DAN EKSTRA
PULMONAL
TUBERKULOSIS
PATOGENESIS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS PRIMER
Tuberculosis primer merupakaan TB yang
pertama kali diderita Individu
TUBERKULOSIS POST-PRIMER
(TUBERKULOSIS SEKUNDER)
TB post-primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai
infeksi endogen setelah TB primer
KLASIFIKASI TB PARU
.Berdasarkankan
1. Kasus
golongan pasien
baru
2. Kasus kambuh (relaps)
3. Kasus defaulted atau drop out (lalai)
4. Kasus gagal
5. Kasus kronik
6. Kasus Bekas TB
TB Ekstra Paru
2.
2.
granuloma dengan bagian tepi yang terdiri dari limfosit dan sel
langhans dan nekrosis perkejuan pada daerah sentral.
Weir membuat kriteria TB ekstra pulmonal sebagai berikut :
1.
2.
3.
MANIFESTASI KLINIS
Keringat malam
PENATALAKSANAAN
TUBERKULOSIS
Nama Obat
Isoniazid (H)
5 mg
300 mg
15 mg
Rifampisin(R)
10 mg
600 mg
15 mg
35 mg
2500 mg
50 mg
Streptomisin(S)
Etambutol (E)
15-20 mg
750-1000 mg
15-20 mg
15-25 mg
1800 mg
Pirazinamid(Z)
750-1000 mg
Efek samping
Penyebab
MINOR
Tatalaksana
OAT DITERUSKAN
Rifampisin
perut
Nyeri sendi
Pirazinamid
INH
kaki
Warna kemerahan pada air seni
Rifampisin
mg perhari
Beri penjelasan, tidak perlu diberi
apa-apa
HENTIKAN OBAT
MAYOR
Gatal dan kemerahan pada kulit
Tuli
Streptomisin
Streptomisin dihentikan
Gangguan keseimbangan
Streptomisin
Streptomisin dihentikan
Sebagian
besar OAT
menghilang
dan
hepatoprotektor
Sebagian
besar OAT
Gangguan penglihatan
Etambutol
Hentikan etambutol
Rifampisin
Hentikan rifampisin
boleh
diberikan
Dosis steroid : prednison 30-40 mg/hari, diturunkan 510 mg setiap 5-7 hari, pemberian selama 3-4 minggu.
TB DI LUAR PARU
Perlu
diperhatikan
penggunaan
rifampisin
akan
Pada penderita TB dengan menyusui, OAT & ASI tetap dapat diberikan,
walaupun beberapa OAT dapat masuk ke dalam ASI, akan tetapi
konsentrasinya kecil dan tidak menyebabkan toksik pada bayi
Dikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan obat- obat hepatotoksik (drug
induced hepatitis)
Penatalaksanaan - Bila klinik (+) (Ikterik [+], gejala / mual, muntah [+]) OAT
Stop - Bila klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan: Bilirubin > 2 OAT Stop
SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (+) : OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (-) teruskan pengobatan, dengan pengawasan
Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan laboratorium
normal kembali (bilirubin, SGOT, SGPT), maka tambahkan H (INH)
desensitisasi sampai dengan dosis penuh (300 mg). Selama itu perhatikan
klinik dan periksa laboratorium saat INH dosis penuh , bila klinik dan
laboratorium normal , tambahkan rifampisin, desensitisasi sampai dengan dosis
penuh (sesuai berat badan). Sehingga paduan obat menjadi RHES
Penatalaksanaan TB (MDR)
1. Pemberian minimal 2 3 OAT yang masih sensitif
2. Ditambahkan dengan obat golongan kuinolon, yaitu
Ciprofloksasin dosis 2 x 500 mg atau ofloksasin 1 x
400 mg
3. Diberikan selama minimal 12 bulan sampai 24 bulan