HERPES ZOOSTER
Diajukan Kepada Pembimbing:
dr. R. A. Lucia Devianty, SpKK
Disusun Oleh:
Firdha Aulia Nisa
1320221127
BAB I
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
Herpes zooster
adalah penyakit
infeksi yang
disebabkan oleh
reaktivasi virus
varisela zooster
yang laten di
ganglion radiks
dorsalis
Sering
mengenai usia
dewasa. Lebih
dari 2/3 kasus
berusia diatas
50 tahun
BAB II
STATUS PASIEN
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. JI
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia
: 60 tahun
Alamat
: jl. Sapta marga,
Palembang, Sumsel
Pekerjaan
: Pensiunan
Agama
: Islam
Tanggal pemeriksaan : 09 Juni 2015
ANAMNESIS
KELUHA
N
UTAMA
Gelembunggelembung
bergerombol yang
berisi cairan jernih dan
disertai rasa nyeri
pada bagian pinggang
kanan bagian
belakang dan perut
sebelah kanan
RPD
RPK
Riw.
Sosial
Pensiunan
Pasien tidak pernah mengoleskan krim atau
lotion pada daerah lesi sebelum timbulnya
gelembung
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum = tampak sakit ringan
Kesadaran = Compos Mentis
Tanda Vital = dalam batas normal
Kepala = tidak ada kelainan
Mata = tidak ada kelainan
THT = tidak ada kelainan
Leher = tidak ada kelainan
Thoraks = tidak ada kelainan
Abdomen
= tidak ada kelainan
Ekstremitas = tidak ada kelainan
STATUS
DERMATOLOGI
KUS
Dermatom = setinggi
dermatom thorakal IX
sampai Lumbal I pada
regio thorakal sampai
lumbal
Efloresensi = vesikel
sampai bula
berkelompok
dengan dasar
eritema, dengan
ukuran 0.2 cm
sampai 0.5 cm, vesikel
berisi cairan jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Tzanck: bahan diambil
dari kerokan dasar vesikel pada regio
lumbal dan ditemukan sel datia
berinti banyak
DIAGNOSA
BANDING
Herpes
zooster
Impetigo
bulosa
Dermatitis
kontak
alergika
DIAGNOSA
KERJA
Herpes
zooster
lumbalis
dextra
(thorakal IX
sampai
Lumbal I)
PENATALAKSANAAN
UMUM
Edukasi
tentang
penyakit yang
diderita
Edukasi untuk
menjaga
kebersihan
Edukasi untuk
mencegah daerah yang
gatal untuk di garuk
dan menjaga agar bintil
tidak pecah sebelum
Penatalaksanaan khusus
1. Sistemik
- asiklovir tab 5 x 800 mg PO
selama 5 hari
- asam mefenamat 3 x 500 mg PO
jika nyeri
- imboost force 2 x 1
2. Topikal
- garamisin salep ( untuk vesikel
yang sudah pecah)
- bedak salisil ( untuk vesikel yang
belum pecah)
- kompres NaCl 0.9% ( untuk
vesikel yang sudah pecah)
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad
bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
penyakit infeksi yang disebabkan oleh
reaktivasi virus varisela zooster yang
laten berdiam terutama dalam sel
neuronal dan kadang-kadang di dalam
sel satelit ganglion radiks doraslis dan
ganglion sensorik saraf kranial,
menyebar ke dermatom atau jaringan
saraf yang sesuai dengan segmen yang
dipersarafinya.
EPIDEMIOLOGI
- Insidensi Lebih dari 2/3
kasus berusia di atas
50 tahun dan kurang
dari 10% kasus berusia
di bawah 20 tahun
- Faktor yang membuat
reaktivasi = penurunan
daya tahan tubuh,
infeksi HIV
Varicella zoster
virus (VZV)
adalah
penyebab
diantara
varicella (cacar
air) dan zoster
(shingles)
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
Herpes
zoster
oftalmikus
Herpes
zoster
fasialis
Herpes
zoster
brakialis
Herpes
zoster
torakalis
Herpes
zoster
lumbalis
Herpes
zoster
sakralis
1.6 Patogenesis
vzv
Tidak
myebabka
n infeksi
melalui
lesi di kulit
dan
permukaa
n mukosa
Infeksi
laten
Infeksi
primer
Menjalar dari
serabut syaraf
sensorik
ganglion radiks
dorsalis
Reaktivitas
virus
imunosupre
si
Penurunan
daya tahan
tubuh
Virus
berkembang
dan menyebar
dari ganglion
radiks dorsais
Menyebar ke
saraf sensorik
Tumor
ganglion
serabut
syaraf
dorsalis
Timbul
gejala
prodrom
al 2
sampai 4
Gejala Klinis
Terbagi menjadi 3 stadium :
Stadium
prodormal
Stadium
erupsi
Stadium
krustasi
- Demam
- Pusing
- Malaise
- Nyeri pada
otot tulang
Stadium
prodromal
selama 2 4
hari
- timbul
gerombolan
vesikel diatas
kulit
eritematus
sesuai dengan
dermatom
Lesi baru dapat
timbul sampai
1 minggu
Vesikel menjadi
purulen,
krustasi dan
lepas dalam
waktu 1-2
minggu
PERKEMBANGAN RASH
Gambaran perkembangan rash pada
herpes zoster diawali dengan:
Munculnya lenting-lenting kecil
yang berkelompok.
Lenting-lenting tersebut berubah
menjadi bula-bula.
Bula-bula terisi dengan cairan
limfe, bisa pecah.
Terbentuknya krusta (akibat bulabula yang pecah).
Lesi menghilang.
Dermato
me tubuh
Diagnosa Banding
1. Herpes
simpleks
2. Varisela
3. Dermatitis
kontak alergika
4. Impetigo
bulosa
Predileksi pada
wanita antara
lain labium
mayor, labium
minor, klitoris,
vagina, serviks
dan anus. Pada
laki-laki antara
lain di batang
penis, glans
penis dan anus.
Ekstragenital
stadium
prodomal
timbul
banyak
makula
atau
papula
yang
cepat
berubah
menjadi
vesikula,
Lesi luas
bersifat
sentripet
vesikel yang
mudah pecah,
erosi, ulcus
dangkal
bergerombol di
atas dasar
eritema dan
disertai rasa nyeri
Varisela
Herpes
simpleks
Herpes
simpleks
Lesi primer
didahului gejala
prodromal (panas
dan gatal)
Diagnosis
Banding
kulit dengan
bahan yang
bersifat
sebagai
alergen. Disini
ada riwayat
alergi dan
merupakan
paparan ulang.
Lesi akut berupa
lesi polimorf yaitu
tampak makula
yang eritematus,
batas tidak jelas
pada efloresensi
dan diatas
makula yang
eritematus
terdapat papul,
vesikel, bula
yang bila pecah
Impetigo bulosa
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAA
N
UMU
M
KHUSUS
SISTEM
IK
TOPIKA
L
Habif P.Thomas. Warts, Herpes Simplex, and Other Viral Infection. In : Clinical
Dermatology. 5 thed. United States of America : Elseiver Saunders. 2010.p. 479 490.
PENATALAKSANAAN UMUM
Usahakan agar
vesikel tidak
pecah, misalnya
jangan digaruk dan
pakai baju yang
longgar.
Untuk mencegah
infeksi sekunder
jaga kebersihan
badan.
PENATALAKSANAAN KHUSUS
PENATALAKSANAAN
KHUSUS
SISTEMIK
Obat
Antivirus
Analgetik
Kortikosteri
oid
TOPIK
AL
ACYCLOVIR
o Asiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase
pada virus.
o Asiklovir dapat diberikan peroral ataupun intravena.
o Asiklovir Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi
muncul.
http://depts.washington.edu/hivaids/derm/case2/discussion.html
ANALGETIK
Analgetik
diberikan
untuk
mengurangi
neuralgia
yang
ditimbulkan oleh virus herpes zoster.
Obat yang biasa digunakan adalah
asam
mefenamat.
Dosis
asam
mefenamat adalah 1500 mg/hari
diberikan sebanyak 3 kali, atau dapat
juga dipakai seperlunya ketika nyeri
muncul.
PENGOBATAN TOPIKAL
Diberikan salep gentamisin untuk dioleskan
pada vesikel yang sudah pecah dengan
didahului kompres NaCl. Mekanisme kerja
gentamisin tersebut adalah menghambat
sintesis protein bakteri dengan berikatan
pada subunit ribosom 30S dan 50S.
Pemberian salep gentamisin dan kompres
NaCl berguna untuk mecegah infeksi
sekunder. Pada vesikel yang belum pecah
dioleskan bedak salisil untuk mencegah
pecahnya vesikel.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penderita adalah
seorang laki-laki
berumur 60 tahun
keluhan vesikel
sampai bula
berkelompok
dengan dasar kulit
eritema, dengan
ukuran 0.2 cm
sampai 0.5 cm,
vesikel berisi cairan
jernih sampai keruh
di pinggang kanan
dan perut sebelah
kanan.
pasien pernah
menderita cacar
air sewaktu
masih kecil.
pemeriksaan
Tzanck
didapatkan
adanya sel datia
berinti banyak
disertai sebukan
MATUR NUWUN......