Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hukum Perniagaan
Internasional
Fakultas Hukum UGM- Kelas D
Hukum Pengangkutan
Irna Nurhayati-Veri Antoni- Hartono Hadisoeprapto-Karina Putri
Bagian Hukum Dagang FH UGM
tentang
UU
UU
Pengertian Kapal
a. Pasal 309 (1) KUHD
segala alat berlayar bagaimanapun disebutnya dan sifatnya.
b. Pasal 1 Angka 36 UU No. 17/2008 Tentang Pelayaran:
. Kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya,
ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
2. semua
berlayar
di
(Pasal 6 UU Pelayaran)
Perizinan Angkutan
Untuk melakukan kegiatan angkutan di perairan orang perseorangan
warga negara Indonesia atau badan usaha wajib memiliki izin usaha
(Pasal 27 UU Pelayaran)
Untuk mendapatkan izin usaha angkutan laut badan usaha wajib memiliki
melakukan kerja sama dengan perusahaan angkutan laut asing atau badan
hukum asing atau warga negara asing dalam bentuk usaha patungan (joint
venture) dengan membentuk perusahaan angkutan laut yang memiliki
kapal berbendera Indonesia sekurangkurangnya 1 (satu) unit kapal dengan
ukuran GT 5000 (lima ribu Gross Tonnage) dan diawaki oleh awak
berkewarganegaraan Indonesia. (Pasal 29 Ayat 2 UU Pelayaran)
proses:
2.
Pendaftaran Kapal :
10
a. Dasar hukum :
Ps. 314 KUHD:
kapal-kapal Indonesia yang ukurannya paling sedikit 20 kubik isi kotor (dead weight)
dapat didaftarkan di suatu daftar kapal sesuai dengan peraturan, dan dimiliki oleh WNI
atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia ..
b. Arti penting pendaftaran :
1) Identitas kapal
2) Kebangsaan kapal (harus selalu dibawa saat berlayar)
3) Perobahan kedudukan hukum kapal dari benda bergerak menjadi benda tetap,
hal ini berkaitan dengan: pembebanan sebagai benda jaminan, persyaratan peralihan
kepemilikan, kelampauan waktu penuntutan. apa konsekuensinya ?
c. Syarat pendaftaran :
1) surat ukur kapal
2) surat jual-beli atau surat lain yang membuktikan hak milik atas kapal
3) pada seorang pegawai pembalik nama kapal (syahbandar)
d. Bukti Pendaftaran:
11
- minut (asli) dimasukkan dalam Daftar Kapal Indonesia, dan berfungsi sebagai hak milik kapal;
- tahun, nomer, tempat pendaftaran di-cap-kan pada tubuh kapal;
e. Pencoretan Pendaftaran :
e.1) Kapal musnah/disita,
2) Dlm wkt ttt tidak ada kabar ttg kapal,
3) Kapal dirucat/dibongkar,
4) Bukan lagi sebagai kapal berkebangsaan Indonesia.
3.
Kebangsaan Kapal :
a. Arti Penting :
sebagai identitas kapal dan hanya kapal-kapal yang berkebangsaan Indonesia boleh melayari seluruh perairan Indonesia (asas cabotage).
b. Syarat :
1. Surat bukti pendaftaran, surat bukti kepemilikan
2. Mono nasionalitas
c. Gugurnya Kebangsaan:
1. Sama dengan kondisi e di atas,
2. Menerima kebangsaan lain pada saat masih berstatus kapal Indo.
12
13
Surat-surat kapal
Pasal 347 KUHD
Certificate of registry/ surat tanda
kebangsaan
Meetbrief
Seaworthy certificate
Monsterol
Bill of health
2.
Landasan Hukum :
a. Nasional :
a. 1) Schepen Ordonantie 1935 ( Ordonansi Kapal)
2) Schepen Verordening 1935 ( Peraturan Kapal)
3) Uitwatering Verordening 1935
4) Constructie Verordening Passagiers Schepen 1935
5) Petroleom Vervoer Ordonantie 1927
6) Pilgrims Ordonantie 1922
7) Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
14
15
2.
Landasan Hukum :
b. Internasional :
SOLAS 1960/1974, Rat: Kepres RI no 203/1966; no.65/1980
LOAD LINE CONVENTION 1966 Rat: Kepres RI 47/1976
SPECIAL TRADE AND PASSENGERS SHIP AGREEMENT 71/73 Rat. Kepres RI no
73/1972; no. 43/ 1976
INTERNATIONAL CONFERENCE ON REVISION OF THE
INTERNATIONAL REGULATIONS FOR PREVENTING COLLISION AT SEA 1972
Rat: Kepres RI no 50/1979
3.
Kelaiklautan kapal:
Pasal 343 KUHD:
nakhoda diwajibkan mengikuti dengan teliti peraturan-peraturan yang lazim dan
peraturan peraturan yang ada untuk menjamin kelaikan mengarungi laut dan keamanan
kapal
16
17
18
19
S.T.P. 1971 :
kebakaran, peta-peta
mesin,
20
Sertifikat keselamatan
Pasal 126 UU No. 17 Th 2008 : Sertifikat
dan pengujian.
21
Sertifikat keselamatan
Penjelasan Pasal 126 UU No. 17 Th 2008--Jenis-jenis
22
23
PENGAWASAN :
PENILIKAN KAPAL
PEMERINTAH :
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT
SYAHBANDAR
P.T. KLASIFIKASI INDONESIA
24
25
ciri:
Berdasarkan suatu perjanjian;
Kegiatan ekonomi di bidang jasa;
Berbentuk perusahaan;
Mengunakan alat angkut mekanik;
26
labour);lapangan pekerjaan
Berkembangnya usaha skala besar (large scale production);
Terjadinya urbanisasi dan konsentrasi produk
27
Perusahaan pelayaran
Wilayah operasi:
pelayaran lokal (1 propinsi, 1 pulau)
pelayaran pantai/nusantara/interinsuler/antar pulau
pelayaran rakyat (menggunakan kapal kecil, tidak
Sifatnya
Vastelijn (jurusan tetap) bila trayek menyimpang,
bisa dituntut
Tramp mengejar target, boleh menyimpang,
biasanya tarif lebih murah, sehingga sering terjadi
persaingan usaha.
28
29
30
31
32
absolute liability)
Tergugat (pengangkut) selalu bertanggungjawab
33
34
35
PENGUSAHA:
Pasal 321 KUHD :
(1)
Pengusaha kapal bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan hukum, yang oleh orangorang pekerja dari kapal dilakukan dalam lingkungan pekerjaan masing-masing.
(2)
Pengusaha kapal bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatan
melawan hukum dari orang-orang pekerja tersebut atau dari orang-orang yang di dalam
kapal itu melakukan pekerjaan untuk keperluan kapal atau muatannya, dengan syarat,
bahwa perbuatan melanggar hukum itu dilakukan dalam lingkungan pekerjaan masingmasing.
Pasal 41 UU 17 Th 2008:
(1)
36
Pengawakan Kapal
Pasal 135 UU No. 17 Th 2008
Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau
Nahkoda
ABK
37
Nakhoda kapal adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemimpin kapal adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan di atas kapal dan bertanggung
jawab atas keselamatan, keamanan dan ketertiban kapal, dan barang muatan yang menjadi kewajibannya.
Fungsi Nakhoda:
sebagai pemimpin kapal:
a. wni dengan lulus pendidikan formal,
b. wajib di atas kapal selama berlayar
c. wajib memperhatikan memelihara,memastikan kondisi kapal laik laut untuk berlayar,
d. menolak melayarkan,bila kapal tidak laik laut,
e. hak menyimpang dari route yang telah ditetapkan,
f. wajib menyelenggarakan buku harian Kapal,
g. mengenakan tindakan disipliner pada anak buah kapal
38
39
1.
2.
3.
4.
5.
6.
40
41
PERJANJIAN PENGANGKUTAN
LAUT
42
PENGANTAR
AKHIR ABAD 19
1.
Cargo Owners
2.
Cargo Insurers
3.
Banks
Imbalancy of
interest
carriers
The BRUSSELS
PROTOCOL 1978
43
Jenis angkutan
Angkutan perairan:
a. angkutan laut
b. angkutan sungai dan danau
c. angkutan penyeberangan
Angkutan Laut: angkutan laut dalam negeri, luar negeri,
khusus, pelayaran rakyat
Pengertian :
1. KUHD
2. The Hague Rules 1924:
berguna untuk menyeragamkan isi B/L (bill of lading) dan air way bill
3. The Hamburg Rules art. 1(6):
contract of carriage by sea means any contract whereby the carrier undertakes against
payment of freight to carry goods by sea from one part to another, however, a contract
which involves carriage by sea and also carriage by some other means is deemed to be
a contract of carriage by sea.. ..in so far relates to the carriage by sea.
PIHAK-PIHAK
A.
PENGANGKUT [CARRIER]
B.
C.
44
A.
PENGANGKUT [CARRIER]
45
- Pengertian :
of carriage
2. Actual Carrier means any person to whom the performance of the carriage of
the goods, or of part of the carriage has been entrusted
by the carrier, and
includes any other person to whom such performance has been entrusted.
Tidak terlaksana
Timbul Pertanggungjawaban Pengangkut
46
47
PERTANGGUNGJAWABAN PENGANGKUT
Bertanggung jawab atas kerugian:
Tidak diserahkannya
barang,
Barang diserahkan dalam
keadaan rusak, tidak
lengkap,
Kelambatan
48
pengusaha
49
Klausula klausula semacam itu tidak berlaku bila penumpang atau pemilik barang
dapat membuktikan:
itikad buruk, kesalahan ada pada pihak pengangkut,
kewajiban utama pengangkut telah tidak dilaksanakan dengan
sempurna.
50
UPAH PENGANGKUTAN
51
2.
Dapat minta jaminan kepada penerima bahwa upah akan dibayar, sebelum barang
diserahkan;
3.
Pengangkut dalam hal tertentu wajib menyimpan barang di tempat penyimpanan atas
biaya yang berhak;
4.
D O K U M E N
1.
2. KARCIS/TIKET PENUMPANG
3. (DELIVERY ORDER)
52
TUBRUKAN KAPAL
-
Kemungkinan:
a. Kapal vs kapal
b. Kapal: penumpang: barang-karena kapal lain salah
cara jalannya atau melanggar suatu peraturan yang
berlaku, tanpa ada tubrukan antara dua kapal.
c. Kapal vs barang lain bukan kapal.
544, 544a
53
TUBRUKAN KAPAL
SEBAB:
1.
2.
Keadaan memaksa;
3.
Tanggungan si
penderita (535)
Tanggungan pengusaha
kapal yang menabrak
54
TUBRUKAN KAPAL
SEBAB:
5. Kesalahan kapal-kapal
yang saling bertubrukan
Masing-masing pengusaha
sesuai dengan berat
ringannya kesalahan
kesalahan kapal masingmasing
55
56
BEBAN PEMBUKTIAN
PRINSIP:
57
KUHD :
1. 540: kapal bertubrukan berlayar ke pelabuhan
terdekat/aman tenggelam.
Dugaan hukum: tenggelamnya kapal disebabkan
tubrukan kapal.
karena
58
AVARY
1. PENGERTIAN:
Semua biaya-biaya luar biasa yang dipergunakan untuk kapal dan barang-barangnya,
yang diperbuat bersama-sama atau tersendiri, semua kerugian yang menimpa kapal
dan barang-barangnya selama kapal dalam pelayaran.
2. PERSOALAN:
Menjadi tanggung jawab siapa?
3. ASAS:
a. kerugian yang diderita bersama yang diperbuat untuk menyelamatkan kepentingan
bersama adalah adil bila menjadi tanggungan bersama (termasuk yang tidak menderita
kerugian, selamat).
b. kerugian yang dibuat sendiri untuk kepentingan sendiri, menjadi tanggungan sendiri
59
AVARY
4. PERATURAN:
a. KUHD
b. The York Antwerp Rules 1974 (24.50)
Sifatnya: HUKUM PELENGKAP
(sejauh para pihak tidak menentukan sendiri)
5. AVARY UMUM/GROSSE/GENERAL AVARAGE
pada umumnya semua kerugian yang diderita yang karena terpaksa, sengaja ditimbulkan
dan diderita sebagai akibat langsung dari pada itu, dan biaya-biaya yang dalam keadaan
yang sama dibuat untuk keselamatan dan kesejahteraan umum dari kapal dan muatan.
(669 sub 23)
60
AVARY
a.
b.
c.
d.
e.
61
AVARY
7. MACAM-MACAM KERUGIAN YANG DIGOLONGKAN KE
DALAM AVARY:
62
63
Angkutan Multimoda
Pasal 50 UU 17 Th 2008
Adl angkutan barang dengan menggunakan paling
64
Pertanggungjawaban
Badan usaha: bertanggung jawab terhadap barang
Pertanggungjawaban terbatas
Wajib mengasuransikan tanggung jawabnya
65
66
67
Jalan)
68
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
69
Pengertian :
pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena
daya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap
permukaan bumi yg digunakan utk penerbangan
pesawat udara Indonesia adalah pesawat udara yg mempunyai tanda
pendaftaran dan tanda kebangsaan Indonesia
pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,
bersayap tetap,dan dapat terbang dengan tenaga sendiri.
angkutan udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat
udara untuk mengangkut penumpang, kargo dan/ pos untuk satu perjalanan
atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau
beberapa bandar udara.
angkutan udara niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan
memungut pembayaran.
Negara
70
71
Pengertian :
dokumen angkutan, tiket penumpang, tiket bagasi pada pengangkutan
bagasi tercatat dan surat muatan udara (airway bill).
pengangkut/carrier, adalah badan usaha angkutan udara niaga, pemegang
izin kegiatan angkutan udara bukan niaga yg melakukan kegiatan angkutan
uara niaga berdasarkan ketentuan UU ini, dan/atau badan usaha selain
badan usaha angkutan udara niaga yg membuat kontrak perjanjian
angkutan udara niaga.
operator, orang yang mempergunakan pesawat terbang pada saat kerugian
timbul, dengan ketentuan bahwa apabila pengawasan pengemudi pesawat
udara tsb tetap pada orang yang memberikan hak untuk mempergunakan
pesawat udara tersebut, baik langsung maupun tidak, maka orang inilah
yang disebut operator.
contracting carrier, pihak yang menutup perjanjian pengangkutan
actual carrier, pihak yang senyatanya melaksanakan perjanjian
pengangkutan yang ditutup oleh the contracting carrier.
72
73
Persyaratan pengoperasian
Rancang bangun pesawat udara
Pemeriksaan & pengujian standar kelaikudaraaninitial
74
75
76
Angkutan udara
Angkutan udara niaga (dalam negeri, luar negeri)
Angkutan udara bukan niaga
Surat izin usaha angkutan udara
77
78
79
80
81
Pasal 187
(1) Angkutan udara dapat merupakan bagian angkutan
multimoda yang dilaksanakan oleh badan usaha angkutan
multimoda.
Pasal 189
(1) Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188
bertanggung jawab (liability) terhadap barang kiriman sejak
diterima sampai diserahkan kepada penerima barang.
(2) Tanggung jawab angkutan multimoda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi kehilangan atau kerusakan
yang terjadi pada barang serta keterlambatan penyerahan
barang.
82
Terhadap Kelambatan
: 1. Presumption of Liability
2. Limitation of Liability (dengan kemungkinan
diperjanjikan lain).
Peraturan dan konvensi Internasional yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Montreal Agreement 1966, antara IATA (International Air Transport Association) dengan
CAB (Civil Aeronautics Board), AS.
7.
83
84
(2)
85
Dalam hal pengangkutan barang dan bagasi, dapat membuktikan
bahwa kerusakan timbul karena kesalahan dalam pengemudikan
pesawat, dalam handling pesawat atau dalam navigasi, dan dalam
semua hal lain, ia dan pegawai-pegawainya telah mengambil semua
tindakan yang diperlukan untuk menghindarkan timbulnya kerugian.
(3)
(2)
86
(3)
(4)
(2)
87
(2)
Limit tanggung jawab untuk penumpang dinaikkan dari 125.000 gold franc
mjd 250.000 gold franc
(3)
(4)
Tambahan ketentuan bahwa pada konversi gold franc ke mata uang yang
bukan mata uang emas, dilakukan berdasarkan nilai emas pada tanggal
pengadilan memutuskan perkara.
88
89
MONTREAL AGREEMENT
Agreement antara International Air Transport Association (IATA)
dengan US Civil Aeronautics Board (US CAB).
Penyimpangan prinsip pertanggung jawaban pengangkut pada Konv.
Warsawa menjadi prinsip absolute/strict liability.
Limit ganti rugi ditetapkan $75.000 (termasuk biaya perkara) dan
$58.000 (bila tidak termasuk biaya perkara). Persetujuan ini hanya
berlaku bagi penerbangan dari dan ke A S.
PROTOKOL GUATEMALA
1.
2.
3.
90
PROTOKOL GUATEMALA
4.
91
Pengangkutan Orang/Penumpang:
1.
Dalam hal apa ada pertanggung jawaban:
terjadi kerugian sebagai akibat luka-luka atau jejas-jesas pada
tubuh, yang diderita oleh seorang penumpang, bila kecelakaan yang
menimbulkan kerugian itu ada hubungannya dengan pengangkutan
udara dan terjadi di atas pesawat terbang atau selama melakukan
tindakan dalam hubungan dengan naik ke atau turun dari pesawat
terbang.
2.
3.
4.
5.
92
1.
2.
3.
93
94
TERIMAKASIH