Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit vena kronis pada tungkai adalah keadaan yang menyatakan
adanya gangguan aliran darah vena (venous return) pada tungkai, dimana
gangguan fungsi pada vena tersebut akan bertambah berat dengan
berjalannya waktu.
Diperkirakan bahwa sekitar 50% dari penduduk dewasa Eropa menderita
penyakit ini. Angka ini mungkin lebih rendah pada penduduk Asia, namun
angka statistik yang pasti khususnya untuk Indonesia belum ada.
V. Safena magna keluar dari ujung medial jaringan v.dorsalis pedis. Vena ini berjalan di sebelah anterior
malleolus medialis, sepanjang aspek anteromedial betis (bersama dengan nervus safenus), pindah ke posterior
selebar tangan di belakang patela pada lutut dan kemudian berjalan ke depan dan menaiki bagian anteromedial
paha. Pembuluh ini menembus fasia kribriformis dan mengalir ke v.femoralis pada hiatus safenus. Bagian
terminal v.safena magna biasanya mendapat percabangan superfisialis dari genetelia eksterna dan dinding
bawah abdomen. Dalam pembedahan, hal ini bias membantu membedakan v.safena dari femoralis karena satusatunya vena yang mengalir ke v.femoralis adalah v.safena. Cabang-cabang femoralis anteromedial dan
posterolateral (lateral aksesorius), dari aspek medial dan lateral paha, kadang-kadang juga mengalir ke v.safena
magna di bawah hiatus safenus
V. safena parva keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis pedis. Vena ini
melewati bagian belakang malleolus lateralis dan di atas bagian belakang betis
kemudian menembus fasia profunda pada berbagai posisi untuk mengalir ke
v.poplitea.
Vena Profunda Ekstremitas Bawah
Vena-vena profunda pada betis adalah v.komitans dari arteri tibialis anterior dan
posterior yang melanjutkan sebagai v.poplitea dan v.femoralis. Vena profunda ini
mebentuk jaringan luas dalam kompartmen posterior betis pleksus soleal dimana
darah dibantu mengalir ke atas melawan gaya gravitasi oleh otot saat olahraga.
DEFENISI
Varises (varus=bengkok) adalah pelebaran pebuluh balik (vena) yang
berkelok-kelok dan ditandai oleh katup didalamnya yang tidak berfungsi
lagi. Bila hanya melebar saja disebut venektasi.
Terdapat tiga jenis vena pada tungkai , yaitu :
1. Vena Tepi terletak dibawah kulit dan hanya dilindungi oleh jaringan
longgar dan kulit. Vena tepi yang utama adalah vena safena magna
(VSM) dan vena safena parva (VSP). Kedua vena ini berhubungan
dibeberapa tempat melalui vena vena kecil.
ETIOLOGI
Faktor penyokong lain :
1. Faktor keturunan
Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat
badan. Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa anggota
keluarga dan gambaran varises pada usia remaja, kemungkinan besar disebabkan faktor
keturunan.
2. Kehamilan
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang
menyebabkan kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal
paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
3. Kurang gerak
Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah
vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
4. Faktor berdiri lama
Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban
kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. Pada posisi tersebut tekanan vena 10 kali
lebih besar, sehingga vena akan teregang diluar batas kemampuan elastisitasnya sehingga
terjadi inkompetensi pada katup. Bila pekerjaan mengharuskan banyak berdiri, usahakan
untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak. Misalnya dengan
berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke jantung.
5. Obesitas
Hal ini dihubungkan dengan tekanan hidrostatik yang meningkat akibat
peningkatan volume darah serta kecenderungan jeleknya struktur
penyangga vena.
6. Faktor usia
Pada usia lanjut insiden varises akan meningkat. Dinding vena menjadi
lemah karena lamina elastic menjadi tipis dan atrofik bersama dengan
adanya degenerasi otot polos. Disamping itu akan terdapat atrofi otot betis
sehingga tonus otot menurun.
PATOFISOLOGI
Penyebab varices primer adalah kelemahan struktural pada dinding
pembuluh darah yang diturunkan. Dilatasi dapat disertai gangguan katup
vena, karena daun katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks.
Varices sekunder disebabkan oleh gangguan patologi sistem vena dalam,
yang timbul kongenital atau didapat sejak lahir. Hal ini menyebabkan
dilatasi vena-vena permukaan, penghubung, atau kolateral. Misalnya,
kerusakan katup vena pada system vena dalam akan mengganggu aliran
darah menuju jantung, resultan statis, dan penimbunan darah menyebabkan
hipertensi vena dalam.
Stadium Varises
Stadium
Gambaran Klinis
II
Pelebaran vena
III
IV
Tanda
Pelebaran vena
II
III
Ulkus varikokum
Gejala-Gejala Varises
1. Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan
sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat
tidak lancarnya aliran darah.
2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
3. Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
4. Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran darah.
Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
5. Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.
6. Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat kebirubiruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varices kronis.
7. Keluhan dari segi kosmetik .
Pemeriksaan Fisik
1. Tes Trendelenburg untuk menentukan
kompetensi katup-katup superficial dan vv.
Komunikantes .
profunda
Vena-vena superficial tungkai bawah ditekan dengan perban
elastis. Pasien berjalan-jalan selama 10 menit . bila ada
obstruksi pada system profunda, pasien akan merasa nyeri.
PENCEGAHAN
1. Makan makanan bergizi dan olahraga teratur.
2. Hindari berdiri terlalu lama. Sedapat mungkin melakukan relaksasi jika dalam aktifitas sehari-hari
PENATALAKSANAAN
1. Perawatan non pembedahan
. Cara ini memakai balutan elastik dari ujung kaki sampai ke paha dengan
maksud memberikan penekanan yang merata untuk membantu aliran
darah vena. Hasilnya akan bertambah baik bila penderita disuruh banyak
jalan. Terutama pada varises sewaktu hamil cara ini paling baik.
Pemakaian kaos elastik akan memberikan penekanan yang lebih merata
dan mudah diganti. Juga pada perawatan koreng karena varises, cara ini
dapat diterapkan.
stripper.
Edema tungkai, untuk mencegahnya dianjurkan memakai kaos kaki elastis.
Kerusakan saraf kulit (n. safena atau n. suralis).
Limfokel, terbentuk karena saluran limfe terpotong pada saat operasi, pengobatannya
cukup dengan aspirasi.
Trombosis vena dalam.
Penyuntikkan bahan sklerotik dianjurkan bila penderita tidak mau dioperasi atau bila
varisesnya masih sedikit dengan diameter kurang dari 1 mm.
Bahan suntikkan sklerotik yang dipakai adalah cairan hipertonik atau cairan alkali kuat
yang dapat menyebabkan obliterasi pembuluh vena yang bersangkutan. Suntikan pada
varises dilakukan tidak lebih dari enam tempat pada sekali perawatan.
Dua macam larutan yang banyak dipakai adalah monoetanolamin oleat (diberikan 2 ml)
dan fenol 2 % dalam gliserin 30 % (dosis maksimum 6 ml). Larutan disuntikkan dibagian
distal. Dibagian proksimal dipasang torniket agar obat tidak segera masuk ke sirkulasi
umum dan bisa bekerja local semaksimum mungkin.
TERIMA KASIH
SEKIAN
TERIMA
KASIH