Anda di halaman 1dari 30

Agung Budiantoro

Situs Viscerum thoracis et


abdominis
Cor
Hepar

: berbentuk conus, dibungkus


pericardium
: kanan dan kiri cor, terbagi atas

lobus
dexter satu bagian dan lobus
sinister
dua bagian. Diantaranya
terdapat
vesica felea
berwarna hijau tua.

Pulmo sepasang terletak di

bagian dorsocranial hepar.


dengan bronkus sepasang
yang pendek.

Ventriculus agak melebar

dilanjutkan intestinum
tenue.
Lien di dorsal instestinum
tenue, bulat kecoklatan.

Organ genital jantan : testis

sepasang berwarna kuning.


Corpus adiposum (lapisan
lemak) dan vasa efferentia
saluran halus yang keluar dari
testis.

Organ genital betina : ovarium

sepasang kanan dan kiri. Corpus


adiposum sebagai jaringan lemak.
Oviduct berupa saluran yang
berkelok-kelok pada dewasa akan
membesar dan sering disebut
uterus yang mengandung sel
telur yang berpigmen.

Organ excresi yang terdiri atas

: ren (mesonephros), dengan


salurannya ductus
mesonephridicus atau disebut
juga ureter yang bermuara
pada vesica urinaria.

Sistema Cardiovasculare

Cor dengan bagian :


ventrikel, atrium dexter dan
atrium sinister.
Terdapat Truncus arteriosus
yang keluar dari ventrikel.

Truncus arterious mula-mula

bercabang dua, lalu masingmasing bercabang tiga, yaitu :


Arteria carotis communis, arcus
aortae, arteria pulmonalis.

Arcus aortae akan

melanjutkan diri sebagai :


radix aortae bersatu di bagian
dorsal dan melanjutkan
sebagai aorta dorsalis yang
mempercabangkan arteria
iliaca communis (sepasang di
bagian pelvis).

Arteria coeliaco mesenterica

dipercabangkan tepat di
sebelah caudal dari persatuan
radices aortae. Arteria
subclavia sepasang dextra dan
sinistra yang dipercabangkan
oleh arcus aorta di bagian
laterocaudal.

Sistema Respiratorium :

Rima glottidis
larynx
sepasang bronkus pendek
pulmones sepasang.

Sistema Digestorium
Tractus digestivus yang terdiri :
Eshopagus pendek
ventriculus yang sudah agak melebar
intestinum tenue dengan duodenum.
intestinum crassum yang pendek
yang bermuara di kloaka.
Glandula digestoria berupa : Hepar,
vesica felea dan pancreas.

Cavitas oris : Maxilla dan mandibulla


Maxilla : os vomer, bentuk V dan bergigi;
dentes maxillare sepanjang maxilla;
palatum; choane, merupakan dua buah
lubang kanan dan kiri os vomer; nares
posteriores.
Mandibulla : pharynx, rima glotiddis,
ostium tubae auditivae, lingua (bifida),
lubang yang menuju saccus vocalis (pada
yang jantan).

Systema urogenitale
A. organa genitalia
feminina : Ovarium sepasang,
corpus adiposum, oviduct,
uterus sebagai pembesaran
oviduct, dan muara oviduct
yaitu cloaka.

Masculina : testis sepasang warna

kuning dengan alat penggantung


mesorchium, corpus adiposum, vassa
efferentia saluran halus yang keluar
dari testis ke bagian cranial ren dan
bermuara pada ductus
mesonephridicus (ductus wolfii) yang
juga menerima saluran dari ren,
disebut juga ureter. Vesicula
seminalis sebagai ujung caudal ureter
sebagai kantong kecil yang melebar.

Organa uropoetica
ren bertipe mesonephros,
sepasang, panjang, berwarna coklat
kemerahan dan terbagi dalam aluralur pada lobuli.
Ductus mesonephridicus (ureter)
sepasang berwarna putih, bermuara
di cloaka.
Vesica urinaria, merupakan tonjolan
dari cloaca ke arah ventral.

Metamorfosis katak
Metamorphosis merupakan salah satu

ciri adanya pertumbuhan pada katak


untuk menjadi dewasa. Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran, baik
panjang maupun berat. Pertumbuhan
dipengaruhi oleh faktor genetik,
hormon dan lingkungan. Hormon
berfungsi mempercepat pengolahan
serta merangsang gen (Fujaya, 2004).

Metamorphosis pada katak

merupakan suatu mekanisme


akibat dari perubahan tempat
hidup mereka yaitu dari
lingkungan air ke lingkungan
darat atau terrestrial. Akibat dari
transisi tersebut maka secara
morfologi, anatomi, fisiologi serta
biokimia juga akan mengalami
proses perubahan.

Proses perubahan inilah yang

dikontrol oleh hormone tiroksin


pada katak. Berudu katak
semula bernafas dengan insang
akan beralih ke pernafasan
menggunakan pulmo. Berudu
yang semula berenang akan
berubah menjadi meloncat
menggunakan kaki.

Berudu yang semula

omnivorae dan sebagai


predator di lingkungan air
saat dewasanya tidak
makan lagi tumbuhan.
Kesemuanya itu diatur oleh
hormone tiroksin.

Kontrol hormon pada metamorfosis

amfibi dilakukan oleh tiroksin (T4) dan


triiodotironin (T3) yang dihasilkan
oleh kelenjar tiroid. T3 sekarang
dipercaya sebagai hormon yang aktif
yang menyebabkan perubahan
bentuk pada thyroidectomized berudu
pada konsentrasi yang lebih rendah
diandingkan dengan T4. Kontrol
metamorfosis oleh hormon tiroid
ditunjukkan oleh Gudernatsch (1912).

Dalam hal ini, tiroksin akan

merangsang peningkatan proses


metabolisme dan respirasi pada
sel normal sepat hingga tiroksin
dengan dosis yang tepat akan
mempercepat proses
metamorphosis.

Soeminto et al., (2000), menemukan bahwa

berudu berubah bentuk secara prematur


yang dipengaruhi oleh kelenjar tiroid.
Allen (1916) dan Hoskins dan Hoskins
(1917) dalam Soeminto et al. (2000)
menemukan bahwa ketika mereka
menghilangkan kelenjar tiroid yang
mengalami rudimentasi pada berudu awal,
larva itu tidak pernah mengalami
metamorfosis, sebagi gantinya berudu
tersebut berubah menjadi berudu besar.

Hasil-hasil penelitian

sementara menyimpulkan
bahwa hormon tiroid
menyebabkan inti mensintesis
atau menginduksi aktivitas
enzim hidrolitik, yaitu enzim
yang menyebabkan jaringan
atau sel menjadi lisis atau
pecah.

Enzim kolagonase telah

dibuktikan dihasilkan selama


proses regresi ekor berudu in
vitro. Faktor eksternal yang
mempengaruhi metamorfosis
adalah ada tidaknya sumber
makanan dan adanya
pemangsa berudu.

Pada awalnya, katak betina dewasa

akan bertelur, kemudian telur


tersebut akan menetas setelah 10
hari. Setelah menetas, telur katak
tersebut menetas menjadi Berudu.
Setelah berumur 2 hari, Berudu
mempunyai insang luar untuk
bernapas. Setelah berumur 3
minggu insang berudu akan
tertutup oleh kulit.

Menjelang umur 8 minggu, kaki

belakang berudu akan terbentuk


kemudian membesar ketika kaki
depan mulai muncul. Umur 12
minggu, kaki depannya mulai
berbentuk, ekornya menjadi pendek
serta bernapas dengan paru-paru.
Setelah pertumbuhan anggota
badannya sempurna, katak tersebut
akan berubah menjadi katak dewasa.

Tiroksin antagonis adalah

Prophyltio Uracil (PTU). PTU


dapat memblok kerja tiroksin
dengan cara berikatan dengan
receptor tiroksin. Akibat adanya
PTU maka tiroksin akan
terganggu ikatannya dengan
receptor sehingga fungsinya
akan berkurang..

Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai