dan sumsum
tulang.
Defisiensi asam folat disebabkan :
Intake tdk adekuat diet rendah asam folat, muntah dlm kehamilan
Utilisasi asam folat yg meningkat kebutuhan saat hamil bertambah,
kecepatan pertumbuhan janin, plasenta dan uterus.
Efek defisiensi asam folat neural tube defect
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Pada wanita yg tdk hamil, kebutuhan asam folat sebesar 50 100
g/hari. Selama kehamilan, kebutuhan meningkat hingga 600 g/hari.
Manifestasi klinis :
pucat, kulit kering, glositis, nafsu makan dan berat badan menurun.
Perdarahan trombositopenia
Infeksi leukopenia
Pemeriksaan penunjang :
Hb, Ht menurun
Retikulosit normal/menurun
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Indeks eritrosit makrositik
Apusan darah tepi megaloblas, promegaloblas
Hipersegmentasi neutrofil petunjuk defisiensi asam folat
Gold standard kadar serum folat yg rendah
Suplementasi asam folat :
Profilaksis CDC (1992) dan ACOG (1996) merekomendasikan bahwa
semua ibu hamil harus mengkonsumsi sekurang-kurangnya 0,6 mg asam
folat/hari.
Pengobatan 1 mg/hari.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Respon pengobatan retikulosit meningkat 4 7 hari, WBC dan platelet
meningkat
Makanan yg dianjurkan :
Daging, hati, kacang-kacangan, sayuran hijau
KOMPLIKASI
Pengaruh anemia terhadap kehamilan diantaranya:
Abortus
Partus prematurus
Mola hidatidosa
Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR)
Bayi cacat
Mudah terjadi infeksi
Ketuban pecah dini
KOMPLIKASI
Pengaruh anemia terhadap persalinan diantaranya:
Gangguan his
Kala II lama
Kala III (kala uri) yg dapat diikuti dengan retensio plasenta
Pengaruh anemia pada saat nifas diantaranya:
Terjadi sub involusi uteri perdarahan post partum
Mudah terjadi infeksi puerperium
Pengeluaran ASI berkurang
PROGNOSIS
Prognosis
anemia
umumnya baik.
defisiensi
pada
TERIMA KASIH