Anda di halaman 1dari 27

Ekstraksi Cair-Cair

1.
2.
3.
4.

Oleh :
Arin Putri Dilla
Bambang Sugiarto
Kiki Risky Midia
Pusta Aryani

Ekstraksi Cair-Cair
Adalah proses pemindahan suatu
komponen campuran cairan dari
suatu larutan ke cairan yang lain
(yaitu pelarutnya). Pada suatu
campuran dua cairan yang saling
larut, salah satu adalah sebagai zat
terlarut (solute), dan yang lain
adalah sebagai zat pembawanya
(diluent).

Jika suatu campuran dimurnikan


dengan bantuan cairan kettiga, yang
disebut dengan zat pelarut (solvent),
dan zat pelarutnya tidak mudah larut
atau larut sebagian. Maka akan
terbentuk dua fase lapisan yaitu
ekstrak dan rafinat.

Pemilihan Solven

Selektifitas
Koefisien distribusi
Ketidaklarutan Solvent
Kerapatan (density)
Kemudahan Pemungutan Kembali Solven
Tegangan Antar Muka
Reaktifitas Kimia
Sifat-sifat lain seperti viskositas, tekanan
uap dan titik beku rendah

Diagram Tiga Komponen


Pada diagram
tersebut. Point D,
contohnya,
campuran biner
mengandung 80%
A dan 20% B.
Semua titik pada
garis DC
menunjukkan
persamaan rasio A
ke B pada
campuran dan bisa
ditentukan
komposisi

Lanjutan
A dan B murni terdiri dari cairan yang tidak
saling melarut dan C adalah padatan
terdistribusi. Campuran tersebut dipisahkan
dengan mengekstraksi komponen A dan C
dengan B sebagai pelarutnya.
Dimana,
E = massa/waktu larutan E, ekstrak, pada
diagram di titik E
R = massa/waktu larutan R, rafinat, pada
diagram di titik R
B = massa/waktu pelarut(solvent) B

Jika R kg dari campuran pada titik R


ditambahkan ke E kg campuran di E,
campuran baru ditunjukkan pada
garis RE di titik M menjadi

Hukum Campuran
Garis RL = fraksi
berat C dalam R =
Xr
Garis MO = fraksi
berat C dalam M =
XM
Garis ET = fraksi
berat C dalam E =
XE

Neraca Massa
Neraca massa totalnya adalah :
Neraca untuk komponen C :

Mengeliminasi M, didapatkan :

Lanjutan
Tetapi garis ET garis
MO = garis EP
Garis MO garis RL =
garis MK
Dengan demikian :

Sistem 3 Komponen dengan Satu


Pasang Melarut Sebagian

Penjelasan Diagram
Kurva LRPEK adalah kurva kesetimbangan
yang sebenarnya terdiri dari dua buah kurva
ekstrak (kaya B) PEK dan kurva rafinat (kaya A)
PRL. Kedua kurva ini bertemu pada titik P yang
disebut Plait Point. Garis RE
menghubungkan komposisi kesetimbangan
disebut Tie Line
Kurva kesetimbangan LRPEK disebut juga
isotherm karena kurva ini hanya berlaku untuk
suatu temperatur tertentu dan berubah pada
temperatur lain.

Persentase C di larutan E lebih baik


daripada di dalam R dan ini
dikatakan dengan distribusi dari fase
B kaya yang lebih suka C.
Titik (E, R) ditunjukkan pada grafik y
= x. Rasio y*/x, koefisien distribusi,
lebih besar dari 1.
Konsentrasi C pada ujung-ujung garis
pita (tie line), diplotkan satu sama
lain, membentuk kurva distribusi C

Pengaruh Suhu
Untuk menunjukkan
pengaruh suhu secara
detail membutuhkan
gambar 3 dimensi
seperti gambar
disamping dimana
suhu diplot vertikal
dan segitiga ABC
isotermal dengan
dibangu 3-dimensi
membentuk bangun
prisma.

Umumnya pada tipe sistem ini, kelarutan A dan


B meningkat dengan meningkatnya
temperatur, dan dibawah temperatur t4,
temperatur kritis larutan, mereka terlarut
sempurna.
Kenaikan kelarutan pada temperatur lebih
tinggi mempengaruhi diagram kesetimbangan
(dengan jelas terlihat di gambar).
Tidak hanya penurunan heterogenitas di
temperatur tinggi, tetapi kemiringan tie line
bisa saja berubah.

Pengaruh Tekanan
Kecuali pada tekanan sangat tinggi,
pengaruh tekanan pada kesetimbangan
cairan lumayan kecil dan biasanya
diabaikan .
Oleh karena itu semua diagram yang
ditampilkan harus dianggap telah diplot
pada tekanan cukup tinggi untuk
mempertahankan sistem benar-benar
kental, yaitu diatas tekanan uap larutan.

Sistem Tiga Komponen dengan Dua


Pasang Larut Sebagian
Tipe ini bisa dimisalkan seperti
sistem klorobenzen (A)- air (B)- metil
etil keton (C), dimana A dan C
melarut sempurna, sedangkan A-B
dan B-C hanya sedikit melarut
(terbatas).

Pada gambar 10.5 a, tipe isoterm, titik K


dan J menunjukkan kelarutan yang sama
dari A dan B dan titik H dan L, B dan C.
Kurva KRH (kaya A) dan JEL (kaya B)
adalah kurva kelarutan tiga komponen,
campuran diluar area (band) dan
diantara kurva membentuk larutan
homogen satu fase.
Campuran pada titik M, didalam area
homogen, membentuk dua fase cairan
kesetimbangan di E dan R, bergabung
membentuk tie line.

Pengaruh Suhu terhadap


Kesetimbangan
Meningkatnya
temperatur biasanya
meningkatkan kelarutan
yang sama pada waktu
bersamaan dan
menyebabkan perubahan
kemiringan pada tie
line.
Larutan dibawah
temperatur kritis pada
biner B-C pada t3, sistem
ini sama pada sistem
pertama.

Contoh Soal
1. Jika 100 kg larutan asam asetat (C)
dan air (A) mengandung 30% asam
diekstrak tiga kali dengan isopropil
eter (B) pada 20 C, menggunakan
40 kg pelarut di setiap tahap,
tentukan jumlah dan komposisi pada
aliran berbeda. Berapa banyak
pelarut yang dibutuhkan jika
konsentrasi rafinat sama didapatkan
pada tahap satu?

Penyelesaian
Data kesetimbangan pada 20C
dibawah ini :

Tipe sistem ini ditunjukkan pada


gambar bahwa kemiringan tie line ke
arah bawah menuju ke B. Segitiga
diplotkan pada gambar tersebut

Tahap 1 F = 100 kg, Xf = 0,30, ys =


0, S1 = B1 = 40 kg
M1 = 100 + 40 = 140 kg
100(0,30) + 40 (0) = 140 XM1
XM1 = 0,214

= 43,6 kg
R1 = 140 43,6 = 96,4 kg

Tahap 2
S2 = B2 = 40 kg
M2 = R 1 + B 2
= 96,4 + 40 = 136,4 kg
96,4 (0,258) + 40 (0) = 136,4 XM2
XM2 =0,1882
X2 = 0,227 ; Y2 = 0,095

= 46,3 kg

R2 = M 2 E2
= 136,4 46,3 = 90,1 kg
Tahap 3, sama seperti situasi sebelumnya,
B3 = 40, M3 = 130,1, XM3 = 0,1572; X3 =
0,20; Y3 = 0,078; E3 = 45,7; dan R3 = 84,4.
Komposisi asam di rafinat terakhir adalah
0,20 (84,4) = 16,88 kg
Gabungan ekstraknya adalah E1 + E2 + E3 =
43,6 +46,3 + 45,7 =135,6 kg
Dan kandungan asamnya adalah = E 1Y1 +
E2Y2 + E3Y3 = 13,2 kg

Jika ekstraksi menghasilkan


konsentrasi akhir rafinat yang sama,
x=0,20, seperti di tahap satu tadi,
titik M berada di perpotongan garis
dasi R3E3 dan garis FB atau di XM =
0,12
Pelarut yang dibutuhkan menjadi,
S1 = 100 (0,30-0,12)/(0,12-0) = 150
kg

Anda mungkin juga menyukai