Anda di halaman 1dari 47

Persalinan

Normal

Pertemuan Ke-10

Waktu: 150 menit

PENGERTIAN
Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan yang disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi (fetus) dan
plasenta), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain (Rustam, 1998)
Persalinan Normal: Persalinan yang dimulai secara spontan,
berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan, dimana bayi dilahirkan secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37 42 minggu
lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi baik

Persalinan berdasarkan prosesnya:


1. Persalinan Spontan : persalinan dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
2. Persalinan Buatan : persalinan yang dibantu
dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi vakum,
forseps, atau bedah sesar
3. Persalinan Percobaan/Anjuran : persalinan yang
tidak dimulai dengan sendirinya namun
berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian oksitosin, atau prostaglandin.

Persalinan berdasarkan usia kehamilan dan berat badan


bayi yang dilahirkan:
1. Partus immatur : pengeluaran hasil konsepsi antara usia
kehamilan 22 28 minggu atau bayi dengan BB antara
500 999 gram
2. Partus prematur : pengeluaran hasil konsepsi antara usia
kehamilan 28 37 minggu atau BB bayi antara 1000
2499 gram
3. Partus aterm : pengeluaran hasil konsepsi antara usia
kehamilan 37 40 minggu atau BB bayi 2500 gram atau
lebih
4. Partus serotinus : pengeluaran hasil konsepsi setelah
usia kehamilan > 42 minggu

TEORI
PROGESTERON
PROGESTERON
TEORI
OKSITOSIN
TEORI
PROSTAGLANDIN
TEORI
TEORI REGANGAN
REGANGAN
MIOMETRIUM
MIOMETRIUM
TEORI
PENGARUH
PENGARUH FETUS
FETUS

TEORI
TEORI
GABUNGAN
GABUNGAN

Akhir kehamilan (glandula adrenalis) -------- kortikosteroid dan androgen


--------- merangsang plasenta meningkatkan sekresi estrogen dan relaksin
----------------- perubahan keseimbangan E/P dan relaksin ----------------mengurangi efek relaksasi uterus ------------ pelepasan prostaglandin
------------- merangsang pelepasan oksotosin dari lobus posterior hipofisis
----------- miometrium kontraksi
Pelepasan oksitosin juga dipicu oleh dilatasi SBR pada akhir kehamilan
akibat tekanan kepala bayi
Fundus kontraksi ---- kepala bayi makin menekan SBR ----- oksitosin makin
banyak disekresikan ----- kontraksi fundus makin kuat ------- dilatasi cervix
makin lebar ---------- persalinan

KALA I (KALA PEMBUKAAN)


Dimulai dari timbulnya his persalinan yang pertama
sampai pembukaan cervix menjadi lengkap
KALA II (KALA PENGELUARAN BAYI)
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi
KALA III (KALA URI ATAU PENGELUARAN PLASENTA)
Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta

POWER
His: kontraksi miometrium pada persalinan dan
menimbulkan nyeri. Nyeri ini disebabkan karena (1) anoksia
jaringan otot saat kontraksi, (2) tekanan pada ganglia dalam
serviks dan SBR oleh serabut otot yang berkontraksi dan
(3) regangan serviks atau regangan dan tarikan pada
peritoneum saat kontraksi
Tenaga mengejan ibu: setelah pembukaan lengkap dan
selaput ketuban pecah, selain his ada tenaga yang
mendorong anak keluar, yang disebabkan karena kontraksi
otot-otot dinding perut sehingga meningkatkan tekanan
intraabdominal

HIS (KONTRAKSI MIOMETRIUM)

VASOKONSTRIKSI

SUPPLAI DARAH BERKURANG (OKSIGEN)


KE SEL-SEL MIOMETRIUM
NYERI
HIPOKSIA - ANOKSIA
(ISKEMIA JARINGAN)
MERANGSANG
NOSISEPTOR

JARINGAN MENGELUARKAN SUBSTANSI KIMIAWI


(BRADIKININ, SEROTININ, SUBSTANSI P, TROMBOXAN)

POWER
Saat kepala bayi sampai pada dasar panggul, timbul refleks
yang mengakibatkan ibu menutup glottisnya dan
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragma ke bawah
Tenaga mengejan hanya dapat berhasil, jika pembukaan
serviks sudah lengkap dan paling efektif dilakukan pada
saat timbulnya his

Otot-otot uterus tidak mengadakan relaksasi sampai nol, akan tetapi masih
mempunyai tonus sehingga tekanan di dalam ruang amnion masih terukur
antara 6 12 mmHg.

Pada setiap his tekanan tersebut meningkat, dinamakan amplitudo atau


intensitas his yang mempunyai dua bagian yaitu bagian pertama tekanan
yang agak cepat dan bagian kedua penurunan tekanan yang agak lamban

Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu (montevideo).

His yang sempurna mempunyai kejang otot paling tinggi di fundus uteri
yang lapisan ototnya paling tebal, dan puncak kontraksi terjadi simultan di
seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi
lebih pendek dari sebelumnya. Secara fisiologis, otot-otot tersebut
mengalami brakhistasis atau retraksi. Serviks kurang mengandung otot,
tertarik dan terbuka, lebih-lebih jika ada tekanan bagian besar janin yang
keras misalnya kepala yang merangsang plekus saraf setempat

HIS PALSU

HIS PERSALINAN

Tidak teratur

Teratur

Lamanya his pendek

Makin lama makin pendek


intervalnya

Tidak bertambah kuat dengan


majunya waktu

Makin kuat intenstasnya

Jika dibawa jalan tidak bertambah


kuat, malahan sering berkurang

Jika dibawa berjalan bertambah


kuat

Tidak menyebabkan pendataran


dan pembukaan serviks

Menyebabkan pendataran dan


pembukaan serviks

Menyebabkan nyeri, namun hanya


terasa di perut bagian bawah

Nyeri melingkar dari punggung


memancar ke perut bagian depan

PASSENGER
LETAK: letak sumbu
panjang bayi terhadap
sumbu panjang ibu. Ada 3
jenis letak bayi yaitu LETAK
MEMANJANG (Longitudinal)
Lie), LETAK LINTANG
(Transverse Lie), dan LETAK
SERONG (Oblique Lie)

PASSENGER
SIKAP: kedudukan bagian-bagian dari bayi
terhadap yang lain. Ada 2 jenis sikap bayi yaitu
FLEKSI dan DEFLEKSI
PRESENTASI: bagian yang terendah dari bayi. Ada
banyak jenis presentasi, tergantung sikap dan
letak, ada presentasi belakang kepala, presentasi
puncak kepala, presentasi dahi, presentasi muka,
presentasi bokong, presentasi bahu, dan
sebagainya

PASSENGER
POSISI: hubungan antara denominator dari presentasi bayi
dengan 6 titik pada panggul. Sering digambarkan posisi
ANTERIOR dan POSTERIOR. Posisi Anterior merupakan
posisi paling mudah sebab ketika punggung bayi di depan,
maka posisi bayi sesuai dengan tingkat kecekungan dari
dinding perut ibu dan dengan demikian dapat melakukan
fleksi lebih baik. Pada saat punggung terfleksikan, maka
kepala cenderung untuk ikut fleksi dan menunjukkan diameter
terkecil yang dapat terpresentasikan pada PAP. Dengan
demikian lebih banyak ruang pada bagian anterior dari PAP
untuk dimasuki diameter biparietal dari kepala bayi.

PRESENTASI

DENOMINATOR

Belakang Kepala

Occiput

Bokong

Sacrum

Muka

Mentum

Bahu

Acromion

Kepala fetus terdiri dari:

Ada 4 sutura pada kepala bayi:

(1) Bagian Muka

1. Sutura sagitalis

(2) Bagian Tengkorak

2. Sutura koronaria

Os frontalis

3. Sutura lamboidea

Os parietalis

4. Sutura frontalis

Os temporalis
Os occipitalis
Os sphenoidalis (dalam)
Os ethmoidalis (dalam)
Antara tulang-tulang tersebut,
terdapat sela yang disebut
sebagai sutura.

Selain sutura, bayi juga


memiliki ubun-ubun, yaitu
suatu lubang dalam tulang
tengkorak yang berbentuk
segiempat dan hanya
tertutup oleh selaput

UUB (fontanella major)

UUK (fontanella minor)

Jika kepala bayi tertekan, maka tulang yang satu bergeser di


bawah tulang yang lain, hingga ukuran kepala menjadi lebih kecil.
Hal ini yang dinamakan dengan moulage.

Sutura dan fontanella penting diketahui untuk menentukan letak


kepala bayi dalam jalan lahir

UUB merupakan pertemuan sutura sagitalis, coronaria, dan


frontalis. UUK merupakan pertemuan sutura sagitalis dan sutura
lamboidea

Fontanella baru tertutup jika anak berusia 1.5 2 tahun.

Ukuran Muka Belakang


Diameter suboccipito-bregmatica (9,5 cm) ukuran muka
belakang terkecil pada sikap fleksi dengan presentasi belakang
kepala
Diameter suboccipito-frontalis (11 cm) fleksi sedang dengan
presbelkep
Diameter fronto-occipitalis (12 cm) presentasi puncak kepala
Diameter mento-occipitalis (13,5 cm) ukuran terbesar dan
melalui jalan lahir dengan presentasi dahi
Diameter submento-bregmatica (9 cm) presentasi muka

Ukuran Melintang
Diameter biparietalis (diameter terbesar 9 cm) pada presbelkep
diameter ini melalui conjugata vera pada PAP
Diameter bitemporalis (jarak terbesar antara sutura coronaria
kanan dan kiri 8 cm) pada letak defleksi ukuran ini melalui CV
Ukuran Lingkaran
Circumferentia suboccipitobregmatica (32 cm)
Circumferentia frontooccipitalis (34 cm)
Circumferentia mentooccipitalis (35 cm)

PASSAGE
(1) TULANG PANGGUL

BENTUK DAN UKURAN PANGGUL

PINTU ATAS PANGGUL (PAP)

BIDANG LUAS PANGGUL

BIDANG SEMPIT PANGGUL

PINTU BAWAH PINGGUL (PBP)

(2) JARINGAN LUNAK

OTOT-OTOT PENYANGGA, FASCIA, DSB

LIGAMENTUM

DIAFRAGMA PELVIS DAN UROGENITALIS

Beberapa minggu sebelum memasuki bulannya, yang kadang


disebut kala pendahuluan, terdapat tanda-tanda sebagai
berikut:
Lightening/settling/dropping: kepala fetus turun memasuki
PAP terutama pada primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun
Perasaan sering atau susah kencing
Perasaan sakit di perut karena adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus
Serviks menjadi lembek/lunak dan mulai mendatar
(effacement), sekresinya bertambah dan kadang bercampur
darah

1. Rasa nyeri karena his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih
banyak disebabkan karena robekan-robekan kecil pada
serviks
3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan
pembukaan telah ada

1. Fase Laten: fase dimana terjadi pembukaan serviks


berlangsung lambat s.d pembukaan 3 cm (7 8 jam)
2. Fase Aktif: berlangsung 6 jam, yang terdiri dari 3 subfase
yaitu:
Periode Akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm
Periode Dilatasi Maksimal (steady): selama 2 jam
dimana pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
Periode Deselerasi: berlangsung lambat dalam waktu 2
jam dan pembukaan menjadi 10 cm atau pembukaan
lengkap

His Kala 1: 4 5 kali per 10 menit (akhir kala 1), dengan lama
lebih dari 40 detik.

Nyeri terjadi jika tekanan intrauterin melebihi 20 mmHg dimulai


dari bagian belakang ke depan.

Sebab nyeri: iskemia pada miometerium (otot rahim) karena


pembuluh-pembuluh darah terjepit otot yang mengalami retraksi.

Setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke


janin. Dengan demikian bila tekanannya melebihi 75 mmHg dapat
menyumbat aliran darah sama sekali. Bila his terlampau kuat,
lama, dan sering dapat mengakibatkan fetal distress (gawat
janin)

Kala I berakhir pada waktu: (1) pembukaan serviks telah lengkap,


(2) bibir portio tidak teraba lagi pada pemeriksaan dalam, dan (3)
selaput ketuban biasanya pecah sendiri.

Dimulai sejak pembukaan serviks lengkap (10 cm) sampai


dengan lahirnya bayi

Kala 2: His-nya lebih terkoordinir, kuat (amplitudonya mencapai


40 60 mmHg), intervalnya 4 5 kali per 10 menit, dan lamanya
sekitar 40 detik

Lama kala II pada primigravida 1,5 2 jam, sedangkan pada


multipara - 1 jam.

Kepala masuk PAP: sumbu kepala bayi (sutura sagitalis) dapat


tegak lurus dengan PAP -------------------------------- SINKLITISMUS
atau juga membentuk sudut dengan PAP ------ ASINKLITISMUS

Asinklitismus anterior : jika sutura sagitalis mendekati


promontorium, sehingga os parietale depan lebih rendah
daripada os parietale belakang

Asinklitismus posterior: jika sutura sagitalis mendekati simfisis


pubis, sehingga os parietale belakang lebih rendah daripada os
parietale depan

Kepala terus turun sehingga masuk rongga panggul (engaged)


yang disebabkan karena:
Tekanan cairan intrauterin
Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong
Kekuatan mengejan ibu
Melurusnya badan bayi karena perubahan bentuk rahim

Turunnya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang


lainnya yaitu:

Fleksi. Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah


sehingga UUK lebih jelas daripada UUB.

Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya


mendapat tahanan dari pinggi PAP, serviks, dinding panggul, dan
dasar panggul. Moment yang menimbulkan fleksi lebih besar
daripada moment yang menimbulkan defleksi.

Manfaatnya: ukuran kepala bayi yang melalui jalan lahir menjadi


lebih kecil, yaitu dari diameter suboccipito-frontalis (11 cm)
menjadi diameter suboccipito-bregmatica (9,5 cm)

Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian


terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah simfisis

Pada presentasi belakang kepala, bagian terendah adalah UUK


dan bagian inilah yang memutar ke depan ke bawah simfisis

Tujuan: usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk


jalan lahir khususnya untuk bidang tengah dan pintu bawah
panggul (PBP).

Putaran paksi dalam selalu bersamaan dengan majunya kepala


dan tidak terjadi sebelum kepala bayi sampai ke Hodge III atau
setelah kepala sampai di dasar panggul

Sebab: bagian terendah dari kepala bayi mencari tahanan yang


paling sedikit yang terdapat di sebelah depan atas, dimana
disana terdapat hiatus urogenitalis (antara m. levator ani kiri dan
kanan)

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar


panggul, kemudian terjadilan ekstensi/defleksi dari kepala bayi

Sebab: sumbu jalan lahir pada PBP mengarah ke depan atas


sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya
jika tidak kepala akan tertekan pada perineum dan
menembusnya.

Pada kepala bayi bekerja dua kekuatan: (1) mendesaknya ke


bawah dan (2) disebabkan tahanan dasar panggul yang
menolaknya ke atas Resultante-nya adalah kekuatan ke arah
depan atas

Setelah kepala lahir, maka kepala bayi memutar kembali ke arah


punggung anak.

Tujuan: mencegah terjadinya torsi pada leher yang terjadi karena


putaran paksi dalam

Putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan


tuber ischiadicum sepihak

Sebab: ukuran bahu bayi (diameter biacromial) menempatkan diri


dalam diameter AP dari pintu bawah panggul

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis,


dan menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang

Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan


bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir

Sejak bayi keluar sampai plasenta dilahirkan

Moulage
Adanya membran pada sutura dan fontanella di
kepala janin memungkinkan kepala berubah
bentuk dengan jalan penyisipan os parietalis,
serta os oksipitalis dan os frontalis di bawah os
parietalis. Hal ini disebut moulase.
Jika selaput ketuban sudah pecah, tekanan dari
cervix terhadap skalp dapat menyebabkan
terjadinya caput succadeneum dan akan
menghilang beberapa hari post-partum

Sebab lepasnya plasenta


Uterus mengecil
Terjadi perdarahan di antara plasenta dan
decidua basalis
Pelepasan Plasenta;
Schultze
Duncan

Kontraksi miometrium (his)


Vasokonstriksi (cabang-cabang
a.uterina dan a.ovarica)
Iskemia jaringan

Reseptor nyeri (nosiseptor)

Anda mungkin juga menyukai