Anda di halaman 1dari 53

RINITIS

EPIDEMIOLOGI RINITIS
Semua orang pernah mengalami rinitis
Yang sembuh sendiri biasanya karena virus
Simptom
yang
kronis
harus
dicari
penyebabnya agar dapat ditangani dengan
benar
Rinitis secara garis besar dibedakan
menjadi rinitis alergi, rinitis non alergi dan
rinitis campuran
Rinitis alergi terbanyak mengenai umur
15-25 tahun
57% rinitis kronik merupakan non alergi
dan campuran

FAKTOR RISIKO RINITIS

Asthma, dermatitis atopic, alergi


Riwayat alergi pada keluarga
Infeksi virus
Paparan pekerjaan
Hobi, aktivitas akhir pekan

ANAMNESA
Kapan (umur) mulai terjadi gejala?
Apakah gejalanya akut, kronik, kambuhan
terus menerus, musim tertentu?
Apa penyebab timbulnya gejala?
Bagaimana respon terhadap
obat/antihistamin?
Apakah memelihara binatang (kucing, anjing,
binatang berbulu?
Penyakit lain yang diderita (asthma, skin rash,
otitis media) ?
Adakah riwayat penyakit alergi pada
keluarga?

DIAGNOSA RINITIS
Riwayat dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik : rinoskopi
Laboratorium : Nasal swab, tes alergi
(skin prict test)
Rontgen untuk rinitis persisten

PENYEBAB RINITIS
Alergi
NARES
Syndrom
Occupational
Hormonal
Drug induced
Anatomic
defects

Irritants
Adverse food
reaction
Emotional
Atrophic
Ciliary dyskinesia
Immunodeficiency
diseases

NASAL SWAB
Ambil sekret dan mukosa konka inferior
atau media dengan cotton bud
Pengecetan Wirghts atau Hansels
Eosinophilia
Allergy (terdapat pada 90% pasien alergi )
NARES (Non Alergic Rhinitis Eosinophilia)
syndrom
Aspirin sensitivity
Neutrophilia
Infection

RONTGEN DAN CT SCAN


HANYA UNTUK RINITIS KRONIK
ATAU REKUREN

Rontgen sinus
Waters view untuk sinus maksilaris
Towns view untuk sinus etmoid dan
frontal
Lateral view untuk sinus sfenoid
CT Scan coronal
Osteomeatal complex
Semua sinus dapat terlihat

KLASIFIKASI RINITIS
Rinitis akut dan kronik
Rinitis spesifik dan non spesifik
Rinitis alergi, non alergi dan
campuran

RINITIS AKUT DAN KRONIK


Rinitis Akut
Common cold
Rinitis supurative akut
Rinitis Kronik
Non Spesifik
Rinitis kronik simple
Rinitis hipertrofi
Rinitis atrofi
Rinitis sica
Rinitis caseosa
Wagener granulomatosis
Malignan granuloma/LMG
Spesifik : sifilis, TBC

RINITIS ALERGI DAN NON


ALERGI
Rinitis Alergi
Seasonal allergic rhinitis (SAR)
Perennial allergic rhinitis (PAR)
Rinitis Non-Alergi
Rinitis karena infeksi
Rinitis vasomotor
Rinitis medika mentosa
Rinitis hormonal
Rinitis gustatory
Rinitis karena mekanik, benda asing, pekerjaan
NARES Syndrom

RINITISA AKUT

Common cold (Coryza)

Rinore
Nasal congestion
Batuk
Demam
Occasional sneezing (bersin)
Mild aches
Scratchy throat (gatal tenggorok)

Common Cold
Merupakan kompleks simptom di sal
nafas terutama di hidung
Sebab : virus, penyebaran droplet
infection
Terapi :
Profilaksis : cegah kontak dengan
penderita
Terapeutik : istirahat, analgesik,
antihistamin dekongestan

RINITSI SUPURATIF AKUT


Sebab : Pneumococcus,
Staphylococcus, Streptococcus
Klinis :
Sekret mukopurulen
demam
Terapi : antibiotik, analgesik,
antihistamin

RINITISA KRONIK

RINITIS KRONIK SIMPLE


Merupakan rinitis akut berulang karena
adanya faktor predisposisi :
Infeksi disekitarnya (sinusitis, tonsilitis,
adenoiditis)
Iritasi kronik (debu, rokok, perubahan
suhu dan kelembapan)
Deviasi septum
Kurang olahraga
Diet tinggi karbohidrat kurang vitamin

RINITIS KRONIK SIMPLE


Klinis
Hidung tersumbat bergantian kanan kiri
post nasal drip (sekresi kental dan
nasofaring turun ke orofaring)
Rasa berat di hidung dan sakit kepala
Mukosa udem kemerahan terutama konka
inferior
Terapi
Koreksi faktor predisposisi
Simptomatis : dekongestan, mukolitik,
antibiotik jika ada infeksi

RINITIS HIPERTROFI
Merupakan stadium lanjut rinitis kronik simpel,
karena predisposisi di atas atau penggunaan
dekongestan spray dosis tinggi dalam jangka
lama
Klinis
mirip dengan rinitis kronik simpel
konka inferior hipertrofi dan berbenjolbenjol
Terapi : sama rinitis kronik simpel ditambah
pengurangan hipertrofi konka inferior dengan
cara kauterisasi konka inferior atau konkotomi

RINITIS ATROFI
Klinis
Bilateral, lebih sering pada wanita pubertas
Bau busuk yang timbul tidak disadari
Pasein anosemia
Krusta jika dilepas terjadi epitaksis
Walaupun cv nasi luas ada rasa tersumbat
Struktur tulang konka atropi, cv nasi menjadi
luas

RINITIS ATROFI
Terapi
Ambil krusta dg irigasi cairan istonik
hangat 3-4x/hari
Cuci hidung dengan betadine
Antibiotik lokal/sistemik
Operasi menyempitkan cv nasi

RINITIS SICA
Biasanya diderita orang yang tinggal di
tempat berdebu
Klinis
Discharge kental, sering terjadi krusta
yang tidak berbau, mudah berdarah jika
dilepas dan bisa terjadi perforasi septum
Terapi
Perbaiki lingkungan
Melembabkan cavum nasi dengan salep

RINITIS KASEOSA
Sebab
Karena kegagalan resolusi sinusistis biasanya
sinus maksilaris
Adanya benda asing di cavum nasi
Klinis
Adanya material yang chessy di cv nasi
Bisa terjadi jaringan granulasi
Terapi
Pengambilan masa sampai bersih
Biopsi jaringan granulasi untuk menyingkirkan
keganasan
Perbaiki drainase sinus yang terkena

Granulomatosis WEGENER
Penyakit autoimun pada paru, subglotis,
ginjal, skelara, cv nasi dan telinga.
Klinis
Nekrose dan jar granulasi di sal nafas
atas dan bawah
Nekrose vaskular sistemik
Glomerulitis nekrose
Terapi
Steroid dosis tinggi
Cyclophospamide iv atau oral

GRANULOMA MALIGNAN
Disebut juga lethal midline granuloma
(LGM)/penyakit Stewart
Suatu penyakit granulomatus, yang
diklasifikasikan sebagai limfoma holistik
Terjadi kerusakan cepat jaringan hidung
dan fasial
Diagnosa : biosi
Terapi : radiasi dan kemoterapi

RINITIS ALERGI

PASIEN ALERGI
Awal mulai gejala kebanyakan (70% <
umur 20 tahun)
Ada riwayat keluarga pada keluarga
Timbul gejala pada musim tertentu, pada
paparan binatang, memburuk di luar
ruangan, memburuk dekat pemotongan
rumput, membaik ditempat ber AC
Rokok dan bahan kimia tidak merupakan
pencetus
Immunoterapi sebelumnya, sangat
membantu

TANDA RINITIS ALERGI


Konka udem, pucat kebiruan
Sekret encer, bening
Kerutan sekitar hidung karena nasal
salute
Limfoid hiperplasia
Mata gatal dan berair

GEJALA RINITIS ALERGI

Bersin
Hidung tersumbat
Keluar ingus encer dan hidung
Mata gatal dan berair
Postnasal drip
Gatal

PENATALAKSAAN RINITIS
ALERGI

Pendidikan/nasehat dan pengawasan


Pencegahan faktor pencetus
Desensitisasi
Farmakoterapi
Immunotherapy

FARMAKOTERAPI RINITIS
ALERGI
Antihistamin nasal spray
Antihistamin oral (sedasi dan
nonsedasi)
Dekongestan
Nasal spray (limited 2-3 hari)
Oral (limited by side effects)
Nasal irigasi
leukotriens

INDIKASI IMUNOTERAPI
Penyakit tidak dapat diatasi dengan
pencegahan dan farmakoterapi
Pasien memerlukan farmakoterapi lebih
dari 3-4 bulan
Pasien tidak toleran dengan side efek
obat
Penyakit makin berat secara progresif
Pasien menginginkan penyakit terkontrol
tanpa minum obat

RINITIS NON
ALERGI

Rinitis Non-Alergi

Rinitis karena infeksi


Rinitis vasomotor
Rinitis medika mentosa
Rinitis hormonal
Rinitis gustatory
Rinitis karena mekanik, benda asing,
pekerjaan
NARES Syndrom

PASIEN NON ALERGI


Terjadinya gejala lebih lambat (70%
umur > 20 tahun)
Tidak ada riwayat alergi pada
keluarga
Asap rokok dan zat kimia, perubahan
cuaca menimbulkan gejala
Tidak timbul gejala pada musim
tertentu, paparan debu, binatang

GEJALA RINITIS NON ALERGI


Terutama rasa hidung tersumbat
Bersin dan gatal pada hidung jarang
Jarang disertai asthma dan gejala
mata
Postnasal drip
Lesu

TES UNTUK DIAGNOSA RINITIS


NON ALERGI
Nasal swab : tidak didapati eosinofil
Skin prick test or in vitro testing
negatif

RINITIS VASOMOTOR
Gejala terus menerus atau kambuhan
Kronik, rinore tidak gatal, hidung
tersumbat
Nasal swab : eosinifil negatif
Tes alergi : negatif
Pencentus non alergi : virus, kimia
asap tembakau, makanan non alergi,
perubahan cuaca

RINITIS MEDIKAMENTOSA
Penggunaan berlebihan dekongestan
topikal (rebound congestion) :
oxymetazolone, phenylephrine, cocaine
Mukosa hiperemi, hidung tersumbat,
congestion punctate bleeding
Udem interstitial dan vasokontriksi
Withdrawal pengobatan topical
steroids, oral steroids

OBAT PENYEBAB RINITIS

Aldomet
Cardura
Catapres
Corgrad
Hytrin
Ismelin

Minipres
Moduretic
Normodyne
Trandate
Vigra
Wytensin

TERAPI RINITIS
MEDIKAMENTOSA
Steroid topikal bilateral
Stop penggunaan dekongestan pada
satu lobang hidung kemudian pada
lobang hidung yang lain satu minggu
kemudian
Satu minggu dosis steroid diturunkan
perlahan
Evaluasi penyebab rinitisnya

RINITIS HORMONAL
Kehamilan bulan ke dua sampai
persalinan
Pubertas
Obat kontrasepsi oral
hipotiroid

RINITIS PADA KEHAMILAN


Gejala rinitis mungkin sudah ada
sebelum hamil, adanya kehamilan
gejala meningkat
Pada waktu hamil volume darah
sirkulasi meningkat
Progesteron menyebabkan relaksasi
otot polos
Hormonal berpengaruh pada mukosa
hidung

TERAPI RINITIS PADA


KEHAMILAN
Hati2 penggunaan obat pada waktu
hamil, jika mungkin gunakan obat
topikal daripada sistemik
Nasal saline sprays, steam inhalation
Cegah penyebab yang diketahui
Oral pseudoephedrine
Chlorpheneramine

RINITIS GUSTATORY
Rinore dan hidung tersumbat pada waktu
makan
Terapi : identifikasi dan menghilangkan
penyebab
Yang sering menyebabkan gustatory
rinitis
whine
cheese
spicy foods

Rinitis karena sebab


Mekanis

Deviasi septum nasal


Polip nasal
Foreign body
Tumor pada nasal
Kongenital atresia
Meningocoele
Adeoid hipertrofi
Variants of the osteomeatal compleks
Concha bullosa

RINITIS KARENA PEKERJAAN


Pasien menunjukan gejala jika di tempat
kerja
Gejala berkurang jika cuti/liburan
Bisa alergi atau non alergi
Bisa terjadi bersama asthma karena kerja
Terapi pencegahan:
pindah ke ruangan lain di tempat kerja itu
berganti pekerjaan

PENYEBAB OCCUPATIONAL
RHINITIS
Sick building syndrom
Gasses from office machines inks,
paper
Parfums
Paints, carpet, carpet glue
Laboratory animals

RINITIS KARENA ADANYA


BENDA ASING

Sekret purulen unilateral


Sakit di hidung
Nasal swab lekosit positif
Udem dan hiperemi pada area
hidung yang terkena
Hidung bau busuk

NARES SYNDROM

Gejala : bersin, pilek, gatal-gatal


Kadang penghidu berkurang
Nasal swab : eosinofil positif
Tes alergi : negatif

TERAPI RINITIS NON ALERGI

Astelazine nasal spray


Steroid nasal spary
Nasal irrigation
Pencegahan
Effectiveness of antihistamines
dipertanyakan

SKIN PRICK TEST

Ditempat yang bebas penyakit


Bersihkan dengan alkohol
Teteskan antigen (1:10 or 1:20 conc)
Prick skin dg sudut 45 to 6 derajat,
puncture 90 derajat
Baca kontrol positif setalah 10 menit
Baca alergen setelah 15-20 menit

INDIKASI TES ALERGI


Identifikasi alergen
Gejala kronik atau presisten
Gejala tidak dapat diatasi dengan
pencegahan dan pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai