Latar belakang
Dispepsia merupakan keadaan klinik yang sering
dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari . Berdasarkan penelitian pada
populasi
umum di dapatkan 15-30% orang dewasa pernah
mengalami hal
ini dalam beberapa hari.
definisi
Dalam konsensus roma II tahun 2000 disepakati
bahwa definisi dispepsia sebagai berikut :
Dyspepsia refers to pain or discomfort centered in
the upper abdomen
etiologi dispepsia
-Akibat penyakit/gangguan dalam lumen
saluran cerna atas, seperti penyakit:
Tukak gaster (ulkus lambung)
Ulkus duodenum
Inflamasi : gastritis/duodenitis
Tumor gaster
-Penyakit2 hati, pankreas, dan bilier, spt:
hepatitis
pankreatitis, kolesistitis dll
patofisiologi
1.Sekresi asam lambung dan keasaman duodenum
pasien dispepsia mempunyai hipersekresi asam
lambung dari ringan sampai sedang dan
meningkatnya sensitivitas terhadap asam, dan
menunjukkan buruknya relaksasi fundus terhadap
makanan.
2.Infeksi Helicobacter pylori
Prevalensi dan tingkat keparahan gejala dispepsia
ada hubungan dengan H pylori. Walaupun
penelitian epidemiologis menyimpulkan bahwa
belum ada alasan yang meyakinkan.
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis dispepsia, diperlukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium sederhana dan
pemeriksaan tambahan: seperti pemeriksaan radiologis dan
endoskopi. Pada anamnesis, ada tiga kelompok besar pola
dispepsia yang dikenal yaitu:
1.Dispepsia tipe seperti ulkus (gejalanya seperti terbakar, nyeri
di epigastrium terutama saat lapar/epigastric hunger pain yang
reda dengan pemberian makanan, antasida dan obat
antisekresi asam).
2. Dispepsia tipe dismotilitas (dengan gejala yang menonjol
yaitu mual, kembung dan anoreksia)
3.Dispepsia non spesifik
Kuning (Jaundice)
PENUNJANG DIAGNOSTIK
Pemeriksaan endoskopi mempunyai beberapa keuntungan.
Diantaranya untuk menegakkan diagnosis yang dapat
menunjukkan adanya kelainan atau abnormalitas seperti
esofagitis atau ulkus serta meningkatkan kepuasan pasien.
Temuan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
endoskopi
lambung antara lain :
Normal
Gastritis (akut atau kronis)
Ulkus gaster
Massa
Keganasan
PENATALAKSANAAN
NON MEDIKAMENTOSA
Hindari makanan/minum sbg pencetus,
makanan merangsang spt:
Pedas
Asam
tinggi lemak
mengandung gas
Kopi
alkohol dll
MEDIKA MENTOSA
ANTACIDA :
penetralisir faktor asam sesaat, pe nyeri
sesaat
Paling umum digunakan
Antibiotik:
bila terbukti terlibatnya H.pylori (+)
Amoxicillin, claritromisin, tetrasiklin,
metronidazol, bismuth
Tranguilizer antianxietas,
antidepresan
Bila ada faktor psikik
PROGNOSIS
DISPEPSIA YANG DI TEGAKKAN SETELAH
PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENUNJANG YANG
AKURAT , MEMPUNYAI PROGNOSIS YANG BAIK.
KESIMPULAN
Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa
rasa nyeri atau perasaan tidak nyaman pada
daerah epigastrium perut. dispepsia terbagi
menjadi 2 yaitu dispepsia organik dan dispepsia
fungsional , penegakan diagnosis dispepsia di
dasarkan pada keluhan atau simptom yang
dirasakan pasien berdasarkan anamnesis yang
baik dan pemeriksaan yang tepat.
Pilihan pengobatan dispepsia berdasarkan pada
keluhan yang dirasakan pasien sehingga terapi
medikamentosa dan non medika mentosa yang
diberikan dapat bermanfaat.
REFERENSI
- Kalantar, J. S., Talley, N. J. 2007. Towards a diagnosis of
functional dyspepsia.MedicineToday.
- Loyd, R. A., McClellan, D. A., 2011. Update on the Evaluation
and Management of Functional Dyspepsia. American Family
Physician, 548-552.
- Maramis, W.F ., 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya: Airlangga University Press.
- Mertz, H., 2003. Stress and the Gut. UNC Center for Functional
GI & Motility.
- Mudjaddid, E., 2009. Dispepsia Fungsional. In : Sudoyo,
AW., Setiyohadi, B,. Alwi,
- I., Simadibrata, M., Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2109- 2110.
TERIMA
KASIH