Anda di halaman 1dari 92

EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAAN

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

EMBRIOLOGI SUSUNAN
PENCERNAAN
BERASAL DARI
Pharyngeal Gut
Usus sederhana depan
Usus sederhana tengah
Usus sederhana belakang

2/9

Pharyngeal Gut
Pada minggu keempat terbentuk lengkung
pharynx yang terdiri atas : jaringan
mesenkim yang dipisahkan oleh celah
pharynx
Bersamaan dengan itu terbentuk kantong
pharynx disepanjang dinding lateral
pharynx
3/9

4/9

Lengkung Pharynx
TERDIRI ATAS
Bagian inti, Mesoderm
Bagian luar, Ektoderm
Bagian dalam, Entoderm
Disamping itu inti lengkung Pharynx
menerima sel krista untuk membentuk unsur
tulang
5/9

Mesoderm membentuk susunan otot


wajah
dan leher.
Setiap unsur otot masing-masing
lengkung
membawa saraf otak tersendiri dan
mempunyai unsur arteri sendiri

6/9

7/9

Tulang rawan yang dibentuk lengkung


pharynx

8/9

Setiap lengkung membawa


persyarafan tersendiri

9/9

Kantong Pharynx
Membawa 5 pasang kantong pharynx
Pasangan terakhir tidak khas, sering
dianggap bagian IV

10/9

11/9

Alat-alat yang dibentuk kantung pharynx

12/9

Celah Pharynx
Banyaknya 4 buah
Yang menetap hanya satu
Berkembang menjadi meatus acusticus
externus

13/9

Sindroma lengkung pertama


Terjadi karena kegagalan / perkembangan
abnormal lengkung pharynx pertama
Sindroma treacher collins (Dysostosis
Mandibulo Facialis)
- telinga luar abnormal
- kelainan telinga tengah dan dalam
- hipoplasia tulang pipi dan rahang bawah
- kelainan kelopak mata bawah
14/9

Sindroma Piere Robin


Hipoplasia rahang bawah
Palatoschizis
Kelainan telinga dan mata

15/9

Perkembangan lidah
Terbentuk pada minggu keempat
Berasal dari
- lengkung pertama
membentuk corpus lingua
- lengkung kedua, ketiga dan sebagian keempat
membentuk radix lingua
- lengkung keempat
membentuk epiglotis
16/9

17/9

Tongue tie = ankyloglossia


Lidah tidak bebas dari mulut
Penyebab : tidak terjadi degenerasi sel
pada dasar mulut, sehingga
lidah terikat pada dasar mulut
Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi
sel yang luas, yang tersisa hanya :
FRENULUM
18/9

Perkembangan Palatum
Berasal dari pasangan pertama lengkung
pharynx
Pada akhir minggu keempat terdapat
tonjolan maxilla dilateral dan tonjolan
mandibula kaudal dari stomadeum

19/9

20/9

Tonjolan maxilla bertumbuh kemedial


membentuk segmen antar maxilla yang
membentuk :
= Philtrum bibir atas
= Unsur rahang atas, mengandung 4 gigi seri
= Unsur palatum yang membentuk langitan
primer

21/9

22/9

Langit sekunder/palatum sekunder


Dibentuk oleh daun-daun langit sekunder
(palatum) yang berasal dari penonjolan
tonjol maxilla yang mengarah kebawah,
pada sisi kiri dan kanan lidah
Akhirnya mencapai kedudukan horizontal
diatas lidah
Di anterior daun-daun palatina bersatu
dengan langit primer
Batas langit primer dan sekunder adalah
foramen incisivum
23/9

Sumbing bibir dan langitan


Didepan foramen incisivum terjadi :
Sumbing bibir lateral
Sumbing rahang atas
Sumbing antara langitan primer dan
sekunder

24/9

Dibelakang foramen incisivum terjadi :


- Sumbing langit sekunder
- Sumbing uvula
Campuran kedua sumbing diatas
Penyebab :
- Genetik
- Lingkungan

25/9

Embriologi Susunan
Pencernaan

Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit


(22 hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah
kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga
rongga yang dibatasi entoderm sebagian tercakup
ke dalam mudigah dan membentuk usus
sederhana.
Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus
sederhana membentuk tabung buntu masingmasing :

Usus sederhana depan (fore gut)


Usus sederhana belakang (hind gut)
Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang
untuk sementara tetap berhubungan dengan kandung
kuning telur.

26/9

27/9

Perkembangan usus sederhana


depan
Oesopagus
Ketika mudigah berumur 4 minggu, muncul
diverticulum pada dinding ventral usus
sederhana depan yang disebut (diverticulum
tracheo bronchiale). Diverticulum ini berangsurangsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut
melalui septum oesopago tracheale. Dengan
cara ini usus sederhana depan terbagi atas :
Bagian ventral : primordium pernafasan
Bagian dorsal : oesopagus

28/9

29/9

Perkembangan..

Pada mulanya oesopagus sangat


pendek, akan tetapi dengan gerak
turun jantung dan paru-paru ia
memanjang dengan cepat.
2/3 bagian atas otot bersifat serat
lintang yang berasal dari mesenchim
sekitarnya dan disarafi oleh N.X.
1/3 bagian bawah ototnya bersifat
polos dan disarafi plexus splanchnicus
30/9

31/9

Kelainan Kongenital
Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis

Kelainan ini akibat :


1.Penyimpangan septum eosophagotracheale ke
posterior
2.Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding
dorsal usus depan sederhana ke arah anterior

Bentuk yang paling sering ditemukan:


1.Bagian proximal berakhir sebagai kantong
buntu
2.Bagian distal dihubungkan dengan trachea
melalui saluran sempit.
32/9

Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.


Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara
kedalam trachea.

Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya


mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian
proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan
mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paru33/9

Lambung
Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai
suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan.
Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat
berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan
pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan
alat-alat disekitarnya.

34/9

Perubahan kedudukan lambung karena ia


berputar sekitar sumbu memanjang dan
sumbu antero posterior.
Disekitar sumbu memanjang lambung
melakukan putaran 90o searah jarum jam.

Akibatnya :

Sisi kiri menghadap ke depan


Sisi kanan menghadap ke belakang
N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan
N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju
belakang

35/9

36/9

Lambung
Selama perputaran ini bagian dinding
belakang lambung tumbuh lebih cepat dari
bagian depannya. Hal ini mengakibatkan
pembentukan :
curvatura mayor
curvatura minor

Ujung cephalic dan kaudal lambung pada


mulanya terletak digaris depan. Selama
pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian
pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan
bagian cephalic atau bagian kardia kekiri
dan kebawah.
Dengan ini sumbu panjang lambung
berjalan dari kiri dan kanan bawah

37/9

38/9

Lambung
Pada tingkat perkembangan ini,
lambung terikat pada dinding dorsal dan
ventral tubuh melalui mesogastrium
dorsale dan ventrale.
Perputaran disekitar sumbu memanjang
menarik mesogastrium dorsale kekiri.
Dengan demikian membantu
pembentukan bursa omentalis, yaitu
kantong peritonium dibelakang lambung
39/9

40/9

Kelainan kongenital
Stenosis Pylorus
Disebabkan oleh otot-otot melingkar di
daerah pylorus menebal sehingga
terjadi penyempitan rongga pylorus
Akibatnya perjalanan makanan
tersumbat sehingga anak muntah hebat
dan proyektil

41/9

Duodenum
Terbentuk dari bagian akhir fore gut
dan bagian atas mid gut.
Titik pertemuan fore gut dan mid gut
ini terletak tepat distal dari tunas hati.
Sementara lambung berputar,
duodenum mengambil bentuk
lengkung seperti huruf C dan
akhirnya terletak retroperitonial
42/9

43/9

Hati dan Kandung Empedu


Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai
epitel entoderm pada ujung distal fore gut.
Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis
(tunas hati)
Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang
berproliferasi dengan cepat dan menempus septum
transversum yaitu lempeng mesoderm.
Sementara sel-sel hati menembus septum transversum,
hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan
ini terbentuk saluran empedu.
Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang
menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.
44/9

45/9

Hati dan Kandung Empedu


Selama perkembangan sel epitel hati
bercampur baur dengan v.vitelinae dan
v.umbilicus untuk membentuk sinusoid
hati.
Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi
jaringan parenkim hati dan jaringan yang
melapisi ductus biliaris
Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan
sel-sel jaringan penyambung berasal dari
mesoderm septum transfersum.
46/9

Hubungan hati dan


peritonium
Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung,
hati menjadi terlalu besar bagi septum transversum
dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga
perut.
Mesoderm septum transversum antara dinding ventral
perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan
membentuk ligamentum falciforme hepatis
Mesoderm septum transversum antara hati dan fore
gut akan meregang dan membentuk selaput
omentum minus (ligamentum gastrohepaticum dan
ligamentum hepatoduodenale)
Pada tepi bebas omentum minus terdapat :
Saluran empedu
Vena prota
Arteri hepatica

47/9

48/9

Hubungan hati dan


peritonium
Mesoderm pada permukaan hati
berdiferensiasi menjadi peritonium viscerale,
kecuali pada permukaan atasnya. Pada
daerah ini, hati tetap berhubungan dengan
sisa septum transversum.
Bagian septum ini terdiri atas gumpalan
mesoderm yang padat dan membentuk pars
tendinosa diafragma.
Permukaan hati yang berhubungan dengan
diafragma dan tidak pernah diliputi
peritonium dikenal dengan pars afixa hepatis
atau bare area of the liver
49/9

Fungsi Hati dalam Janin


Pada minggu 10 berat hati 10% dari berat badan
seluruhnya. Hal ini disebabkan karena:
Sejumlah besar Sinusoid
Fungsi hemopoetik
Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah
ditemukan sarang-sarang sel yang menghasilkan sel
darah merah dan putih.
Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2
bulan terakhir kehidupan dalam rahim.
Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk
darah yang tertinggal. Pada saat ini berat hati 5%
dari berat badan seluruhnya
Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu
ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel hati.
50/9

Fungsi Hati dalam Janin


Pada saat ini, kandung empedu dan ductus
cysticus telah berkembang. Ductus
cysticus bersatu dengan ductus hepaticus
membentuk ductus choledochus.
Akibatnya empedu dapat memasuki
saluran pencernaan, sehingga isi saluran
pencernaan berwarna hijau gelap.
Karena perubahan kedudukan duedenum,
muara ductus choledochus berangsurangsur bergeser dari depan ke belakang.
Akibatnya ductus choledochus menghilang
dibelakang duodenum.

51/9

Kelainan Kongenital
1. Atresia kandung empedu
Pada mulanya kandung empedu
merupakan alat yang berongga. Akibat
proliferasi epitel yang melapisinya,
kandung ini menjadi padat untuk
sementara waktu. Kemudian terjadi
rekanalisasi epitel, sehingga rongga
tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi
tidak terjadi, kandung empedu tetap
52/9

Kelainan Kongenital
2. Atresia saluran empedu.
Saluran didalam dan luar hati juga
mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi
tak terjadi akan terbentuk atresia.
Biasanya hanya terbatas pada hanya
sebagian kecil ductus choledochus.
Kandung empedu dan ductus hepaticus
proximal terhadap atresia sangat melebar.
Anak lahir akan tampak kuning yang
tambah lama tambah parah.
53/9

54/9

Kelainan Kongenital
3. Bentuk ganda vesica felea.

55/9

Kelainan Kongenital
4. Pembelahan sebagian vesica felea
5. Diverticula pada kandung empedu.

56/9

Pancreas
Dibentuk oleh:
Tunas pancreas dorsal
Tunas pancreas ventral
Yang berasal dari epitel entoderm duodenum
Tunas pancreas dorsal terletak didalam
mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal
berhubungan erat dengan ductus choledochus.
Ketika duodenum berputar ke kanan dan
membentuk huruf C, tunas pancreas ventral
bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus
bergeser ke dorsal.
Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat
dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.
57/9

58/9

Pancreas
Kemudian parenkhim maupun saluran tunas
pancreas dorsal dan ventral bersatu.
Tunas ventral membentuk processus
uncinatus dan bagian bawah caput pancreas.
Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas
dorsal.
Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi)
terbentuk dari bagian distal saluran pancreas
dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.
Bagian proximal saluran pancreas dorsal
menutup atau sebagai saluran kecil:
Ductus pancreaticus accesorius (santorini

59/9

60/9

Pancreas
Ductus pancreaticus mayor bersamasama dengan ductus choledochus
bermuara di papila duodeni mayor.
Ductus pancreaticus accesorius
bermuara pada papila duodeni minor.
10 % dari kasus kedua saluran gagal
bersatu dan susunan ganda tetap
dipertahankan.
61/9

Pancreas
Pulau-pulau langerhans.
Berkembang dari jaringan parenchim
pancreas pada ketiga kehidupan janin.
Tersebar diseluruh kelenjar.
Sekresi insulin dimulai bulan ke-5.
Kadar insulin janin tidak tergantung
pada kadar insulin ibunya.
62/9

Kelainan Kongenital
1. Pancreas yang berbentuk cincin

Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang


dalam keadaan normal bersatu dan berputar
disekitar duodenum, sehingga terletak
dibawah tunas pancreas dorsal.
Kadang-kadang bagian kanan berputar secara
normal tetapi bagian kiri bergeser kearah yang
berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi
oleh pancreas yang berbentuk cincin.
Kelainan ini kadang-kadang menjepit
duodenum dan menyebabkan penyumbatan.
63/9

64/9

Kelainan Kongenital
2. Pancreas heterotopik

Keadaan dimana jaringan pancreas


dapat ditemukan mulai dari ujung
distal oesopagus sampai puncak jerat
usus sederhana.
Yang paling sering ditemukan pada
selaput lendir lambung dan
diverticulum Meckel.
65/9

Perkembangan Usus Sederhana


Tengah (mid gut)
Perkembangan usus tengah ditandai oleh
cepat memanjangnya usus dan
mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat
usus primer.
Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan
dengan kandung telur melalui ductus vitellinus
yang sempit.
Bagian cranial jerat usus akan membentuk:
Bagian distal duodenum
Yeyenum
Ileum (sebahagian)
66/9

67/9

Perkembangan Usus Sederhana


Tengah (mid gut)
Bagian caudal jerat usus akan
membentuk:

Bagian bawah illeum


Caecum
Appendix
Colon ascenden
2/3 proximal colon transfersum
68/9

Perkembangan Usus Sederhana


Tengah (mid gut)
Perbatasan antara bagian cranial dan caudal
jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada
orang dewasa yang dikenal sebagai:
Diferticulum meckel dan diverticulum illeal

Hernia phisiology
Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat
terutama bagian cranialnya.
Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan
hati yang serentak, rongga perut untuk sementara
terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.
Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional
dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang
terjadi pada minggu ke enam.
69/9

70/9

Perputaran usus tengah


Bersamaan dengan pertumbuhan
memanjangnya, jerat usus sederhana akan
berputar disekitar poros yang dibentuk oleh
A.Mesenterica superior.
Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:

90% selama herniasi


180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.
Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.

Usus besar juga cukup bertambah panjang,


sedangkan yeyenum dan ileum selain
bertambah panjang juga akan membentuk
jerat-jerat bergelung selama perputaran.

71/9

72/9

73/9

Retraksi Jerat yang mengalami


Herniasi

Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi


mulai kembali kedalam rongga perut.
Hal ini mungkin disebabkan:
Menghilangnya mesonephros.
Berkurangnya pertumbuhan hati.
Bertambah luasnya rongga perut.

Bagian proximal yeyenum merupakan bagian


pertama yang masuk dan mengambil tempat disisi
kiri.
Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin
menetap disisi kanan.
Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal
jerat usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut.
Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus
kanan hati.
74/9

75/9

Retraksi Jerat yang mengalami


Herniasi
Dari sini gelembung caecum bergerak turun
kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk:
Colon ascenden
Flexura hepatica

Selama proses ini ujung distal gelembung


caecum membentuk sebuah diverticulum yang
sempit : - Appendix sederhana
Appendix berkembang selama penurunan
colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat:
Dibelakang caecum
Dibelakang colon
76/9

Kelainan Kongenital
1. Fixasi jerat-jerat usus.
terjadi akibat mesenterium tertekan pada
dinding belakang perut dan beberapa daerah,
sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium
parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu
akan melekat pada kedudukannya.
2. Sisa-sisa ductus vitellinus.
a. Sebagian kecil 2-4% ductus vitellinus tetap ada
membentuk sebuah kantong pada illium
(diverticulum Meckel). Pada orang dewasa,
diverticulum ini terletak 40-60 cm dari valvula
iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan
dengan mesenterium.
77/9

Kelainan Kongenital
b.

c.

Fistula umbilicalis atau fistula vitellina.


Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan
seluruhnya, sehingga membetuk hubungan langsung
antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini
tinja dapat keluar melalui pusat.
Kista vitellina atau enterocystoma.
Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali
fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk kista yang
besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga
peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya
sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan
strangulasi.
78/9

79/9

Kelainan Kongenital
3.

4.

Omphalocele
Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga
perut, akibatnya jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom
extraembrional dari tali pusat. Pada saat lahir herniasi jerat-jerat ini
menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan
hanya ditutupi oleh amnion.
Hernia umbilicalis congenitalis
Pada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak
ditemukan, sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh
amnion.
Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi
menerobos lagi keluar pada masa janin, sehingga menonjol keluar
dan ditutupi oleh peritonium dan amnion tanpa kulit. Pada kasus
yang berat semua alat dalaman termasuk hati ditemukan diluar
rongga perut. Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis atau
gastroschiziz.
80/9

81/9

Kelainan Kongenital
5.

Kelainan putaran jerat usus.


Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o berlawanan
dengan arah jarum jam. Kalau putaran hanya 90o, colon dan caecum
yang mula-mula kembali akan menempati sisi kiri rongga perut. Jeratjerat yang lain akan terletak makin kekanan.
Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam. Colon
transversum menyilang A.mesenterica superior.
Bahaya utama dari kelainan ini:
a. Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan pada arteri,
sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh dari jerat tersebut.
b. penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritonium.
6. Bentuk ganda saluran pencernaan.
Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanjang saluran
pencernaan. Paling sering terjadi di daerah ileum yang dapat berupa :
- Diverticulum kecil
- Kista

82/9

83/9

Kelainan Kongenital
7.

Atresia dan stenosis usus.

Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus


sederhana.
Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya
terbentuk sekat pemisah yang tipis melintasi rongga usus.
Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebabkan
rekanalisasi rongga yang tidak sempurna. Akibat stenosis :

Peregangan bagian proximal


Penyempitan bagian distal.

Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala:

Duedonum proximal stenosis sangat melebar


Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna empedu.

84/9

Perkembangan usus sederhana belakang


Usus sederhana belakang membentuk:
1/3 distal colon transversum
Colon ascendens
Sigmoid
Rectum
Bagian atas canalis analis
Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka
(suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan
langsung dengan entoderm permukaan).
Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk
membrana cloacalis.
Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada
sudut antara alantois dan usus belakang.
Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka
menjadi :
Sinus urogenitalis sederhana (depan)
Canalis anorectalis (belakang)

85/9

86/9

Perkembangan usus sederhana belakang

Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai


membran cloacalis yang akan terbagi menjadi :
Membran analis (dibelakang)
Membran urogentalis (didepan)

Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada


minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang
akan menjadi lobang anus atau proktodium.
Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan
terbuka antara rektum dan dunia luar.
Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh
A.mesenterica inferior
Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh
A.pudenda interna.
Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.

87/9

Kelainan kongenital
1. Anus imperforatus dan atresia ani.
Pada kasus yang ringan canalis analis
berakhir buntu pada membran analis yang
hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.
Pada kasus yang berat dapat ditemukan
lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa
disebabkan:

Kegagalan perkembangan lobang anus


Atresia recti
88/9

89/9

Kelainan kongenital
2. Fistula recti
Sering berhubungan dengan anus
imperforatus.
Dapat ditemukan :

Antara rectum dan vagina (fistula recto vaginalis)


Antar rectum dan vesica urinaria atau uretra
(fistula urorectalis)
Didaerah perineum (fistula recto perinealis)

90/9

91/9

Wassalam

92/9

Anda mungkin juga menyukai