Anda di halaman 1dari 224

Materi Well Control

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Prinsip Dasar Well Control


Kicks dan Deteksi Kick
Prosedur Menutup Sumur
Metode Well Control
Peralatan Well Control
Sistem Kontrol Surface BOP
Sistem Kontrol Sub-Sea BOP dan Sistem Marine
Riser

Mengapa Kita Ada Di Sini?


Industri minyak menghabiskan jutaan dolar setiap
tahunnya

untuk

masalah

well

control.

Masalah

lingkungan sebagai akibat dari masalah kontrol sumur


berperan menambah komponen biaya. Tetapi masalah
well control dapat berakibat pada kehilangan sesuatu
yang lebih berharga daripada uang, JIWA MANUSIA.

Mengapa Kita Ada Di Sini?


Masalah dapat terjadi di perusahaan dan di tahapan
manapun: eksplorasi, pengembangan atau workover,
sumur dalam atau dangkal, dan tekanan tinggi
(12,000 psi) atau rendah (15 psi). Potensi masalah
well control dan blow-out selalu ada.

Konsep Well Control


Teknik yang digunakan dalam operasi migas seperti :
pengeboran, workover, dan penyelesaian sumur (well
completion) dengan tujuan untuk menjaga tekanan
hidrostatik kolom fluida dan tekanan formasi agar
cairan formasi tidak masuk ke dalam lubang sumur.

1. Prinsip Dasar Well Control


Berdasarkan fungsinya, well control dapat dikategorikan
menjadi 3 (tiga) yaitu :
. Primary well control
. Secondary well control
. Tertiary well control

1. Fluida
Setiap materi yang tidak solid dan dapat mengalir.
Dalam kondisi tertentu, garam, baja dan batu bisa
menjadi fluida dan fakta hampir semua materi /
padatan dapat menjadi fluida di bawah tekanan dan
suhu yang ekstrim.

8 (delapan) fungsi dasar dari fluida pemboran (drilling


fluid) adalah :
1. Transportasi cutting ke permukaan
2. Menjaga suspensi dari cutting ketika sirkulasi

berhenti
3. Kontrol dari tekanan annulus
4. Pelumas dan pendingin dari rangkaian pipa

pemboran
5. Penyediaan untuk menunjang dinding sumur
6. Mengirimkan energi hidrolik

8 (delapan) fungsi dasar dari fluida pemboran (drilling


fluid) adalah :
7. Menjaga suspensi dari peralatan pemboran dan

casing
8. Menjadi media yang cocok untuk wireline logging

2. Tekanan
Penekanan di matematika dan perhitungan, well
control sangat sederhana seperti permainan jungkatjungkit. Selanjutnya kita belajar menghitung BHP
(Bottom Hole Pressure=Tekanan di Dasar Lubang),
Tekanan Hidrostatik (Tekanan lumpur pada Kondisi
Diam), Gradien, Volume dan Gaya Ingatlah gambar
di bawah ini !

0psi

Hidrostatik = 5000 psi

0psi

Hidrostatik = 5000 psi

BHP = 5000 psi

Tekanan /
pressure
Total gaya ke bawah sebesar 3 lbs tapi apakah ini tekanan / pressure?

1 lb

1 lb

1 lb

BUKAN!
23
0 lb
1

Tekanan
Gaya ke bawah sebesar 3 lbs
dirasakan oleh total area permukaan
1 in2. Apakah ini tekanan?
1 lb

Gaya
Luas

1 lb
1 lb
1

1
3
2 lb
0

3 lbs
1 in2

YA!

= 3 psi

Di industri ketika menghitung tekanan, biasanya tekanan dihubungkan dengan


lumpur. Kita akan membahas mengenai tekanan ini di kelas ini. Sekarang mari
kita bahas mengenai lumpur yang diam.
Lumpur yang diam menghasilkan tekanan yang dinamakan Tekanan Hidrostatik.

hidro (lumpur) statik (diam)


PSIhidrostatik = Berat lumpur ppg x 0.052 x Tinggi Vertikal lumpur

1
1

Berat
lumpur
0

lb

12
12

Apakah 0.052?
1

1 ft. = 0.052 gal.


12

12 X 12 = 144 in2

Satu kaki kubik kontainer mampu menampung 7.5 galon lumpur.


Karena kita mengukur tekanan dalam in2, kita bagi dengan in2.
Jika kita bagi 7.5 galon dengan 144 in2, diketahui bahwa kolom
lumpur 1 in. X 1 in. X 1 ft. tinggi menampung 0.052 galon lumpur.

Gradie
n
Kerapatan lumpur diukur dalam pound per galon (ppg) kalikan dengan 0.052
didapatkan tekanan hidrostatik (psi). Tekanan hidrostatik untuk tiap satu kaki
lumpur disebut gradien tekanan (G) lumpur atau perubahan tekanan per kaki
(psi/ft).

Gradienpsi/ft = Berat lumpur ppg x 0.052 x 1ft


Jika 0.052 galon kontainer diisi 10 ppg lumpur, berapa tekanan yang ada?

10ppg x 0.052gal/sq. in./ft = Tekananft


10 x 0.052
= 0.52 psift
1 ft. = 0.052 gal.

Artinya untuk setiap kaki lumpur di sumur, tekanan akan meningkat


0.52 psi. Karena, Gradienpsi/ft x TVDft = Tekanan hidrostatikpsi

TVD vs MD
Kerapatan lumpur adalah fungsi
dari gaya gravitasi di mana
gravitasi merupakan komponen
vertikal, tekanan hidrostatik di
dasar adalah jumlah seluruh
komponen vertikal.
Sketsa sebuah lubang miring
menjelaskan bagaimana fakta ini
benar. Terlihat bahwa kolom
lumpur dapat diibaratkan sebagai
susunan kotak, di mana berat tiap
kotak menekan vertikal blok di
bawahnya.
Di sini kita lihat tinggi vertikal
(kedalaman) kolom lumpur, bukan
panjang terukur, yang harus
digunakan dalam perhitungan
tekanan.

10
11

Persamaan Tekanan
Tekanan Hidrostatik (psi) = MW (ppg) X 0.052 X Kedalaman (ft)
HP = PPG X 0.052 X TVD
Tekanan Hidrostatik(psi) = Gradien (psi/ft) X Kedalaman (ft.)
HP = G X TVD
Gradien (psi/ft) = Berat Lumpur (ppg) X 0.052
G = MW X 0.052
Berat Lumpur Ekuivalen (ppg) = Gradien (psi/ft) 0.052
EMW = G 0.052 or EMW = Press. TVD 0.052
Gradien (psi/ft.) = Tekanan (psi) Kedalaman (ft.)
G = P TVD

Tekanan di Dasar = Tekanan Hidrostatik + Pembaca Tekanan

Kapasitas
Untuk menghitung kapasitas lumpur di antara pipa dan casing (Kapasitas
Annulus), persamaan yang digunakan: (ID2 - OD2) 1029.4 = bbl/ft
8.68 ID Casing

(ID2 - OD2) 1029.4 = bbl/ft


(8.682 - 52) 1029.4 =
[(8.68 x 8.68) - (5 x 5)] 1029.4 =
50.34 1029.4 = 0.0489 bbl/ft

5 OD pipa

1 ft bbl
0.0489
lumpur
of pipe

Segitiga Persamaan
Tekanan psi = MWppg X 0.052X TVDft

Tekananpsi

MWppg X 0.052

Jika anda ingin mencari tekanan,


masukkan informasi yang diketahui
dan gunakan persamaan di atas.

X TVDft

Segitiga Persamaan
Jika anda ingin mencari MW, masukkan
informasi yang diketahui dan gunakan
persamaan.
1) SIDPP sebesar 500 psi. TVD sebesar
11,000 ft.
MW = 11.2 ppg. Berapa kenaikan MW
diperlukan untuk mematikan sumur?
Berapa besar KWM baru?

Pressure
500 psipsi

0.87

MWppg =
0.052 x 11000 ft
MWppg =

MW
? ppg X 0.052

12.1

_______ppg KWM
= ______ppg
500
psi

X 11000
TVDft ft

500
572

KWM = 0.87 + 11.2 = 12.07

Segitiga Persamaan
Jika anda ingin mencari TVD, masukkan
informasi yang diketahui dan gunakan
persamaan.

100psi
Pressurepsi

1) Ketika mencabut, dipakai lumpur 9.6


ppg, anda lupa mengisi lubang. Jika di
atas seimbang sebesar 100 psi, berapa
besar
penurunan
lumpur
sebelum
mencapai di bawah seimbang?
_______ft
200

FT =

100 psi
9.6ppg x 0.052

FT =

? ft
MW
9.6ppg
.052 X TVD
ppg X 0.052

100
0.5

Di kalkulator anda masukkan:


9.6 x 0.052 = 0.5 psi/ft
100 0.5 = 200ft

Tekanan Formasi
Tekanan dari fluida (air, minyak atau gas) yang
mengisi ruang pori pada batuan.
Tekanan formasi normal dalam setiap satuan geologi
akan sama dengan tekanan hidrostatik air dari
permukaan sampai bawah permukaan. Besar
tekanan hidrostatik sama dengan 0,465 psi/ft.

Tekanan Formasi
Setiap tekanan formasi di atas atau di bawah
gradient ini disebut dengan tekanan abnormal
(abnormal pressure).
Penyimpangan ini dapat lebih kecil dari 0,465 psi/ft
(subnormal pressure) atau lebih besar dari 0,465
psi/ft (over pressure).
Pada umumnya tekanan subnormal tidak banyak
menimbulkan problema pemboran jika dibandingkan
dengan over pressure.

TEKANAN FORMASI
8.4-8.9 ppg adalah Tekanan Formasi Normal
Tekanan Formasi Over Pressure lebih besar dari 8.9 ppg
Tekanan Formasi Subnormal lebih kecil dari 8.4 ppg
Meningkatnya berat spons, lumpur
tertekan ke luar.
Jika dibuat lubang di dasar spons,
tidak ada sesuatu terjadi.

Jika spons dibungkus plastik (ditutup)


maka lumpur tidak dapat ke luar dan
tertekan oleh berat spons di atasnya.
Jika anda membuat lubang di dasar
spons, akan terjadi semburan ke luar

TEKANAN FORMASI Normal, Abnormal &


Subnormal
8,000
B

4,500 8,000 = 0.560 psi/ft


0.560 0.052 = 10.8 ppg
4,500 10,000 = 0.450 psi/ft
0.450 0.052 = 8.7 ppg
10,000
A

Tekanan formasi 4,500 psi di 8,000


termasuk tekanan Abnormal!
P

form
asi

=4

500

psi

CHARGED
SANDS

KOMUNIKASI DI
PERMUKAAN
BERBAHAYA PADA
SUMUR ANDA!

Penyemenan yang buruk


dapat berakibat komunikasi
dengan bagian luar casing.

Lokasi Di Atas Struktur Daerah


Bertekanan Normal
SUMUR A

SUMUR B

SUMUR C

SUMUR D

SEMUA ZONA
GRADIEN NORMAL

3600

D
C

3900
4000
4100

N
PU
M
LE

SI R
PA

UN
P
M
LE

S
GA

KONTAK GAS/AIR

PD= PC= PB= 1860 psi G = 1860 / 3600ft = 0.517 psi/ft


MW D = 9.9 ppg

PC = PB= 1860 psi G = 1860 / 3900ft = 0.477 psi/ft


PB = 4000 x 0.465 psi/ft = 1860 psi
PA = 4100 x 0.465 psi/ft = 1906 psi

MW b = 8.9 ppg
MW a = 8.9 ppg

MW C = 9.2 ppg

Apa yang terjadi jika fluida dalam annulus


lebih berat daripada fluida di dalam string?
Fluida yang lebih berat di annulus menekan ke bawah
sehingga mengalir ke dalam string. Sehingga fluida yang
lebih ringan di dalam string terdesak mengalir ke
permukaan. Level dari fluida di annulus akan turun,
karena kesetimbangan tekanan.

Pipa U
Ketika mengebor sumur, kita menghadapi efek Pipa U.

Workstring dan
annulus membentuk
U-tube.

10,000 kaki

Pembaca tekanan =
Tekanan di Dasar.

Pipa U
Jika kita mengisi tabung
kaca dengan lumpur
beratnya 9.6 ppg ke
mana lumpur bergerak
dan berapa pembaca
tekanan?
10 ft

9.6ppg x 0.052 x 10ft =

Pipa U
Dua kolom lumpur yang berhubungan di dasar akan seimbang pada
kondisi statik.

Jika kita memasukan


lumpur beratnya 12 ppg
di tabung apa yang akan
terjadi dan berapa
pembaca tekanan?
10 ft

= 12ppg x 0.052 x 10ft

Praktek Pipa U
Hitung Tekanan di Dasar!
AIR

1,500 ft - 13.6 ppg


13.6 x 0.052 x 1,500 = 1060 psi
10.2 ppg

4,000 ft - 10.2 ppg


10.2 x 0.052 x 4000 = 2122 psi

6000 ft

10.2 x 0.052 x 6,000 =3182 = (1060) + (2122)

6000 ft TVD

Praktek Pipa U
Hitung Tekanan di Dasar!

1,000 ft - 10 ppg
10 x 0.052 x 1000 = 520

5,500 ft - 10 ppg
10 x 0.052 x 5,500 = 2860

5,000 ft - 9.6 ppg


9.6 X 0.052 x 5,000 = 2496

6000 ft

520 + 2496 = 3016

500 ft - 6 ppg
6 x 0.052 x 500 = 156
= 2860 + 156

6000 ft TVD

Pengisian Slug

Praktek
Pipa U

Slug adalah lumpur yang mempunyai berat jenis lebih


besar 3 4 ppg dari berat jenis lumpur yang ada di dalam
lubang.
Tujuan pengisian slug adalah untuk mengosongkan drill
pipe sepanjang yang diinginkan di bawah rotary table saat
mencabut rangkaian pemboran.
Persamaan pengisian slug :
hs x MWs = MWm (hs + hk)

Hitung berapa banyak slug yang turun!

Praktek
Pipa U

6000 - 4628 - 1200 = 172 ft

1,200 ft - 12 ppg
12 x 0.052 x 1200 = 749 psi

6,000 ft - 10.5 ppg


10.5 x 0.052 x 6000 = 3276 psi
3276 - 749 = 2527 psi
2527 0.052 10.5 = 4628 ft

6000 ft

6000 ft TVD
3276

Jika kedua kolom lumpur tidak seimbang dan lumpur tidak


ada yang ke luar, tekanan akan terjadi.

Praktek
Pipa U

= Pembaca Tekanan.

6,000 ft - 10 ppg

6,000 ft - 12.5 ppg

6000 ft

BHP =

6000 ft TVD

780
Pembaca Tekanan Permukaan =
3900 - 3120 = 780 psi

6,000 ft - 10 ppg

6,000 ft - 12.5 ppg

JIKA:
10 x 0.052 x 6000 =
3120 psi

JIKA:
12.5 x 0.052 x 6000 =
3900 psi

6000 ft

Maka BHP = 3900

Ingat !

0psi

Hidrostatik = 3900 psi

780psi

Hidrostatik = 3120 psi

BHP = 3900 psi

Ekspansi Tak
Terkontrol
0

PANJANG 600-1200

500

PANJANG 40

1000

PANJANG 20

1500

PANJANG 13.5

LUMPUR
2000

PANJANG 10

EKSPANSI GAS
P 1 X V1 = P2 X V2 or V2 = (P1 X V1) P2
P1 = 5000 psi
V1 = 10 bbl

Hidrostatik Baru =
(9.6 X 0.052) X 5000 =
2500 psi

Hidrostatik =
(9.6 X 0.052) X 10,000 =
5000 psi

? bbl Gas
P2 = Where?
2500 psi
Bagian atas
bbl
V2 = ?20bbls
gas 5000

10 bbl gas
Hidrostatik Baru = (9.6
X 0.052) X 1000 = 500
psi

? bbl Gas
Bagian atas
gas 1000

P2 = Where?
500 psi
bbl
V2 = 100
? bbls

Hidrostatik Baru =
(9.6 X 0.052) X 100 =
50 psi

? bbl Gas
Bagian atas
gas 100
P2 = Where?
50 psi
V2 = ?1000
bblsbbl

INVERSI TEKANAN
250

250 Pembaca Tekanan.


+ 2500 Hidrostatik di shoe
2750 psi di casing shoe

Hidrostatik = (10000 143) X 0.052 X 9.6= 4930 psi

250 Pembaca Tekanan.


+ 4930 Hidrostatik
5180 psi Tekanan Gas.
143 ft

INVERSI TEKANAN
2680
5180 psi di shoe
- 2500 Hidrostatik di shoe
2680 Pembaca Tekanan.

Hidrostatik =
5000 X 0.052 X 9.6 = 2500
psi

Casing Shoe di 5000 ft

5180 Tekanan Gas.


+ 2430 Hidrostatik
7610 psi di Dasar

5180

143 ft
Hidrostatik =
(5000 143) X 0.052 X 9.6
= 2430 psi

INVERSI TEKANAN
5180
143 ft

5180

5180 Tekanan Gas.


+ 2430 Hidrostatik di shoe
7610 psi di shoe

Hidrostatik = (10000 143) X 0.052 X 9.6 = 4921


psi
5180 Tekanan Gas.
+ 4921 Hidrostatik
10,101 psi di Dasar

10000
ft

Tekanan Rekah (Fracture Pressure)


Tekanan yang diperlukan untuk membuat formasi menjadi
retak (rusak) secara permanen.
Tekanan rekah pada setiap kedalaman yang sama bisa
memiliki nilai yang bervariasi tergantung dari wilayah
geologinya.
Gradien rekah formasi biasanya bertambah dengan
kedalaman karena penambahan tekanan overburden.
Formasi yang kompak memerlukan tekanan rekah yang
tinggi.

APAKAH L.O.T ?
L.O.T. (Leak-Off Test) dilakukan dengan mengebor shoe
dan 10 - 50 formasi baru. Tutup annular dan pompakan
ke dalam sumur sampai anda meretakkan formasi dengan
lumpur yang digunakan.
Tujuan dari L.O.T adalah untuk memperkirakan tekanan
dan berat jenis lumpur maksimum yang digunakan.
Kita

sekarang

dapat

menghitung

Tekanan

Rekah

(Fracture gradient) dan EMW (Equivalent Mud Weight /


Berat Lumpur Ekuivalen).

Teknik L.O.T 1
1. Sumur ditekan dengan penambahan 100 psi atau
fluida dipompa ke dalam sumur sekitar 1,5 bbls
penambahan.
2. Setelah setiap kenaikan tekanan, pompa dihentikan
dan tekanan ditahan selama sekitar 5 menit. Jika
tekanan bertahan (holding), dumur ditekan lagi.
3. Test dianggap selesai jika tekanan tidak akan bertahan
(holding) setelah dicoba beberapa kali atau sumur
tidak mengalami kenaikan lebih lanjut.

LEAK OFF TEST


4000
Drill Pipe
Casing

3500

P 3000
R
E
S 2500
S
U
2000
R
E

2090 psi in 10 sec


shut in

1500
P
S
I 1000

500
1

0
0

7
8
9
BBL PUMPED

10

10

TIME (MIN)

Pump Stopped

12

14

16

18

Data LOT
DATA INPUT:
Well Name (max 8 characters)
Date:
WELL Data:
Rotary Table:
Water Depth:
Casing Size:
Casing Shoe Depth:
Casing Shoe Vertical Depth:
LOT Data:
Mud Weight:
10 sec. Casing Pressure:
Pump Rate:

Trat A-06
19 Nov. 1998
106 ft above MSL
240 ft
7 inch
10441 ft MD
8232 ft TVD
11.3 ppg
2090 psi
1.0 BPM

Teknik L.O.T 2
1. Choke di manifold dibuka dan pompa dihidupkan pada
posisi idle.
2. Choke ditutup untuk menaikan tekanan. Setiap
pertambahan 100 psi untuk setiap interval tekanan
volume fluida di pit diawali sampai kondisi tertentu
bahwa tidak ada fluida hilang ke formasi.
3. Test dianggap selesai pada tekanan dimana fluida
secara terus menerus hilang ke formasi. Beberapa
fluida akan hilang disetiap kenaikan tekanan.

APAKAH F.I.T?
F.I.T. (Formation Integrity Test) dilakukan dengan
mengebor shoe dan 10 - 50 formasi baru. Tutup annular
dan naikkan tekanan sampai nilai tertentu dengan lumpur
anda. Jika formasi dapat menahan tekanan ini, tes
dinyatakan bagus.
Kita sekarang dapat menghitung EMW (Equivalent Mud
Weight / Berat Lumpur Equivalen). F.I.T. mirip seperti
pengetesan tekanan pada jalur semen atau BOP.

Equivalent Mud Weight (EMW)


Berat jenis maksimum yang diijinkan agar formasi tidak
pecah.

EMW = MW + (P : (0.052 x TVD))


Berapakah berat jenis equivalent (EMW) lumpur pada
kedalaman 5220 ft (MD) dan 5000 ft (TVD) dengan berat
jenis lumpur 8.8 ppg? Saat sumur ditutup tekanan
permukaan yang tercatat pada manometer casing 375 psi
EMW = 8.8 + (375 : (0.052 x 5000))
= 8.8 + 1.44 = 10.24 ppg

LOT vs FIT
LOT
Sumur

FIT

explorasi

Pengembangan

sumur

di platform baru
Pengembangan

sumur

di lapangan lama yang


tidak pernah dibor
belakangan.

Pengembangan

sumur

dengan data di sekitar


sumur yang valid.
Tidak

dapat melakukan
LOT

MENGAPA KITA MELAKUKAN


L.O.T ATAU F.I.T ?
Setiap kita selesai melakukan penyemenan pada
casing tertentu, L.O.T atau F.I.T harus dilakukan
untuk memverifikasi bahwa casing, semen, dan
formasi di bawah casing shoe dapat menahan
tekanan lubang sumur yang direncanakan untuk
casing shoe berikutnya.

Bagaimana hubungan antara L.O.T,


Desain Sumur dan Kontrol Sumur ?
Kita mulai mengebor menggunakan desain sumur
dengan nilai teoritis untuk tekanan pori dan gradien
retak. L.O.T. memberikan nilai aktual untuk tekanan retak
dan batasan berat lumpur untuk mengebor bagian
selanjutnya dari lubang. Ketika digabungkan bersama,
anda dapat mengontrol sumur.

Benarkah pemikiran bahwa Leak-Off Test (L.O.T.) /


Formation Integrity Test (F.I.T) dan Desain Sumur
dalam Well Control, tidak berhubungan?
Pemikiran ini tidak benar, karena ketiganya hampir sama
dan berhubungan.

Ketiganya menggunakan berikut:


U-Tube
Tekanan
Hukum Boyle (P1 x V1 = P2 x V2)
Tekanan Pori (Pore Pressure/tekanan formasi)
Gradien Retak (seberapa kuat formasi)

Penempatan Shoe
Penempatan shoe di batuan keras, kompeten,
dengan sedikit atau tanpa permeabilitas,
memastikan tekanan retak yang tinggi dan
memberikan desain sumur yang lebih baik, dalam
hal ini lempung.
Apa yang bisa salah dari sini?
Penempatan shoe di batuan lemah dan
permeabel memberikan tekanan retak yang
rendah dan membatasi desain sumur anda,
dalam hal ini batuan pasir.

ECD (Equivalent Circulating Density)

Peningkatan densitas akibat adanya


gesekan dan biasanya dinyatakan dalam
pound per galon (ppg).
ECD (ketika berada di muka sirkulasi)
Densitas fluida secara nyata yang dihasilkan
dari penambahan gesekan annular dengan
densitas fluida yang sebenarnya di dalam
sumur.

ECD (Equivalent Circulating Density)


Pa
ECD = MW +
0,052 x TVD
Dimana :
ECD = equivalent circulating density, ppg
MW = berat lumpur, ppg
Pa = tekanan gesek di annulus, psi
TVD = true vertical depth, ft

ECD

2300

SPM = 100

Hidrostatik = 10 X 10,000 X 0.052


= 5,200 psi
Sirkulasi BHP = 5,200 + 115
Kehilangan Gesek
= 5,315 psi
di Jalur Permukaan
= 150 psi

Berat lumpur = 10 ppg

Annular Buka

ECD = 5,315 10,000 0.052


= 10.22 ppg

BERAPA TEKANAN
YANG DIRASAKAN
DI DASAR?
2150

Kehilangan Gesek
di Drill string = 745 psi

Kehilangan Gesek
di bit = 1290 psi

Kehilangan Gesek di
Annulus (AFL) = 115 psi

115

1405
TVD = 10,000 ft

ECD
Sirkulasi Balik

Hidrostatik = 10 X 10,000 X 0.052


= 5,200 psi

Sirkulasi BHP = 5,200 + 2,035


= 7,235 psi

2300

Berat Lumpur = 10 ppg

ECD = 7,235 10,000 0.052


= 13.91 ppg

SPM = 100
Annular Tutup
Kehilangan Gesek
di Jalur Permukaan
= 150 psi

BERAPA TEKANAN
YANG DIRASAKAN
DI DASAR?
0

2150

Kehilangan Gesek
di Drill string = 745 psi

Kehilangan Gesek
di bit = 1290 psi

Kehilangan Gesek di
Annulus (AFL) = 115 psi

2035

745
TVD = 10,000 ft

Tekanan Swab
Pada kondisi statik, tekanan di dasar = tekanan hidrostatik.
Saat pipa dicabut, gesekan menyebabkan tekanan swab
yang arahnya ke atas.
10 ppg

Tekanan Swab

BHP = 10,000 X 10 X 0.052 = 5,200 psi


Tekanan Formasi = 5,100 psi
10,000 ft

Tekanan Swab
Jika tekanan swab melebihi dari batas atas keadaan
seimbang, lumpur formasi akan masuk ke dalam sumur.
Pada contoh ini, tekanan swab lebih 50 psi dari batas atas
keadaan seimbang. Ini menyebabkan lumpur formasi
masuk sumur.

10 ppg

Tekanan Swab = 150 psi

BHP = (10,000 X 10 X 0.052) - 150 psi = 5,050 psi


Tekanan Formasi = 5,100 psi
10,000 ft

Tekanan Swab
Ketika gerakan pipa dihentikan, gesekan hilang dan
di atas seimbang kembali.
Meskipun di atas seimbang kembali, lumpur yang ter-swab
masih tetap ada di dalam sumur.

10 ppg

Influks ini menyebabkan sedikit migrasi atau tidak sama


sekali dan tidak ada ekspansi. Cek aliran tidak akan
menunjukkan aliran.

TETAPI ADA KICK DI DALAM SUMUR!!

BHP = 10,000 X 10 X 0.052 = 5,200 psi


Tekanan Formasi = 5,100 psi
10,000 ft

Tekanan Swab
Faktor yang menyebabkan tekanan swab:
Ruang bebas
Titik Leleh (yield point) dan Kekuatan Gel
Lumpur (gel strength)

10 ppg

Kecepatan mencabut pipa


Panjang Drill string

10,000 ft

Tekanan Surge
Tekanan Surge adalah gaya ke bawah yang muncul
akibat diturunkannya drill string dan menyebabkan
gesekan karena lumpur dibuang keluar lubang.
Tekanan surge meningkatkan BHP.
10 ppg

Faktor yang menyebabkan tekanan surge:


Ruang bebas
Titik Leleh dan Kekuatan Gel Lumpur
Kecepatan gerakan pipa
Panjang Drill string
Tingginya tekanan surge dapat mengakibatkan
pecahnya formasi dan kehilangan sirkulasi.
Tekanan Surge = 150 psi

10,000 ft

Disaat mencabut rangkaian, lumpur akan mengisi ruang


yang akan ditinggalkan oleh pipa yang dicabut.
Bila lupa atau terlambat mengisi lumpur kedalam lubang,
maka :
Volume lumpur di dalam lubang akan berkurang.
Tinggi kolom lumpur di dalam lubang akan
berkurang.
Tekanan hidrostatik lumpur di dasar lubang
berkurang.
Dalam mencabut rangkaian pipa pemboran dikenal dua
istilah, yaitu : Cabut Basah dan Cabut Kering.

Persamaan yang umum digunakan dalam Cabut Basah


dan Cabut Kering :
1.

Drill Pipe Displacement (DPdisp) =


(ODdp2 IDdp2) : 1029.4

2.

Drill Pipe Capacity (DPcap) = 0.00097 x IDdp2

3.

Annular Capacity (Anncap) = 0.00097 x (IDc2 ODdp2)

4.

Casing Capacity (Cascap) = 0.00097 x IDc2

5.

Pengurangan Volume Lumpur Dalam Lubang :


Vol = 0.00097 x L x ODdp2 (cabut basah)
atau :
Vol = L x DPdisp (cabut kering)

6.

Pengurangan Tinggi Kolom Lumpur Dalam Lubang :


h = Vol / Anncap (cabut basah)
atau :
h = Vol / (Anncap + DPcap) (cabut kering)
atau :
h = Vol / 0.00097 ((IDc2 ODdp2 + IDdp2) (cabut
kering)

7.

Pengurangan Tekanan Hidrostatik Lumpur di Dasar


Lubang (Ph) :
Ph = MW x 0.052 x h

Cabut Basah (Wet Pull)


Kondisi dimana saat mencabut rangkaian pemboran
lumpur ikut terangkat di dalam rangkaian yang dicabut.
Saat melepaskan sambungan lumpur akan tumpah di atas
rotary table.
Kondisi yang terlihat pada saat cabut basah :
Lumpur di dalam rangkaian yang dicabut ikut terangkat
ke permukaan.
Lumpur di annulus turun.

Cabut basah terjadi apabila :


Rangkaian memakai DP Float (Bit Float Valve) yang
dipasang di atas bit.
Bit mempunyai ukuran nozzle yang kecil.
Pengurangan volume lumpur pada saat cabut basah
disebabkan :
Volume lumpur displacement drill pipe yang diangkat
atau dicabut.
Volume lumpur yang terangkat di dalam rangkaian yang
dicabut.

Perhitungan Cabut Basah :


1. Drill Pipe Displacement
2. Drill Pipe Capacity
3. Annular Capacity
4. Casing Capacity
5. Pengurangan Volume Lumpur dalam Lubang
6. Pengurangan Tinggi Kolom Lumpur dalam Lubang
7. Pengurangan Tekanan Hidrostatis di Dasar Lubang

Drill Pipe 5 OD, 4.276 ID, 1 stand = 90 ft. Dicabut basah


12 stands. Casing yang sudah terpasang 9-5/8 OD, 9.1
ID. Berat jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg.
Berapakah :
a. Drill Pipe Displacement? 0.0065 bbl/ft
b. Drill Pipe Capacity? 0.0177 bbl/ft
c. Casing Capacity? 0.0803 bbl/ft
d. Annular Capacity? 0.0561 bbl/ft
e. Penurunan Volume Lumpur di Dalam Lubang? 26.19 bbl
f. Penurunan Tinggi Kolom di Dalam Lubang? 466.85 ft
g. Penurunan Tekanan Hidrostatis Lumpur di Dasar
Lubang? 267 psi

Penyelesaian :
a. DPdisp = 0.00097 (52 4.2762) = 0.0065 bbl/ft
b.

DPcap = 0.00097 (4.2762) = 0.0177 bbl/ft

c.

Cascap = 0.00097 (9.12) = 0.0803 bbl/ft

d.

Anncap = 0.00097 (9.12 - 52) = 0.0561 bbl/ft

e.

Vol = 0.00097 (52) x 12 x 90 = 26.19 bbl

f.

h = 26.19 / 0.0561 = 466.85 ft

g.

Ph = 11 x 0.052 x 466.85 = 267 psi

Drill Pipe 5 OD, 4.276 ID, 1 stand = 90 ft. Dicabut basah.


Casing yang sudah terpasang 9-5/8 OD, 9.1 ID. Berat
jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg. Bila
penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dasar lubang
yang diperbolehkan adalah 65 psi. Berapakah jumlah
stands maksimum Drill Pipe dicabut sebelum mengisikan
lumpur ke dalam lubang? 2 stands
Penyelesaian :
a. h = 65 / 0.052 x 11 = 113.6 ft
b. Vol = 113.6 x 0.0561 = 6.38 bbl
c. L = 6.38 / (0.00097 x 52) = 263.42 ft
d. Jumlah stands maksimum DP yang boleh dicabut
sebelum mengisi lumpur ke dalam lubang :
263.42 / 90 = 2.9 stands 2 stands

Cabut Kering (Dry Pull)


Kondisi dimana saat mencabut rangkaian pemboran,
lumpur tidak ikut terangkat di dalam rangkaian yang
dicabut.
Saat melepaskan sambungan rangkaian pemboran
lumpur tidak ada yang tumpah di atas rotary table.

10 stands (1 stand = 90 ft) Drill Pipe 5 OD, 4.276 ID


dicabut kering. Berat jenis lumpur di dalam lubang 11 ppg.
Data yang diketahui yaitu : Drill Pipe capacity 0.0177
bbl/ft, Casing capacity 0.08033 bbl/ft dan Annular capacity
0.0561 bbl/ft.
Berapakah :
a. Penurunan volume lumpur yang diperbolehkan di dalam
lubang? 5.94 bbl
b. Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang? 80.48 ft
c. Penurunan tekanan hidrostatis di dasar lubang? 46.03 psi

Penyelesaian :
a. Vol = L x (Cas cap Ann cap DP cap)
= 10 x 91 x (0.08033 - 0.0561 0.0177)
= 5.94 bbl
b. h = Vol / (Ann cap + DP cap)
= 5.94 / (0.0561 + 0.0177)
= 80.48 ft
c. Ph = MW x 0.052 x h
= 11 x 0.052 x 80.48
= 46.03 psi

Drill Pipe 5 OD, 4.276 ID, 1 stand = 90 ft dicabut kering.


Casing yang sudah terpasang 9-5/8 OD, 9.1 ID. Berat
jenis lumpur di dalam lubang 11 ppg. Bila penurunan
tekanan hidrostatis di dasar lubang yang diperbolehkan 65
psi.
Berapakah :
1. Penurunan
tinggi
113.6
ft kolom lumpur maksimum di dalam
lubang?
8.36 bbl
2. Penurunan
volume lumpur maksimum di dalam
lubang?
1289.23sebelum
ft
3. Panjang maksimum DP dicabut
mengisikan
lumpur ke dalam lubang?
14 stands
4. Jumlah stands maksimum DP dicabut sebelum
mengisikan lumpur ke dalam lubang?

Penyelesaian :
1. Ph = MW x 0.052 x h
h = Ph : (MW x 0.052)
h = 65 : (11 x 0.052) = 113.6 ft
2.

h = vol : (0.0561 + 0.0177)


vol = h : (0.0561 + 0.0177)
vol = 113.6 : 0.0738 = 8.36 bbl

3.

vol = 0.00097 (OD2 ID2) x L


L = vol : (0.00097 (OD2 ID2))
= 8.36 : (0.00097 (52 4.2762)) = 1289.23 ft

4.

L = 1289.23 : 90 = 14 stands

Kesimpulan
1.
2.

Cabut basah mempunyai resiko yang besar untuk


terjadi kick.
Agar mencabut drill pipe betul-betul kering, sering
dibuat rangkaian drill pipe di bawah rotary table
dikosongkan terlebih dahulu beberapa batang sebelum
dilakukan pencabutan drill pipe.
Caranya adalah dengan memompakan slug ke dalam
rangkaian pemboran.

Tekanan Swab
Pada kondisi statik, tekanan di dasar = tekanan hidrostatik.
Saat pipa dicabut, gesekan menyebabkan tekanan swab
yang arahnya ke atas.
10 ppg

Tekanan Swab

BHP = 10,000 X 10 X 0.052 = 5,200 psi


Tekanan Formasi = 5,100 psi
10,000 ft

Tekanan Swab
Jika tekanan swab melebihi dari batas atas keadaan
seimbang, lumpur formasi akan masuk ke dalam sumur.
Pada contoh ini, tekanan swab lebih 50 psi dari batas atas
keadaan seimbang. Ini menyebabkan lumpur formasi
masuk sumur.

10 ppg

Tekanan Swab = 150 psi

BHP = (10,000 X 10 X 0.052) - 150 psi = 5,050 psi


Tekanan Formasi = 5,100 psi
10,000 ft

Tekanan Swab
Ketika gerakan pipa dihentikan, gesekan hilang dan
di atas seimbang kembali.
Meskipun di atas seimbang kembali, lumpur yang ter-swab
masih tetap ada di dalam sumur.

10 ppg

Influks ini menyebabkan sedikit migrasi atau tidak sama


sekali dan tidak ada ekspansi. Cek aliran tidak akan
menunjukkan aliran.

TETAPI ADA KICK DI DALAM SUMUR!!

BHP = 10,000 X 10 X 0.052 = 5,200 psi


Tekanan Formasi = 5,100 psi
10,000 ft

Tekanan Swab
Faktor yang menyebabkan tekanan swab:
Ruang bebas
Titik Leleh (yield point) dan Kekuatan Gel
Lumpur (gel strength)

10 ppg

Kecepatan mencabut pipa


Panjang Drill string

10,000 ft

Tekanan Surge
Tekanan Surge adalah gaya ke bawah yang muncul
akibat diturunkannya drill string dan menyebabkan
gesekan karena lumpur dibuang keluar lubang.
Tekanan surge meningkatkan BHP.
10 ppg

Faktor yang menyebabkan tekanan surge:


Ruang bebas
Titik Leleh dan Kekuatan Gel Lumpur
Kecepatan gerakan pipa
Panjang Drill string
Tingginya tekanan surge dapat mengakibatkan
pecahnya formasi dan kehilangan sirkulasi.
Tekanan Surge = 150 psi

10,000 ft

KICKS DAN DETEKSI KICKS

Kick
PENYEBAB
KONDISI UTAMA YANG MENYEBABKAN TERJADINYA
KICK:
TEKANAN DI LUBANG SUMUR MENJADI LEBIH KECIL
DARI TEKANAN DI FORMASI

Sebab-Sebab Terjadinya Kick


1.

Tekanan formasi lebih besar dari tekanan hidrostatis


Tekanan formasi yang melebihi tekanan hidrostatis lumpur
menyebabkan fluida formasi mengalir masuk ke dalam lubang bor
dan mendorong lumpur keluar dari dalam lubang bor

2.

Tinggi Kolom Lumpur Turun


2.1. Lumpur masuk ke dalam formasi
. Formasi rekahan secara alamiah atau adanya gua-gua
. Formasi rekah karena kesalahan kerja dalam operasi
pemboran atau karena sifat-sifat lumpur yang digunakan
tidak sesuai

Sifat-sifat lumpur yang digunakan tidak sesuai :


Berat jenis lumpur yang tinggi
Viscositas lumpur yang tinggi
Gel strength yang tinggi
2.2. Formasi rekah karena kesalahan waktu operasi pengeboran
yang disebabkan oleh :
Squeeze Effect / Efek Tekan
Pemompaan yang mengejut

3.

Tekanan Formasi Abnormal


Biasanya terjadi jika pemboran menembus formasi abnormal yang
mempunyai gradien tekanan lebih besar dari 0.465 psi/ft sedangkan
lumpur pemboran hanya direncanakan untuk formasi normal.
Akibat dari tekanan hidrostatis lumpur yang lebih kecil dari tekanan
formasi, maka akan terjadi kick
3.1. Patahan (Faults)
Patahan menyebabkan pengangkatan atau penurunan suatu
formasi sehingga memungkinkan tekanan di sekitar patahan
tersebut menjadi abnormal.

3.2. Struktur reservoir yang luas


o Suatu reservoir yang luas dan terdapat gas cap dipuncaknya,
akan terjadi tekanan yang abnormal sewaktu menembus
formasi gas tersebut.
o

Suatu lapisan formasi yang mempunyai sumber air yang


letaknya lebih tinggi, air akan mendorong reservoir minyak
atau gas. Hal ini akan menyebabkan reservoir tersebut
mempunyai tekanan abnormal.

3.4. Lensa-lensa pasir


Lensa-lensa pasir yang terdapat dalam lapisan shale yang
tebal, umumnya mempunyai tekanan yang tinggi. Fluida yang
semula berada di dalam shale masuk ke dalam lensa-lensa
pasir, sehingga lensa-lensa pasir tersebut bertekanan tinggi.
3.5. Komunikasi tekanan antar lapisan
Suatu sumur yang menembus dua lapisan yang porous dan
permeable, tekanan abnormal berada di lapisan bawah dan
tekanan normal di lapisan atasnya sehingga terdapat
komunikasi antara dua lapisan tersebut yang mengakibatkan
lapisan di atas mempunyai tekanan abnormal.

Tanda-Tanda Terjadinya Kick


1. Drilling Break
Bertambahnya kecepatan laju pemboran (ROP) secara
mendadak karena menembus formasi yang lunak, porous,
bertekanan abnormal atau rekahan-rekahan.
Drilling break tidak selalu menandakan terjadinya kick di dalam
lubang. Tetapi drilling break harus diwaspadai dan dilakukan
pengamatan lebih lanjut.
2. Kecepatan aliran lumpur bertambah
Disebabkan masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor karena
tekanan hidrostatis sumur lebih kecil dari tekanan formasi.
Dideteksi melalui flow sensor yang terpasang di flow line.

3. Volume lumpur di tangki bertambah


Menunjukkan bahwa fluida formasi sudah masuk ke dalam lubang
bor.
Peralatan untuk mengamati perubahan volume lumpur yang
dipasang pada tangki lumpur adalah mud volume totalizer (PVT)
4. Berat jenis lumpur turun
Disebabkan oleh masuknya fluida formasi sehingga berat jenis
dan tekanan hidrostatis lumpur pemboran mengalami penurunan.
5. Stroke pemompaan lumpur bertambah
Masuknya fluida formasi yang menyebabkan berat jenis lumpur
pemboran di dalam lubang menurun sehingga penahan dorongan
pompa akan berkurang. Hal ini mengakibatkan stroke pemompaan
bertambah.

6. Tekanan sirkulasi lumpur turun


Karena tekanan hidrostatis turun akibat masuknya fluida formasi
dalam lubang, maka tekanan sirkulasi akan turun juga karena
tekanan yang diperlukan untuk mendorong lumpur di annulus
makin ringan.
7. Temperatur lumpur meningkat
Naiknya temperatur lumpur pada flowline dapat
menunjukkan kemungkinan adanya formasi tekanan
(abnormal pressure). Pada formasi dengan tekanan
(abnormal pressure) akan dijumpai kenaikan temperatur
tidak mengikuti pola sesuai dengan gradient temperatur.

pula
tinggi
tinggi
yang

8. Gas cut mud


Adanya gas di dalam lumpur. Gas ini dapat mengurangi berat
lumpur dan tidak selalu berbahaya, tergantung asal dan jumlah
gas tersebut.

9. Gas dalam lumpur


a. Pemboran menembus formasi yang mengandung gas (back
ground gas)
b. Connection gas
c. Gas dari formasi
d. Sloughing shale
e. Shale density
f. Flow properties
g. Chloride content

Ketika Mengebor
Jika anda mengamati salah satu:
1. Peningkatan aliran balik.
2. Peningkatan perolehan pit.

Prosedur
Menutup Sumur

1. Tarik dari dasar dan naikkan tool joint ke atas rotary table.
2. Stop rotary dan stop pompa.
3. Cek aliran.
TIDAK
YA

Apa sumur
mengalir?

1. Beritahukan Drilling Supv


2. Teruskan mengebor

1. Buka HCR Choke valve dan turup


annular.
2. Beritahukan Drilling Supv. dan Toolpusher.
3. Kirim orang untuk monitor kebocoran.
4. Catat Shut-in DP, CP dan perolehan pit.

Ketika Tripping
Jika anda mengamati salah satu:
1. Lubang tidak mengambil volume yang benar.
2. Peningkatan aliran balik.

Prosedur
Mematikan Sumur

1. Stop trip dan naikkan tool joint ke atas rotary table


2. Cek aliran.
TIDAK
Apakah sumur
mengalir?
YA

1. Beritahu Drilling Supv aliran


kembali yang tidak benar.

1. Pasang slip dan pasang FOSV.


2. Tutup FOSV.
3. Buka HCR Choke valve dan tutup annular.
4. Beritahu Drilling Supv dan Toolpusher.
5. Pasang Top Drive.
6. Catat Shut-in CP dan perolehan pit.
7. Kirim orang untuk monitor kebocoran.

LATIHAN KICK

Latihan Pit/Latihan Aliran


Aksi
Penanggung Jawab
Memulai Latihan
Drilling Supervisor/Manajer Rig
Angkat sensor aliran atau Pit float untuk indikasi kick
Segera mencatat waktu mulai.
Mengetahui adanya Kick
Driller/Logger
Logger memberitahu Driller mengenai indikasi kick.
Driller stop mengebor, angkat pipa dari dasar dan stop pompa.
Lakukan cek aliran.
Memulai Aksi
Drilling Supervisor/Manajer Rig
Beritahu drill crew bahwa sumur mengalir (Latihan)
Simulasi Menutup Sumur
Pergi ke Panel BOP.

Driller/Crew

Waktu distop. Catat waktu di laporan Drilling / laporan IADC

LATIHAN TRIP
Aksi
Penanggung Jawab
Memulai Latihan
Drilling Supervisor/Manajer Rig
Angkat sensor aliran atau Trip tank float untuk indikasi kick
Immediately record start time.
Mengetahui adanya Kick
Driller/Logger
Logger memberitahu Driller mengenai indikasi kick.
Lakukan cek aliran.
Memulai Aksi
Drilling Supervisor/Manajer Rig
Beritahu drill crew bahwa sumur mengalir (Latihan)
Simulasi Menutup Sumur
Driller/Crew
Posisikan tool joint di atas rotary dan pasang slip.
Pasang FOSV dan tutup valve.
Ikatkan pada elevator atau make-up top drive dan lepaskan slip.
Pergi ke Panel BOP.
Waktu distop. Catat waktu ini di laporan Drilling.

LATIHAN CHOKE
1. Sebelum mengebor setiap casing shoe. Tinggalkan sedikit
tekanan terhadap choke. Lakukan bagian awal yang benar dari
Metode Driller dengan menjaga tekanan tetap konstan.
2. Pindah ke Pembaca Tekanan Drill Pipe dan biarkan tekanan di
sumur stabil, lakukan penyesuaian di Pembaca Tekanan
Casing (50 -100 psi) dengan membuka/menutup choke.
3. Catat waktu yang diperlukan untuk penyesuaian yang terlihat
di Pembaca Tekanan Drill pipe. Inilah PLT (Pressure Lag
Time/Waktu Jeda Tekanan)

Pressure Lag
Time
Perubahan
perubahan

di

ukuran
tekanan

choke
di

akan menyebabkan
dasar
(BHP).

Kesalahan pengaturan choke berakibat pada kesalahan


BHP yang menyebabkan terjadinya influks dan/atau
pecahnya Pipa U.

Masalah di Well Control


Sejarah sekolah well control mengajarkan pendekatan bahwa hampir
semua sumur dibor menggunakan lumpur berbahan dasar air.
Ini mengakibatkan digunakannya cara cepat bahwa perubahan
tekanan berlangsung pada kecepatan 1 detik tiap seribu kaki
kedalaman terukur di tiap sisi dari U-Tube.

12,000 ft

0 sec

12,000 ft

0 sec

12,000 ft

12 sec

0 sec

24 sec

12,000 ft

12 sec

Masalah Kontrol Sumur


Belakangan sumur yang dibor di GOM, dengan stack permukaan
dan subsea memiliki Waktu Jeda Tekanan (PLT: Pressure Lag
Time) sebesar 18 detik/7,000 dan 3-4 menit/21,000.
Jika Cara Cepat tidak lagi berlaku, maka kita perlu mulai
mengukur PLT.

Alasan Mengukur
PLT (Pressure Lag Time/Waktu Jeda Tekanan)
Tipe Lumpur
Kompresibilitas lumpur Sintetik
Geometri Sumur
. Sumur yang Lebih Dalam
. O.D yang Lebih Besar

>

Perlu lebih banyak


Volume lumpur

Memahami PLT
Pada Metode Driller kontrol sumur, BHP dijaga konstan dengan
mengatur choke menggunakan pembaca tekanan di permukaan.
Karena PLT dari penyesuaian choke ke Pembaca Tekanan Drill pipe
lama sekali, ini menjadi sulit dikontrol

Latihan
Latihan Choke akan memudahkan menentukan PLT
dari sumur anda dan membiasakan penggunaan choke
sebagaimana mestinya.

Langkah 1
CASING

DRILLPIPE

2000

2000

1000

300

1000

3000

300

3000

SPM

0
0
TOTAL STROKES

3/4
7/8

OPEN

5/8 1/2 3/8


1/4
1/8

CLOSED

Sisakan sedikit
tekanan di sumur.

Langkah 2
CASING

DRILLPIPE

2000

2000

1000

1000

1000

3000

300

3000

SPM

50
500
TOTAL STROKES

3/4
7/8

OPEN

5/8 1/2 3/8


1/4
1/8

CLOSED

Naikkan kecepatan
pompa ke
kecepatan Kill
dengan menjaga
tekanan Casing
konstan dengan
membuka choke.
Setelah sirkulasi
stabil, teruskan
memompa
dengan menjaga
tekanan Drill
pipe 1000 psi.

Langkah 3
CASING

DRILLPIPE

2000

2000

1000

1000
1100

1000

3000

400

3000

SPM

50
550
650
TOTAL STROKES

3/4
7/8

OPEN

5/8 1/2 3/8


1/4
1/8

CLOSED

Lakukan
penyesuaian
choke
100 psi,
catat waktu yang
diperlukan
yang
direfleksikan lewat
Pembaca Tekanan
Drill pipe
Diperlukan 100
stroke untuk
tekanan berubah
direfleksikan pada
Pembaca Tekanan
DP. Pada 50 spm
diperlukan 2
menit. Inilah PLT.

Gas Dangkal (Shallow Gas)


Definisi Setiap akumulasi gas yang ditemui selama pemboran pada
kedalaman di atas setting point rangkaian casing pertama yang
ditunjuk untuk, atau mampu menahan tekanan.
Shallow gas biasanya terbentuk sebagai akumulasi bertekanan
normal pada formasi sedimen dangkal dengan porositas dan
permeabilitas tinggi

Sumur-sumur dengan tingkat resiko tinggi menembus lapisan


shallow gas adalah :
Sumur eksplorasi
Sumur yang dibor di daerah yang cenderung mengandung gas
Sumur yang diperkirakan / kemungkinan terdapat shallow gas
berdasarkan hasil identifikasi dari penyelidikan pendahuluan
Sumur yang dibor di lapangan yang telah dikembangkan dimana
lapisan-lapisan pasir dangkal dapat terisi gas dari lapisan lain
akibat penyemenan rangkaian casing yang kurang sempurna

1. Perencanaan dan Assessment Resiko


A. Lokasi-lokasi dimana mungkin terdapat gas dangkal
Sumur-sumur dengan tingkat resiko tinggi menembus lapisan
shallow gas adalah :
Sumur eksplorasi
Sumur yang dibor di daerah yang cenderung mengandung gas
Sumur yang diperkirakan / kemungkinan terdapat shallow gas
berdasarkan hasil identifikasi dari penyelidikan pendahuluan
Sumur yang dibor di lapangan yang telah dikembangkan dimana
lapisan-lapisan pasir dangkal dapat terisi gas dari lapisan lain
akibat penyemenan rangkaian casing yang kurang sempurna

B. Evaluasi resiko gas dangkal


Survey seismik dangkal
Pengambilan contoh tanah (soil sampling)
Pemboran sumur pilot sebelum tajak (pre-spud pilot hole)
Evaluasi setiap data sumur sekitarnya yang tersedia
2. Desain Sumur
a. Pemilihan lokasi pemboran
b. Penentuan kedalaman casing

3. Perencanaan sehubungan dengan gas dangkal


Posisi dan tugas khusus crew
Jadwal training dan latihan diverter
Perencanaan evakuasi untuk semua pekerja non-essential
Prosedur mematikan sumber tenaga dalam keadaan darurat
Prosedur meninggalkan lokasi

Teknik Well Control


Menahan tekanan formasi, agar fluida formasi tidak masuk ke dalam
lubang. Setelah diketahui bahwa terjadi well kick, maka sumur segera
ditutup dimana setelah persiapan cukup tahap selanjutnya adalah
mematikan sumur.
3 cara utama mematikan sumur adalah :
1. Drillers Method (Two Circulation Method)
Sirkulasi 1 : sirkulasikan dan keluarkan fluida formasi dengan
lumpur lama (original mud)
Sirkulasi 2 : sirkulasi dengan lumpur baru (kill mud weight)
untuk mengganti lumpur lama

2. Wait & Weight Method (Engineer Method)


-.Menunggu selama membuat lumpur berat (Kill Mud Weight /
KMW)
-.Sirkulasikan fluida kick (influx) keluar dari lubang bor dengan
lumpur berat
3. Concurrent Method
Pompakan lumpur lama untuk mengeluarkan cairan formasi
sambil memperberat lumpur

Drillers Method
SIRKULASI PERTAMA (Membuang Influks)
Monitor sumur yang ditutup sambil bersiap mulai sirkulasi menggunakan

lumpur awal. Catat tekanan Drill pipe (SIDPP) & tekanan Casing (SICP).
Jaga tekanan Casing konstan sambil mempercepat pompa ke
kecepatan kill. KECEPATAN INI DIJAGA AGAR TETAP KONSTAN.
Jaga tekanan Casing konstan beberapa menit sampai tekanan DP
stabil.
Baca tekanan DP dan jaga tekanan ini konstan sampai kick tersirkulasi
ke luar dari lubang.
Jaga tekanan Casing konstan dengan menurunkan kecepatan pompa.
Ketika kecepatan pompa turun sampai pompa hampir berhenti:
-Matikan pompa dahulu -Selesai menutup choke
Baca tekanan. Jika semua influks telah keluar dari sumur, tekanan
besarnya hampir sama.

Sirkulasi - 2 (Mengganti Berat lumpur)


Hitung berat KWM dan naikkan berat lumpur sampai nilai tersebut.

KMW = (Ph + SIDPP) / (0.052 x TVD) atau


KMW = (SIDPP / (0.052 x TVD)) + OMW
Jaga tekanan Casing konstan sambil mempercepat pompa ke
kecepatan kill. KECEPATAN INI HARUSLAH DIJAGA KONSTAN.
Jaga tekanan Casing konstan sampai volume drill string telah dipompa.
Baca tekanan DP dan jaga tekanan ini konstan sampai lumpur kembali
beratnya sebesar KWM.
Matikan pompa dan sumur.
Baca tekanan. Seharusnya nol.
Cek aliran melewati jalur choke.
Buka preventer jika sumur mati.

Wait & Weight Method


Hitung Kill Mud Weight (KMW)

KMW (ppg) = FP (psi) / (0.052 x TVD (ft)) atau


KMW (ppg) = (SIDPP (psi) / (0.052 x TVD (ft)) + OMW (ppg)
Hitung Initial Circulating Pressure (ICP) / Tekanan Awal Sirkulasi

ICP (psi) = KRP (psi) + SIDPP (psi)


Hitung Final Circulating Pressure (FCP) / Tekanan Akhir Sirkulasi

FCP (psi) = KMW (ppg) / OMW (ppg) x KRP (psi)


Hitung Surface to Bit Strokes (SBS)

SBS (stroke) = Drill String Volume (bbl) / Pump Output (bbl/strk)

Hitung Total Strokes (ST)

ST = (drill string volume (bbls) + annulus volume (bbls)) / pump output


(bbl/strk)
Hitung Surface to Bit Time (SBT)

SBT (menit) = SBS (stroke) / SPM


Hitung Total Time (TT)

TT (menit) = SBT (menit) + BST (menit)


Tentukan harga N (N stroke)

Dalam stroke :
N = SBS / kolom tersedia atau nilai SPM

Hitung penurunan tekanan Drill Pipe setiap periode (N)

P dp (psi) = (ICP (psi) FCP (psi)) / SBS (strk) x N (spm) , atau


P dp (psi) = (ICP (psi) FCP (psi)) / SBT(menit) x N (spm)
Buat Kill Sheet atau Pressure Reduction Schedule

Plot ICP dan FCP terhadap stroke atau waktu dalam grafik

Data Sumur :
Casing 9-5/8 @ 4,500 ft, drill bit 8-1/2 dan mud weight 9.5 ppg
Drill Pipe 4-1/2 16.6 lbs/ft, capacity : 0.0142 bbl/ft
Drill Collar 6-1/2 x 2-3/4 625 ft, capacity : 0.0073 bbl/ft
Pompa Triplex 6-1/2 x 8-1/2, capacity : 0.0785 bbl/str
KRP @ 9,500 ft 50 SPM = 380 psi
Pada kedalaman 10,000 ft terjadi kick, dimana :
SIDPP
= 775 psi
SICP
= 950 psi
Pit Gain = 15 bbls
Annular capacity = 0.0542 bbl/ft

Concurrent Method
Disebut juga circulate and weight atau slow weight up method
Jalankan pompa sampai dengan kill rate speed dengan menjaga

tekanan casing konstan.


Pompakan original mud sambil menambahkan barite secara periodik.
Berat jenis lumpur dinaikan secara bertahap sambil mengeluarkan influx
sehingga tekanan hidrostatis akan naik secara bertahap.
Tekanan casing akan mencapai maksimum di saat puncak influx tiba di
permukaan dan akan mulai turun saat influx keluar dari annulus.
Apabila berat lumpur sudah mencapai KMW dan lubang sudah terisi
penuh, matikan pompa, kecilkan choke dengan menjaga tekanan casing
konstan.
Tekanan Drill Pipe akan sama dengan tekanan casing ( = 0)

Bit Off Bottom Principles of Well Control


1. Volumetric Method
Metoda yang digunakan untuk mengontrol ekspansi gas selama
bermigrasi. Dimulai dari sumur ditutup setelah terjadi kick sampai
metoda sirkulasi dapat dilaksanakan dan dapat digunakan untuk
mendorong gas kick ke permukaan tanpa melakukan pemompaan.
Beberapa situasi dimana metoda Volumetrik dapat digunakan :
. Di dalam lubang tidak ada rangkaian pipa
. Pompa tidak berfungsi
. Rangkaian tersumbat
. Bit tidak di dasar lubang dan kick di bawah bit
. Selama operasi stripping dan snubbing

Umumnya ditentukan dari tekanan casing beberapa menit setelah


sumur ditutup dengan asumsi :
a. Tekanan casing tidak naik setelah 30 menit, mungkin tidak ada
gas yang tergabung dengan kick (kecuali menggunakan oil
base mud atau directional well).
b. Tekanan casing bertambah secara terus menerus di atas shut
in pressure, berarti ada gas.
Jika kondisi (b) yang terjadi mungkin diperlukan metoda volumetrik
karena adanya keterlambatan dalam memulai metoda sirkulasi
utama.

Prinsip dasar yang diperlukan untuk melaksanakan metoda


volumetrik secara tepat :
1. Hukum Gas (Hukum Boyle)
Dengan mengabaikan temperatur danfaktor compressibility
Persamaan :

P1 x V1 = P2 x V2

2. Teori Gelembung Tunggal


3. Menentukan Tekanan Dasar Lubang

PROSEDUR METODE VOLUMETRIK


Dipakai hanya ketika metode sirkulasi tidak dapat diterapkan, tetapi
gas bermigrasi (Tekanan Casing naik di atas SICP).
LANGKAH 1: Saat gas bermigrasi, matikan sumur dan biarkan tekanan casing
naik dengan jumlah tertentu.
CATATAN A: Kenaikan tekanan sebesar 100 psi disarankan, tapi nilai
aktual tergantung pada kekuatan estimasi dari formasi dan nilai yang lebih
besar atau kecil dapat digunakan.
LANGKAH 2: Gunakan choke untuk menjaga tekanan casing konstan
sampai sejumlah lumpur dibuang dari anulus yang mengeluarkan tekanan
hidrostatik sama dengan kenaikan tekanan di LANGKAH 1.
CATATAN B: Buang lumpur atau gas lewat degasser, kumpulkan lumpur
yang dibuang untuk diukur. Gunakan manual choke.
CATATAN C: Volume lumpur yang menyebabkan kenaikan tekanan
dihitung sebagai berikut:
Kenaikan tekanan ( psi )
Volume (bbl) = Gradien
X Kapasitas Annulus (bbls/ft)
Lumpur ( psi/ft)

LANGKAH 3: Matikan sumur lagi dan ulangi LANGKAH 1 & 2 seperlunya sampai
gas di permukaan atau di atas bit dan sirkulasi mungkin dilakukan.
Tekanan casing haruslah mirip dengan contoh beirkut:
500 psi

MIGRASI
400 psi
300 psi
200 psi

100 psi SICP

GAS DI
PERMUKAAN

400 psi
300 psi

200 psi

Biarkan gas bermigrasi ke atas

BUANG LUMPUR

Pakai
volume annulus antara DP dan casing untuk menghitung
pemanjangan gelembung, agar menghindari pengurangan BHP yang tidak
diharapkan.
Jika sumur memiliki shoe yang terkespos, penggunaan faktor keamanan
harus disetujui oleh Drilling Superintendent.

Contoh Top Kill


0

3,000
5,000

10,000

Gas disirkulasi ke luar


SICP = 260 psi
MW = 9.6 ppg (G - 0.5 psi/ft)
Shoe dites oleh EMW 14 ppg
13 3/8, 68 ppf Casing
5, 19.5 ppf Drill pipe
Kapasitas 13 3/8 X 5 = 0.1254 bpf
Pemindahan 5 (bpf) = 0.0243bpf

BHP = 260 + 10,000 x 0.5 psi/ft


= 5,260 psi
G (KW) = 5,260 psi/10,000
= 0.526 psi/ft
KW w/ bit di dasar = 0.56psi/ft/0.052
= 10.1+ppg
HP (5,260 psi) + 100 psi*
= 5,360 psi
HP (7,000 of 9.6 ppg) = 7,000 X 0.5 psi/ft = 3,500 psi
HP (3,000 of X-lumpur berat) = 5,360 3,500 = 1,860 psi
G (X-lumpur berat) = 1,860 psi/3,000
= 0.62 psi/ft
W (X-lumpur berat) = 0.62 psi/ft/0.052
= 11.9 ppg

Matikan sumur dengan lumpur 11.9 ppg menggunakan Langkah-2


Metode Driller.
Cek adanya aliran dan buka preventer.
EMW di shoe = 11.0 ppg (saat pompa mati)
SHOE - OK
* Di atas seimbang, ditambah untuk mencegah di bawah seimbang ketika
mempercepat pompa.

CONTOH STAGING DI LUBANG


UNTUK MENGHITUNG SEBERAPA BESAR STAGE DI LUBANG,

TENTUKAN:
A. Tinggi dari X-lumpur berat yang dapat diganti oleh lumpur ringan
tanpa sumur menjadi di bawah seimbang:
H = 100 psi di atas seimbang/perbedaan gradien lumpur
H = 100 psi/(0.62-0.50)psi/ft = 833
B. Volume X-lumpur berat (akan dipindahkan, ke dalam trip tank):
V = tinggi X kapasitas annulus casing = 833 X 0.1254 bbl/ft =104.5 bbl
C. Panjang DP untuk memindahkan volume ini:
L = Volume lumpur yang terpindahkan
L= 104.5 bbl/0.0243 bbl/ft = 4,300

CONTOH STAGING DI LUBANG


0

Capai berat lumpur yang terhitung

833

Sirkulasi lewat bit menggunakan


tekanan casing yang konstan

Sirkulasi di permukaan menggunakan


tekanan drill pipe yang konstan

Masuk ke dalam lubang dan awasi trip


tank

3,000
5,000

7,300

10,000

CONTOH STAGING DI LUBANG


0

Berapa berat lumpur yang

sekarang disirkulasi?

3,000

Tekanan Hidrostatik = 5,360 psi


0.5 psi/ft * 2,700
= 1,350 psi
4,010 psi
4,010 psi / 0.052 / 7,300 = 10.56 ppg

5,000
Seberapa jauh kita dapat melakukan trip di lubang?

7,300

10,000

Lubrikasi & Bleed

550
Choke

Casing X DP
= 0.0489 bpf

10 ppg

BHP = Hidrostatik + CP
5200 = 4650 + 550
1,310 kaki

Untuk mendapatkan kembali kontrol sumur, kita


harus mulai mengisi lubang dan menaikkan
tekanan hidrostatik. Dengan mengisi lubang,
kita akan menekan gas di permukaan sehingga
tekanan gas naik. Jika hidrostatik dan CP naik
terlalu besar, kita mungkin merusak formasi
yang ada.

10,000 kaki

550
Choke

BHP = Hidrostatik + CP
5,200 = 4,650 + 550

192 kaki
Casing X DP
= 0.0489 bpf

10 ppg

1,310 kaki

Jika sirkulasi tidak mungkin dilakukan, anda


harus mengisi lubang bertahap untuk
menaikkan
tekanan
hidrostatik
dan
mengontrol tekanan dalam gas (CP).
Digunakan penambahan yang sama seperti
Metode Volumetrik.

100 psi 0.52 = 192


kaki
192 kaki X 0.0489 = 9.5 bbl

10,000 kaki

550
645
Choke

BHP = Hidrostatik + CP
5,200 = 4,650 + 550
5,395 = 4,750 + 645

1,310 kaki

192 kaki

10 ppg

100 psi 0.52 = 192 kaki


192 kaki X 0.0489 = 9.5 bbl
Dengan memompa 9.5 bbl, kita menekan gas jadi
192 kaki. Ini menyebabkan CP naik dalam jumlah
yang sama.
Sangatlah penting untuk membiarkan lumpur
untuk turun dan mengenai gas untuk memperoleh
tinggi vertikal. Ini perlu waktu lama. Sama seperti
Metode Volumetrik. BERSABAR !

10,000 kaki

450
645
Choke

BHP = Hidrostatik + CP
5,200 = 4,650 + 550
5,395 = 4,750 + 645
5,200 = 4,750 + 450

1,118 kaki

192 kaki
10 ppg

Untuk mengembalikan BHP jadi 5,200 psi anda


harus membuang CP sebesar kenaikan
hidrostatik 100 psi + kenaikan 95 psi karena
kompresi gas.

10,000 kaki

Lubrikasi &
Bleed
BHP = Hidrostatik
+ CP

450
545
Choke

925 kaki

10 ppg

5,200 = 4,650 + 550


5,395 = 4,750 + 645
5,200 = 4,750 + 450
5,395 = 4,850 + 545

Pompa lagi 9.5 bbl dalam sumur. Biarkan lumpur turun.

10,000 kaki

350
545
Choke

925 kaki

10 ppg

BHP = Hidrostatik + CP
5,200 = 4,650 + 550
5,395 = 4,750 + 645
5,200 = 4,750 + 450
5,395 = 4,850 + 545
5,200 = 4,850 + 350

Untuk mengembalikan BHP jadi 5,200 psi anda


harus membuang CP sebesar kenaikan
hidrostatik 100 psi + kenaikan 95 psi karena
kompresi gas.

10,000 kaki

445
350
Choke

735 kaki

10 ppg

BHP = Hidrostatik + CP
5,200 = 4,650 + 550
5,395 = 4,750 + 645
5,200 = 4,750 + 450
5,395 = 4,850 + 545
5,200 = 4,850 + 350
5,395 = 4,950 + 445

Pompa lagi 9.5 bbl dalam sumur. Biarkan lumpur turun.

10,000 kaki

230
50
Choke

348 kaki

10 ppg

BHP = Hidrostatik + CP
5,200 = 4,650 + 550
5,395 = 4,750 + 645
5,200 = 4,750 + 450
5,395 = 4,850 + 545
5,200 = 4,850 + 350
5,390 = 4,950 + 440
5,200 = 4,950 + 250
5,390 = 5,050 + 340
5,200 = 5,050 + 150
5,380 = 5,150 + 230
5,200 = 5,150 + 50

Untuk mengembalikan BHP jadi 5,200 psi anda


harus membuang CP sebesar kenaikan
hidrostatik 100 psi + kenaikan 80 psi karena
kompresi gas.

10,000 kaki

110
50
Choke

156 kaki

10 ppg

BHP = Hidrostatik + CP
5,200 = 4,650 + 550
5,395 = 4,750 + 645
5,200 = 4,750 + 450
5,395 = 4,850 + 545
5,200 = 4,850 + 350
5,390 = 4,950 + 440
5,200 = 4,950 + 250
5,390 = 5,050 + 340
5,200 = 5,050 + 150
5,380 = 5,150 + 230
5,200 = 5,150 + 50
5,360 = 5,250 + 110

Pompa lagi 9.5 bbl dalam sumur. Biarkan lumpur


turun.
Sampai tekanan berapa anda ingin buang?

10,000 kaki

Bullheading
Pertimbangan Awal Pekerjaan:
Kerapatan lumpur dan Volume
Kondisi Tubing
Kondisi Casing
Kecepatan Pompa vs Kecepatan Injeksi
Tekanan Injeksi vs Tekanan Retak
Gesekan Tubing

Bullheadi
ng
Tekanan Pompa =
+ Tekanan Gesek di jalur Permukaan
+ Tekanan Gesek di Tubing String
+ Tekanan Gesek Sepanjang Perforasi
+ Tekanan Gesek di Formasi
Tekanan Pori
- Hidrostatik Tubing

BULLHEADING
DENGAN PACKER DISET DI ATAS ZONA
(1)
Jika sumur memiliki tekanan Choke, buang sejumlah tekanan lewat annulus
(contoh 100 psi) dan lihat apakah kembali.
* (2)
Jika sumur tidak ada tekanan Choke, berikan sejumlah tekanan di annulus
(contoh 200 - 400 psi) dan lihat apakah tetap steady.
(3)
Estimasi tekanan di dasar (gunakan tekanan reservoir mati jika diketahui).
(4)
Hitung berat kill, menyertakan 0.3 ppg trip margin.
** (5)
Pompa satu volume tubing plus volume di bawah packer oleh KWM bersih
cukup cepat sehingga lumpur tidak jatuh ke gas.
*** (6) Stop pompa dan cek tekanan tubing.
(7) Buka sleeve (atau tutup lubang di atas packer).
(8) Sirkulasi sumur dengan KWM.
*

Langkah-langkah ini mengetes komunikasi tubing dan annulus.


** Idenya untuk injeksi lumpur, bukan meretakkan formasi.
*** Perlu waktu untuk tekanan tubing mencapai 0, tergantung
pada permeabilitas zona dan kecepatan pompa. Jika tekanan
tubing tidak sampai 0, buang tekanan dan lihat apakah tekanan
kembali naik.

PROSEDUR BULLHEADING
**** CONTOH ****

800

9-5/8 - 47# Choke: (0.0732 B/FT)


3-1/2 - 9.3# TUBING: (0.0087 B/FT)
PERKIRAAN GRADIEN LUMPUR TUBING = .37 PSI/FT

EST. BHP = 800 PSI + (10,000 X 0.37 PSI/FT) = 4500 PSI


GRADIEN LUMPUR PENYEIMBANG = 4500 / 10,000 = 0.45 psi/ft
BERAT LUMPUR PENYEIMBANG
= 0.45 / 0.052 = 8.7 ppg
BERAT KWM = 8.7 + 0.3 = 9.0 ppg
VOLUME BULLHEAD:
= 9500 X 0.0087 B/FT + 500 X 0.0732 B/FT = 120 bbls

Packer @ 9,500
Perforasi @ 10,,000

MEMATIKAN OPERASI
Operasi completion/workover yang biasa di mana prosedur
mematikan harus dibuat dan dipraktekan meliputi hal berikut,
namun tidak terbatas pada:
Sirkulasi/drilling/pembersihan (clean out)
Masuk/ke luar (Tripping)
Operasi wireline

PROSEDUR MEMATIKAN
COMPLETION/WORKOVER
Jaga Jalur di Choke Manifold Tertutup
Ketika Sirkulasi di Dasar:
(1) Tarik & posisikan tool joint di atas rotary table
(2) Matikan pompa
(3) Cek adanya aliran
(4) Tutup annular preventer (Hydril) dan Buka HCR valve
(5) Toolpusher dan Workover Supervisor di lantai rig
(6) Hubungkan kelly dan buka safety valve
(7) Baca/catat SITP
(8) Baca/catat SICP
(9) Baca/catat perolehan di volume pit
CATATAN:
1. Saat sumur dimatikan dan tekanan terbaca, jangan membuka
sumur untuk verifikasi masukan atau cek kecepatan.
2. Pasang BOP dalam jika diperlukan dalam prosedur kontrol.

PROSEDUR MEMATIKAN
COMPLETION/WORKOVER
Jaga Jalur di Choke Manifold Tertutup
Ketika Tripping:
(1) Set slip dengan tool joint di atas rotary table
(2) Pasang FOSV di posisi terbuka
(3) Tutup safety valve
(4) Tutup annular preventer (Hydril) dan Buka HCR valve
(5) Toolpusher dan Workover Supervisor di rig floor
(6) Hubungkan kelly dan buka safety valve
(7) Baca/catat SITP
(8) Baca/catat SICP
(9) Baca/catat perolehan di volume pit
CATATAN:
1. Saat sumur dimatikan dan tekanan terbaca, jangan membuka
untuk verifikasi masukan atau cek kecepatan.
2. Pasang BOP dalam jika diperlukan dalam prosedur kontrol.

sumur

PERALATAN
Diverter
Peralatan Umum
Susunan BOP
Akumulator
Masalah Choke Manifold
Pemisah Lumpur/Gas
Hal lain yang perlu diperhatikan
Mengetes BOP

DIVERTER
Campuran gas/pasir melalui jalur diverter dipastikan
mengerosi baja dengan kecepatan 8 per jam.

TIDAK ADA CARA LAIN UNTUK MENGHINDARI


MASALAH INI!
Penggunaan diverter tidaklah mengontrol sumur. Alat ini hanya dipakai
bilamana tidak ada alternatif lain untuk menangani aliran dari lubang
yang dangkal, tetapi penggunaannya agar dibatasi untuk
meningkatkan kondisi di mana terjadi evakuasi.
Singkatnya,

ALIHKAN DAN TINGGALKAN !

Peralatan Kontrol Sumur


Satu dari aspek kritis dalam merencanakan sumur ialah
tekanan teoritis permukaan maksimum yang dipakai dalam
mendesain casing, wellhead, BOP stack, choke manifold,
gas buster, tes, dan peralatan lainnya.
Cek batasan suhu untuk elastomer, terutama pada
beragam bore ram. Jika shear ram terpasang, pastikan
bahwa shear ram mampu menangani berbagai grade dari
drill pipe yang digunakan.

SUSUNAN BOP
ANNULAR

PIPE
RAMS
BLIND
RAMS

KE KILL LINE

KE CHOKE LINE
PIPE
RAMS

WELLHEAD

HYDRIL
GK

CAMERON DL ANNULAR

Weepholes

SHAFFER SPHERICAL

Botol Surge

Wellbore
Pressure

CAMERON DS SHEAR RAM

CAMERON FLEXPACKER RAM

CAMERON PIPE RAM

CAMERON SHEARING BLIND RAM

CAMERON VARIABLE BORE RAM

CAMERON TYPE U RAM

Peralatan Kontrol Sumur


Akumulator Harus memiliki volume yang cukup untuk
menutup dan menahan semua preventer tertutup dan
menjaga tekanan akumulator di atas tekanan minimum
sistem.

CAIRAN TERPAKAI
Untuk menghasilkan energi, bladder lebih dulu diisi dengan Nitrogen
bertekanan 1000 psi.
Untuk menghasilkan cairan untuk menutup, Nitrogen harus dipompa
ke botol.
1,000

10 gal
N2

CAIRAN TERPAKAI
Diperlukan 1.6 galon cairan untuk menekan Nitrogen sampai ke
tekanan sistem minimum sebesar 1200 psi.
1,000

1,200

10 gal
N2

8.4 gal
N2

1.6 gal
cairan

CAIRAN TERPAKAI
Untuk mendapat cairan yang terpakai, harus terus memompa cairan
sampai diperoleh tekanan operasi sebesar 3,000 psi.
Diperlukan 6.6 galon cairan untuk memampatkan Nitrogen sampai
3,000 psi.
3,000
1,200

Volume cairan yang diperlukan


untuk mengubah tekanan dari
tekanan minimum sistem ke tekanan
operasi adalah cairan yang terpakai
per botol.
(6.6 - 1.6 = 5 galon/botol)

8.4 gal
N2

3.4 gal
N2
cairan
terpakai

1.6 gal
cairan

6.6 gal
cairan

Volume Akumulator
18 gal.
untuk tutup

3000 psi

7 gal. untuk tutup

Tekanan Atmosfir

1 gal. untuk tutup


6 gal. untuk
tutup
7 gal. untuk
tutup

Total galon untuk menutup = 39 galon


39 gal. X 1.5 faktor keamanan = 59 gal cairan yang diperlukan
59 gal. 5 = 11.8 or 12 botol

Peralatan Kontrol Sumur


Selang Fleksibel Bertekanan Tinggi Pastikan bahwa selang
fleksibel mampu digunakan pada lumpur yang tidak biasa
dijumpai atau digunakan dan mampu digunakan pada batasan
temperatur tertentu.

Choke Manifold

Semua peralatan yang


menangani lumpur
sumur di bagian hilir
dari choke sebaiknya
didesain untuk
menahan temperatur
rendah yang
diakibatkan adanya
ekspansi gas selama
prosedur kontrol
sumur.
Prosedur
kelaikan
choke manifold dan
perawatannya sangat
penting. Lakukan cek
secara periodik untuk
mengetahui ketebalan
pipa dan manifold.

CAMERON FLS
MANUAL GATE
VALVE

Metal-to-metal sealing di gate-to-seat


memberikan keamanan dan kehandalan.

dan

seat-to-body

Simple gate and seat design enables quick and easy changeout without special tools and minimizes inventory requirements.
Gate and seat assembly features bidirectional sealing so it can
be reversed for increased service life.
One piece gate construction and two spring-loaded, pressureenergized, non-elastomeric lip-seals on each seat at the seat-tobody interface. This provides maximum protection against
intrusion of particle contaminants and optimum performance
under severe conditions such as mud, sand and low pressures.
Stem packing can be replaced while the valve is under
pressure since the shoulder on the stem can be backseated
against the bonnet to isolate the stuffing box.
Excessive force is not necessary to close the valve. The
handwheel should be backed off 1/4 turn after the valve is fully
closed.

CAMERON
TAILROD
HYDRAULIC GATE
VALVE

CAMERON HYDRAULIC CHOKE

CAMERON MANUAL CHOKE

Swaco Superchoke

FOSV

Peralatan Kontrol Sumur


Pemisah Lumpur/Gas Pembaca tekanan di badan separator
sebaiknya dipasang untuk memastikan separator beroperasi
dalam batasan kapasitasnya dan tidak ada gas yang dibolehkan
untuk lewat" ke area pemrosesan lumpur. Lakukan inspeksi
menyeluruh integritas struktur separator dan kondisi internalnya.

GAS BUSTER
GAS

Jalur Vent

TIDAK ADA
VALVE!

Diameter & panjang jalur vent


mengatur jumlah tekanan di
separator
Tutup Inspeksi

Pembaca Tekanan
Impingement Plate

dari Choke
Baffle Plates

Siphon Breaker

d
ke Mud Degasser

TIDAK ADA VALVE!


D
Jalur drain dengan valve

Tinggi, Diameter &


Desain internal mengatur
efisiensi pemisahan

Tinggi dari Pipa U (D) & jarak dari


bawah separator ke atas dari Pipa U
(d) mengatur level lumpur di separator
dan menjaga agar gas tidak masuk ke
jalur aliran

Pemisah
Lumpur/Gas

Peralatan Kontrol Sumur


Hal Lain Yang Perlu Diperhatikan Kompatibilitas elastomer dengan
lumpur pengeboran, completion, & pengetesan harus dicek. Cek
batasan runtuh dari drill string terhadap beban runtuh selama operasi
kontrol sumur. Beban yang paling besar sering ditemukan saat pipe
ram tertutup.

MENGETES BOP
TES LAPANGAN YANG DIREKOMENDASIKAN:
Rendah
Tinggi
Ram Preventer
200-300 psi
WP atau CSG. Burst
Annular Preventer

70% WP

Ram dan Annular preventer adalah Pendukung Sumur.


Artinya mengatur tekanan dari sumur agar mensinergikan
elemen-elemen dan menyekat sumur. Alasan ini
menjelaskan mengapa tes tekanan rendah kadang lebih
sulit untuk dicapai.
Sangat berbahaya jika kita menaikkan tekanan untuk
mendapatkan isolasi lalu mem-bleed untuk mengetes.
Berapa banyak kick 10,000 psi yang kita alami?
Berapa banyak kick 300 psi yang kita dapatkan?

MASALAH KHUSUS

GAS INFLUKS SETELAH SEMENTASI


(CEMENTING)
Gas bisa masuk sumur setelah sementasi (cementing)
karena pengurangan tekanan di annulus terjadi saat
semen mulai mengeras dan menyebabkan kick.
Amati sumur setelah sementasi dan siap menutup
sumur jika terjadi aliran annular.
Untuk mengurangi kecenderungan masalah ini,
praktek penyemenan berikut sangat membantu:
Kondisikan lumpur sebelum sementasi.
Gunakan spacer yang didesain baik/cuci semen di
awal untuk membantu pembersihan lumpur.
Sentralisasi casing di lubang.
Jaga aliran turbulen ketika sementasi
Pindahkan casing ketika sementasi.
Tidak ada teknik saat ini yang 100% sukses menghilangkan masalah
Tetap Waspada!

MENINGGALKAN SUMUR MATI

Udara

Udara

Lumpur Berat
Minyak

Udara
Zona produksi

MENINGGALKAN SUMUR MATI


Sangat sedikit sumur yang MATI.
WASPADALAH DI SETIAP WAKTU !

PECAHNYA PIPA U

MENGENAL PECAHNYA PIPA U


Tekanan permukaan tiba-tiba hilang kembali
Tekanan casing berfluktuasi
Tekanan drill pipe berfluktuasi
Beragam perubahan choke
Kehilangan komunikasi antara drill pipe & annulus
Tekanan drill pipe menurun atau vakum

EFEK U-TUBE

METODE KONTROL YANG BIASA DILAKUKAN

Pompa LCM, gunk atau semen ke zona hilang untuk mendapat


kontrol kembali.

Pompakan KWM ke zona hilang dan/atau produksi.


Kill dinamis menggunakan kehilangan tekanan gesek dan
kerapatan lumpur untuk meningkatan tekanan lubang terhadap zone
produksi.
Kill dasar (dipakai slug berat di bawah zona hilang untuk
overbalance zona produksi).
Kill sandwich memompa KWM dari atas dan bawah zone hilang.
Barite pill atau semen plug digunakan untuk menjembatani dan
mengisolasi zona produksi dan zona hilang.

METODE KONTROL YANG BIASA DILAKUKAN


Untuk meningkatkan kesempatan sukses dengan metode
terakhir, formulasikan strategi berikut ini:

Pengetahuan akan lokasi, tekanan dan karakteristik aliran dari zona


produksi dan hilang dan rute aliran.

Definisikan pendekatan kill dan langkah-langkah untuk mencapai


tujuan utama.
Konfirmasikan informasi properti lumpur, kerapatan, volume,
penempatan dan kecepatan seperlunya.
Akses terhadap orang, peralatan, material dan instrumentasi untuk
menerapkan strategi.
Cek poin, biasanya tekanan yang memungkinkan kita memonitor
kemajuan dan/atau sukses.
Persetujuan untuk menstop operasi, analisa dan perubahan
operasi jika rencana tidak sukses sebagaimana direncanakan.

COMPLETION DAN
WORKOVER

ALASAN OPERASI COMPLETION & WORKOVER

Completion Asal

Completing di Zona Baru (Berbeda)

Zona Tambahan

Mengontrol Air dan/atau Gas

Produksi atau Stimulasi Injeksi

Perbaikan Mekanis Sumur

KONSEP KONTROL DASAR OPERASI


COMPLETION DAN WORKOVER
Pengontrolan Tekanan di Dasar

Untuk Mencegah Masukan

Untuk Mencegah Masukan Lainnya Masuk

Untuk Membatasi Hilangnya lumpur ke Zona

Catatan: Lubang bercasing Agak lumayan

MEMATIKAN OPERASI
Operasi completion/workover yang biasa di mana
prosedur mematikan harus dibuat dan dipraktekan
meliputi hal berikut, namun tidak terbatas pada:
Sirkulasi/drilling/pembersihan (clean out)
Masuk/ke luar (Tripping)
Operasi wireline

LUMPUR COMPLETION/WORKOVER
DIPERLUKAN
Tekanan Formasi Seimbang
Memindahkan Padatan
Tidak Merusak Zona
TIPE
Mengandung Padatan
Berbahan dasar Minyak
Garam Terlarut
Brine
Dipilih karena Kerapatan tidak ada padatan

LUMPUR BEBAS PADATAN DAN


KOMBINASI LUMPUR
14.2
10.0

9.8

NaCl

KCl

10.9

11.7

12.4

KBr

CaCl2

NaBr

CaBr2
19.2
15.1

10.9 11.1

KCl NaCl
+KBr +CaCl2

12.7

NaCl
+NaBr

CaCl2
+CaBr2

Biaya per barel umumnya meningkat

ZnBr2
+CaBr2
+CaCl2

EKSPANSI SUHU DAN KEHILANGAN BERAT


BRINE
Berat Brine - PPG Kehilangan Berat - PPG/ oF
8.4 - 9.0

0.0017

9.1 - 11.0

0.0025

11.1 - 14.5

0.0033

14.6 - 17.0

0.0040

17.1 - 19.2

0.0048

EKSPANSI SUHU DAN KEHILANGAN BERAT


BRINES
CONTOH:
Kalsium Khlorida Brine
Rata-rata Suhu Lubang = 150o F
Berat untuk Keseimbangan Tekanan Zona = 11.2 PPG
(Dihitung dari Tekanan Reservoar)
Suhu Campuran Permukaan = 80 O F
Berapa Berat yang Harus Dicampurkan?
W @ 80o = W @ 150o + (150o - 80o) x 0.0033
= 11.2 + 70o x 0.0033
= 11.2 + 0.23 = 11.5 PPG

PROSEDUR MEMATIKAN
COMPLETION / WORKOVER
Jaga Jalur di Choke Manifold Tertutup
Ketika Sirkulasi di Dasar:
(1) Tarik & posisikan tool joint di atas rotary table
(2) Matikan pompa
(3) Cek adanya aliran
(4) Tutup annular preventer (Hydril) dan
Buka HCR valve
(5) Toolpusher dan Unocal DSM di lantai rig
(6) Hubungkan kelly dan buka safety valve
(7) Baca/catat SITP
(8) Baca/catat SICP
(9) Baca/catat perolehan di volume pit
CATATAN:
1. Saat sumur dimatikan dan tekanan terbaca, jangan
membuka sumur untuk verifikasi masukan atau cek
kecepatan.
2. Pasang BOP dalam jika diperlukan dalam prosedur

PROSEDUR MEMATIKAN
COMPLETION/WORKOVER
Jaga Jalur di Choke Manifold Tertutup
Ketika Tripping:
(1) Set slip dengan tool joint di atas rotary table
(2) Pasang FOSV di posisi buka
(3) Tutup safety valve
(4) Tutup annular preventer (Hydril) dan
Buka HCR valve
(5) Toolpusher dan Unocal DSM di lantai rig
(6) Hubungkan kelly dan buka safety valve
(7) Baca/catat SITP
(8) Baca/catat SICP
(9) Baca/catat perolehan di volume pit
CATATAN:
1. Saat sumur dimatikan dan tekanan terbaca, jangan membuka
sumur untuk verifikasi masukan atau cek kecepatan.
2. Pasang BOP dalam jika diperlukan dalam prosedur kontrol.

SIRKULASI SUMUR SEBELUM MELEPAS


TREE

DIGUNAKAN JIKA LUMPUR DI TUBING PADA BERAT KILL

JIKA SUMUR MEMILIKI TEKANAN CASING:

1) Jaga tekanan casing konstan dengan membuka choke sambil


mempercepat pompa ke nilai yang telah ditentukan. Kecepatan ini dibuat
konstan selama total sirkulasi.
2) Teruskan jaga tekanan casing konstan sampai tekanan sirkulasi
tubing stabil. (Jika tubing tidak penuh, isilah dengan lumpur).
3) Baca tekanan sirkulasi tubing.
4) Selesaikan sirkulasi dengan menjaga tekanan tubing sebesar langkah-3.

SIRKULASI SUMUR SEBELUM MELEPAS


TREE
JIKA TEKANAN CASING NOL:
(1) Dengan choke terbuka lebar, naikkan pompa ke kecepatan
yang telah ditentukan Kecepatan ini dibuat konstan
selama total sirkulasi.
(2) Selesaikan sirkulasi dengan choke terbuka lebar.
CATATAN: Inilah prosedur paling sederhana untuk mensirkulasi
annulus tubing-casing yang penuh oleh KWM setelah
dilakukan bullhead tubing.

SIRKULASI SUMUR SEBELUM MELEPAS


TREE
DIGUNAKAN JIKA LUMPUR DI TUBING TIDAK PADA BERAT KILL
JIKA SUMUR MEMILIKI TEKANAN CASING:

Jaga tekanan casing konstan dengan membuka choke sambil


mempercepat pompa ke kecepatan yang telah ditentukan. Kecepatan ini dibuat konstan selama sirkulasi.
Teruskan jaga tekanan casing konstan sampai satu volume tubing
telah dipompakan.
Matikan dan hidupkan pompa dengan terkontrol lihat langkah (1).
Jaga tekanan casing konstan sampai tekanan sirkulasi tubing
stabil.
Baca tekanan sirkulasi tubing dan selesaikan sirkulasi dengan
menjaga tekanan konstan.

SIRKULASI SUMUR SEBELUM MELEPAS TREE


JIKA TEKANAN CASING NOL:

Dengan choke terbuka lebar, percepat pompa ke nilai tertentu dan


buat konstan selama sirkulasi.
Jika tidak ada kembali, stop setelah memompa minimum satu tubing
volume. Ambil keputusan dengan memompakan material kehilangan
sirkulasi atau mencabut dengan level lumpur tak terlihat.
Jika anda tidak memompa satu volume tubing ketika ada returns,
teruskan sampai anda memompa satu volume tubing, lalu:
Matikan pompa, tutup choke dan baca tekanan casing.
Jaga tekanan casing konstan di nilai tertentu, termasuk nol,
yang ada di langkah (4) dengan membuka choke sambil pompa
dikembalikan ke kecepatan semula.
Teruskan jaga tekanan casing konstan sampai tekanan sirkulasi
tubing stabil.
Baca tekanan sirkulasi tubing dan selesaikan sirkulasi dengan
menjaga tekanan itu konstan.

MELEPAS TREE
MEMASANG & MENGETES BOPE
(1) Verifikasi sumur telah mati dengan:
Cek tekanan tubing dan casing
Buka sumur dan cek visual adanya aliran
*(2) Tutup manual valve di jalur aliran annulus
*(3) Tutup manual valve di jalur aliran tubing
(4) Pasang back-pressure valve di tubing hanger
(5) Lepaskan tree
(6) Verifikasi back pressure valve terpasang benar di hanger sebelum
meneruskan prosedur
**(7)Pasang BOPE
(8) Lepaskan back-pressure valve dan pasang two-way check valve
(9) Tes BOPE
(10)
Lepaskan two-way check valve
(11)Cek tekanan casing Verifikasi nilainya nol
(12)
Cabut tubing dan teruskan mencabut string produksi
*Jalur ini akan terbuka ketika sumur di-bullhead dan diisi oleh lumpur.
**BOP disusun oleh satu set pipe ram di bawah jalur choke.

KONFIGURASI BOP WORKOVER / COMPLETION


ANNULAR

PIPE
RAM

KE KILL LINE

PIPE
RAM

KE CHOKE LINE

BLIND
RAM

WELLHEAD

Anda mungkin juga menyukai