Anda di halaman 1dari 20

Gangguan makan

Tengku Reza Maulana


101001242
Pembimbing :
Dr. Vita Camellia M.Ked Kj,
Sp.KJ

BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan makan merupakan kondisi psikiatrik dengan
akibat psikologis dan medis yang serius. Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th
Edition (DSM-IV) mengklasifikasikan ada tiga jenis
gangguan makan yaitu anorexia nervosa (AN),
bulimia nervosa (BN), dan binge-eating disorder
(BED).

BAB II
ISI

2.1 Definisi Gangguan Makan


Gangguan makan merupakan kondisi
psikiatrik dengan akibat psikologis dan medis
yang serius
Gangguan makan hadir ketika
seseorang mengalami gangguan
parah dalam tingkah laku makan

2.2 Tipe Gangguan Makan


anoreksia nervosa
bulimia nervosa
Binge-eating disorder

2.2.1 Anoreksia Nervosa


2.2.1.1 Definisi
keengganan untuk menetapkan berat badan kirakira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang
berlebihan untuk menaikkan berat badan, dan
tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus
berturut-turut.
2.2.1.2 Etiologi dan Faktor Resiko
Belum diketahui
Faktor resiko : penderitaan seksual atau fisik, dan
riwayat keluarga yang mengalami gangguan
mood.

2.2.1.3 Gambaran Klinis


OS melihat diri sendiri seperti orang yang gemuk
walaupun sebenarnya menderita lapar dan
malnutrisi.
Mengukur berat badan setiap kali
Menjaga porsi makan dengan berhati-hati
Makan dengan kuantiti kecil

2.2.1.4 Diagnosis
Kriteria American Psychiatry Association, melalui
DSM-IV :
Ketakutan berlebihan untuk meningkatkan berat
badan atau menjadi gemuk
Keengganan untuk menetapkan berat badan pada
atau di atas berat normal yang minimal sesuai umur
dan ketinggian tubuhnya
Distorsi pandangan tubuh (merasakan dirinya terlalu
gemuk walaupun dirinya telah underweight)
Tidak mengalami menstruasi (amenorrea) selama
sekurang-kurangnya 3 siklus berturut-turut.

2.2.1.5 Terapi
Rawat inap : BB<75% dari BB IDEAL
Medikamentosa : olanzapine
Konseling : Gizi

2.2.1.6 prognosis
Gangguan makan dapat berakibat fatal akibat dari
defisiensi nutrisi yang berkelanjutan
Pasien dengan gangguan makan kadang kala
mencoba untuk membunuh diri atau menghindari
kegiatan sosialnya
Perlu ditekankan bahawa gangguan ini tidak
hanya mengganggu perilaku makan, tetapi juga
mendatangkan akibat pada fisik, psikologis dan
aspek sosial pasien.

2.2.2 Bulimia Nervosa


2.2.2.1 Definisi
Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan
episode berulang makan berlebihan (binge
eating) dan kemudian dengan perlakuan
kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau
kombinasinya).
DSM-IV membagikan BN kepada dua bentuk yaitu
purging dan nonpurging.

2.2.2.2 gambaran klinis


Konsumsi makanan dalam jumlah
sangat banyak secara rekuren atau
sering.
Merasa kurang penguasaan terhadap
makanan
Di ikuti perilaku kompensasi binge
dengan menyingkirkan makanan
(muntah)

2.2.2.3 Etiologi dan faktor resiko


faktor familial seperti obesitas pada
orang tua,
gangguan afek
dan kritikan dari keluarga tentang
berat badan atau kebiasaan makan.

2.2.2.4 Diagnosis
Kriteria DSM-IV :
Episode makan berlebihan yang berulang yang
dikarakteristikkan dengan konsumsi sejumlah besar
makanan dalam waktu yang singkat (selalunya kurang
daripada 2 jam) dan perasaan untuk makan tidak terkontrol.
Perilaku kompensasi makan berlebihan yang berulang,
seperti memuntahkan kembali, penggunaan pencahar,
berdiet keras atau berpuasa secara berlebihan sebagai
melawan perbuatan makan berlebihan.
Perbuatan 1 dan 2 telah berlangsung sebanyak sekurangkurangnya 2 kali/minggu selama sekurang-kurangnya 3
bulan.
Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk dan berat
badan.

2.2.2.5 terapi
CBT (cognitive behavioral therapy)
Medikamentosa: anti depresan
( fluoksetin)
2.2.2.6 prognosis.
Baik , dapat menjadi anoreksia
nervosa.

2.2.3 Binge-eating Disorder

2.2.3.1 definisi
Seperti bulimia nervosa yang
membedakan adalah tidak melawan
dari perilaku memakan makan yang
banyak cth : muntah .
2.2.3.2 etiologi dan faktor resiko.
Obesitas semasa kecil

2.2.3.3 gambaran klinis


Terlihat gemuk
Seperti bulimia nervosa tapi tidak
melawan rasa perilaku dari makan
makanan yang banyak : muntah
Merasa bersalah dan malu

2.2.3.4 diagnosa
Kriteria DSM-IV :
Episode makan berlebihan yang berulang, seperti BN.
Episode makan berlebihan yang lebih cepat daripada
biasa, makan hingga perut terasa terlalu penuh, makan
sejumlah besar makanan walaupun tidak merasa lapar,
makan sendirian karena merasa malu dengan jumlah
makanan yang dikonsumsinya, dan/atau merasa jelek
terhadap diri sendiri, depresi, dan rasa bersalah selepas
makan.
Rasa tertekan terhadap perbuatan makan yang
berlebihan.
Perilaku makan tersebut berlaku sekurang-kurangnya 2
hari/minggu selama 6 bulan.
Perilaku makan tersebut tidak diikuti dengan perbuatan
kompensatori untuk melawan balik perilaku makan itu.

2.2.3.5 terapi
cognitive behavioral therapy
2.2.3.6 prognosis
Baik

2.3 Etiologi Gangguan Makan


Terdapat bukti yang kukuh bahawa predisposisi
genetik, kelahiran premature, trauma ketika lahir
(Cnattingius et al, 1999) dan biokimia individual
memainkan peranan yang signifikan yang
akhirnya berkembang menjadi suatu gangguan
makan.
Disregulasi hormon serotonin

2.4 Faktor Risiko Gangguan


Makan
Gejala gangguan makan sama ada
sepenuhnya atau sebagiannya telah
mempengaruhi 10% remaja
perempuan dan telah menyebabkan
ancaman pada kesehatan dan
kegembiraan mereka.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai