Anda di halaman 1dari 11

Sindroma Nefrotik

Kelompok 2

N am a kelom pok :
1. IndraPradana
2. Jimmi Jumiatoro
3. Karina Permatasari
4. Lia Nur Awali
5. Listiani
6. Muflikhatin
7. M. Iqbal
8. M. Rifai
9. Niko Zelma
10.Nunik Lusiana
11.Nur Laila Amalia
12.Nurul Annisa Nurdin
13.Putri Aryulianingsih
14.Retno Afriani
15.Retno Widianingrum

Definisi

Menurut Smeltzer dan Bare (2001),


sindroma nefrotik merupakan
gangguanklinis ditandai dengan
peningkatan protein dalam urin
secara bermakna
(proteinuria),penurunan albumin
dalam darah (hipoalbuminemia),
edema, dan serum kolesterolyang
tinggi dan lipoprotein densitas
rendah (hiperlipidemia).

Etiologi
1. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi
maternofetal.Gejalanya adalah edema pada masa
neonatus.
2. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh:
Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus
diseminata, purpura anafilaktoid.
Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis,
trombisis vena renalis.
Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin,
garam emas, sengatan lebah, racun oak, air raksa.
Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis
membran oproliferatif hipokomplementemik.

3. Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak


diketahui sebabnya)
4. Berdasarkan histopatologis yang
tampak pada biopsi ginjal dengan
pemeriksaan mikroskop biasa dan
mikroskop elektron,

Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang muncul pada anak

yang mengalami Sindrom nefrotik adalah:


Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas
pada muka dan jaringan periorbital.
Proteinuria dan albuminemia.
Hipoproteinemi dan albuminemia.
Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi.
Lipid uria.
Mual, anoreksia, diare.
Anemia, pasien mengalami edema paru.

Patofisiologis
Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik
yang paling utama adalah proteinuria.
Kelainan ini disebabkan oleh karena kenaikan
permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang
sebabnya belum diketahui yang terkait dengan
hilannya muatan negative gliko protein dalam
dinding kapiler.Pada sindrom nefrotik keluarnya
protein terdiri atas campuran albumin dan
protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein
didalam tubulus terlalu banyak akibat dari
kebocoran glomerolus dan akhirnya
diekskresikan dalam urin.
(Husein A Latas, 2002 : 383).

P
A
T
H
W
A
Y

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

a. Urine
b. Darah
Biosi ginjal dilakukan untuk
memperkuat diagnosa.

KOMPLIKASI

Infeksi sekunder mungkin karena kadar

imunoglobulin yang rendah akibat


hipoalbuminemia.
Shock : terjadi terutama pada
hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml)
yang menyebabkan hipovolemia berat
sehingga menyebabkan shock.
Trombosis vaskuler : mungkin akibat
gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi
peninggian fibrinogen plasma.
Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi
atau kegagalan ginjal.

PENATALAKSANAAN
Diperlukan tirah baring selama masa

edema parah yang menimbulkan


keadaan tidak berdaya dan selama
infeksi yang interkuten.
Diit.
Perawatan kulit.
Perawatan mata.
Kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai