Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
11.2014.341
11.2014.310
1.
2.
3.
4.
Premedikasi
Anestesi Inhalasi
Anestesi Intravena
Obat Anestesi lokal
Premedikasi
mengurangi kecemasan
memberi ketenangan
mencegah muntah
memperlancar induksi
mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas
Antikolinergik
Analgetik
Analgetik Opioid
Antiemetik
Golongan Sedativa & Transquilizer
CARA
Oral
Intravena
Intramuskular
Supositoria
MULA KERJA
1 2 jam
+ 2 5 menit
+ 30 60 menit
10 15 menit
MASA KERJA
6 8 jam
4 6 jam
4 8 jam
Obat-obat Premedikasi
Untuk meredakan kecemasan
Benzodiazepin
Diazepam
Efek puncak akan muncul dalam 4-8 menit IV.
Waktu paruh: 24 jam
Dosis obat IV: 0,1-0,2 mg/kgBB, IM: 0,2-0,25 mg/kgBB,
Per rektal: 0,75 mg/kgBB dan Per oral: 10-20 mg
Lorazepam
Onset kerja : 5-20 menit
Waktu paruh: sekitar 48 jam
Masa pemulihan dengan lorazapam 6x lebih lambat
dibandingkan midazolam. Lorazepam
direkomendasikan untuk sedasi jangka panjang
Midazolam
Onset kerja sekitar 30-60 detik
Efek puncak : 3-5 menit
Waktu eliminasi midazolam adalah sekitar 1-4 jam
Jika dibandingkan dengan diazepam, midazolam
memiliki onset kerja yang lebih cepat, efek amnesia
yang lebih besar, efek sedasi yang lebih kecil, serta
masa pemulihannya lebih cepat. Nyeri injeksi dan
thrombosis vena jauh lebih jarang ditemukan jika
dibandingkan dengan injeksi diazepam.
Fungsi mental kembali normal dalam 4 jam.
Dosis 0,05-0,1 mg/kgBB secara IV
2. Beta-bloker
Obat ini biasanya diberikan kepada pasien
yang mengalami manifestasi somatik
ansietas yang berlebihan, misalnya
takikardia.
Antiemetik
mengurangi insidensi mual muntah
pasca operasi
angka kejadian 20-30% pada pasien
yang mengalami anestesia umum
Antiemetik
Benzodiazepin.
Contoh: midazolam.
Cara:penghambatan
dopamin; efek
ansiolisis berperan
dalam antiemetik.
Angka kejadian mual
muntah pada pasien
pasca-operasi THT
dan strabismus
menurun dengan
diberikannya
midazolam.
Antagonis dopamin
(metoklopramid)
Dosis: 10 mg per IV.
Cara kerja: penghambatan
dopamin pada
Chemoreseptor Trigger Zone
(CTZ) medula
(meningkatkan ambang
rangsang CTZ dan
menurunkan sensitivitas)
Onset kerja: IV: 1-3 menit,
IM: 10-15 menit, Oral: 30-60
menit. Ekskresi oleh ginjal
dengan waktu paruh 5-6
jam.
Mempercepat pengosongan
lambung
Antiemetik
Antagonis serotonin 5-Hidroksitriptamin (5HT3)
Ondansetron
Serotonin 5-HT3 merangsang saraf vagus, menyampaikan
rangsangan ke CTZ dan pusat muntah sehingga terjadi
mual dan muntah.
mengatasi mual dan muntah yang hebat dan relatif aman
Dosis obat 4-8 mg per IV
Onset kerja: kurang dari 30 menit, biasa digunakan 1 jam
sebelum operasi. Efek puncak muncul bervariasi
Durasi kerja obat 12-24 jam
Dapat menyebabkan hipotensi, bradikardia,
bronkospasme dan sesak napas, konstipasi.
Antikolinergik
Atropin dan Hyoscine
obat gologan antagonis muskarinik
berfungsi dalam menghambat reseptor muskarinik
memberikan efek terhadap sistem saraf otonom berupa
efek parasimpatolitik.
Pada sistem kardiovaskular efek takikardia.
Pada sistem respirasi menghambat kelenjar liur dan
bronkial dan relaksasi otot bronkial.
Pada sistem gastrointestinal menurunkan tonus dan
peristaltik usus.
Otonom Efek penghambatan pada kelenjar keringat
half-life di plasma 2-3 jam , diekskresi sebagian diginjal.
Dosis 0,25-0,5 mg IV, 0,015 mg/kgbb IV.
Analgesia
Analgesia
Untuk mengurangi / menghilangkan nyeri. Obat
yang digunakan adalah opioid kuat.
memiliki efek depresi terutama pada sistem
susunan saraf pusat, respirasi dan gastrointestinal.
Tiga jenis obat yang digunakan: Morfin, Petidin,
Fentanyl
Petidin efek analgetik 1/10 morfin dan masa
kerjanya lebih singkat. Dosis 1-2 mg/kgbb I.V/I.M.
Fentanyl efek analgetik 100 kali morfin. Dosis
1-3 mcg/kgbb.
Reseptor
Efek
Agonist
Antagonist
Analgesik Opioid
Reseptor -1 (mu-1)
Reseptor -2 (mu-2)
Hipoventilasi
Beta endorphin
Naloxon
Meptazinol
Pentazocine
Morphin
Nalbuphine
Meperidn
Agonis
AntagonisFentanyl Agonis
Bradikardia
(Mengaktifka
(tdk
antagonis
Ketergantungan fisik
Sufentanyl
n reseptor)Euphoria mengaktfkan
Alfentanyl
reseptor)
Ileus
-Nalokson Leukephalin
Analgesia spinal
-Papaveretum
Modulasi -Naltrekson
aktifitas
Mu
-Petidin
Reseptor
Reseptor -Fentanil
(kappa)
Analgesia spinal
Dynorphin
-Alfentanil Sedasi
Pentazocine
-Sufentanil Hipoventilasi
Butorphanol
-Remifentanil
Miosis
Nalbuphine
-Kodein
Nalorphine
- (sigma)
Reseptor Alfaprodin
Dysphoria
Pentazocine
Hipertonia
Takikardia
Tachypnea
Midriasis
Ketamin
-Pentasonin
Naloxon
-Nalbufin Metenkephalin
-Butarfanol
-buprenorfin
Naloxon
Naloxon
Morfin
Morfin : bentuk pertama agonis opioid dan
pembanding bagi opioid lainnya.
Pada manusia :
menghasilkan analgesi, euforia, sedasi, dan
mengurangi kemampuan untuk berkonsentrasi,
nausea, rasa hangat pada tubuh, rasa berat pada
ekstremitas, mulut kering, dan pruritus, terutama
di wilayah kulit sekitar hidung.
Morfin tidak menghilangkan penyebab nyeri,
tetapi meningkatkan ambang nyeri dan
mengubah persepsi berbahaya yang dialami
tidak sebagai nyeri.
Efek analgesia akan optimal apabila morfin
diberikan sebelum stimulus nyeri timbul
Anestesi Inhalasi
Obat anestesi inhalasi :
-Untuk pemeliharaan pada anestesi
umum,
-Induksi terutama pada anak-anak.
-Gas anestesi inhalasi : isofluran,
sevofluran dan desfluran,
-pada anak-anak: halotan dan
sevofluran paling sering dipakai.
Anestesi Inhalasi
Anestesia umum yang dilakukan
dengan jalan memberikan kombinasi
obat anestesia inhalasi yang berupa
gas dan atau cairan yang mudah
menguap melalui alat/mesin
anestesia langsung keudara inspirasi
Obat
Khasiat
hipnotik
Khasiat
analgetik
Khasiat
relaksasi otot
N2O
Halotan
++
Efluran
++
Isofluran
++
Sevofluran
++
desfluran
++
N2O+Halotan/
N2O+isofluran/
N2O+desfluran/
N2O+enfluran/
N2O+sevofluran.
Obat-obat anastetik
intravena
Khasiat anastesinya
Propofol
Triopenton
Hipnotik
Hipnotik
Diazepam
Deidrobenzperidol
Midazolam
Petidin
Ketamin HCL
Morfin
Fentanil /sufentanil
Sedatif
Analgetik
Analgetik
Analgetik
Analgetik
dan
dan
dan
dan
sedatif
hipnotik
sedatif
sedatif