Anda di halaman 1dari 24

Transduksi Sinyal Sel

Febrina Ramadhika NIP K100120050


Sita Sofiana K100120053
Rizki Apriyani K100120191

Proses pensinyalan sel


Terdiri dari 3 tahapan
1. Penerimaan
2. Transduksi
3. Respon
EXTRACELLULAR
FLUID
1 Reception

CYTOPLASM
Plasma membrane
2 Transduction

3 Response

Receptor
Activation
of cellular
response
Relay molecules in a signal transduction pathway

Signal
molecule

Transduksi Sinyal
Adalah proses perubahan bentuk sinyal
yang berurutan, dari sinyal
ekstraseluler sampai respon dalam
komunikasi antar sel

Jalur Transduksi Sinyal

Sinyal pada permukaan sel dikonversi


menjadi respon seluler spesifik melalui
serangkaian langkah

Pensinyalan ini mirip baik pada microbes


(yeast) dan mamalia, tumbuhan
mekanisme
pensinyalan
telah
berkembang dengan baik sebelum
mahluk multiseluler muncul di bumi

Urgensi Transduksi Sinyal


Memperbesar sinyal

Setiap langkah katalitik pada fosforilasi


cascade jumlah produk yang teraktifasi jauh
lebih besar dari tahap sebelumnya
Memberikan lebih banyak kesempatan untuk
koordinasi dan regulasi
Penentuan respon
Respon suatu sel terhadap sinyal bergantung
pada variasi sinyal, reseptor, molekul relay
dan protein yang dibutuhkan untuk
melaksanakan respon

Bentuk proses pemberian sinyal antar sel


1. Endokrin
Molekul sinyal : Hormon
Mediator sinyal: Peredaran darah
Jarak ke sel target jauh (ke
seluruh tubuh)
Contoh: Adrenalin, Kortisol,
Estradiol, Glukagon, Insulin,
Testosteron, dan Tiroksin

2. Parakrin
Molekul sinyal : Lokal mediator
Mediator sinyal: Medium
ekstraseluler
Jarak ke sel target dekat
(sekitar sel)
Contoh: EGF (Epidermale
Growth Factor), PDGF (Plateletderived Growth Factor), NGF
(Nerve Growth Factor), Histamin,
dan Gas NO.

3. Sinapsis
Molekul sinyal : Neurotransmiter
Mediator sinyal: Axon
Jarak ke sel target jauh (ke
seluruh tubuh)
Contoh: Asetilkolin dan GABA
(Gama-Amino Bitric Acid)

4. Adanya kontak antar sel


Molekul sinyal : molekul signal
yang tergantung adanya kontak
Mediator sinyal: kontak langsung
dengan membran plasma
Jarak ke sel target paling dekat
Contoh: Protein delta (dalam
perkembangan embrio) dan
Protein dalam respon imun

5. Autokrin
Suatu sel mensekresikan molekul, dan molekul
tersebut bekerja/berpengaruh terhadap sel itu
sendiri atau sel-sel lain yang sejenis.

Molekul sinyal yang sama, pada sel yang berbeda akan


memberikan respon yang berbeda
Contoh: Asetilkolin

Kombinasi molekul sinyal yang berbeda, yang


diterima oleh suatu sel, akan memberikan respon
yang berbeda

Sumber Energi

Transduksi sinyal dilakukan oleh


molekul relay berupa :
Protein dengan mekanisme utama
fosforilase cascade
Molekul atau ion kecil non protein
yang disebut second messenger

Protein Phosphorylation and Dephosphorylation

Banyak jalur sinyal termasuk jalur


phosphorylation
Mekanisme utama transduksi sinyal
Dalam proses ini :
Sejumlah protein kinase menambahkan fosfat
kepada protein kinase lainnya dan
mengaktifkannya
Enzim fosfatase selanjutnya menghilangkan fosfat

A phosphorylation cascade
Signal molecule

Receptor

Activated relay
molecule

Inactive
protein kinase
1

1 A relay molecule
activates protein kinase 1.

2 Active protein kinase 1


transfers a phosphate from ATP
to an inactive molecule of
protein kinase 2, thus activating
this second kinase.

Active
protein
kinase
1
Inactive
protein kinase
2

ATP

PP
i

Inactive
protein kinase
3

5 Enzymes called protein


phosphatases (PP)
catalyze the removal of
the phosphate groups
from the proteins,
making them inactive
and available for reuse.

ATP

3 Active protein kinase 2


then catalyzes the phosphorylation (and activation) of
protein kinase 3.

Active
protein
kinase
2

ADP

ADP

Active
protein
kinase
3

PP
i

Inactive
protein

4 Finally, active protein


kinase 3 phosphorylates a
protein (pink) that brings
about the cells response to
the signal.

ATP
ADP
P i

PP

P
Active
protein

Cellular
response

Molekul kecil dan ion sebagai Second Messengers

Second messengers berfungsi


memperjelas sinyal ekstra seluler
Second messengers berupa molekul
kecil, nonprotein, yang larut dalam air
atau berupa ions

Terdapat 3 macam second


messengers:
1. Cyclic AMP (cAMP) terbuat dari ATP

NH2
N

N
O

O P O P O P O Ch2
O

P Pi

CH2

Phoshodiesterase
O

HO P

O CH2

H2O

OH OH

OH
Cyclic AMP

Adenylyl cyclase

OH OH

Pyrophosphate

ATP

NH2

NH2

AMP

G-proteins

First messenger
(signal molecule
such as epinephrine)
G protein

Memicu

pembentukan
cAMP, yang
kemudian
berlaku sebagai
second
messenger
dalam lintasan
seluler

G-protein-linked
receptor

Adenylyl
cyclase

GTP
ATP
cAMP
Protein
kinase A

Cellular responses

2. Calsium
Saat dikeluarkan ke dalam sitosol
bertindak sebagai second messenger
dalam berbagai jalur
Calsium adalah second messenger
yang penting, karena sel mampu
mengatur konsentrasinya dalam sitosol

3. Inositol Triphosphate (IP3) dan


Diacylglycerol (DAG)
Dapat memicu peningkatan kalsium di
sitosol
Merupakan hasil pemecahan phospotidylinositol yang terdapat dimembran
plasma
inositol
triphosphate
dihasilkan melalui aktifasi beberapa
jenis reseptor hormon

Berhentinya sinyal

Respon sinyal berhenti dengan cepat


Dengan lepasnya ikatan ligan
Dengan adanya protein fosfatase yaitu

enzim yang melepaskan gugus fosfat dari


protein

Beberapa Kelainan Akibat Adanya Gangguan Dalam


Transduksi Sinyal Pada Sel
Akibat gangguan pada reseptor
Contoh:
1.Androgen insensitivity syndrom (AIS)
Akibat adanya mutasi pada gen reseptor androgen
(RA) reseptor androgen tidak berfungsi jaringan
yang menjadi target hormon androgen (testis) tidak
berfungsi hipogonadism
2. Disgenesis ovarium
Akibat adanya mutasi pada reseptor FSH (Folicle
Stimulating Hormone) reseptor FSH inaktif
ovarium tidak berkembang baik

Daftar Pustaka

Asmarinah. 2015. Transduksi sinyal pada tingkat sel. Departemen


Biologi Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia.

Mayorga et al., 2000. Ovarian Response To Follicle- Stimulating


Hormone (FSH) Stimulation Depends On The FSH Receptor
Genotype. J Clin Endocrinol Metab 85:3365-3369.

Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 1999.


Biology. Diterjemahkan Oleh Rahayu Lestari. Erlangga. Jakarta :
202-214.

Seshagiri Pb. 2001. Molecular Insight Into The Cause Of Male


Infertility. J Biosci 26(suppl): 429-435.

Anda mungkin juga menyukai