Anda di halaman 1dari 24

Skrining penurunan visual antara anakanak prasekolah pada populasi perkotaan

di malaysia; penelitian kuching pediatric


eye: sebuah penelitian dengan metode
cross sectional

Pembimbing :

Dr. Hj. Riana Azmi Bestari, Sp. M


Dr. M Reza Mossadeq, Sp. M
Disusun Oleh :

Dini Mudira Sari 2010730027

LATAR BELAKANG
Penglihatan merupakan suatu kebutuhan
untuk pendidikan dan bermain, menjadi
sangat penting pada masa pertumbuhan anak
pada usia 3 tahun pertama kehidupan.
Anak-anak mungkin masuk ke usia sekolah
dengan masalah Penglihatan.
Penglihatan yang tidak optimal bisa
menghasilkan buruknya prestasi di sekolah,
kurangnya minat sekolah, sampai di keluarkan
dari sekolah.
Beberapa kasus rendahnya kualitas
Penglihatan bisa menumbulkan masalah

LATAR BELAKANG
Penyebab utama masalah mata di sekolah pada
anak usia pra sekolah dan usia awal sekolah antara
lain ambliopia, strabismus dan gangguan refraksi.
The
American Academy of Pediatrics (AAC)
merekomendasikan skrining awal pada usia 3 tahun.
Program skrining prasekolah bisa menghasilkan
penglihatan yang lebih baik jika dibandingkan
skrining pada saat masuk sekolah.
Sampai
sekarang tidak ada data mengenai
prevalensi masalah kesehatan mata pada usia
prasekolah di pulau borneo.

METODE
Protokol kami sudah disetujui oleh komite
etik untuk subjek manusia universitas
malaysia sarawak (UNIMAS) [Project ID:
SGS/01(S63)/761/2010(38)].
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan
deklarasi helsinski dan inform consent
tertulis dengan orang tua semua peserta

DESIGN DAN SAMPEL

Dengan metode cross-sectional yang melibatkan


400 anak usia prasekolah rentan umur 4-6 tahun
di daerah kuching malaysia.
Data dikumpulkan pada tahun 2010-2011.
Populasi di kota kuching 617.887 sekitar 8,34%
(51.530) adalah usia pra sekolah.
Daftar tk di kota kucing didapatkan dari
departemen pendidikan bagian sarawak.
Dengan jumlah 122 tk pemerintah dan 89 tk
swasta.
. Anak prasekolah diseleksi dengan simple random
sampling dengan metode SPSS yang dikalkulasi
angka prevalensi dugaan 20.6% dan presisi 4.0%.

TEMPAT DAN INFORM KONSEN

Sebuah sekolah dianggap cocok jika memiliki ruangan


lebih dari 4 meter panjangnya dan jauh dari
keramaian.
Level cahaya harus adekuat (setidaknya 300 lux dalam
ruangan dan untuk test chart illumination sekitar 500
lux).
Lembar persetujuan, quesioner dan tabel informasi
dibagikan kepada orang tua 2 minggu sebelum proses
skrining dengan menggunakan 3 bahasa utama
(inggris, cina, malay).
Isi pertanyaan mencakup informasi tentang demografi
(gender, usia, dan etnis), riwayat mata di keluarga,
riwayat preterm, riwayat medis dan riwayat mengenai
keluhan pada mata lalu pertanyaan dikumpulkan.

SKRINING PENGLIHATAN

semua anak menjalani 2 skrining prosedur wajib


yang meliputi test tajam penglihatan dan test
persepsi dalam.
Test tajam penglihatan menggunakan sheridan
gardiner test komplete (Keeler, UK) dan chart
cardiff.
Test tajam penglihatan dilakukan monokular
dengan jarak 6 meter. Mata kanan terlebih
dahulu.
Test persepsi dalam atau pemeriksaan stereopsis
dengan langs stereotest.
Stereopsis dilakukan binokular dan hasilnya
dicatat sebagai pass jika anak tersebut bisa
mengidentifikasi gambar pada tabel dengan benar

Sheridan gardiner test

Langs stereotest

SKRINING PENGLIHATAN
Anak-anak

dengan tajam penglihatan


lebih buruk dari 6/12 pada 1 atau
kedua mata dan gagal dalam test
persepsi dalam kami rujuk ke klinik
mata untuk pemeriksaan mata yang
lebih detail.

ANALISA STATISTIK

Menggunakan SPSS 17.0 untuk windows.


Dengan semua analisa statistik dilaporkan.
Kategori data dengan uji chi-square atau
test fishers.

HASIL

HASIL

HASIL

HASIL

HASIL

HASIL

DISKUSI
Prevalensi kelemahan visual pada penelitian ini
adalah 5% (95% CI = 3.3%, 7.6%); kebanyakan
adalah gangguan refraksi.
di baltimore pediatric eye study, persentasi
umur prasekolah yang mempunyai masalah
sekitar 1.2% pada anak kulit putih dan 1.8%
pada anak afrika-amerika.
Jamali et al. Melaporkan bahwa 6.3% anak yang
memasuki masa sekolah di iran mempunyai
risiko ambliopia; kebanyakan karena gangguan
refraksi.
Di hongkong sekitar 4.4% anak prasekolah

DISKUSI
Di nepal karki melaporkan 5.97% dari anak usia
4-5 tahun mempunyai ambliopia.
Tipe dari gangguan refraksi berbeda dari setiap
populasi.
Astigmat merupakan gangguan refraksi paling
umum di populasi pada penelitian.
Hiperopia sudah ditemukan sebagai gangguan
refraksi paling banyak di baltimore pediatric eye
study dan di iran.
Di
singapura
dimana
prevalensi
miopia
merupakan salah satu tertinggi di dunia (1115%).
Tipe gangguan refraksi di masyarakat bisa

DISKUSI
Strabismus

ditemukan pada 1 dari 20 anak


yang tidak lolos skrining test.
Esotropia paling banyak di temukan pada
populasi kulit putih dibandingkan orang asia
Di
baltimore pediatric eye, prevalensi
strabismus
adalah
0.3%;
kebanyakan
esotropia.
Chia et al. Melaporkan 0.80% prevalensi dari
strabismus pada anak usia prasekolah
warga
cina
disingapur.
Eksotropia
:
esotropia adalah 7:1.

BATASAN
Batasan

utama yang melekat adalah


kelemahan dari penelitian menggunakan
cross sectional.
Data tentang tumbuh kembang anak tidak
dikumpulkan. Gangguan tumbuh kembang
bisa menjadikan hubungan indikasi yang
menjadikan suatu kelemahan visual.
Angka non responden sekitar 11% yang
bisa menjadi bias.
Anak-anak hanya ditest tajam penglihatan
dan streopsis saja.

KESIMPULAN
Penelitian

ini
langkah
kecil
tapi
merupakan
langkah
penting
untuk
mengerti masalah dari kelemahan visual
pada anak usia prasekolah. Penelitian ini
menunjukan bahwa sangat layak untuk
memastikan
tajam
penglihatan
dan
streopsis
pada
grup
usia
ini.
Bagaimanapun
juga
skrining
untuk
pengliatan pada anak usia prasekolah
belum dilakukan. Penelitian lebih lanjut
sangat dibutuhkan pada aspek ini.

TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR
WB

Anda mungkin juga menyukai