Anda di halaman 1dari 33

PLENO 2 SKENARIO 2 (THT)

Kelompok 10
Laxmita dewi (03013110)
Leddinsky andima (03013111)
Lina sriwaningsi (03013113)
Lino kurniawan (03013114)
Maria chindyvita (03013117)
Mariza nafiul (03013119)
Maya mardiana (03013120)
Maya alvia (03013121)
M ricky mulia (03013124)
M hafiz alfarizie (03013126)

Telinga Budi Berair


Budi kelas 6 SD mengeluh kedua telinganya
sering keluar cairan sehabis berenang atau
saat batuk pilek. Menurut orang tuanya akhirakhir ini kalau diajak bicara sering minta
diulangi perkataannya.

Keyword: otore, gangguan pendengaran

Klarifikasi istilah

Otore: cairan/ sekret yang keluar dari liang


telinga
Gangguan pendengaran: ketidakmampuan
secara parsial atau total untuk mendengarkan
suara pada salah satu atau kedua telinga

Learning objective

Anatomi, histologi, fisiologi telinga

Etiologi otore

Jenis cairan otore

Patofisiologi serta gejala klinis dari penyakit


yang berhubungan dengan otore

Penegakan diagnosis

Komplikasi

tatalaksana

Learning issue

Anatomi telinga (perdarahan dan persarafan)

Histologi dari sel yang membentuk sekret

Fisiologi pendengaran

Etiologi dan jenis otore

Patofisiologi dan gejala klinis penyakit yang


berhubungan dengan otore

Komplikasi otitis eksterna dan media

Penegakan diagnosis

tatalaksana

Anatomi
Telinga terdiri dari 3 bagian:

Telinga luar:
- Auricula
- Meatus akustikus externa
- Membran timpani
Telinga tengah:
- Cavum timpani
- Tuba eustachius
- Tulang-tulang pendengaran (maleus, incus, stapes)
Telinga dalam:
- labirin osseus
- labirin membranaseus

Auricula

Perdarahan auricula
cabang a. carotis externa ->
- a. auricularis posterior
- a. temporalis superfisialis cab auricula
- a. occipitalis

Persarafan auricula
N. auricularis mayor (cab plexus cervicalis) bagian
posterior -> helix, antihelix dan lobulus
N. Auriculotemporalis (cab N. V3 )
bagian depan/ lateral
cab N. VII dan N. X bagian

Meatus akustikus externa


-

1/3 luar dibentuk oleh tulang rawan elastis (lanjutan dari cartilago
auricula), dilapisi kulit yang mengandung kelenjar rambut dan gl. sebasea
yang menghasilkan cerumen
2/3 dalam dibentuk oleh terowongan tulang pada os temporalis, dilapisi
kulit yang berlanjut ke membrana timpani

Persarafan MAE

Persarafan sensoris dilakukan oleh beberapa N. Cranialis:

Input sensoris mayor terutama oleh N. Auriculotemporalis (cab V3)


dan cab auricularis N. X.

Input sensoris minor dibawa oleh N. VII

Membran timpani
Memisahkan meatus acusticus externus dan telinga tengah.
Terdiri dari bagian-bagian :
1.Pars flaccida atas
2.Pars tensa bawah
3.Umbo sesuai
dengan manubrium mallei
4. Plica malleolaris anterior
dan posterior

Persarafan membran timpani


-

permukaan luar berupa kulit persarafan


sensoris kulit -> N. V , dibantu oleh N. VII dan
N.X ramus auricularis
Permukaan
dalam
berupa
mukosa(medial) oleh N. IX

membran

Telinga tengah

Ada 3 tulang pendengaran :

Malleus -> melekat pada membran timpani

Incus

-> berhubungan dengan malleus

Stapes -> berhubungan dengan Incus di lateral dan dinding lateral


telinga dalam pada fenestra ovale

Tuba eustachius
-

Menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring


Berfungsi untuk mengatur tek. udara dalam telinga tengah sesuai
dengan tek. atmosfir

m. Tensor tympani

Berjalan di canalis di atas tuba auditiva Eustachii

Persarafan : cabang N. V3

Kontraksinya menarik malleus ke medial mengurangi


kekuatan vibrasi sebagai respon terhadap suara yang sangat
kuat.

m. Stapedius

Sangat kecil, mulai dari eminence pyramidal ke dinding


mastoid.

Dipersarafi oleh cabang N. VII.

Kontraksinya akan menarik stapes ke posterior dan mencegah


goyangan berlebihan, bila suara sangat kuat.

Perdarahan telinga tengah


2 cabang besar yang menyuplai telinga tengah:

Cabang tympani A. Maxillaris

Cabang mastoid A. Occipitalis atau A. Auricularis posterior.

Cabang kecil berasal dari :

A. Meningea media,

A. Pharyngea ascenden,

Arteri dari canalis pterigoideus,

cabang tympani A. Carotis interna.

Telinga dalam
Mengandung reseptor untuk mendeteksi gerakan dan posisi
Terdiri dari: - labirin ossea
- labirin membranosa (ductus membranosa dan sacusnya)

Labirin ossea terdiri:

Vestibulum:

Mengandung fenestra ovale di dinding lateral

Berhub dgn cochlea (anterior)

Berhub dgn canalis semicircularis (posterosup)

Canalis semicircularis

Cochlea

Labirin membranosa terdiri:

4 ductus
- Ductus semicircularis (ant, post, lat)
- Ductus cochlearis

2 saccus :
- Utriculus
- Sacculus

Berisi : endolimph

Ductus cochlearis
Scala Vestibuli dipisahkan dg endolimph ductus cochlearis
oleh jar penyambung dan epitel.
Scala Tympani dipisahkan dengan endolimph pada ductus
cochlearis oleh membrana basalis.
Scala Media lantainya terdiri
dari ligamentum spiralis.

Perdarahan Telinga Dalam


Labirin ossea diperdarahi oleh :

Cab tympanica anterir A. Maxillaris

Cabang stylomastoideus A. Auricularis posterior

Cabang petrosus A. Meningea media

Labirin membranosa diperdarahi oleh :

A. Labyrinty (muncul dari A. Cerebellaris anterior inferior)


bercabang mjd :

cabang cochlear yang berjalan mll modiolus ductus


cochlearis.
Cabang vestibularis apparatus vestibularis

Persarafan telinga dalam


N. VIII dan N. VII dari pertemuan pons dan MO, menuju meatus
acusticus interna, kemudian berpisah menjadi :
1. N. Vestibularis superior dan inferior ke macula utriculus dan
sacculus, dan ampula ductus semicircularis. Macula dan ampula
merupakan epitel sensoris bersilia.
2. N. Cochlearis ggl.spiralis organ corti
3. N. VII memberi cabang utk stapedius dan chorda tympani

Fisiologi Pendengaran

Histologi

Telinga Luar
Auricula

tulang rawan elastis


memiliki kelenjar sebacea dan sudorivera

MAE

memiliki kelenjar seruminosa (apokrin)


Terdapat rambut yang berfungsi mencegah
masuknya benda asing
Kelenjar sebasea yang bermuara pada folikel
rambut
Sekret kelenjar seruminosa bercampur sekret
kelenjar sebasea disebut serumen, suatu zat yang

POTONGAN MELINTANG MEATUS ACUSTICUS EXTERNUS

Telinga Tengah
Tuba

eustachius :

Tuba dilapisi oleh mukosa sal nafas yang berisi sel


sel goblet dan kelenjar mukus
Terdapat silia dengan pergerakan ke arah faring

Etiologi otore
TELINGA LUAR
Mekanis:
Trauma
Benda asing
Infeksi:
Otitis externa
(staphylococcus,
pseudomonas,
candida)

TELINGA
TENGAH

Trauma
Tekanan yang tinggi
dan mendadak
pada membran
timpani

Inflamasi/ infeksi:
Otitis media
mastoiditis

Sekret sedikit berasal dari infeksi


telinga luar
Sekret yang banyak dan bersifat
mukoid umumnya berasal dari
telinga tengah
Berbau busuk menandakan
adanya kolesteatom
Bercampur darah curiga adanya
infeksi akut yang berat atau tumor
Seperti air jernih harus waspada
adanya cairan likuor serebrospinal

Karakteristik cairan otore

Otitis externa

- sedikit lendir putih dan mungkin bisa kental ->


otitis eksterna akut bakterial
- lendir berdarah dengan jaringan granulasi ->
otitis eksterna bakterial kronis
- fluffy discharge
warnanya bisa putih, hitam, abu, hijau biru, atau
kuning -> otitis eksterna fungal

Otitis media dengan perforasi membran timpani

- otitis media akut: putih purulen sampai kuning


dan biasanya nyeri hebat
- otitis media serosa: mukus/ lendir jernih dan
berhubungan dengan rinitis alergi
- otitis media kronis supuratif: mukus purulen
intermitten dan tidak nyeri

Riwayat
kontak
dengan air

Riwayat
penggunaan
cutton bud
Serumen
terdorong ke
dalam

Air masuk
Telinga
lembab,
perubahan PH
serumen
Media yang
baik untuk
mikroorganism
e
Terjadi
infkesi
telinga luar
Respon
inflamasi
(eksudasi)

Otore

Infeksi saluran
nafas berulang

Perubahan
tekanan
telinga
tengah

Penjalaran ke
tuba
eustachii
Infeksi
meluas ke
telinga
tengah

Inflamasi
tuba &
stasis tuba

Infeksi telinga
tengah
Respon
inflamasi
(eksudasi)
Perforasi

Otore

Medesak
membran
timpani

REFERENSI

Soepardi E., Iskandar N. Buku ajar ilmu kesehatan


THT-KL. Edisi keenam. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta: 2010.
Adams G., Boeis L., Higler P. Buku ajar penyakit THT.
Edisi keenam. Penerbit buku Kedokteran EGC.
Jakarta: 1997.
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. Edisi
Keenam. EGC. Jakarta: 2011.
Arifin, fajar. Diktat Kuliah Histologi 2 Telinga.
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Jakarta:
2003.

Anda mungkin juga menyukai