Anda di halaman 1dari 36

Anemia Pada Anak

Pendahuluan
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel
darah merah (dan kapasitas pembawa
oksigen) tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis tubuh.
Kebutuhan fisiologis secara spesifik
berbeda-beda tergantung dari umur, jenis
kelamin, ketinggian tempat tinggal di atas
permukaan laut, kebiasaan merokok, dan
perbedaan tingkat kehamilan.

Hemoglobin
Hemoglobin embrional: Gower-1, Gower2, Portland
Hemoglobin fetal: Hb-F
Hemoglobin dewasa: Hb-A dan Hb-A2

Klasifikasi Anemia
Berdasarkan indeks eritrosit, anemia
dibagi menjadi:
anemia mikrositik/hipokromik
ukuran eritrosit lebih kecil, kadar Hb lebih rendah
dari normal
anemia defisiensi besi, talasemia

anemia makrositik
ukuran eritrosit lebih besar dari normal
defisiensi vitamin B12 atau asam folat

anemia normokromik dan normositik


infeksi kronis

Anemia normositik

Anemia makrositik

Anemia mikrositik

Anemia Defisiensi Besi

Besi

heme

non
Heme

sel
mukosa

transferin - Fe

di lumen usus
+ apotransferin

Fe

apotransferin

+ apoferitin

transferin serum

feritin

lumen usus

vitamin C, asam
amino, HCl
Fe3+

+ apoferitin
diabsorpsi
mukosa usus

Fe2+

Fe3+

feritin

bilirubin

Fe2+

biliverdin

dilepas ke
peredaran darah

Besi

hemoglobin
heme
+globulin

Fe3+

+porfirin

+ 1 globulin
eritrosit

sumsum tulang

transferin

Gejala Klinis

Penyebab Anemia Defisiensi Besi

Bayi kurang dari 1 tahun:


Cadangan besi kurang
Alergi protein susu sapi
Anak umur 1-2 tahun
Asupan besi kurang
Kebutuhan meningkat
karena infeksi
berulang/kronis baik
bakteri, virus maupun
parasit
Kehilangan berlebihan
akibat perdarahan.

Anak umur 2-5 tahun


Asupan besi kurang karena
jenis makanan kurang
mengandung Fe jenis heme
atau minum susu berlebihan

Kebutuhan meningkat
karena infeksi
berulang/kronis baik
bakteri, virus maupun
parasit
Kehilangan berlebihan
akibat perdarahan.
Anak umur 5 tahun-remaja
Kehilangan berlebihan akibat
perdarahan.
Menstruasi berlebihan pada
remaja puteri.

Kriteria Diagnosis
1. Kadar Hb yang rendah sesuai usia,
2. Rata rata konsentrasi Hb eritrosit
(MCHC) <31%,
3. Kadar Fe serum <50 Ug/dl, dan
4. Saturasi transfirin (ST) <15 %.
Kriteria yang harus dipenuhi paling sedikit
kriteria nomor 1, 3, dan 4.

Tahapan Kekurangan Besi


Kadar besi dipakai untuk menilai 3 tahapan defisiensi
besi yaitu:
Tahapan I (deplesi besi): berkurangnya cadangan besi,
namun besi serum masih normal (SI : >60 Ug/dl).
Tahap kedua / iron deficient erythropoietin didapatkan
suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang
eritropoisis (SI : 40 - <60 Ug/dl)
Tahap ketiga bila besi yang menuju eritroid sumsum
tulang sudah tidak cukup (SI <40 Ug/ dl).

Tahapan Kekurangan Besi


Saturasi transferin (ST) dihitung dengan
membagi SI dengan TIBC dikalikan 100%.
Status besi yang sangat kurang (ST<7 %),
kurang (ST 7 <16 %) dan status besi normal
(ST > 16 %).

Terapi

Anemia Megaloblastik
Ditandai dengan adanya peningkatan
ukuran sel darah merah yang disebabkan
oleh abnormalitas hematopoisis dengan
karakter
dismaturasi
nukleus
dan
sitoplasma sel mieloid dan eritroid sebagai
akibat gangguan sintesis DNA.

Etiologi
Defisiensi Asam Folat
Defisiensi vitamin B12

Asam Folat
Asupan folat yang dianjurkan untuk balita
dan anak anak adalah 100-150 mcg/hari,
untuk remaja dan dewasa membutuhkan
150-350 mcg/hari.
Fungsi utama folat adalah mengangkut
unit 1 karbon seperti gugus metil dan
formil ke berbagai senyawa organik
seperti pada pembentukan timidin dan
deoksiuridin.

Vitamin B12
Vitamin B12 penting untuk sintesis DNA.
Anak besar dan remaja memiliki
persediaan vitamin B12 untuk selama 3-5
tahun. Meskipun demikian, pada bayi
yang lahir dari ibu yang persediaan
vitamin B12 nya rendah, manifestasi
defisiensi kobalamin dapat timbul pada
usia 4-5 bulan pertama kehidupan.

Patofisiologi
Defisiensi asam
folat dan vit. B12

gangguan sintesis DNA


pada inti eritroblast

maturasi inti
lebih lambat

kromatin lebih
longgar

ukuran sel lebih


besar

sel megaloblast

dihancurkan saat masih


di sumsum tulang

sel megaloblast

Manifestasi Klinis
Defisiensi Asam Folat
Iritabel
Gagal mencapai berat
badan cukup
Diare kronis

Defisiensi Vitamin
B12
Gejala anemia
Gejala neurologis
(parestesia, defisit
sensori, hipotonia,
kejang, keterlambatan
perkembangan,
perubahan
neuropsikiatrik)

Pemeriksaan Laboratorium
Anemia makrositik (MCV >100 fL)
Leukopenia (1500-1000/mm2),
hipersegmentasi neutrofil.
Sumsum tulang hiperselular
Defisiensi vit. B12 <100 pg/ml: asam folat
serum normal/, bilirubin 2-3 mg/dl.

Terapi
Defisiensi Asam Folat
pemberian as. folat
0,5-1 mg/hari
(oral/parenteral)
3-4 minggu sampai
terjadi perbaikan
hematologis yang
menetap
dilanjutkan
pemeliharaan dgn
multivitamin yg
mengandung 0,2 mg
as. folat

Defisiensi Vit. B12


kebutuhan vit. B12 =
1-5 g/hari
jika terjadi perbaikan
neurologis inj. vit.
B12 1 mg IM selama 2
minggu.
dilanjutkan dgn
pemeliharaan seumur
hidup = inj. vit B12 1
mg/bulan

Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik dibagi menurut
penyebabnya:
Anemia hemolitik defek imun:
Anemia hemolitik "warm antibody"
Anemia hemolitik "cold antibody"

Anemia hemolitik defek membran:


Sferositosis heriditer
Elipsitosisheriditer
Stomatosis heriditer
Paroksismal nokturnal hemoglobinuria

Anemia Hemolitik Defek Imun


Kerusakan sel eritrosit pada anak maupun
dewasa sering disebabkan oleh adanya
mediator imun baik akibat masuknya
antibodi (IgG) secara transplasental dari
darah ibu ke fetus intra uterin atau secara
aktif pada kondisi ketidakcocokan darah
pada transfusi tukar.

Manifestasi Klinik

mudah lelah
malaise
demam
ikterus
perubahan warna urin
nyeri abdomen dan gangguan pernafasan
hepatosplenomegali

Pemeriksaan Penunjang
Darah tepi

Sferositosis
Eritrosit berinti
Hb 3-9 g/dL
Trombositopeni
Bilirubin indirek
meningkat

Tes Coombs
Direct Antiglobulin
Test:
aglutinasi sel ertrosit +
antiglobulin + antiIgG
permukaan sel
eritrosit mengandung
IgG (tes DAT +)

Terapi
Kortikosteroid
2-10 mg/kgbb/hari
bila proses hemolitik
menurun, hb
meningkat, turunkan
dosis perlahan

Gammaglobulin IV
2 g/kgBB

Splenektomi

Anemia Hemolitik Defek Membran


Sferosis Herediter
autosom dominan
Hb 6-10 g/dL.
hemolisis dibuktikan dengan retikulosit
meningkat 6-20%, hiperbilirubinemia, MCV
normal, MCHC meningkat, tes Coobs negatif.
Hb >10 g/dl, retikulosit <10% tdk perlu
pengobatan
Hb<10 g/dl, umur <2 thn, gambaran hemolisis
transfusi.

Eliptositosis
Bayi baru lahir : ikterik dengan gambaran darah tepi
poikilositosis dan piknositosis, kadang disertai
anemia ringan dan splenomegali.
Pasien dengan hemolitik kronik memerlukan asam
folat 1 mg/hari untuk mencegah defisiensi as. folat.

Anemia pada Penyakit Menahun


anemia bervariasi dari normositik sampai
mikrositik, dari normokromik - hipokromik,
anemia ringan,
kadar Hb jarang kurang dari 9 g/dL, sifat
anemia tidak progresif, tergantung dari
penyakit utama.

Etiologi
Penglepasan besi dari makrofag ke
plasma terhambat,
usia eritrosit memendek
respon eritropoietin terhadap anemia
menurun

kadar besi serum menurun,


kadar feritin normal/meningkat.
Hasil elektroforesis Hb normal.
Cadangan besi sumsum tulan normal,
besi dalam eritroblas menurun.

Terapi
atasi penyakit penyebab
transfusi PRC

Kesimpulan

Anemia merupakan hal yang tidak jarang


terjadi pada anak, dan paling sering
disebabkan oleh kekurangan suatu gizi
tertentu. Dengan mengetahui penyebab
dan cara mendiagnosis anemia, terapi
yang diberikan harus sesuai untuk
memperbaiki kesehatan pasien dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai