Keterampilan-keterampilan
iquiri dan pemecahan
masalah
Keterampilan-keterampilan
untuk pembelajaran
mandiri
Risnik
menggunakan kata-kata dan ungkapan-ungkapan seperti pertimbangan
yans seksama, pengaturan diri, penggalian makna, dan ketidak pastian. Hal ini
menjelaskan bahwa proses berpikir dak keterampilan-ketrampilan yang
dibutuhkan untuk mengaktualkan kemampuan-kemampuan ini sangat
kompleks (hal 9)
3
Keterampilan-keterampilan tingkat tinggi tidak dapat diajarkan
dengan menggunakan pendekatn-pendekatan yang cocok digunakan
untuk mengajarkan ide-ide dan keterampilan-keterampilan berpikir
konkret (hal 10)
Pemodelan peran orang dewasa. Pembelajaran berdasarkan masalah
juga dimaksudkan untuk membantu siswa berkinerja dalam situasi-
situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang biasa
dilakukan orang dewasa (hal 10)
Empat perbedaan pembelajaran tradisional dan pembelajaran sekolah
menurut Resnick ;
1. Pembelajaran sekolah berfokus pada kinerja individual, sedangkan
kerja mental diluar sekolah melibatkan kolaborasi dengan orang
lain.
2. Pembelajaran tradisional di sekolah berfokus pada proses berpikir
yang kurang dilengkapi dengan hands on, sedangkan diluar
sekolah umumnya disertai dengan hands on yang melibatkan alat
bantu kongnitif seprti komputer, kalkulator, dan istrumen-
instrumen ilmiah lainnya (hal 11) 4
3. Pembelajaran disekolah melibatkan pemikiran simbolis berkaitan dengan
situasi-situasi hipotesis, sedangkan aktivitas metal diluar sekolah
melibatkan individu secara lansung dengan objek-objek dan situasi-
situasi konkret dan nyata.
4. Pembelajaran sekolah berfokus pada ketarampilan-keterampilan umum,
sedangkan situasi spesifik mendominasi aktivitas mental diluar sekolah
(hal 11)
Pembelajaran berdasarkan masalah berusaha keras membantu siswa
menjadi mandiri dan siswa mampu mengatur diri sendiri (hal 12)
Yazdani, 2002. Mengemukakan ciri-ciri pembelajaran berdasarkan masalah
sebagai berikut: (1) Berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator atau
pembimbing, dan (2) Belajar melampaui konten (hal 13)
Yazdani, 2002. Pembrlajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk
mengembangkan; (a) Pengetahuan-pengetahuan dasar, (b). Kerampilan-
keterampilan, dan (c) Sikap-sikap (hal 14)
Sistem pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah ditandai oleh proses
demokratis yang terbuka dan oleh peran-peran aktif siswa (hal 16)
Norma-norma yang mewarnai pembelajaran berdasarkan masalah ialah 5
norma-norma inquri terbuka dan kebebasan berpikir (hal 16)
BAB II DUKUNGAN TEORITIS DAN EMPIRIS
Pembelajara berdasarkan masalah menggunkan psikologi kognitif
sebagi sumber dukungan teoritisnya (hal 17)
Jhoni Dewey (1933) mendiskripsikan pentingnya berpikir reflektif dan
proses-proses yang seharusnya digunkan untuk membantu siswa
menguasai keterampilan-ketrampilan dan proses-proses berpikir
induktif (hal 18)
Jerome Bruner (1962) menekankan pentingnya pembeljaran penemuan
dan bagaiman guru seharusnya membantu siswa menjadi
pengkonstruksi bagi pengetahuan mereka sendiri (hal 18)
Richard Suchman (1962) mengembangkan pendekatan yang disebut
inquri. Dalam latihan inkuiri guru dalam tatanan kelas menyodorkan
situasi-situasi yang mengandung teka-teki kepada siswa dan
mendorong mereka menyelidiki dan mencari jawaban (hal 18)
Padangan Dewey sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang
lebih besar dan kelas seharunya menjadi laboratorium untuk
penyelidikan kehidupan nyata dan pemecahan masalah (hal 19)
6
Kilpatrick (1918) menegaskan bahwa pembelajaran disekolah seharusnya lebih
bermakan, tidak terlalu abstrak (hal 19)
Piaget menegaskan bahwa anak-anak lahir membawa potensi rasa ingin tahu dan
secara terus menerus berusaha keras memahami dunia disekitar mereka (hal 20)
Rasa ingin tahu ini memotivasi mereka untuk aktif membangun gambran-
gambran dalam benak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati (hal 20)
Vygotsky yakin bahwa interaksi sosial dengan orang lain memacu pembangunan
ide-ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa (hal 22)
Ide pokok yang dipetik dari perhatian vygotsky pada aspek sosial pembelajaran
adalah konsep tentang Zone of proximal depelopment atau zona perkembangan
pendekatan.
Vygotsky, siswa memiliki dua tingkatan perkebangan yaitu perkembangan aktual
dan potensial. Tingkat perkembangan aktual adalah tingkat perkembangan
intelektual individu saat ini dan kemampuan mempelajari hal-hal husus atas
upaya individu itu sendiri, sedangkan perkembangan potensial adalah
perkembangan intelektual yang dapat dicapai individu dengan bantuan orang
lain, seperti guru, orang tua atau teman yang lebih dewasa (hal 22-23)
7
Bruner dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran penemuan atau discovery
learning, merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pentingnya
membantu siswa memahami struktur atau ide-ide pokok disiplin ilmu,
kebutuhan untuk keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan
keyakinan bahwa pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi
(hal 24)
Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang memiliki lebih
lebih banyak pengetahuan (guru atau siswa) kepada orang yang lebih sedikit
pengetahuannya guna mengatasi masalah yang melampaui tingkat
perkembangan saat ini (hal 26)
Yazdani (2002) prinsip-prinsip pembelajaran berdasarkan masalah meliputi
1. Pemahaman dibangun melalui apa yang kita alami
2. Makna tercipta dari upaya-upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan kita
sendiri dan memecahkan masalah kita sendiri
3. Kita harus mendorong insting alamiah siswa untuk menyelidiki dan
menciptakan
Pembelajaran berdasarkan masalah menekankan keterlibatan siswa secara aktif,
lebih berorientasi induktif daripada deduktif dan penemuan oleh siswa sendiri
8
atau membangun pengethaun mereka sendiri (hal. 27)
Meta-analisis Bredderman. Elementary Science Study (ESS), Science A
Process Approach (SAPA), dan Science Curriculum Improvement Study
(SCIS). Ketiga kurikulum ini berorientasi proses, artinya bahwa penekanannya
lebih pada bagaiman menemukan dan membangun pengetahuan, bukan pada
memahami konten yang telah ditetapkan terlebih dahulu (hal 27)
Siswa menggunakan pengalaman, pengamatan, dan experimen lansung untuk
memperoleh informasi dan memecahkan masalah-masalah ilmiah (hal 28)
Pengaruh terbesar ditemukan pada tiga daerah yaitu; pemahaman metode
ilmiah, inteligensi, dan kreativitas.
Simpulan Bredderman bahwa bukti yang berakumulasi tentang upaya-upaya
reforamsi kurikulum sains secara konsisten menunjukkan bahwa pendekatn-
pendekatan berdasarkan kegiatan dan berdasarkan proses dalam pembelajaran
sains menghasilkan peningkatan-peningkatan melampaui metode-metode
tradisional dalam suatu rentang hasil belajar siswa yang lebar (hal 29)
Penelitian pendidikan tinggi yang dikutip oleh Yazdani (2002) menunjukkan
bahwa mahsiswa-mahasiswa PBM menghasilkan penjelasan-penjelasan yang
lebih akurat, koheren, dan komprehensif dari pada mahasiswa-mahasiswa non
PBM (hal 32) 9
Keuntungan pembelajaran berdasarkan masalah (Yazdani, 2002)
a. Menekankan pada makna, bukan fakta
b. Men ingkatkan pengarahan diri
c. Pemahaman lebih tinggi dan pengembangan keterampilan yang lebih baik
d. Keterampilan-keterampilan interpersonal dan kerja tim
e. Sikap memotivasi diri-sendiri
f. Hubungan tutor-Mahasiswa
g. Tingkat pembelajaran, mahasiswa yang belajar model pembelajaran berdasarkan
masalah memperoleh skor lebih tinggi dari pada mahasiswa yang menggunakan
model tradisional (hal 33, 34 dan 35)
Kerugian pembelajaran berdasarkan masalah (Yazdani, 2002)
a. Hasil belajar akademik siswa yang terlibat dalam pembelajaran berdasarkan
masalah
b. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk implementasi
c. Perubahan peran siswa dalam proses pembelajaran
d. Perubahan peran guru dalam proses pembelajaran
10
e. Perumusan masalah-masalah yang sesuai, dan
f. Asesmen yang valid atas program dan pembelajaran siswa (hal 35)
Tantangan-tantangan pembelajaran berdasarkan masalah (Yazdani,
2002)
1. Perubahan dari pembelajaran berpusat pada dosen ke pembelajaran
perpusat pada mahasiswa (hal. 35)
2. Dosen ditantang untuk memikirkan ulang peran mereka dalam
proses pembelajaran
3. Dosen perlu merestrukturisasi rancangan perkuliahan yang lebih
mengarah pada kehidupan nyata
4. Dosen harus menghadapi pergeseran dalam hubungan dengan dosen-
mahasiswa, dan menerima ragam peran yang luas
5. Mahasiswa mungkin mengalami stres karena dihapkan dengan
lingkugan pembelajran baru
6. Lulusan perguruan tinggi harus mengalami banyak tantangan
7. Kemampuan mahasiswa untuk berhasil dalam dunia kerja tergantung
pada kemampuan mereka memenuhi perubahan, termasuk berpikir
kritis dan pemecahan masalah kelompok (hal 36) 11
BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELJARAN
BERDASARKAN MASALAH
Penerapan model ini memerlukan banyak latihan dan memerlukan
pembuatan keputusan-keputusan spesifik selama perencanaan dan
pelaksanaannya (hal 41)
Perencanaan Pelajaran PBM. Pembelajaran berdasarkan masalah
ditandai oleh siswa yang bekerja berpasangan atau kelompok-kelompok
kecil untuk menyelidiki masalah kehidupan nyata tidak terdefinisikan
secar ketat (hal 41)
Kata kerja untuk tujuan pembelajaran, berikut ini adalah proses
kongnisi sesuai dengan taksonomi Bloom yang telah direvisi ;
Mengingat Menganalisi
• Memperoleh kembali • Membedakan (differentiate)
• Mengenali, mengingat • Membedakan (distinguish)
• Mengidentifikasi • Mengorganisasikan
• Mendaftar • Melambangkan, dan membuat bagan
Memahami Mengevaluasi
• Menginterpretasi • Mengecok
• Memberi contoh • Mengkritisi
12
• Mengklasifikasikan • Memverifikasi
• Mengikhtisarkan • Menilai (judge)
• Menginferensikan • Memprioritaskan
• Membandingkan • Membenarkan (justify)
• Menjelaskan • Menggolongkan
• Menyatakan Kembali
• Menyatakan arti dg kata2 lain
• Mendefinisikan
• Membedakan
• Mendiskripsikan
• Mengilustrasikan
Menerapkan Menciptakan
• Melaksanakan • Menghasilkan, merencanakan
• Mendemonstrasikan • Merumuskan hipotesis
• Mengimplementasikan • Membuat spekulasi
• Menentukan • Menghasilkan (produce)
• Menetapkan • Membangun
• Memasangkan • Mendisain
• Mengurutkan • Membuat drama dari suatu cerita
• Menunjukkan cara • Mnegubah, mengarang
• Membangun ( construct)
• Menemukan, menciptakan
13
Beberapa pengembangan pembelajaran berdasarkan masalah yakin bahwa
siswa seharusnya diberi keleluasaan dalam menetapkan masalah yang akan
dipelajari, karena proses ini akan menumbuhkan rasa memiliki masalah itu
(Krajcik, 1994) (hal 46)
Lima kriketeria penting dalam situasi masalah yang baik, antara lain ;
a. Masalah itu seharunya otentik.
b. Masalah itu seharunya terdefinisikan secara agar longgar atau tidak
ketat dan menghadapkan pada nuasa misteri dan teka-teki
c. Masalah itu harus bermakna
d. Masalah itu seharusnya cukup luas
e. Masalah harus menguntungkan bagi upaya kelompok, tidak menghalangi
upaya kelompok (hal 47).
Melaksanakan pelajaran-pelajaran PBM
Mengorientasikan siswa pada masalah, pada permulaan pelajaran guru
seharusnya mengkomunikasikan secara jelas tujuan-tujuan pembelajaran ,
menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran itu, dan mendeskripsikan apa
yang diharapkan dilakukan siswa selama pelajaran (hal 59). 14
Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah (hal 62)
Fase atau Tahap Prilaku Guru
Fase 1. Guru mengimformasikan tujuan-tujuan pembelajaran,
Mengorientasikan siswa mendiskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan
pada masalah memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan
masalah yang mereka pilih sendiri
Fase 2. Guru membantu siswa menentukan yang mengatur tugas-tugas
Mengorganisasikan siswa belajar yang berhubungan dengan masalah itu
untuk belajar
Fase 3. Membantu Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,
penyelidikan mandiri dan melaksanakan experimen, mencari penjelasan, dan solusi
kelompok
Fase 4. Mengembangkan Guru membantu siswa dalam merencanakan dana menyiapkan
dan menyajikan hasil hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan
karya serta model serta membantu merekam berbagai karya mereka
memamerkannya
Fase 5. Menganalis dan Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan
mengevaluasi proses prose-proses yang mereka gunakan
pemecahan masalah
15
Suatu cara untuk menyajikan situasi masalah untuk PBM adalah menggunakan
discrepant event yang menciptakan nuansa rasa ingin tahu dan keinginan untuk
memecahkan masalah itu (hal 66)
Kelompok-kelompok penyelidikan dapat dibentuk secar suka rela berdasarkan pada
pola-pola persahabatan siswa atau sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan
kongnitif, sosial, atau jenis kelmain (hal 66)
Kebanyakan situasi berdasarkan masalah melibatkan pengumpulan data, experimen,
pengembangn hipotesis dan analisis solusi (hal 67)
Guru mendukung terjadinya pertukaran ide-ide secara bebas dan bila dibutuhkan
memberikan scaffolding lebih intensif atas masalah itu (hal. 67)
20
SOAL DAN JAWABAN
2. Apakah yang menjadi ide pokok dukungan teoritis dan empiris dari pakar
pendidikan Jerome Bruner, Piaget, dan Vygotsky pada pembelajaran
berbasis masalah ? (hal 17)
Jawaban :
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_______________________________________________________
2. Bagaimanakah pengelolaan lingkungan yang baik dan kondusip dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ?
Jawaban :
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_______________________________________________________
22