Anda di halaman 1dari 29

Oleh :

Hj. Selvia Aprilyanti, ST, MT

Turbin adalah suatu mesin rotari yang


berfungsi
untuk
mengubah
energi
potensial aliran fluida menjadi energi
gerak yang bermanfaat. Fluida yang
digunakan untuk menggerakkan turbin
antara lain adalah gas, air, uap air, dan
angin.

Turbine Ventilator Otomatis akan berputar


hanya dengan hembusan angin yang lemah
sekalipun, tetapi juga mampu menahan angin
berkecepatan
tinggi.
Berputarnya
EXTRATurbine Ventilator juga disebabkan
karena adanya perbedaan tekanan udara di
dalam dan di luar ruangan, dimana secara
alamiah udara panas di dalam ruangan akan
mengalir dan menekan keluar melalui sirip-sirip
turbine dan membuat EXTRATurbine Ventilator
Otomatis berputar. Dengan demikian ada atau
tidak ada angin, EXTRATurbine Ventilator akan
selalu berputar menghisap udara panas dalam
ruangan.

Mampu mengatasi masalah udara panas, pengap,


dan kotor dari dalam ruangan serta mengurangi
kelembaban
Bebas biaya listrik (operational fee)
Bebas biaya perawatan (maintenance free)
Kuat dan ringan
Tidak berkarat dan tidak berisik
Membuat ruangan kerja lebih nyaman (sirkulasi
udara
normal
/
layak)
sehingga
dapat
meningkatkan produktivitas karyawan
Cocok untuk berbagai aplikasi jenis atap dan
bagunan
seperti

Pabrik,
Gudang,Ruang
serbaguna, lapangan Futsal, Rumah tingga, Rumah
Ibadah,Perkantoran, Rumah makan dll.

Prinsip kerja dari turbin gas tidak jauh berbeda dengan


turbin-turbin yang lain. Putaran dari rotor turbin,
diakibatkan oleh adanya gas bertekanan yang melewati
sudu-sudu turbin. Gas dengan tekanan tinggi didapatkan
dari pembakaran bahan bakar dengan udara, sesaat
sebelum masuk turbin. Ekspansi udara hasil proses
pembakaran inilah yang digunakan untuk menggerakkan
sudu-sudu turbin.Turbin gas menggunakan udara
atmosfer sebagai media kerjanya. Udara masuk melalui
sisi inlet akibat terhisap oleh kompresor. Kompresor ini
berfungsi untuk memampatkan udara hingga mencapai
tekanan tertentu. Biasanya, tekanan di akhir sudu
kompresor mencapai 30 kali tekanan inlet kompresor.
Pada sisi akhir kompresor udara bertekanan akan
melewati difuser. Difuser ini berfungsi untuk mendukung
kompresor meningkatkan tek

Proses selanjutnya adalah masuknya udara bertekanan yang keluar dari


kompresor untuk menuju area pembakaran (biasa disebut combustion
chamber). Di area ini, dilakukan injeksi bahan bakar diikuti dengan proses
pembakaran bahan bakar tersebut di dalam udara. Pembakaran ini
mengakibatkan terjadinya ekspansi dari udara sehingga volume udara hasil
pembakaran meningkat, dan tentu saja temperaturnya yang juga meningkat.
Proses pembakaran di dalam chamber tidak akan meningkatkan tekanan udara,
karena peningkatan volume udara akibat pemanasan cepat mengakibatkan
udara berekspansi ke sisi turbin. Sedangkan kenaikan suhu udara hasil
pembakaran, mengindikasikan kandungan energi dalam udara (entalpi) yang
naik pula. Energi inilah yang akan dikonversikan menjadi tenaga putaran poros
oleh turbin gas.
Udara hasil pembakaran selanjutnya masuk ke sisi turbin. Turbin gas terdiri atas
beberapa stage sudu. Stage pertama yang dilewati oleh udara pembakaran
disebut sisi high pressure stage (tekanan tinggi), sedangkan sudu yang paling
akhir disebut dengan sisi low pressure stage (tekanan rendah). Sudu-sudu dari
tiap stage turbin uap berfungsi sebagai nozzle, yang akan mengubah energi
panas yang terkandung di dalam udara hasil pembakaran untuk menjadi energi
gerak. Selain sisi rotor, sudu turbin juga terdapat pada sisi stator. Untuk lebih
memahami bagaimana proses perubahan energi panas menjadi energi gerak
putaran pada poros turbin,

Turbin gas memiliki compresor yang dipasangkan dengan dirinya sendiri dan
juga ada sebuah ruangan pembakaran di tengahnya. Selain pada pesawat
terbang, turbin gas ini juga biasa digunakan pada power plants untuk
menghasilkan listrik. Prinsip kerja dari turbin gas ini tidak jauh berbeda dengan
turbin-turbin yang lain. Putaran rotor turbin diakibatkan oleh adanya energi
panas yang bertekanan dan melewati sudu-sudu turbin. Energi panas ini
tentunya didapatkan dari hasil pembakaran natural gas dengan udara sesaat
sebelum masuk turbin.
Turbin gas menggunakan udara atmosfer sebagai salah satu media kerjanya.
Udara masuk melalui sisi inlet akibat terhisap oleh compressor lalu compressor
memampatkan udara hingga mencapai tekanan tertentu lalu udara bertekanan
ini masuk ke combustion chamber (ruang bakar). Di ruang bakar inilah akan diinjeksikan fluida bahan bakar sehingga terjadi proses pembakaran dengan udara
dan menghasilkan ledakan. semakin tinggi tekanan yang dihasilkan compressor
maka ledakan hasil pembakaran juga akan semakin tinggi. Dari hasil ledakan ini,
volume fluida akan meningkat karena proses pemanasan yang sangat cepat dan
mengakibatkan fluida berekspansi ke sisi turbin. Tepat setelah itu, turbin akan
menyerap beberapa energi fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan
compressor. sekarang bagian terakhir dimana fluida dengan energi tinggi
diperluas di bagian nozzle untuk menghasilkan Jet Kecepatan Tinggi.

Turbin air adalah turbin yang merubah tenaga potensial air menjadi tenaga mekanis.
Turbin air adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi kinetik dari arus air.
Turbin air dikembangkan pada awal abad ke-19 dan digunakan secara luas untuk tenaga
industri sebelum adanya jaringan listrik. Sekarang mereka digunakan untuk pembangkit
tenaga listrik. Mereka mengambil sumber energi yang bersih dan terbaharui.
Sejarah
Ide untuk memanfaatkan tenaga air untuk di manfaatkan menjadi tenaga mekanis sudah
dimulai dari abad yang samar-samar pada zaman prasejarah. Pada tahun 2200 SM,
bangsa india selatan sudah berhasil untuk merubah tenaga air menjadi tenaga mekanis
yaitu dengan menggunakan kincir air. Air yang ada di alirkan melalui saluran dan
langsung menumbuk kincir air yang di pasang pada ujung saluran. Tenaga yang
ditimbulkan oleh aliran air dapat menyebabkan kincir air tersebut berputar, berputarnya
kincir diteruskan ke poros kincir dan dengan dibantu oleh susunan roda gigi dapat
digunakan untuk memutar generator atau alat yang lain, seperti penumbuk padi, jagung
atau lain sebagainya. Pada mulanya kincir air dibuat dari kayu, tetapi lama-kelamaan
dibuat dari bahan yang lebih baik, sehingga efisiensi yang dihasilkan memuaskan. Dari
model PLTA yang dibuat itu kemudian diikuti oleh Negara lain seperti Eropa, Amerika dan
Negara lainnya. Para ahli yakin bahwa kincir air mulai digunakan sekitar 500 tahun
sebelum digunakknnya di Negara india. Baru kemudian tepatnya pada abad ke 18 kincir
air mengalami perkembangan yang sangat pesat dan dapat diubah menjadi turbin air.
Kemajuan yang sangat pesat dari turbin air dilakukan oleh francis. Tepatnya tahun 1855
francis berhasil membuat turbin dan meraih sukses pada tahun 1910.

Terdapat dua jenis turbin air (PLTA,PLTMH)


yaitu : turbin impulse dan turbin reaksi.
Type Turbin ini dipengaruhi oleh "head" atau
tinggi dari air terhadap turbin dan debit
atau volume air di lokasi Pembangkit. Faktor
lain yang mempengaruhi adalah efisiensi
dan biaya.

1. TURBIN IMPULSE
Turbin impulse umumnya menggunakan kecepatan
dari air untuk menggerakkan runner dan dilepaskan
pada tekanan atmosfir. Aliran air menyemprot
setiap piringan pada runner. Tidak ada bagian yang
menghisap dibawah turbin dan air mengalir
kebawah rumah turbin setelah mengenai runner.
Turbin impulse umumnya cocok untuk yang
memiliki head tinggi dan volume air rendah.

a. TURBIN PELTON
Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an
oleh Lester Allan Pelton. Jenis Turbin ini
memiliki satu atau beberapa jet
penyemprot air untuk memutar piringan.Tak
seperti turbin jenis reaksi, turbin ini tidak
memerlukan tabung diffuser.
Ketinggian air (head) = 200 s.d 2000 meter.
Debit air = 4 s.d 15 m3/s

Turbin Cross Flow Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin Ossbeger,
dikarenakan jenis turbin ini disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan Australia Anthony
Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki, Ilmuwan Jerman Fritz Ossberger. Mereka masingmasing memiliki patent atas jenis turbin ini.
Tak seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara axial maupun
radial, pada turbin Cross Flow air mengalir secara melintang atau memotong blade turbin,
Turbin Cross Flow didesain untuk mengakomodasi debit air yang lebih besar dan head yang
lebih rendah dibanding Pelton. Headnya kurang dari 200 meter.

2. TURBIN REAKSI
Turbin REAKSI menghasilkan daya dari
kobinasi tekanan dan pergerakan air.
Runner di letakkan langsung pada aliran
arus. turbin reaksi biasanya digunakan
untuk lokasi PLTA/PLTMH yang memiliki head
yang lebih rendah dan debit yang lebih
besar dibandingkan dengan turbin IMPULSE.

Turbin propeller pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai dengan 6 blade dimana air
mengenai semua blade secara konstan. Pitch dari blade dapat fix atau diadjust. Ada
beberapa macam turbin propeller yaitu : turbin bulb, turbin Straflo, turbin tube dan turbin
KAPLAN

Turbin Kaplan adalah Turbin Air, jenis baling baling, yang memiliki pisau atau sirip, yang
dapat disesuaikan. Turbin ini dikembangkan pada tahun 1913 oleh Profesor Austria Viktor
Kaplan, yang dikombinasikan bilah baling-baling otomatis yang dapat disesuaikan, dengan
gerbang gawang otomatis yang juga dapat disesuaikan, untuk dapat mencapai efisiensi
melalui berbagai tingkat aliran dan air.

Turbin Kaplan merupakan Evolusi dari Turbin Francis. Penemuan yang memungkinkan
produksi listrik yang efisien di negara tertentu, yang memiliki head yang relatif rendah, yang
tidak mungkin diterapkan untuk Turbin Francis.

Head Kaplan berkisar 10 - 70 meter dan Output Daya 5-120 MW. Diameter Runner adalah
antara 2 dan 8 meter. Kecepatan putar Runner turbin adalah 79-429 rpm. Turbin Kaplan saat
ini sudah banyak digunakan di seluruh dunia dalam High Flow, Low Head.
Turbin Kaplan lebih disarankan untuk Implementasi Pembangkit Listrik yang memiliki tinggi
jatuh atau terjunan air yang lebih rendah daripada turbin Francis.

Turbin Turbo Propeller. Tipe Turbin ini memiliki sifat khas, seperti Debit Besar, Kecepatan
Aliran Tinggi, Efisiensi Tinggi dan Hemat Penggalian, dll.

Turbin FRANCIS memiliki runner dengan


baling-baling tetap, biasanya jumlahnya 9
atau lebih. Air dimasukkan tepat diatas
runner dan mengelilinginya dan jatuh
melalui runner dan memutarnya. Selain
Runner komponen lainnya adalah scroll
case, wicket gate dan draft tube.

Turbin KINETIK juga disebut turbin aliran bebas,


menghasilkan listrik dari energi kinetik di dalam
air yang mengalir, alih-alih dari energi potensial
dari ketinggian. Sistem dapat beroperasi di
sungai, saluran buatan manusia, air pasang
surut,
atau
arus
laut.
Sistem
Kinetic
memanfaatkan jalur alami aliran air. Turbin ini
tidak memerlukan pengalihan air melalui
saluran buatan manusia, dasar sungai, atau
pipa, meskipun mungkin memiliki aplikasi
dalam saluran tersebut. Sistem Kinetic tidak
memerlukan pekerjaan sipil yang besar; Namun
dapat menggunakan struktur yang ada seperti
jembatan, tailraces dan saluran.

Prinsip kerja Turbin kinetik bekerja,


dimana arus aliran air langsung menumbuk
sudu turbin tanpa melalui nozel. Energi
diberikan kepada sudu berupa energi
kinetik atau energi kecepatan. Pada turbin
kinetik vertikal (tegak) air langsung
menumbuk sudu pada setengah bagian
roda turbin sedangkan setengah bagian
yang lain juga mendapat tumbukan tetapi
tidak sebesar setengah bagian yang
pertama sehingga turbin masih bisa
berputar. Tentunya keberhasilan turbin ini
berputar tergantung pada bentuk dan
jumlah sudunya, apabila bentuk dan jumlah
sudunya kurang memadai maka putaran
turbin akan semakin lambat, bahkan
berhenti berputar. Oleh sebab itu
berdasarkan prinsip kerja ini dan
berdasarkan teori segitiga kecepatan maka
akan didapatkan bentuk dan jumlah sudu
yang tepat.

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah


energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi
reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan
digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang
digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang
seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik
dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi
potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk
putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu
stator dan rotor yang merupakan komponen utama pada turbin
kemudian di tambah komponen lainnya yang meliputi
pendukunnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu
lainnya agar kerja turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap
memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang
bertambah akibat penambahan energi termal.

Sebuah sistem turbin uap generator yang digunakan untuk


pembangkit listrik tenaga uap berfungsi untuk mengkonversikan
energi panas dari uap air menjadi energi listrik. Proses yang terjadi
adalah energi panas yang ditunjukkan oleh gradien/perubahan
temperatur dikonversikan oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudusudu turbin mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi
mekanik pada poros/shaft. Pada akhirnya, generator mengkonversikan
energi mekanik menjadi energi listrik. Panas dari uap air yang tidak
terkonversi menjadi energi mekanik, terdisipasi/dibuang di kondenser
oleh air pendingin.
Umumnya PLTU menggunakan turbin uap tipe multistage, yakni turbin
uap yang terdiri atas lebih dari 1 stage turbin (Turbin High Pressure,
Intermediate Pressure, dan Low Pressure). Uap air superheater yang
dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High Pressure (HP), dan keluar
pada sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses reheater. Uap air
yang dipanaskan kembali ini dimasukkan kembali ke turbin uap sisi
Intermediate Pressure (IP), dan uap yang keluar dari turbin IP akan
langsung masuk ke Turbin Low Pressure (LP). Selanjutnya uap air yang
keluar dari turbin LP masuk ke dalam kondenser untuk mengalami
proses kondensasi

Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun
cakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan
dari uap bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi
terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve
yang akan dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung
dengan pompa dan juga sama halnya dikopel dengan sebuah
generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur
tinggi tadi muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah
diserap oleh kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang
kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang
oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang
masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu
turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang modern
mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan
temperatur kondensor 200C sampai 300C.

Anda mungkin juga menyukai