Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Lestari Cahyati
(1513006)
Maisa Ulfah (1513018)
Tanaman Jarak
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak kepyar (Ricinus
communis), jarak bali (Jatropha podagrica ), jarak ulung (Jatropha gossypifolia L.) dan jarak
pagar (Jatropha curcas). Diantara jenis tanaman jarak tersebut yang memiliki potensi sebagai
sumber bahan bakar alternatif adalah jarak pagar (Jatropha curcas).
Jarak Pagar (Jatropha curcas) seringkali salah diidentifikasi dengan tanaman jarak
kepyar (Ricinus communis). Tanaman jarak pagar dan jarak kepyar ini juga sama-sama banyak
ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia, bahkan dari kedua jenis tanaman ini dapat
diperoleh ekstrak minyak dari bijinya. Hanya saja tanaman jarak kepyar seringkali terkait
dengan produksi ricin yaitu racun yang berbahaya dan banyak digunakan untuk penelitian
terapi penyakit kanker, sedangkan tanaman jarak pagar menghasilkan racun krusin tetapi
lebih banyak terkait dengan informasi biodiesel atau biofuel. Kedua tanaman ini berbeda
baik dalam bentuk morfologi tanaman maupun minyak yang dihasilkannya.
Salah satu manfaat minyak jarak yang terkenal dan paling penting adalah dapat
meringankan sembelit.
Secara tradisional, minyak jarak memiliki beberapa kegunaan. Hal ini digunakan untuk
mengobati luka bakar pada kulit, kulit terbakar sinar matahari, luka kecil atau lecet dan
gangguan kulit lainnya.
Asam ricinoleat ditemukan dalam minyak jarak adalah agen yang sangat kuat dan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, ragi dan virus. Hal ini dapat meringankan rasa sakit
dan peradangan yang terkait dengan infeksi.
Asam lemak, yaitu asam ricinoleat, asam oleat dan linoleat ditemukan dalam minyak
jarak bisa meredakan rematik, radang sendi dan asam urat.
pada Tabel 3.
sehingga
minyak
jarak
kepyar
sesuai
untuk
digunakan
sebagai
pelumas.
Proses PembuatanCrude
Jatropha Oil(CJO)
1. Biji jarak dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci secara manual atau
masinal (dengan mesin).
2. Biji direndam sekitar 5 menit di dalam air mendidih, kemudian ditiriskan
sampai air tidak menetes lagi.
3. Biji dikeringkan dengan menggunakan alat pengering atau dijemur di
bawah matahari sampai cukup kering, kemudian biji tersebut dimasukkan
ke dalam mesin pemisah untuk memisahkan daging biji dari kulit bijinya.
4. Daging biji yang telah terpisah dari kulitnya, digiling dan siap untuk
dipres.
Lama
tenggang
waktu
dari
penggilingan
ke
pengepresan
pelarut
untuk
ampas
dari
proses
pengepresan,
ini
menghasilkanCrude
Jatropha
Oil(CJO),
yang
Jatropha Curcas
Ekstraksi
CJO
Pretreatment
Degumming
Est-trans/trans
Deasidifikasi
Purifikasi
PJO
Biodiesel
PPO
BIODIESEL
Proses Degumming
Bertujuan untuk menghilangkan komponen pengotor (contoh: pospatida, FFA, getah,
tokoperol, dan zat pewarna).
Pospatida membuat minyak menjadi keruh selama penyimpanan, menstimulasi akumulasi air
pada ester/biodiesel, memerlukan penggunaan katalis alkali pada proses transesterifikasi
lebih banyak.
Terdapat 2 jenis proses degumming:
1. Water degumming : dilakukan dengan penambahan air pada suhu minyak 60-90 oC, proses
Acid degumming : dilakukan untuk pospatida yang tidak dapat dihilangkan melalui
pemanasan, terdapat penambahan larutan asam (co. asam sitrat atau asam pospat) dan
sejumlah metanol.
Proses Deasidifikasi
Penghilangan FFA merupakan tahap yang harus dilakukan terutama untuk proses
transesterifikasi dengan menggunakan katalis alkali.
Pada suhu tinggi, Asam Karboksil akan membentuk sabun dengan katalis basa, menyebabkan
aktivitas katalisisnya berkurang, dan mempersulit proses pemisahan gliserol karena efek
emulsifikasi.
Bilangan Asam minyak lemak harus diturunkan dibawah 1 mg KOH/g untuk dapat
ditransesterifikasi dengan basa.
Reaksi
Netralisasi
RCOOH
Asam lemak bebas
NaOH
RCOONa
Basa
Sabun
H2 O
Air
Reaksi Esterifikasi
CJO mempunyai komponen utama berupa trigliserida dan asam lemak bebas. Asam lemak
bebas harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu reaksi pembuatan biodiesel
(reaksi transesterifikasi). Penghilangan asam lemak bebas ini dapat dilakukan melalui reaksi
esterifikasi. Secara umum reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut :
Pada reaksi ini asam lemak bebas direaksikan dengan metanol menjadi biodiesel sehingga
tidak mengurangi perolehan biodiesel.Tahap ini menghasilkan Jatropa Oil (JO) yang sudah
tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel melalui
reaksi transesterifikasi.
Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama dalam pembuatan biodiesel. Secara umum reaksi
transesterifikasi adalah sebagai berikut :
Pada reaksi ini, trigliserida (minyak) bereaksi dengan metanol dalam katalis basa untuk menghasilkan biodiesel
dan gliserol (gliserin). Sampai tahap ini, pembuatan biodiesel telah selesai dan dapat digunakan sebagai bahan
bakar yang mengurangi pemakaian solar.