Anda di halaman 1dari 31

PERSOALAN-PERSOALAN OPERASI

SISTEM TENAGALISTRIK

STABILITAS TENAGA LISTRIK DI


KONSUMEN
Konsumen tenaga listrik menginginkan tenaga
listrik mempunyai :
Kestabilan tegangan
Kesestabilan frekuensi
Kontinyuitas energi listrik
Untuk mencapai tiga hal tersebut tidak
sesederhana yang kita banyangkan, karena
menyangkut jutaan konsumen. Maka perlu
diupayakan secara serius untuk memenuhinya.

Operasi sistem tenaga listrik yang baik


mempunyai tujuan yaitu supaya
energi listrik yang dihasilkan harus
ekonomis, bermutu dan aman
(secure). Tuntutan mutu listrik yang
baik sangat disadari oleh para
pengelola operasi sistem. Mutu
ditentukan oleh tegangan dan
frekuensi. Sedang sekuriti ditujukan
untuk pembangkit dan jaringan dan
ditentukan oleh daya pengoperasian
untuk menghadapi gangguan.

Keekonomian meliputi biaya investasi,


sistim kendali dan biaya operasi.
Mutu dan sekuriti berlawanan dengan
keekonomian. Artinya mutu yang baik
dan sistim yang aman akan
memerlukan biaya yang tinggi.
Pemeliharaan mutu listrik yang baik
merupakan refleksi keberhasilan
pengendalian operasi. Kegiatan ini
menggambarkan tingkat pelayanan
produsen listrik kepada
konsumennya.

Tuntutan mutu tegangan dan frekuensi


yang baik merupakan sebagian dari
kendala operasi yang harus dipenuhi.
Sementara itu mutu listrik yang baik
apabila frekuensi dan tegangan tidak
terlalu menyimpang dari nilai
nominalnya. Untuk itu, daya yang
dibangkitkan harus diusahakan sama
dengan daya beban sistem.

Pelaksanaan Operasi Sistem


Dalam pelaksanaan operasi sistem tenaga
listrik, energi listrik yang diproduksi harus sama
dengan energi listrik yang dikonsumsi. Hal ini
disebabkan karena energi listrik tidak dapat
disimpan. Kesamaan ini dapat dilihat melalui
frekuensi dan tegangan. Artinya, bila energi
listrik yang diproduksi lebih kecil dari energi
listrik yang dikonsumsi maka frekuensi dan
tegangan turun. Sebaliknya bila energi listrik
yang diproduksi lebih besar dari energi listrik
yang dikonsumsi, akibatnya frekuensi dan
tegangan naik.

PERSOALAN-PERSOALAN YANG
TERJADI:
1. Pengaturan Frekuensi
Pengaturan frekuensi adalah pengaturan pasokan daya
nyata dari pembangkit frekuensi itu diatur supaya
berada pada kisaran yang ditentukan. Berarti pengatur
frekuensi dilakukan dengan mengatur keluaran daya
nyata unit pembangkit agar selalu sesuai dengan
kebutuhan beban. Selisih antara beban dengan pasokan
pembangkit pada saat pembangkit produksinya
meningkat dan menurun secara tajam akan
dikompensasi oleh pengaturan frekuensi dengan
menggunakan Load Frequensi Control (LFC). Dengan
demikian perubahan frequensi tidak terlalu besar hal ini
akan menunjang mutu dan sekuriti.

Perubahan frekuensi yang tajam terjadi


karena pembangkit atau beban hilang
(trip). Dengan memanfaatkan cadangan
pengaturan frekuensi akan bereaksi
dengan cepat sehingga dapat
mengembalikan ke frekuensi ke 50 HZ.
Rentang frekuensi normal, jika terjadi
perubahan frekuensi 0,5 HZ
makapembangkit yang berskala besar
yang trip, atau gangguan terjadi pada
sistem penyaluran yang mengakibatkan
akan kehilangan beban.

2. Pengaturan Tegangan
Pada sistem yang cukup besar (sistem Jawa-Bali)
Pengaturan tegangannya cukup sulit. Hal ini
disebabkan beban yang bermacam-macam jenisnya,
pembangkit yang tersebar dan daya reaktif yang
berubah-ubah karena beban berubah. Persoalan
tegangan yang rumit terjadi ketika beban sistim
sangat rendah yaitu pada hari libur (atau hari raya),
dimana pembangkit yang beroperasi sedikit berarti
menyerap daya reaktif juga sedikit, sedang daya
reaktif yang ada pada sistim sangat besar akibatnya
tegangan menjadi tidak stabil (teratur). Untuk
mengatur tegangan dilakukan dengan cara melepas
kapasitor dan menyambung reaktor, mengatur
pembangkit menyerap daya reaktif dan mengatur
posisi sadapan (tap) transformator tenaga.

Pengendalian operasi sistem tenaga listrik


berupaya agar mutu listrik yang baik tetap
terpelihara, yaitu: memenuhi tuntutan
tegangan, frekuensi, dan semua komponen
sistem tenaga listrik beroperasi dalam batasan
operasionalnya yang telah disepakati. Dengan
demikian, seluruh variabel listrik yang
mempunyai kendala operasi harus dapat
dipantau atau dapat diketahui melalui hasil
perhitungan di pusat pengendalian operasi
agar usaha perbaikannya dapat dilakukan.
Keputusan operasi untuk memperbaikinya
merupakan hasil perhitungan atau simulasi
guna mendapatkan solusi serta

3. Pemeliharaan Peralatan
Peralatan yang beroperasi dalam sistem tenaga
listrik perlu dipelihara secara periodik dan
juga perlu segera diperbaiki apabila
mengalami kerusakan
4. Biaya Operasi
Biaya Operasi khususnya biaya bahan bakar
adalah biaya yang terbesar dari suatu
perusahaan listrik sehingga perlu dipakai
teknik-teknik optimisasi untuk menekan biaya
ini

5. Perkembangan Sistem

Beban selalu berubah sepanjang waktu dan


juga selalu berkembang seirama dengan
perkembangan kegiatan masyarakat yang
tidak dapat dirumuskan secara eksak,
sehingga perlu diamati secara terus
menerus agar dapat diketahui langkah
pengembangan sistem yang harus dilakukan
agar sistem selalu dapat mengikuti
perkembangan beban sehingga tidak akan
terjadi pemadaman tenaga listrik dalam
sistem

6. Gangguan
Gangguan dapat disebabkan dari dalam sistem
ataupun dari luar dan akan selalu ada serta
merupakan hubungan timbal balik antara sistem
dan lingkungannya. Sangat sulit untuk dapat
diketahui kapan dan dimana lokasi gangguan akan
terjadi dan adanya ketidaktentuan didalam
pengendalian operasi sistem tenaga listrik.
Gangguan kendala jaringan dapat menyebabkan
terjadinya defisit daya. Jika defisit daya terprediksi
maka upaya yang dilakukan adalah mengurangi
konsumsi beban yaitu dengan melepas beban. Jika
gangguan berupa kehilangan pembangkitan yang
cukup besar maka frequensi akan turun cukup
dalam sehingga menyebabkan gangguan menjadi
luas.

Untuk mengatasi gangguan ini maka pada


sistim harus dilengkapi dengan skema load
shedding yang menggunakan under
frequency relay (UF ). Gangguan pada
jaringan listrik yang tidak dapat dihindari :
a) Sambaran petir pada pada saluran udara
tegangan tinggi yang menyebabkan kawat
netralnya putus dan selanjutnya terjadi
hubungan singkat dengan kawat phasa
lainnya.

b) Karena suatu sebab terjadi hubung


singkat salah satu kawat phasa saluran
udara tegangan tinggi dengan tanah.
Untuk peralatan utama pada sistim tenaga
listrik biasanya dilengkapi oleh alat
pengaman yang akan bekerja secara
otomatis ketika peralatan utama
mengalami kegagalan dalam menjalankan
fungsinya. Alat pengamannya itu bekerja
secara otomatis mengeluarkan peralatan
utama dari jaringan sehingga gangguan
yang lebih luas dapat dicegah.

Gangguan ini dapat disebabkan oleh kegagalan


mekanisme ataupun kesalahan dalam
pengoperasiannya. Kelakuan dinamik sistem
yang tidak stabil akan menyebabkan terjadinya
gangguan yang unik berupa krisis keutuhan
sistem untuk tetap dalam keadaan selaras.
Misalnya keserempakan unit pembangkit tetap
dapat dipertahankan. Gangguan ini sulit untuk
dideteksi karena kelakuan dinamik sistem
sangat tergantung kepada: konfigurasi
jaringan, karakteristik dinamik unit pembangkit
yang sedang beroperasi ataupun karakteristik
beban yang sedang dilayani.

7. Sekuriti
Sekuriti dapat diartikan sebagai kondisi yang
bebas dari bahaya atau risiko. Sehingga
diperoleh suatu jaminan keamanan. Hal ini
sesuai dengan keinginan konsumen yaitu
kontinuitas penyaluran daya atau pelayanan
dapat berjalan dengan baik tanpa
mengalami gangguan. Pengelola operasi
yang menerapkan konsep sekuriti tentunya
mereka harus berupaya supaya kontinuitas
penyaluran daya dapat dipertahankan atau
dipelihara meskipun ada kemungkinan
terjadinya gangguan di jaringan.

Fungsi sekuriti di pengendalian operasi


sistem tenaga listrik merupakan upaya
agar kondisi normal sistem tetap dapat
dipelihara. Fungsi ini dilaksanakan
dengan memperhatikan beberapa faktor
seperti lingkungan eksternal, kelakukan
dinamik sistem yang selalu berubah,
tuntutan operasi sistem yang ekonomis,
kemampuan dan karakteristik peralatan
jaringan, pemeliharaan dan perbaikan di
sistem ataupun cara pengoperasian
sistem itu sendiri.

Pengendalian sekuriti sistem tenaga


listrik merupakan masalah yang
sangat menarik dan menjadi
tantangan menuju tingkat sekuriti
yang diinginkan. Peranan matematika
dalam bidang sekuriti sangat penting,
karena kemampuan analisisnya yang
selaras dengan tingkat pengendalian
yang diinginkan.

MANAJEMEN OPERASI TENAGA LISTRIK


a. Perencanaan Operasi
Yaitu pemikiran mengenai bagaimana sistem
tenaga listrik akan dioperasikan untuk jangka
waktu tertentu. Pemikiran ini harus mencakup
perkiraan beban, koordinasi pemeliharaan
peralatan, optimisasi, keandalan serta mutu
tenaga listrik
b. Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi
Yaitu pelaksanaan dari rencana operasi serta
pengendaliannya apabila terjadi hal-hal yang
menyimpang dari rencana operasi.

c.

Analisa Operasi
Yaitu analisa atas hasil-hasil operasi
untuk memberikan umpan balik bagi
perencanaan operasi maupun bagi
pelaksanaan dan pengendalian
operasi. Analisa operasi juga
diperlukan untuk memberikan saransaran bagi pengembangan sistem
serta penyempurnaan pemeliharaan
instalasi.

Manfaat pengaturan pemakaian energi


listrik bagi perusahaan listrik
1.Dapat mengurangi biaya bahan bakar, biaya
operasi dan biaya pemeliharaan
2. Dapat menunda pembangunan pembangkit
listrik dan jaringan listrik dalam rangka
memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga
listrik.
3. Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan
tenaga listrik, karena kapasitas yang mampu
melayani permintaan tenaga listrik dapat
dihemat.

Manfaat pengaturan pemakaian energi


listrik bagi pengguna tenaga listrik
1. Dapat menghindari pemadaman bergilir yang
dikarenakan ketidakmampuan pusat listrik
untukmensuplai tenaga listrik sesuai permintaan. Hal ini
terjadi pada saat permintaan tenaga listrik secara
bersamaan pada waktu tertentu yang sering disebut
sebagai waktu beban puncak.
2. Dapat menghemat sumber daya alam, dimana bahan
bakar yang diproduksi dari alam dan tidak dapat
diperbaharui dapat dihemat.
3. Dapat memberikan kesempatan penyediaan tenaga
listrik bagi masyarakat yang belum menikmati tenaga
listrik. Sebab dengan pengurangan pemakaian tenaga
listrik, berarti ada sisa kapasitas tersedia yang dapat
disalurkan ke masyarakat yang belum menikmati tenaga
listrik.

Sasaran pengaturan pemakaian energi listrik

1. Konservasi energi, adalah program untuk


menurunkan/menghemat pemakaian tenaga
listrik.
2. Pemangkasan beban puncak, adalah
program
untuk mengurangi beban pada waktu beban
puncak. Hal ini pada umumnya dilakukan
untuk
memperbaiki
sistem
pasokan
/penyaluran
tenaga
listrik
dengan
pemadaman atau pengurangan beban untuk
pengguna tenaga listrik bukan industri.

Pengalihan beban, adalah program


untuk menggeser beban dari waktu
beban puncak (WBP) ke luar waktu
beban puncak (LWBP), sehingga
diperoleh pembebanan pada saat
LWBP meningkat. Dengan demikian
akan
diperoleh
penghematan
pemakaian bahan bakar, karena
pendukung beban dasar adalah
pembangkit
yang
menggunakan
bahan bakar lebih murah.

3.

METODA PENGATURAN PEMAKAIAN


TENAGA LISTRIK
Efisiensi penerangan
1. Gunakan lampu hemat energi
2. Menghidupkan lampu hanya pada saat
diperlukan saja
3. Mewarnai dinding, lantai dan langit-langit
dengan warna terang, sehinga tidak
membutuhkan penerangan yang berlebihan.
4. Memasang lampu penerangan dalam jarak
yang tepat dengan obyek yang akan diterangi.
5. Mengatur perlengkapan rumah agar tidak
menghalangi penerangan.

Lemari pendingin
1. Memilih lemari es dengan ukuran/kapasitas yang
sesuai.
2. Membuka pintu lemari es seperlunya, dan pada
kondisi tertentu dijaga agar dapat tertutup rapat.
3. Mengisi lemari es secukupnya (tidak melebihi
kapasitas).
4. Menempatkan lemari es jauh dari sumber panas,
seperti sinar matahari, kompor.
5. Meletakkan lemari es minimal 15 cm dari
dinding /tembok rumah.

6. Tidak memasukkan makanan/minuman

yang masih panas ke dalam lemari es.


7. Membersihkan kondensor (terletak di
belakang
lemari es) secara teratur dari debu dan
kotoran,
agar proses pelepasan panas berjalan
baik.
8. Mengatur suhu lemari es sesuai
kebutuhan karena semakin rendah/dingin
temperatur, semakin banyak konsumsi
energi listrik.

Pengatur suhu udara (AC)


1. Memilih AC hemat energi dan daya yang

sesuai dengan besarnya ruangan.


2. Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan.
3. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak
menyetel AC terlalu dingin.
4. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan
agar udara panas dari luar tidak masuk.
5. Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar
matahari lansung agar efek pendingin tidak
berkurang.
6. Membersihkan saringan (filter) udara dengan
teratur.

Motor-motor
1. Memilih motor sesuai dengan kegunaan dan
kapasitas.
2. Menentukan seting tegangan yang tidak
berlebihan. Untuk motor dengan range tegangan
380 V sampai dengan 400 V, sebaiknya di set pada
tegangan 380 ~ 385 V.
3. Memilih motor-motor yang mampu mengontrol
penyerapan daya listrik sesuai dengan beban.
Motor elevator dengan muatan 9 orang, dipilih yang
mampu menyerap daya kurang dari spesifikasi
maksimum apabila penumpang kurang dari 9
orang.
4. Melakukan pemeriksaan terjadwal agar motor
berfungsi sesuai dengan spesifikasinya.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai