Anda di halaman 1dari 53

Laporan Kasus

Keratitis Numuler Okuli Sinistra


OLEH :
Gama Natakusumawati
I11111017
PEMBIMBING
dr. Djoko S. Tardan, Sp.M
SMF ILMU KESEHATAN MATA
RUMAH SAKIT DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

PENYAJIAN KASUS

Identitas Pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama
: Anak AR
Umur
: 6 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku
: Melayu
Pekerjaan
: Belum Bersekolah
Alamat
: Singkawang
Tanggal Datang ke Poli Mata : 1 Mei
2015

Keluhan Utama
Pasien datang dengan mata kiri yang
mengeluh terdapat bercak putih

Keluhan tambahan
Pasien merasa mata kiri gatal dan
berair, tidak terasa sakit ataupun
merasa sensasi benda asing

Riwayat penyakit sekarang


Ayahnya menyampaikan bahwa terdapat
gambaran keputihan pada mata pasien.
Gambaran ini ditemukan oleh Ibu pasien
setelah memandikan pasien dua hari
yang lalu Sebelum datang ke Poli Mata
pasien belum mendapatkan pengobatan
apapun. beberapa hari sebelumnya mata
kiri pasien pernah terkena tanah saat
bermain dengan teman-temannya dan
pasien setiap hari bermain di sungai.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah mengalami
penyakit ini sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien
yang mengalami sakit seperti ini

1. Riwayat alergi makanan :


Disangkal
2. Riwayat alergi obat
: Disangkal
3. Riwayat trauma
: Disangkal
4. Riwayat Operasi
: Disangkal

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital :
Nadi: 80x/menit
Respirasi: 16x/menit
Tekanan Darah: Tidak dilakukan
Suhu : Tidak Dilakukan

Kepala
: Nomrocephali
Telinga, Hidung,Tenggorokan :
Deviasi septum (-), sekret (-)
Thoraks
:
Suara napas vesikuler, ronki (-),
wheezing (-)
Bunyi Jantung I-II reguler, murmur
(-), gallop (-)

Abdomen : Nyeri tekan (-), bising


usus (+)
Ekstremitas : Akral Hangat, edema
(-)
KGB
: Tidak didapatkan
pembesaran

Status Oftalmologi

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Tajam pengelihatan

6/6

6/6

Axis visus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Koreksi

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Addisi

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Kacamata Lama

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Eksoftalmos

Tidak ada

Tidak ada

Enoftalmos

Tidak ada

Tidak ada

Deviasi

Tidak ada

Tidak ada

Gerakan bola mata

Baik ke semua arah

Baik ke semua arah

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Warna

Hitam

Hitam

Simetris

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Nyeri tekan

Tidak ada

Tidak ada

Ektropion

Tidak ada

Tidak ada

Entropion

Tidak ada

Tidak ada

Trikiasis

Tidak ada

Tidak ada

Sikatriks

Tidak ada

Tidak ada

Fisura palpebra

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Ptosis

Tidak ada

Tidak ada

Hordeolum

Tidak ada

Tidak ada

Kalazion

Tidak ada

Tidak ada

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Hiperemis

Tidak ada

Tidak ada

Folikel

Tidak ada

Tidak ada

Papil

Tidak ada

Tidak ada

Sikatriks

Tidak ada

Tidak ada

Anemis

Tidak ada

Tidak ada

Kemosis

Tidak ada

Tidak ada

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Sekret

Tidak ada

Tidak ada

Injeksi konjungtiva

Tidak ada

Tidak ada

Injeksi siliar

Tidak ada

Ada

Injeksi

Tidak ada

Tidak ada

Pterigium

Tidak ada

Tidak ada

Pinguekula

Tidak ada

Tidak ada

Nevus pigmentosus

Tidak ada

Tidak ada

subkonjungtiva

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Kejernihan

Jernih

Agak keruh

Permukaan

Licin

Tidak licin

Sensibilitas

Baik

Baik

Infiltrat

Tidak ada

Ada

Keratik presipitat

Tidak ada

Tidak ada

Sikatriks

Tidak ada

Tidak ada

Ulkus

Tidak ada

Tidak ada

Perforasi

Tidak ada

Tidak ada

Arkus senilis

Tidak ada

Tidak ada

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Tes placido

OkuliTidak
Dekstradilakukan

dilakukan
OkuliTidak
Sinistra

Letak

Sentral

Sentral

Bentuk

Bulat

Bulat

Ukuran

3mm

3 mm

Refleks cahaya langsung

Positif

Positif

Refleks cahaya tak

Positif

Positif

langsung

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Nyeri tekan

Tidak ada

Tidak ada

Massa tumor

Tidak ada

Tidak ada

Tensi okuli

Terkesan normal

Terkesan normal

Tonometri schiotz

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Uji fluoresens negatif

Resume
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
yang dilakukan pada pasien anak AR datang
ke Poli Mata RSUD Abdul Aziz dengan
keluhan adanya bercak keputihan pada
kornea pada mata kiri yang ditemukan sejak
2 hari yang lalu yang ditemukan oleh ibu
pasien setelah memandikan pasien.
Keluhan-keluhan tersebut tidak terlalu
dirasakan akan tetapi pasien mengeluh
sering gatal pada mata kiri.

Pasien diketahui sering mandi disungai dan


mata pernah terkena tanah saat bermain
bersama teman-temannya. Dari pemeriksaan
visus yang diperoleh VOD 6/6 dan VOS 6/6.
Dan pada pemeriksaan eksternal didapatkan
gambaran infiltrate pada kornea mata kiri.
Hasil ini juga ditemukan pada saat
pemeriksaan dengan menggunakan pen light
dimana terdapat nfiltrat multiple bulat
berbatas tegas dan diketahui dalam uji
fluoresens negatif.

Diagnosis
Diagnosis Kerja

Keratitis Numularis OS
Diagnosis Banding

keratitis disciformis
keratitis pungtata
keratokonjungtivitis epidemika

Terapi
Medikamentosa
Antibiotik : Neomysin sulfat 0,5 % 1 tetes, 3x/hari (OS)
Antiradang : Deksamethason 0,1%, 1 tetes, 3x/hari
(OS)
Sikloplegika : Sulfas Atropin 1 % 1 tetes, 3x/hari (OS)
Antivirus : Asiklovir 3 % 1 tetes, 2x/hari (OS)
Non Medikamentosa
Anjuran tidak sering bermain disungai, dan
menghindarkan mata dari paparan kotoran seperti
tanah karena bisa mengandung berbagai
mikroorganisme, konsumsi vitamin yang baik untuk
mata seperti vitamin B, vitamin A, ataupun vitamin C.

Prognosis
Okuli Dekstra
Ad Vitam

Okuli Sinistra

: Ad bonam

Dubia ad bonam

Ad Fungsionam : Ad bonam

Dubia ad bonam

Ad Sanationam : Ad bonam

Dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Kornea

Kornea secara histologis

KERATITIS

Definisi
Keratitis adalah radang kornea akibat
terjadinya infiltrasi sel radang pada
kornea yang akan mengakibatkan
kornea menjadi keruh. Akibat
terjadinya keekeruhan pada media
kornea ini, tajam pengelihatan akan
menurun. Mata menjadi merah
akibat injeksi pembuluh darah
perikorneal yang dalam atau injeksi
siliar.

Epidemiologi
Keratitis merupakan satu penyakit
yang menjadi target pencegahan
oleh WHO (World Health
Organization) karena keratitis
menjadi penyakit utama yang
menyebabkan kekeruhan pada jalur
refraksi bola mata setelah katarak.
Lebih dari 90% peradangan pada
kornea disebabkan oleh bakteri.

Etiologi
1. infeksi bakteri, virus, jamur,
acantamoeba
2. mata kering
3. keracunan obat
4. alergi
5. konjungtivitis kronis

Faktor predisposisi
1. blefaritis
2. infeksi apendisk mata (dakrostenosis)
3. perubahan barier epitel kornea (dry
eyes/nullous keratopaty)
4. lensa kontak
5. lagoftalmus
6. kelainan neuroparalitik
7. trauma
8. agen imunosupresan (topikal dan sistemik)

Patofisiologi

sel-sel yang terdapat didalam stroma segera bekerja sebagai


makrofag baru kemudian disusul oleh pembuluh darah yang
terdapat dalam limbus dan tampak sebagai injeksi
perikornea.

Gejala klinis
Gejala keratitis 1,2,4
Mata terasa sakit
Gangguan penglihatan
Trias keratitis (lakrimasi, fotofobia
dan blefarospasme)

Tanda keratitis 1,2,4


Infiltrat (berisi infiltrat sel radang, kejernihan
kornea berkurang, terjadi supurasi dan
ulkus)
Neovaskularisasi (superfisial bentuk
bercabang-cabang, profunda berbentuk
lurus seperti sisir)
Injeksi perikornea dilimbus kornea
Kongesti jaringan yang lebih dalam
(iridosiklitis yang dapat disertai hipopion)

Stadium Keratitis
Stadium infiltrasi.
Stadium regresi.
Stadium sikatrik.

Klasifikasi keratitis
Keratitis Superfisial
Keratitis epitelial
Keratitis punctata superfisialis
Herpes simpleks
Herpes zoster

Keratitis subepitelial
Keratitis nummularis
Keratitis disiformis
Keratitis stromal
Keratitis neuroparalitik
Keratitis et lagoftalmus
Keratitis Profunda
Keratitis interstisial
Keratitis sklerotikans
Keratitis disiformis

CORNEAL INFECTIONS
1. Bacterial keratitis
2. Fungal keratitis
3. Acanthamoeba keratitis
4. Infectious crystalline keratitis
5. Herpes simplex keratitis
-Epithelial
-Disciform
6. Herpes zoster keratitis

Bacterial keratitis
Predisposing factors
Contact lens wear

Chronic ocular surface disease


Corneal hypoaesthesia

Expanding oval, yellow-white,


dense stromal infiltrate

Treatment-

Stromal suppuration and


hypopyon

topical ciprofloxacin 0.3% or ofloxacin 0.3%

Fungal keratitis

Frequently preceded by ocular trauma with organic matter

Greyish-white ulcer which maySlow


be progression and occasionally
hypopyon
surrounded by feathery infiltrates
Treatment

Topical antifungal agents


Systemic therapy if severe
Penetrating keratoplasty if unresponsive

Acanthamoeba keratitis
Contact lens wearers at particular risk
Symptoms worse than signs

Perineural infiltrates
Small, patchy anterior
stromal infiltrates (radial keratoneuritis)

Stromal opacification
Ulceration, ring abscess
& small, satellite lesions
Treatment
- chlorhexidine or polyhexamethylenebiguanide

Infectious crystalline keratitis


Very rare, indolent infection (Strep. viridans)
Usually associated with long-term topical steroid use
Particularly following penetrating keratoplasty

White, branching, anterior stromal crystalline deposits


Treatment - topical antibiotics

Herpes simplex epithelial keratitis

Dendritic ulcer with terminalbulbs


May enlarge to become geographic
Stains with fluorescein
Treatment

Aciclovir 3% ointment x 5 daily


Trifluorothymidine 1% drops 2-hourly
Debridement if non-compliant

Herpes simplex disciform keratitis


Signs

Associations

Central epithelial and stromal oedema


Occasionally surrounded by
Wessely ring
Folds in Descemet membrane
Small keratic precipitates
Treatment
- topical steroids with antiviral cover

Herpes zoster keratitis

Acute epithelial keratitis

Nummular keratitis

Develops in about 30% within


Develops in about 50% within
10 days of rash
2 days of rash
Multiple, fine, granular deposits
Small, fine, dendritic or stellate
epithelial lesions
just beneath Bowman membrane
Tapered ends without bulbs Halo of stromal haze
Resolves within a few days May become chronic
Treatment - topical steroids, if appropriate

Keratitis Numularis

Keratitis numularis diduga diakibatkan oleh


virus. Diduga virus yang masuk ke dalam
epitel kornea melalui luka setelah trauma.
menimbulkan kekeruhan atau infiltrat
berbentuk bulat seperti mata uang. Tes
fluoresen negatif

Keratitis flikten

Biasanya akibat hipersensitivitas tipe empat


terhadap tuberkulin

Keratokonjungtivitis epidemika

Keratokonjungtivitis epidemika disebabkan


oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37
(subgroub D dari adenovirus manusia).

Pembahasan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang
dilakukan pasien ini didiagnosis Keratitis
Numularis OS. Keratitis numularis diduga
diakibatkan oleh virus. Diduga virus yang
masuk ke dalam epitel kornea melalui luka
setelah trauma. Replikasi virus pada sel epitel
diikuti penyebaran toksin pada stroma kornea
sehingga menimbulkan kekeruhan atau infiltrat
berbentuk bulat seperti mata uang. Pada
kornea terdapat infiltrat bulat-bulat subepitelial
dan di tengahnya lebih jernih, seperti halo.

Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi yang telah dilakukan kepada
pasien, pasien di diagnosis OS keratitis
Numuler.
Untuk terapi lokal diberikan sulfas atropine
1% 3 kali sehari satu tetes, disertai salep
antibiotika yang dapat dikombinasi dengan
kortikosteroid dengan pengelolaan yang
seksama. Pemberian edukasi kepada
pasien agar selalu menjaga kebersihan.

Daftar Pustaka
Wijana, Nana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Revisi. Abadi Tegal, Jakarta: 1993. 83-100
Vaughan, Daniel G et al. 2010. Oftalmologi Umum edisi-14. Jakarta: Widya Medika. Hal:
129 152
ILyas S. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak. Dalam : Ilyas S. Ilmu
Penyakit Mata edisi 3; 2004. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal ;
149
Srinivasan M, et al. Distinguishing infectious versus non infectious keratitis. Indian
Journal of Opthalmology. 2006. 56:3; 50-56
Radjiman T, dkk. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga. Surabaya, 1984
Tasman, William; Jaeger, Edward A. Wills eye hospital atlas of clinical opthamology, the
2nd edition. Lippincott Williams and Wilkins. 2001
Zorab R A, Straus H,Dondrea, et.al. Fundamental and Principles of Ophtalmology.
Section 2. International ophtalmology american academy of ophtalmology. The Eye
M.D;2008-2009. p.43
Lang G.Infectious Keratitis dalam Opthamology.A textbook Atlas.2 nd Edition 2006.
Kaye SB, Lynas C, Patterson A, Risk JM, McCarthy K, Hart CA. Evidence for herpes
simplex viral latency in the human cornea, Bri Ophthalmol 1991; 75: 195200
Anonym. 2010. Keratitis. Faculty of Harvard Medical School, National Eye Institute.
Diakses tanggal 29 Maret 2013

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai