Oleh:
110.2010.155
Pembimbing:
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Fluor
albus
(white
discharge,
leukorea,
keputihan) adalah bukanlah suatu penyakit
melainkan
gejala
berupa
cairan
yang
dikeluarkan
dari
alat-alat
genital
yang
berlebihan dan bukan merupakan darah.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Fisiologis
Infeksi
Iritasi
Tumor atau jaringan
Patologis abnormal lain
Benda asing
Radiasi
Fistula
PATOGENESIS
Lactobacillus acidophilus
endogen
peroksida
toksik terhadap bakteri
patogen.
Estrogen,glikogen,
lactobacillus(Doderlein)
dan
produksi
asamlaktat yang menghasilkan pH vagina yang
rendah sampai 3,8-4,5
menghambat
pertumbuhan bakteri lain
Tumbuhnya mikroba
Menghasilkan amin
Kandidosis
Trichomoni
Vaginosis
Vulvovaginalis
asis
Bakterial
PENYEBAB
C.albicans
T.vaginalis
KELUHAN
Bau asam
+
+
+
Bau
+
+
+
G.vaginalis
Bakteri
anaerob
Mycoplasma
Bau amis
Jarang
Jarang
Jarang
bau
duh
tubuh
vagina
-
lecet
pada
vulva
-
iritasi pada
vulva
dispareunia
GEJALA
-
Vulvitis/vaginiti
Jarang
Sedikit-sedang
Banyak
Sedang
Putih
Kuning
Putih Keabuan
Duh
tubuh
vagina
Jumlah
Warna
konsistensi
purulen
Homogen,
tipis, melekat
pada dinding
DIAGNOSIS
- pH vagina
-
Whiff test
Mikroskopis
KOH 10%
Gram
4,5
(-)
> 4,5
seringkali (+)
Gerakan
vagina
> 4,5
(+)
Kandidosis
Trichomoniasis
Vaginosis
Vulvovaginalis
TERAPI
Bakterial
Metronidazole 2 gr peroral,
dosis
tunggal atau
Metronidazole
2x500 mg peroral,
selama 7 hari
Metronidazole 2
gr peroral, dosis
tunggal atau
Metronidazole
2x500
mg
peroral, 2 kali
selama 2 hari
atau
Ampisilin
500
mg
peroral
4xsehari selama
7 hari
Krim
klindamisin
vagina
2%,
intravagina
selama 7 hari
atau
Gel
metronidazole
0,75%
PROTOKOL DIAGNOSIS
PENCEGAHAN
Alat pelindung
Pemakaian obat atau cara profilaksis
Pemeriksaan secara dini
PROGNOSIS
KESIMPULAN
Fluor
albus
(white
discharge,
leukorea,
keputihan) bukanlah suatu penyakit melainkan
gejala berupa cairan yang dikeluarkan dari alatalat genital yang berlebihan dan bukan
merupakan darah
Berdasarkan
data epidemiologik, penyebab
utama fluor albus adalah infeksi
Terapi kausal merupakan terapi utama fluor
albus. Pencegahan terhadap fluor albus dengan
menjaga higien genital. Pemakaian pelindung,
penggunaan obat profilaksis serta pemeriksaan
dini
DAFTAR PUSTAKA
Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor albus Patologis yang disebabkan oleh Infeksi
pada Penderita Rawat Jalan di Klinik. 2004. Tesis/FK UNDIP;Semarang.
Aulia A. Keputihan Suatu Keluhan Pasien dalam Praktek Sehari-hari. 2001. Bagian
Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta.
Koneman, EW. Introduction to microbiology. J Clin Microbiol 1992;4;80-8
Hutabarat, H. Radang dan Beberapa Penyakit lain pada Alat-Alat Genital Wanita.
1999. Jakarta
Chandran, L. Cervicitis. eMedicine Journal 2002;3(4).
Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo. Radang dan Beberapa penyakit
lain pada alat genital wanita in Ilmu Kandungan. 1999. Edisi kedua , Cetakan Ketiga.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta
Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS : Jogjakarta
Jarvis G.J. The management of gynaecological infections in Obstetric and Gynaecology
A Critical Approach to the Clinical Problems. 1994. Oxford University Press : Oxford
Manoe, I.. M.S. M, Rauf, S, Usmany,H. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi. 1999. Bagian/SMF Obstetri dn Ginekologi Fakultas Kedokteran UNHAS
RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo : Ujung pandang
Anindita, Wiki. Santi Martini. 2006. Faktor Resiko Kejadian Kandidiasis vaginalis
pada akseptor KB. Fakultas Kesehatan Masyarakat. UNAIR. Surabaya.
THANK YOU