ASETAT 2%
Disusun oleh :
Mutia Quratu Ayuni P17335114046
Dosen : Hanifa Rahma, M.Si., Apt.
TUJUAN
Mampu membuat
sediaan krim
sterilhidrokrtison
asetat 2% dengan
formulasi yang tepat
serta dapat
mengevaluasi sediaan
yang dibuat
PENDAHULUAN
Pada praktikum ini sediaan dibuat
untuk penggunan topical, yaitu
sebagai krim. Zat aktif yang
digunakan adalah Hidrokotison
asetat.
Sediaan ini dibuat sediaan krim
karena bahan aktif praktis tidak
larut dalam air dan absorbsi di
usus buruk oleh karena itu dibuat
sediaan krim untuk penggunaan
topikal.
Dosis
Digunakan pada bagian yang sakit,
oleskan tipis 2 4 kali sehari 1%
( Taro Pharmaceutikal USA, Inc )
Konversi dose :
2 kali = kali = 1 kali
4 kali = kali = 2 kal
Dosis : digunakan pada bagian yang
sakt, oleskan tipis tipis 1 2 kali
sehari 2%
Bahan aktif
Hidrokortison
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Panas
Cahaya
pH stabilitas
hidrolisis / oksidasi
Ester
Krim
Teknik aseptic
Dalam tube alumunium tertutup baik dan terlindung cahaya
Permasalahan
Bahan aktif yang dgunaka, ditujukan
untuk penggunaan topical
Log P zat aktif 2,21. Dimana zat aktif lebih
banyak larut dalam minyak. Maka afinitas
tehadap minyak sangat tinggi
Penyelesaian
Dibuat sediaan krim untuk peggunaan topical
No Bahan
Jumlah (%)
Fungsi / alasan
Hidrokortison asetat
2.2%
Zat aktif
2
3
4
5
6
7
Na EDTA
Na metabisulfit
Gliserin
Benzyl alcohol
Vaselin album
Cetostearil alcohol
0,02%
0,01%
10%
1.5%
5%
10%
Pengkompleks
Anti oksidan
Emollient
Pengawet
Emulgator, basis
Emulgator, basia
Emulsifayingwax
2%
Emulgator, basis
WFI
Ad 100%
Pembawa, pelarut
Tube @ 5 g
Total pembuatan : 3 x 5 g : 15 g
Total sediaan dilebihkan 25%
: (25% x 15 g) +
15 g
: 18,75 g ~20 g
PERHITUNGAN
Hidrokortison asetat 2%
: 2% x 20 g : 0,4 g
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama bahan
Hidrokortison asetat
Basis yang dilebur
Na EDTA
Na Metabisulfit
Benzyl alkohol
Gliserin
Vaselin album
Cetostearil alcohol
Emulsifaying wax
WFI
Jumlah
2,2% x 20 g : 0,44 g
0,02% x 20 g : 0,004 g
Dilebihkan 20% : (20%
0,01% x 20 g : 0,002 g
Dilebihkan 20% : (20%
1,5% x 20 g : 0,3 g
Dilebihkan 20% : (20%
10% x 20 g : 2 g
Dilebihkan 20% : (20%
5% x 20 g : 1 g
Dilebihkan 20% : (20%
10% x 20 g : 2 g
Dilebihkan 20% : (20%
2% x 20 g : 0,4 g
Dilebihkan 20% : (20%
Jumlah basis tang ditimbang : 0,004 + 0,002 + 0,3 + 2 + 1 + 2 + 0,4 + 13,854 : 19,56
Bahan
Jumlah
(%)
2.2%
Fungsi / alasan
1
2
Hidrokortison
asetat
Na EDTA
0,02%
Pengkompleks
Na metabisulfit
0,01%
Anti oksidan
Gliserin
10%
Emollient
Benzyl alcohol
1.5%
Pengawet
Vaselin album
5%
Emulgator, basis
10%
Emulgator, basia
Cetostearil
alcohol
Emulsifayingwax
2%
Emulgator, basis
WFI
Ad 100%
Pembawa, pelarut
Zat aktif
FORMULASI
No
GREY AREA
(ruang
sterilisasi )
menggunakan perkamen
4. Lakukan sterilisasi dengan cara :
. Beaker glass, gelas ukur, erlenmeyer, pipet tetes,
corong gelas, dan kaca arloji, disterilisasi dengan
autoklaf pada suhu 121oC tekanan 15 Psi, selama
15 menit
. Spatel, mortir, stamper, cawan penguap, tube dan
batang pengaduk disterilisasi dengan oven pada
suhu 170o C selama 1 jam
. Karet pipet dan tutup plastik tube direndam dalam
alkohol 70% selama 24 jam
. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah
dimasukkan kedalam white area melalui trnsfer box
Grey area
( ruang
Penimbangan)
1. Pembuatan WFI : 50 ml aquadest dalam beaker glass 50 ml disterilkan dengan autoklaf pada suhu
121o C tekanan 15 Psi selama 15 menit
2. Mortir dan stamper steril dipanaskan dengan menuangkan air panas kedalam mortir
3. Bahan bahan yang larut air dan tahan panas (fase air), yaitu Na EDTA, Na metabisulfit,benzil
alkohol, dan gliserin serta WFI yang diperlukan dimasukkan kedalam satu beakker glass 50 ml dan
dipanaskan pada suhu 60 70oC
4. Bahan bahan yang tidak larut air (fase minyak) dan tahan panas yaitu emulsifying wax, cetostearil
alkohol, dan vaselin album dimasukkan kedalam satu cawan uap steril, panaskan diatas hotplate
White area
(ruang
pencampuran)
Grade A
background B
2. Sediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam wadah sekunder
Organoleptik
pH
Viskositas
Tipe emulsi
Homogenitas
Penentuan
ukuran globul
Isi minimum
Uji kebocoran
Pelepasan
bahan aktif
pada sediaan
Uji difusi ZA
dari sediaan
Stabilitas krim
identifikasi
Penetapan
kadar
Biologi
( ruang evaluasi )
Kimia
Fisika
Grey area
Uji sterilisasi
Uji efektifitas
pengawet
Kandungan
zat anti
mikroba
Penetapan
potensial
antibiotik
Jenis
Prinsip evaluasi
o evaluasi
eptik
Syarat
pengamatan
Bau: tidak
Hasil
dan warna
berbau
Warna:
sedikit putih
2. pH
Pengukuran dilakukan
3. nitas
pH 7,76
pH 3,5 4,5
Homogen.
Persebaran
partikel sama
tambahkan pewarna
krim
Sediaan
berwarna
biru
terjadi
Tube 1: 4,943
g
Tube 2: 5,257
Isi
5. minimu
m
g
Tube 3: 5,350
g
Rata rata :
5,183
PEMBAHASAN
Krim adalah bentuk
sediaan setengah
padat mengandung
satu
atau lebih bahan obat
terlarut atau
terdispersi dalam
bahan dasar
yang sesuai
(Departemen
Kesehatan RI,2014
Dibuat tipe
krim m/a
karena
sediaan yang
dibuat harus
dapat
menembus
kulit (mudah
diserap) dan
krim tipe M/A
itu tidak
lengket dan
mudah dicuci.
Vaselin
album
Gliseri
n
(acceptable)
Untuk emollient
WFI
Pada saat pembuatan krim diperlukan perlakuan khusus untuk dapat berhasil menjadi
krim yang baik yaitu pada saat pembuatan mortir dan stamper harus dalam
keadaaan panas, begitu juga dengan bahan basisnya. Fase luar dan fase dalam
nya pun harus dipanaskan secara bersamaan pada suhu yang sama yaitu 60 oC-70oC.
KESIMPULAN
Menurut hasil evaluasi, sediaan dinyatakan tidak memenuhi syarat pada
uji pH sediaan. Karena pH sediaan memiliki rentang pH yang sempit
namun pada formulasi tidak mencantumkan penggunaan dapar
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25164/4/Chapter%20II.pdf.
12.09 WIB 29/11/15
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
BPOM RI. http://
pionas.pom.go.id/book/ioni-bab-6-sistem-endokrin-63-kortikosteroid/632-glukokor
tikoid 12.54 WIB 29/11/15
Lund, W., 1994,ThePharmaceutical Codex,London : The Pharmaceutical Press,
Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ed. London:
Pharmaceutical Press.
Syamsuni, A. 2006.Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sweetman, S.C., 2009.Martindale The Complete Drug Reference 36.
Pharmaceutical Press : London Chicago. 1985
Terima kasih