Anda di halaman 1dari 26

Pembimbing:

dr. Tiur R. Purba Sp.B


DEPARTEMEN ILMU BEDAH UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
2015

Achya Fadlin (100100002)


Gheavita Chandra Dewi

(100100045)
Kevin Dillian Suganda (100100075)
Rizki Masharida Nasution
(100100216)
Indah Sari Atika Sembiring
(100100222)
Venusya Dharmalingam
(100100422)
Thinagari Tambusamy (100100202)
Ranjeetha Namasivayam
(100100271)
Nageintheree Ramaksihnan
(100100379)
Archanaa Samanthan (100100201)

Apendisitis akut merupakan peradangan apendiks

vermiformis yang memerlukan pembedahan dan


biasanya ditandai dengan nyeri tekan lokal di perut
bagian kanan bawah.
Berdasarkan dari data di Amerika Serikat pada tahun
1993-2008 menunjukkan bahwa ada peningkatan
apendisitis dari 7,68% menjadi 9,38% dari 10.000
orang. Frekuensi tertinggi ditemukan pada rentang
usia 10-19 tahun, namun angka kejadian pada
kelompok ini mengalami penurunan sebesar 4,6%.
Sedangkan pada rentang usia 30-69 tahun
mengalami peningkatan kejadian apendisitis sebesar
6,3%. Angka kejadiannya lebih tinggi terjadi pada
pria dibanding wanita

Usus besar atau kolon

yang panjangnya kirakira satu setengah


meter, adalah
sambungan dari usus
halus dan mulai di
katup ileokolik atau
ileoseka,
Usus Besar terdiri dari
: Sekum, Kolon,
danRektum

Apendiks merupakan

organ berbentuk tabung,


panjangnya kira-kira 10cm
(4 inci), lebar 0,3 - 0,7 cm
dan isi 0,1 cc melekat
pada sekum tepat dibawah
katup ileosekal. Pada
pertemuan ketiga taenia
yaitu : taenia anterior,
medial dan posterior.
Secara klinis, apendiks
terletak pada daerah
Mc.Burney yaitu daerah
1/3 tengah garis yang
menghubungkan spina
iliaka anterior superior
kanan dengan pusat.

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari.

Lendir itu normalnya dicurahkan kedalam


lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.
Lendir dalam apendiks bersifat basa
mengandung amilase dan musin.
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan
oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue)
yang terdapat disepanjang saluran cerna
termasuk apendiks ialah IgA

Apendisitis adalah

peradangan pada
apendiks vermiformis
dan merupakan
penyebab abdomen
akut yang paling
sering. Penyakit ini
mengenai semua umur
baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi
lebih sering menyerang
laki-laki berusia 10
sampai 30 tahun

Apendisitis akut

merupakan merupakan
infeksi bakteria. Berbagai
berperan sebagai faktor
pencetusnya yaitu
sumbatan lumen,
hiperplasia jaringan
limfe, fekalit, tumor
apendiks dan cacing
askaris dapat pula
menyebabkan sumbatan.
Selain itu, erosi mukosa
apendiks karena parasit
seperti E.histolytica.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
No. Rekam Medik
Ruangan
Tanggal masuk

:
:
:
:
:

Elida Br Manurung
Perempuan
43 tahun
00.63.73.49
RBIIA
: 13 Juli 2015

Keluhan utama:

Nyeri perut kanan bawah


Telaah
:

Hal ini dialami pasien sejak 4 bulan sebelum


masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien
mengeluhkan nyeri perut kanan bawah apabila
kaki ditekuk sampai pasien sulit berjalan. Pasien
kemudian dirawat di rumah sakit mitra sejati dan
kemudian dirujuk ke rumah sakit Adam Malik.
Riwayat demam dijumpai, BAB berwarna hitam
dijumpai, mual dan muntah disangkal. Sesak nafas
disangkal oleh pasien. Pasien kemudian berobat ke
Poli Bedah Digestive dan didiagnosa dengan
appendisitis mass.
RPT
: Tidak jelas
RPO
: Tidak jelas.

PRIMARY SURVEY

SECONDARY

SURVEY
Sensorium
Compos Mentis
Tekanandarah
110/70 mmHg
Nadi
: 92 x/i
Pernafasan
24 x/i
Suhu
: 37,0 C

: clear, snooring
(-), gargling (-),
crowing (-)
B : spontan, RR =
24 x.i
C : denyut nadi =
72 bpm, tekanan
cukup, akral hangat
D : Alert, GCS 15
E
: log roll, cegah
hipotermi dan
secondary survey

:
:

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
: Mata: pupil isokor 3mm, refleks cahaya (+/+),

konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

Toraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

:
:
:
:

Simetris
Stem fremitus kanan=kiri, kesan normal
Sonor pada kedua lapangan paru
Suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)

Abdomen : Soepel, nyeri tekan dijumpai pada perut kanan

bawah

Genitalia

: Tidak dijumpai kelainan

Ekstremitas
:
Superior
: Oedem (-), Fraktur (-)
Inferior
: Oedem (-), Fraktur (-)

HEMATOLOGI
DarahLengkap (CBC)
Hemoglobin (HBG)

g%

14,2

13.2-17.3

Eritrosit (RBC)

105/mm3

4,93

4.20 4.87

Leukosit (WBC)

103/mm3

11,05

4.5 11.0

Hematokrit

41,5

43 49

Trombosit (PLT)

103/mm

307

150 450

MCV

Fl

84,20

85 95

MCH

Pg

28,80

28 32

MCHC

g%

34,20

33 35

RDW

12,90

11.6 14.8

MPV

fL

9,0

7.0 10.2

PCT

0.28

PDW

fL

9,4

Tampak gambaran

appendisitis Kronis

Jantung dan paru

dalam batas normal

DIAGNOSA KERJA

PENATALAKSANAA

Appendisitis Mass.

N
Cefadroxil 500 mg
Ranitidin
B Complex
Selanjutnya
menunggu jadwal
operasi dalam 3
bulan

Persiapan Operasi Appendectomy Bedah

Digestive
SIO
Puasa 6 jam sebelum operasi (03.30 Wib)
IV line 18 G, Blood set
Injeksi Cefazolam 1 gr/IV, i jam sebelum operasi
Penyedian 2 bag PRC
Cukur bulu dada, perut, kemaluan
Personal higine
Dulcolax supp (22.00 WIB)
Dulcolax tab 1 x 2 (17.00 WIB)

Pasien melaksanakan operasi di COT pada

pukul 10.45.

Pasien usia 43 tahun, wanita, menderita

Appendisitis mass

Anda mungkin juga menyukai