Anda di halaman 1dari 33

Presentasi Kasus

Konjungtivitis Akut
Pembimbing:
dr. Agah Gadjali, Sp. M
dr. Gartati Ismail, Sp. M
dr. Henry A. Wibowo, Sp. M
dr. Hermansyah, Sp. M
dr. Mustafa K. Shahab, Sp. M

Disusun oleh:
Nikko
07120110041

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID SUKANTO

Identitas Pasien
: Nn. R
* Nama
: 21 tahun
* Umur
: Perempuan
* Jenis Kelamin
* No. Rekam Medis : 743318
: 3 Oktober 1993
* Tanggal lahir
* Agama : Islam
* Bangsa / Suku : Indonesia / Jawa
* Pendidikan : Mahasiswa
:* Pekerjaan
* Alamat : Jl. Warung Asem RT 06/04, Jakarta Timur
: Belum menikah
* Status
* Tanggal pemeriksaan : Jumat, 30 Januari 2015

Anamnesis (Autoanamnesis pada 30


Januari 2015)
*Keluhan Utama

: Mata kiri merah dan


gatal sejak 4 hari yang lalu.

*Keluhan tambahan : Bengkak pada kelopak


mata kiri dan adanya sekret hijau pada
mata kiri sejak 1 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan mata kiri merah dan
gatal sejak 4 hari sebelum ke Poliklinik RS Polri.
Penglihatan kabur pada kedua bola mata disangkal
pasien. Pasien juga mengeluh mata kirinya bengkak dan
mengeluarkan sekret berwarna hijau sejak 1 hari yang
lalu lebih banyak pagi tadi.

Pada saat berkedip pasien juga mengatakan bahwa mata


kirinya perih karena sering digosok-gosok. Tidak ada
keluhan demam, pusing dan mual muntah. Pasien sudah
menggunakan obat tetes mata warung yang dijual bebas
tapi tidak membaik. Tidak ada riwayat trauma pada kedua
matanya.

*Riwayat penyakit dahulu :


Pasien pernah mengalami mata merah dan gatal seperti ini
sekitar 1 tahun yang lalu dan pasien mengaku sembuh dengan
sendirinya selama sekitar 1 minggu.

*Riwayat pengobatan :
Pasien sudah mencoba memakai obat tetes mata Rohto, tapi
tidak membaik.

* Pasien tidak memiliki riwayat menggunakan kacamata.


* Pasien menggunakan softlens selama 2 tahun, diganti setiap 3
bulan sekali.

* Riwayat mengalami trauma pada mata disangkal.


* Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal.
* Riwayat penyakit hipertensi disangkal.
* Riwayat alergi makanan dan obat disangkal.

Riwayat penyakit keluarga :


* Riwayat keluarga dengan keluhan sama yang diderita
pasien sekarang disangkal.

* Riwayat penyakit diabetes melitus dalam keluarga tidak


diketahui oleh pasien.

* Riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga tidak


diketahui oleh pasien.

* Riwayat penyakit alergi dalam keluarga disangkal.

Pemeriksaan Fisik
* Status Generalis :
* Keadaan umum : Baik
: Compos Mentis
* Kesadaran
* Tanda Vital
Tekanan darah: 120/80
Nadi
: 76 kali/menit
Respirasi : 19 kali/menit
Suhu
: 36.5 C

Status Oftalmologi

OD

OS

Visus

5/5E

5/5E

TIO

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

PosisiHirschberg

Ortoforia

Gerakanbolamata

Palpebrasuperior

Edema (-), hiperemis

Edema (-), hiperemis

(-), benjolan (-), nyeri

(-), benjolan (-), nyeri

tekan (-), spasme (-)

tekan (-), spasme (-)

Palpebrainferior

Edema (-), hiperemis (-),

Edema (+), hiperemis (-),

benjolan (-), nyeri tekan (-),

benjolan (-), nyeri tekan (-),

spasme (-)

spasme (-)

Konjungtivatarsalissuperior

Konjungtivatarsalisinferior

Konjungtivabulbi

Kornea

Bilikmatadepan

Hiperemis (-), papil (-), folikel

Hiperemis (-), papil (-), folikel

(-)

(-)

Hiperemis (-), papil (-), folikel

Hiperemis (+), papil (-), folikel

(-)

(-)

Injeksi konjungtiva (-), injeksi

Injeksi konjungtiva (+), injeksi

siliar (-)

siliar (-)

Jernih, ulkus (-),

infiltrat (-),

Jernih, ulkus (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)

sikatriks (-)

Kedalaman normal, Jernih

Kedalaman normal, Jernih

Bulat, isokor, berada di sentral, Bulat, isokor, berada di sentral,


Pupil

refleks cahaya (+), diameter

refleks cahaya (+), diameter

3mm

3mm

Coklat, batas tegas,

Coklat, batas tegas,

sinekia anterior (-),

sinekia anterior (-),

sinekia posterior (-)

sinekia posterior (-)

Lensa

Jernih

Jernih

Vitreus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Fundus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Iris

Resume
Pasien perempuan berumur 21 tahun datang dengan
keluhan mata kiri merah dan gatal sejak 4 hari sebelum
ke Poliklinik Mata RS Polri. Tidak ada penurunan visus.
Pasien juga mengeluh mata kirinya bengkak,
mengeluarkan sekret hijau, dan terasa perih bila
berkedip.

Sudah memakai obat tetes mata warung yang dijual bebas


tapi tidak membaik. Pasien menggunakan softlens selama
2 tahun. Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan
hiperemis pada konjungtiva tarsalis inferior dan
ditemukan injeksi konjungtiva pada kongjungtiva bulbi.

* Diagnosis Kerja
Konjungtivitis akut OS et causa infeksi bakteri

* Diagnosis Banding
1. Konjungtivitis alergi
2. Konjungtivitis virus

Komplikasi
* Blefaritis bakterial disebabkan oleh bakteri yang
menyebabkan konjungtivitis ini berkoloni dan menginvasi
ke dalam jaringan kelopak mata, mengganggu sistem imun
atau kerusakan jaringan karena toksin atau enzim yang
dikeluarkan bakteri.

* Ulkus kornea perifer disebabkan oleh reaksi toksik, alergi,


autoimun dan infeksi pada kornea perifer. Infeksi oleh
bakteri biasa akan menyebabkan terjadinya defek epitel dan
infiltrasi sel leukosit dan limfosit. Defek epitel ini kemudian
akan membentuk jaringan parut yang disusun oleh epitel
baru, jaringan kolagen yang baru dan fibroblas.

Penatalaksanaan
* Farmakologi
1. Antibiotik : FLOXA MD ( Ofloxacin 3mg/ml )4dd gtt
1
2. Artificial tears : Protagenta ( Polivynilpyrrolidon
20mg/ml ) 6 dd gtt 1

* Edukasi
1. Pemakaian obat yang teratur.
2. Tidak menggosok-gosok mata atau menekan mata.
3. Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan
mata.

Prognosis
* Quo Ad Vitam

: Ad Bonam

* Quo Ad Fungsionam

: Ad Bonam

* Quo Ad Sanactionam

: Dubia ad Bonam

* Quo Ad Cosmetican

: Ad Bonam

Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera


dan kelopak bagian belakang. Ada 3 jenis konjungtiva :
1. Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior
kelopak mata dan melekat erat ke tarsus.
2. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum
orbitale di forniks dan melipat berkali-kali.
3. Konjungtiva forniks yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva palpebralis dengan konjungtiva bulbaris.

* Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva yang dapat


disebabkan oleh infeksi, iritasi atau reaksi alergi.

* Konjungtivitis bakterial adalah konjungtivitis yang disebabkan


hasil dari pertumbuhan bakteri secara berlebihan dan
menginfiltrasi lapisan epitel konjungtiva.

Gejala Klinis Umum


* Hiperemis

: dilatasi pembuluh darah konjungtiva

* Lakrimasi

: lebih banyak pada infeksi viral

* Eksudasi

: tergantung penyebab infeksi, biasanya lebih


banyak pada infeksi bakterial

* Pseudoptosis: karena edem pada palpebra

* Hipertrofi papilar : alergi ( cobble stone ), pada bakterial


biasanya berwarna merah

* Folikel : infeksi viral dan chlamydial


* Adenopati preaurikuler : infeksi viral
* Gatal : lebih parah pada alergi
* Visus normal

Klasifikasi berdasarkan etiologi


Gejala Klinis

Viral

Bakterial

Chlamydial

Alergi

Gatal

Minimal

Minimal

Minimal

Berat

Hiperemis

Umum

Umum

Umum

Umum

Lakrimasi

Banyak

Sedang

Sedang

Sedang

Eksudasi

Minimal

Banyak

Sedang

Minimal

Adenopati
preaurikuler

Sering

Jarang

Sering pada
konjungtivitis
inklusi

Tidak ada

Pewarnaan
apusan /
eksudat

Monosit

Bakteri, PMN

PMN, sel
plasma,
badan inklusi

Eosinofil

Tanda

Bakterial

Viral

Alergi

Injeksi

Mencolok

Sedang

Ringan-sedang

Pseudomembran +/-

+/-

Papil

+/-

Folikel

konjungtivitis
Hemoragi

Klasifikasi berdasarkan onset


Onset penyakit

Organisme Penyebab

Hiperakut ( < 24 jam )

Neisseria gonorrhoeae
Neisseria meningitidis

Akut, subakut ( jam hari )

Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenza

Kronik ( hari minggu )

Staphylococcus aureus
Moraxella lacunata
Pseudomonas
Proteus spp

Klasifikasi gejala klinis berdasarkan


onset
* Hiperakut ( purulen )
- Stadium Infiltratif
1. Palpebra & konjungtiva kaku, nyeri
2. Edema palpebra
3. Pseudomembran di konjungtiva tarsal superior
4. Konjungtiva bulbi hiperemis

- Stadium Supuratif
1. Sekret purulen kental berwarna kuning

*Akut, subakut
1. Sekret mukopurulen
2. Sekret cair dan sedikit menggumpal
3. Hiperemis
4. Terkadang dapat terjadi pendarahan subkonjungtiva

*Kronik
1. Biasanya unilateral
2. Biasa terjadi karena obstruksi duktus nasolakrimal, blefaritis
dan disfungsi kelenjar Meibom

Diagnosa
* Anamnesa keluhan pasien.
* Pemeriksaan fisik dan oftalmologi.
* Diperlukan pemeriksaan penunjang untuk
mendapatkan diagnosis yang lebih pasti.
1. Kultur sekret / pewarnaan sediaan apus
2. Pewarnaan Gram

Penatalaksanaan
* Lokal :
1. Antibiotik topikal spektrum luas ( neomisin, polimiksin,
ciprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin ) selama kurang lebih
4-5 hari.
2. Steroid bila disertai edem palpebra akibat reaksi inflamasi.

* Sistemik :
1. Antibiotik sistemik hanya untuk konjungtivitis gonococcal.
2. Antipiretik dan analgesik hanya untuk simtomatik.

Penegakan Diagnosis
Diagnosis kerja :
Konjungtivitis bakterial akut OS
Gejala :
Mata merah, visus normal, sekret pada mata yang banyak terutama pada
pagi hari, edem pada palpebra inferior, rasa gatal yang tidak dominan,
tidak terdapat hipertrofi papil (cobble stone), tidak terdapat folikel pada
konjungtiva, mata berair yang tidak dominan.
Pemeriksaan fisik :
Injeksi konjungtiva, hiperemis pada konjungtiva tarsalis inferior dan
edem pada palpebra inferior.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai