Anda di halaman 1dari 50

1

PENYUNTIKAN YANG AMAN

Bab 6

PENYUNTIKAN YANG
AMAN
TUJUAN:
PESERTA MAMPU MELAKSANAKAN BERBAGAI
PRINSIP PENYUNTIKAN YANG AMAN

Bab 6

TUJUAN KHUSUS
Pada akhir sesi, peserta memahami dan
mampu :
Menggunakan alat suntik

dan melakukan teknik


penyuntikan yang aman.
Memberikan vaksin yang
tepat secara aman
Mencegah luka tusukan
jarum dan infeksi
Memantau KIPI

Bab 6

BERMAIN PERAN
PENYUNTIKAN YANG AMAN
(UNTUK IDENTIFIKASI KETERAMPILAN)

Peserta diminta untuk bermain peran sebagai berikut:


Pemain terdiri dari:
1 orang Bidan (Bidan Susi)
3 orang Ibu yang mempunyai bayi: Ibu Sri Rahayu, Ibu Ismiati, Ibu
Fatimah
1 orang Kader
Skenario:
Ibu Sri Rahayu membawa anaknya, Aminarti, umur 2 bulan. Sejak
lahir belum pernah mendapat imunisasi
Ibu Ismiati membawa anaknya, Agus Budianto, umur 9 bulan.
Sudah pernah mendapat imunisasi HB 0, BCG, DPT/HB (3x), Polio
(4x)
Ibu Fatimah membawa anaknya, Farida, umur 4 bulan. Sudah
mendapat HB 0, BCG, DPT/HB (2x), Polio (3x)
Bab 6

Pokok Bahasan

A.Penggunaan
alat suntik dan
teknik
penyuntikan
yang aman

C.Pencegahan
luka tusukan
jarum dan
infeksi
B. Pemberian
vaksin yang
tepat secara
aman

D.Surveilans
KIPI

Penyuntikan
yang aman

Bab 6

A. Penggunaan alat suntik dan teknik penyuntikan yang aman

Pengertian:
Peyuntikan yang aman (safety injection), suatu kondisi:

Sasaran imunisasi memperoleh kekebalan terhadap suatu


penyakit dalam rangka menurunkan prevalensi penyakit.
Tidak ada dampak negative berupa kecelakaan atau penularan
penyakit pasca imunisasi pada sasaran maupun petugas
Secara tidak langsung tidak menimbulkan kecelakaan atau
Bab 6
penularan infeksi pada masyarakat dan lingkungan terkait

a. Syringe sekali pakai / Auto Disable


Syringe (ADS)
Syringe yang setelah dipakai mengunci
sendiri dan hanya dapat dipakai sekali

Uniject
Soloshot
Destroject
Univec
Terumo
K1
Medeco inject
Bab 6

Keuntungan Syringe sekali pakai :

Alat ini hanya bisa digunakan sekali


Mengeliminasi penyebaran penyakit dari pasien
ke pasien
Menghemat waktu untuk mensterilisasi

Bab 6

Langkah-langkah penggunaan ADS :

Bab 6

10

Langkah2 penggunaan Syringe sekali


pakai
1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.
8.

Keluarkan syringe dari bungkus plastik


Pasang jarum pada syringe bila jarum belum
terpasang
Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum
Masukkan jarum ke dalam botol vaksin, ujung jarum
berada di bawah permukaan vaksin
Tarik piston untuk mengisi syringe. Piston secara
otomatis akan berhenti setelah melewati tanda
0,05/0,5 ml dan terdengar bunyi klik
Tekan/dorong piston hingga isi syringe sesuai dosis
0,05/0,5 ml keluarkan sisa gelembung udara pada
syringe selagi jarum masih di dalam botol
Lepaskan jarum dari botol,
Lakukan penyuntikan. Setelah penyuntikan piston
secara otomatis akan mengunci dan syringe tidak bisa
digunakan lagi.
Bab 6

11

b. Alat suntik Prefilled Injection Device (PID)


Jenis alat suntik yang telah berisi vaksin dosis
tunggal dari pabriknya.
Contoh: - Hepatitis B
- Tetanus Toksoid

Keuntungan:
-Mencegah vaksin dari kontaminasi
-Memastikan dosis yang tepat
-Vaksin & syringe dalam set yang sama
-Mengurangi vaksin terbuang

Bab 6

Langkah-langkah penggunaan
PID
12

Bab 6

13

Langkah2 Penggunaan
PID
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Keluarkan PID dari kemasan


Dorong dan sedikit putar ke kanan
kemudian tekan dengan cepat penutup
jarum ke dalam port
Jarak antara penutup jarum dan port
akan hilang dan terasa ada klik
Keluarkan penutup jarum
Pegang PID pada port dan suntikkan
jarum ke lokasi suntikan
Tekan reservoir (gelembung vaksin)
untuk mengeluarkan vaksin.
Sesudah reservoir kempes, tarik PID
keluar
Bab 6

14

c. Syringe sekali buang


syringe

yang hanya bisa dipakai sekali dan


dibuang (disposable), tidak direkomendasikan
untuk suntikan dalam imunisasi karena resiko
penggunaan kembali syringe tersebut
menyebabkan resiko infeksi tinggi (WHO,UNICEF
& UNFPA, 1999)

Bab 6

15

d. Teknik penyuntikan
- Cara penyuntikan imunisasi

Bab 6

16

Lokasi suntikan pada bayi

Bab 6

17

Prosedur penyuntikan :
Mengunakan

ADS baru dan steril.


Memeriksa bungkus ADS, untuk memastikan
tidak rusak & belum kedaluarsa.
Tidak menyentuh jarum.
Membersihkan kulit dengan kapas + air matang,
tunggu kering.
Menyuntikkan vaksin sesuai dengan jenis
vaksin.
Tidak memijat-mijat daerah bekas suntikan.
Jika perdarahan, menekan daerah suntikan
dengan kapas kering baru hingga darah
berhenti.
Membuang ADS bekas pakai langsung ke dalam
safety box tanpa melakukan penutupan kembali
Bab 6
jarum suntik (recapping)

Intrakutan
Suntikan BCG diberikan pada
lengan kanan atas.
Dosis 0,05cc, disuntikkan
ke dalam lapisan kulit
dengan pelan-pelan
(intrakutan).
Untuk memberikan
suntikan intrakutan secara
tepat,harus menggunakan
jarum pendek yang sangat
halus (10mm, ukuran 26).

Bab 6

18

19

Intramuskular
Suntikan diberikan pada paha
tengah luar secara intramuskular
dengan dosis 0,5 cc
Cara Pemberian :
Letakkan bayi dengan posisi miring di
atas pangkuan ibu dengan seluruh kaki
telanjang.
Orang tua sebaiknya memegang kaki
bayi.
Pegang paha dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
Masukkan jarum dengan sudut 900.
Tekan seluruh jarum langsung ke
bawah melalui kulit sehingga masuk ke
dalam otot. Suntikkan pelan-pelan
untuk
Bab 6
mengurangi rasa sakit.

20

Subkutan

Suntikan campak diberikan pada lengan


kiri atas secara subkutan dengan dosis
0,5 cc
Cara Pemberian :
Atur bayi dengan posisi miring di
atas pangkuan ibu dengan seluruh
lengan telanjang.
Orang tua sebaiknya memegang kaki
bayi. Gunakan jari-jari kiri anda
untuk menekan ke atas (mencubit)
lengan bayi
Cepat tekan jarum ke dalam kulit
yang menonjol ke atas dengan sudut
450.
Untuk mengontrol jarum, peganglah
ujung syringe dengan ibu jari dan
jari telunjuk anda tetapi jangan
Bab 6
sentuh jarum.

21

Prosedur pelarutan vaksin

Menggunakan pelarut yg tepat dan berasal dari


produsen yg sama.
Memperhatikan kedaluarsa pelarut.
Memperhatikan VVM dan kedaluarsa vaksin
Hanya melarutkan vaksin bila telah ada sasaran
imunisasi.
Saat melarutkan vaksin, suhu pelarut dan vaksin harus
sama (2-8 oC).
Memperhatikan tindakan aseptik dalam pelarutan
Hanya menggunakan satu syringe untuk satu vial
vaksin. Setelah dipergunakan syringe langsung
dibuang ke safety box.
Mencatat jam pelarutan vaksin
Tidak mempergunakan vaksin bila telah lewat masa
pakai setelah pelarutan.
Bab 6

22

Demonstrasi & Praktek


Penyuntikan

Bab 6

23

B. Pemberian Vaksin Yang Tepat Secara Aman

Penyuntikan Vaksin Yang Tepat Secara


Aman Meliputi:

Kualitas vaksin yang terjamin


Penyuntikan yang steril
Melarutkan vaksin secara benar
Lokasi suntikan yang tepat
Penapisan indikasi kontra
Teknik penyuntikan yang benar
Bab 6

24

Contoh praktek imunisasi yg tidak tepat & reaksi


Praktek tidak tepat
Suntikan tidak steril
Penggunaan kembali syringe dan
jarum sekali buang

Vaksin atau pelarut yang


terkontaminasi

Reaksi hebat yang


mungkin timbul setelah
imunisasi
Infeksi seperti abses lokal di
tempat suntikan, gejala sepsis,
toxis shock syndrome atau
kematian
Penyebaran infeksi melalui
darah seperti hepatitis B,C, HIV

Kesalahan pencampuran

Kocokan vaksin yang tidak


memadai
Pencampuran dengan pelarut
yang tidak tepat

Abses lokal
Vaksin tidak efektif

Obat mengganti vaksin atau


pelarut

Penggunaan kembali vaksin yang


telah dicampur dengan pelarut
pada pelayanan berikutnya

Efek negatif dari obat, misal


insulin, oksitosin, agen untuk
mengurangi
tegangan otot
Bab 6

Kematian

Contoh praktek imunisasi yg tidak


25 tepat & reaksi
Praktek tidak tepat

Suntikan di tempat yang


salah
BCG diberikan di bawah kulit
(subcutaneous)
DTP/HB, TT terlalu superfisial
Suntikan ke bokong
Pengangkutan/penyimpan
vaksin yang salah
VVM berubah warna ke C dan D
Gumpalan vaksin serab
(adsorbed)

Reaksi hebat yang


mungkin timbul setelah
imunisasi
Reaksi lokal atau abses
Reaksi lokal atau abses
Kerusakan syaraf ischiadicus

Vaksin tidak efektif


Reaksi lokal dari vaksin berlebih
Bab 6

26

ad 1. Cara2 Meningkatkan Keamanan


Penyuntikan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Menyiapkan bundling (vaksin, ADS, safety box)


Menyiapkan vaksin hanya pada waktu akan
memberikan suntikan
Jangan biarkan jarum terpasang di atas tutup
botol vaksin
Ikuti petunjuk penyimpanan dan penggunaan
vaksin
Ikuti prosedur yang aman untuk mencampur
vaksin
Gunakan syringe sekali pakai
Antisipasi terjadinya gerakan mendadak anak
selama penyuntikan
Bab 6

INGAT

!!!

Jangan meninggalkan jarum


suntik tertanam dalam vial.

Jangan Membuka Karet Penutup


27
Vaksin atau menyedot langsung
dari vial

Jangan Menyiapkan suntikan


sebelum anak / sasaran hadir

Bab 6

28

ad 2. Praktek Penyuntikan Yang


Tidak Aman
a.
b.
c.

Praktek yang dapat membahayakan


penerima suntikan
Praktek yang dapat membahayakan
petugas kesehatan
Praktek yang dapat membahayakan
masyarakat

Bab 6

29

C. Pencegahan Luka Tusukan Jarum Dan Infeksi

Tusukan jarum dapat terjadi :

Jika petugas kesehatan menutup


kembali jarum atau berjalan sementara
membawa syringe bekas
Jika pasien khususnya anak-anak tidak
dalam posisi yang aman ketika mereka
menerima suntikan
Jika praktek-praktek pembuangan yang
tidak aman menyebabkan orang atau
hewan terkena jarum syringe bekas
Bab 6

30

Penanganan limbah tidak aman

Bab 6

Cara Mencegah Luka Tusukan Jarum dan


Infeksi
31

1.
2.
3.

Mengurangi keinginan untuk


memegang jarum syringe
Memegang syringe dan jarum
dengan aman
Mengatur tataletak tempat
pelayanan imunisasi

4. Mengatur posisi anak yg tepat untuk penyuntikan


5. Mempraktekkan pembuangan sampah medis
tajam
Bab 6
secara aman

ad.2.Memegang syringe dengan aman

PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang syringe


dan ambil syringe yang baru dan steril.Bab 6
32

33

Bab 6

ad.4. Mengatur posisi anak yang tepat


untuk penyuntikan
34

Bab 6

35

Pencegahan tertusuk jarum :


Posisi bayi ketika diimunisasi

Bab 6

36

ad. 5. Pembuangan sampah semua benda


medis tajam secara aman

Bab 6

37

Menggunakan safety box


Kotak

tahan air dan tusukan

Pembuatan dan penggunaan safety box

Jika safety box tidak


digunakan, tutup pembuka
kotak di bagian atas
Simpan safety box di tempat kering,
aman dan jauh dari jangkauan anakanak dan masyarakat umum, sampai
kotak ini telah dibuang dengan
aman.
safety box hanya untuk tempat
pembuangan syringe
Setelah pelayanan di posyandu
safety
Bab 6
box dibawa kembali ke Puskesmas

38

Jangan membuang ADS dalam safety box


melebihi box mencegah tertusuk jarum

Bab 6

39

Bab 6

40

D. Pemantauan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Kejadian Ikutan Pasca


Imunisasi
Semua kejadian sakit dan kematian
yang terjadi dalam masa satu bulan
setelah imunisasi dan diduga karena
imunisasi
Bab 6

Bagan Maturasi Perjalanan


Program Imunisasi
Pra
vaksinasi

Cakupan
meningkat

KIPI meningkat
Kepercayaan
masyarakat
menurun,
terjadi KLB

41
Kepercayaan
masyarakat
meningkat
kembali

Eradikasi

Imunisasi
stop

Penyakit

Ca
im ku
un p a
is n
as
i

KLB

Eradikasi
penyakit

PI
Kasus KI
Bab 6

(Chen RT, 1999)

Klasifikasi Lapangan42KIPI, Penyebab


KIPI
(WHO, 1999)
Reaksi vaksin

Kejadian yang disebabkan atau dipicu oleh


vaksin yang telah diberikan secara benar, yang
disebabkan oleh sifat-sifat yang dimiliki vaksin.

Kesalahan Program

Kejadian yang disebabkan oleh kesalahan


dalam menyiapkan, menangani atau cara
pemberian vaksin.
Bab 6

43

Klasifikasi Lapangan KIPI


(WHO, 1999) Lanjutan

Koinsiden
Kejadian yang terjadi sesudah imunisasi
tetapi bukan disebabkan oleh vaksin (faktor
kebetulan).

Reaksi suntikan
Kejadian, berupa kecemasan atau rasa sakit
karena penyuntikan dan bukan karena
vaksin.

Tidak diketahui
Penyebab kejadian belum dapat ditentukan.
Bab 6

Vaksin

Reaksi

Onset interval

BCG

Adenitis supuratif
BCG osteitis
Disseminated BCGitis

Hepatitis B

Anafilaksis
Sindrom
Guillan-Barr
vaksin : plasma-derived)

Campak/
MMRa)

Kejang demam
Trombositopenia (kurang platelet)
Anafilaksis

Vaksin Polio Vaccine


Associated
oral
Poliomyelitis (VAPP)

2 6 bulan
1 12 bulan
1 12 bulan
0 1 jam
(jenis 1 6 minggu

Paralytic

Angka per juta dosis


100 1.000
1 700
2
12
5

5 12 hari
15 35 hari
0 1 jam

333
33
1 50

4 30 hari

1,4 3,4b)

Tetanus

Neuritis brakhialis
Anafilaksis
Abses steril

2 28 hari
0 1 jam
1 6 minggu

5 10
16
6 - 10

DTP

Menangis menjerit berkepanjangan


(>3 jam)
Kejang demam
Episode hipotonik hiporensponsif
Anafilaksis/syok
Ensefalopati

0 24 jam

1.000 60.000

0 3 hari
0 24 jam
0 1 jam
6
0 3Bab
hari

570c)
570
20
440 1d)

45

Surveilans KIPI
Pengertian :
Kegiatan untuk mendeteksi dini, merespon
kasus KIPI dengan cepat dan tepat serta
mengurangi dampak negatif terhadap
imunisasi untuk kesehatan individu dan
program imunisasi

Bab 6

46

Tujuan Kegiatan Surveilans


KIPI
Mendeteksi,

memperbaiki dan
mencegah kesalahan program
Mengidentifikasi peningkatan rasio KIPI
yang tidak wajar pada batch vaksin atau
merek vaksin tertentu
Memastikan bahwa suatu kejadian yang
di duga KIPI merupakan koinsidens
Menimbulkan kepercayaan masyarakat
terhadap program imunisasi
Bab 6

47

Bab 6

Langkah kegiatan dari penemuan kasus KIPI sampai pelaporan


Bab 4 Penyuntikan yang Aman

47

48

Pelaporan KIPI
Yang Harus dilaporkan :
1.
Indentitas
2.
Jenis vaksin, batch, kedaluarsa, siapa yang memberi,
dll
3.
Nama dokter /petugas kesehatan yg bertanggung
jawab
4.
Adakah KIPI pada imunisasi terdahulu
5.
Gejala klinis yg timbul dan diagnosis
6.
Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)
7.
Waktu timbulnya gejala KIPI setelah imunisasi
8.
Gejala sisa setelah dirawat/sembuh
9.
Cara penyelesaian KIPI (kronologis)
Bab 6
10. Adakah tuntutan dari keluarga

49

KESIMPULAN
PENYUNTIKAN YANG AMAN

Melindungi :
Petugas kesehatan, penerima
imunisasi dan masyarakat
Mencegah :
Cedera, kontaminasi penyakit, KIPI
kesalahan program

Bab 6

Bab 6

50

Anda mungkin juga menyukai