Anda di halaman 1dari 68

Bab VII Pipe Stress Analysis

BAB VII
PIPE STRESS ANALYSIS
Why ?
Statics
General State of Stress
Tegangan Pada Pipa

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.1 Introduction

Untuk merancang/modifikasi sistem perpipaan, engineer


harus memahami perilaku sistem dibawah pembebanan dan
juga persyaratan Code yang harus dipenuhi

Parameter fisik yang dapat digunakan untuk quantifikasi


perilaku suatu mechanical system antara lain : percepatan,
kecepatan, temperatur, gaya dalam & momen, stress, strain,
perpindahan, reaksi tumpuan, dll

Nilai batas yang diijinkan untuk setiap parameter ditetapkan


untuk mencegah kegagalan system
Code: piping design requirement : pipe stress analysis

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

Why do we perform stress analysis ??

Untuk menjaga tegangan di dalam pipa dan fitings tetap


dalam range yang diijinkan Code

Untuk menjaga nozzle loadings dalam range yang diijinkan


manufacturers recognized standard (NEMA, API610, API617,
dll)

Untuk menjaga tegangan bejana tekan pada piping


connection dalam range ASME section VIII allowable level

Untuk menghitung design load yang diperlukan untuk


menentukan support dan restraints

Untuk menentukan perpindahan pipa interference checks

Untuk mengatasi problem getaran pada sistem perpipaan

Untuk membantu optimasi design sistem perpipaan


Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

Typical pipe stress documentation

Data masukan :
dimensi dan jenis material

parameter operasi : temperatur, tekanan, fluida


parameter beban : berat isolasi, perpindahan, angin, gempa, dll
Code yang digunakan

Pemodelan : Node, elemen, tumpuan


Aturan penempatan node:
definisi geometri : system start, interseksi, perubahan arah, end
perubahan parameter operasi : perubahan temp, tekanan, isolasi
definisi parameter kekakuan elemen : perubahan ukuran pipa,
expansion joint, valve
posisi kondisi batas : restrain, anchor
massa terkonsentrasi : refinement dynamic model
aplikasi pembebanan : aplikasi gaya, berat isolasi, gempa, snow, dll
pengambilan informasi dari hasil analisis : gaya dalam, stress,
displacement, reaksi tumpuan, dll

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.2 Statics Review

Gaya & Momen


Force is a vector quantity with the direction and
magnitude of the push (compression), pull (tension),
or shear effects.
Moment is a vector quantity with the direction and
magnitude of twisting and bending effects

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

Kesetimbangan
Sebuah benda dikatakan dalam keadaan setimbang jika
resultan dari gaya-gaya dan momen yang bekerja pada
benda tersebut adalah nol

Fx 0

Fy 0

Fz 0

M 0

Diagram benda bebas


Diagram benda bebas adalah suatu keadaan dimana sebuah
benda atau kombinasi dari beberapa benda digambarkan
menjadi sebuah benda tunggal yang diisolasi dari bendabenda sekitarnya. Benda-benda yang berinterakasi dengan
benda yang diisolasikan tersebut dihilangkan dan digantikan
dengan gaya atau momen
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

Reaksi tumpuan
Reaksi pada
tumpuan
tergantung pada
jenis tumpuan

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

Gaya-gaya dalam dan momen lentur


Gaya-gaya dalam dan momen di dalam
benda/struktur dapat dicari dengan membuat
potongan semu pada posisi yang diinginkan
kesetimbangan

Komponen gaya-gaya dalam :


1. Gaya aksial, Fxx cenderung menimbulkan
perpanjangan atau
perpendekan
2. Gaya geser, Fxy, Fxz - cenderung
menimbulkan geseran
antara bagian satu
dengan yang lain
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

Bab VII Pipe Stress Analysis

3. Momen puntir, Mxx, - cenderung menimbulkan puntiran (twist)


terhadap sumbu longitudinal
4. Momen bending, Mxy, Mxz cenderung menimbulkan
bend/lentur

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

10

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Silinder hidrolik memberikan tekanan sebesar P pada titik B,
tentukanlah diagram gaya-gaya dalam elemen BCD.
Diketahui P = 900 lb, ADF = 0,125 in2

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

11

Bab VII Pipe Stress Analysis

Momen dalam sistem


perpipaan - Bend

Mi = momen in-plane
Mo = momen out-plane
Mt = momen torsi

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

12

Bab VII Pipe Stress Analysis

Momen dalam sistem perpipaan - percabangan

Mi = momen in-plane
Mo = momen out-plane
Mt = momen torsi
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

13

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.3 Stress Review


7.3.1 Stress State pada suatu titik
Jika sebuah benda tiga dimensi mendapat beban, maka perlu dicari
intensitas gaya pada setiap titik di dalam benda.

Buat potongan khayal yang melalui titik 0 dengan vektor


normal .
Penampang dibagi menjadi beberapa elemen kecil A.
Setiap elemen kecil penampang terdapat gaya dalam F.

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

14

Bab VII Pipe Stress Analysis

Resultan gaya pada penampang

Stress vector

Definisi stress vector :

F
T lim
A 0 A

Stress vector ini adalah intensitas gaya pada


seluruh penampang dan arahnya tidak harus sama
antara satu dengan yang lain.
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

15

Bab VII Pipe Stress Analysis

Denganmendefinisikansistemkoordinatkartesian,
sumbuxsejajarndansumbuy,zpadabidang,maka
komponenstress vectorTadalah

T x i xy j xz k

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

16

Bab VII Pipe Stress Analysis

Dengan membuat potongan imaginer tegak lurus


terhadap sumbu y dan juga sumbu z, maka akan
didapatkan elemen tegangan sebagai berikut.

xy

xz

ij yx
zx

y
zy

yz
z

Elemen tegangan 3D
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

17

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.3.2 Tegangan Bidang (Plane Stress)


Plane stress adalah kondisi tegangan dalam bidang (2
dimensi), semua tegangan tegak lurus bidang berharga
nol. (z = xz = yz = 0), sehingga komponen tegangan
plane stress adalah:
x
ij
yx

xy
y

Elemen tegangan 2D
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

18

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.3.3 Tegangan akibat beban aksial


Prismatik bar dengan panjang L1 dan luas penampang A1
mendapat beban normal P

Material bersifat elastis linear

Asumsi berat bar sangat kecil


dibandingkan beban P

Bar akan mengalami


pertambahan panjang atau
deformasi

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

19

Bab VII Pipe Stress Analysis

Modulus Young (modulus elastisitas) adalah slope dari kurva P/A vs /L


Hubungan linear:

E
A
L

PL
AE
Tegangan normal didefinisikan sebagai perbandingan antara beban
aksial terhadap luas penampangnya

(+) = tarik

(-) = tekan
Regangan normal dedefinisikan sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang (deformasi) terhadap panjang semula bar
Hubungan tegangan-regangan:

Hookess Law

Pada saat bar bertambah panjang dalam arah longitudinal, juga


akan mengalami kontraksi dalam arah melintang

reganganmelintang
reganganlongitudinal
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

20

Bab VII Pipe Stress Analysis

Perubahan panjang atau deformasi yang terjadi Regangan


normal yang terjadi:
> 0 = ekstensi

u B -u A

< 0 = kontraksi
Hubungan regangan - perpindahan

uB uA

L
L

Hubungan gaya dan perpindahan

(u B u A )

FL
AE

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

21

Bab VII Pipe Stress Analysis

Prosedur Analisis :
1.Statika
Diagram benda bebas
Keseimbangan
Reaksi-reaksi tumpuan
Gaya-gaya dalam batang

2.

Tegangan

3.Hubungan gaya-deformasi (Hukum Hookes)


4.Hubungan deformasi-perpindahan
Struktur statis tak tentu :
Ketiga tahap, yaitu keseimbangan, hubungan gaya-deformasi, geometri
deformasi harus dilakukan secara bersamaan untuk mendapatkan
reaksi tumpuan dan gaya-gaya dalam
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

22

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Silinder hidrolik memberikan tekanan sebesar P pada titik B. Jika
lengan BCD adalah benda kaku, tentukanlah tegangan normal
dan regangan normal bar DF.
Diketahui EDF = 30 x 106 psi, P = 900 lb, ADF = 0,125 in2

pin

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

23

Bab VII Pipe Stress Analysis

Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur akan mengakibatkan perubahan panjang
pada bar dengan ujung bebas
Thermal strain

T T

= koefisien ekspansi thermal

T = perubahan temperatur
Koefisien ekspansi thermal
beberapa jenis logam
Jenismaterial
10-6/0F
10-6/0C
Aluminium

12

23

Bronze

10

19

Copper

9.5

17

Structuralsteel

6.5

12

Tungsten

2.4

4.5

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

24

Bab VII Pipe Stress Analysis

Perubahan panjang

T T .L.T.L o

Hukum Hooke yang melibatkan efek temperatur

.T
E

Tegangan akibat beban dan temperatur

E. -.E.T

Hubungan gaya perpindahan


F

E.A
u B u A E.A..T
L
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

25

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Dua buah pipa dengan diameter nominal 3 in pada potongan AB
dan 2 in pada potongan BC disambung pada titik B dan dijepit
di antara 2 dinding seperti pada gambar. Tentukan tegangan di
masing-masing pipa dan perpindahan titik B akibat peningkatan
temperatur T = 100o F. Jika E = 30.000ksi dan = 6,5 x 10-6
/oF, AAB = 2,23 in2 dan ABC = 1,07 in2.

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

26

Bab VII Pipe Stress Analysis

Solusi
1)Statika
Dari diagram benda bebas
FAB = R
FAB = FBC
FBC = R
2)Hubungan gaya perpindahan
Untuk pipa AB
AB

Untuk pipa BC

FAB
EA AB

BC

FAB EA AB AB EA ABT

FBC
EA BC

FBC EA BC BC EA BC T

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

27

Bab VII Pipe Stress Analysis

3)Geometri
Perpindahan pada titik A, B dan C ditunjukkan pada gambar
dengan kondisi batas uA = uC = 0

u uA
u
AB B
B
L AB
L AB

uC uB uB
BC

L BC
L BC

FAB FBC
uB
uB
EA AB
EA ABT EA BC
EA BC T
L AB
L BC

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

28

Bab VII Pipe Stress Analysis

kemudian dapat dicari UB


A AB A BC
T A AB A BC

L
L
BC
AB

u B

2,23 1,07
6

6,5x10 x100x1,16
24
36

uB

u B 7,08x10 3 inch

4)Tegangan
Tentukan R = FBC
R = -30,33 kips
Sehingga tegangan-tegangan yang terjadi
AB
BC

R
13,6 ksi
A AB

28,3 ksi
A BC

keduanya adalah tegangan tekan

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

29

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.3.4 Tegangan akibat beban puntir (torsi)


Sebuah benda linear elastis yang mendapat beban torsi akan
mengalami deformasi sudut atau twist

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

30

Bab VII Pipe Stress Analysis

Diagram benda bebas elemen x

r
Sudut twist : tan = CC/x

untuk yang kecil tan


x
CC = r
Untukx0:
= laju perubahan sudut rotasi (twist)
rd

r
dx

= regangan geser
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

31

Bab VII Pipe Stress Analysis

Hubungan tegangan-regangan geser

G.

G = modulus geser

Tegangan geser pada jarak r


dari sumbu poros

Gr

d
dx

Keseimbangan pada penampang

rdA T

d 2
r dA T

dx A

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

32

Bab VII Pipe Stress Analysis

Definisi : Momen inersia polar

J r 2 dA
A

d 4
J
32

Jadi deformasi sudut (twist)


akibat beban torsi adalah

distribusi tegangan geser


pada penampang

(D 4 d 4 )
J
32

pipa

poros bulat

T
d
dx
GJ

Tr

Hubungan Torsi - twist


B

T B
d GJ dx

x
A

A constant

GJ
B A
L

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

33

Bab VII Pipe Stress Analysis

Analogi
beban
aksial torsi

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

34

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah poros baja AB dengan panjang 1.5 m mendapat beban
momen puntir T = 1100 N.m pada titik B seperti ditunjukkan
pada gambar. Jika diameter poros 50 mm, tentukanlah
tegangan geser maksimum dan sudut puntiran pada potongan
B. Ujung A dijepit pada dinding dan G = 80 Gpa, abaikan berat
porosnya sendiri.

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

35

Bab VII Pipe Stress Analysis

Solusi
1)Statika : DBB
Dari diagram
benda bebas
diketahui bahwa
akibat T pada A,
maka reaksi
momen puntir
pada batang
sepanjang sumbu
x sama dengan
T

Gambar
3.12

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

36

Bab VII Pipe Stress Analysis

2)Hubungan gaya-deformasi

TL
B
GJ

Karena poros dijepit, maka A = 0,


sedangkan sudut puntir yang
terjadi pada B adalah
4

d
50 x10
J

32
32
B

80x10

3 4

6,136 x10 7 m 4

1100 N.m 1,5m


9

N / m 2 6,136 x10 7 m 4

3,36 x10 2 rad

B 1,93o
2)Tegangan geser maksimumpada poros terjadi pada
permukaan luar di jari-jari a = d/

max

d

2

25x10 3 m 1100 N.m


T
44,8MPa

7
4
6,136 x10 m
J
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

37

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.3.5 Tegangan akibat beban bending

Geometri dan deformasi

Regangan normal
d
y
x y
ds

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

38

Bab VII Pipe Stress Analysis

Tegangan normal dan keseimbangan


Untuk mendapatkan distribusi tegangan perlu digunakan
hubungan gaya-deformasi. Hukum Hooke:

y
x E. x E

2D
Keseimbangan pada penampang:

Fx x dA 0
A

M z y x dA M
A

M y z x dA 0

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

39

Bab VII Pipe Stress Analysis

Darri keseimbangan dan deformasi

y x dA

E
ydA 0

Tegangan dan regangan akibat bending

y
My
x

EI z

My
Iz

dengan

I z y dA
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

40

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah beam penampang segiempat dari kayu dengan panjang
L = 12 ft menerima beban P = 1000 lb pada titik tengahnya
seperti ditunjukkan pada gambar. Tentukanlah tegangan tarik
dan tekan maksimum karena lentur pada beam. Diketahui b = h
= 6 in. Abaikan berat beam sendiri.

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

41

Bab VII Pipe Stress Analysis

Solusi
1)DBB & gaya-gaya dalam

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

42

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.3.6 Tegangan akibat beban geser


Karakteristik kelakuan
material elastis linear
akibat beban geser
Tegangan geser

G.

G = modulus geser
E
G
21
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

43

Bab VII Pipe Stress Analysis

Tegangan geser pada beam

Tegangan geser pada posisi y = y1


yx

V x Q y1

bI z

Q ydA
A1

First moment
of Inersia
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

44

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.4 Tegangan pada pipa


Secara umum tegangan pada pipa dapat dibagi menjadi
dua : tegangan normal dan tegangan geser
Tegangan normal
1. Tegangan arah longitudinal longitudinal stress
2. Tegangan arah tangensial hoop stress
3. Tegangan arah radial radial stress
Tegangan geser
1. Tegangan akibat gaya geser shear stress
2. Tegangan akibat momen puntir torsional stress

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

45

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.4.1 Longitudinal Stress


Tegangan yang bekerja dalam arah axial yang sejajar
dengan sumbu pipa

Akibat gaya dalam FAX


FAX

FAX
L
Am
L
Am

= longitudinal stress
= luas penampang pipa
= (do2 di2)/4
= dm t

d0 = diameter luar
di = diameter dalam
dm = diameter rata-rata

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

46

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah pipa memiliki diameter luar sebesar 5 in dan ketebalan
0.375 in. Pipa tersebut diberi beban F = 200 lb pada salah satu
ujungnya, sedangkan ujung lainnya dijepit. Tentukan besar
tegangan yang terjadi pada pipa tersebut !

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

47

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah pipa memiliki dua buah segmen dan mendapat beban
aksial sebesar FC = 1500 lb dan FB = 600 lb. Pipa tersebut
memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan tebal 0.5 in.
Tentukan tegangan yang terjadi pada tiap segmen !
A

R A = 900 lb

F= 1500 lb
F= 600 lb

F= 1500 lb

F AB = 900 lb

R A = 900 lb
24 in

16 in

RA = 900 lb

F BC = 1500 lb
F= 600 lb

F (lb)
1500
900

24

40

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

X (in)

48

Bab VII Pipe Stress Analysis

Longitudinal stress akibat internal pressure

PA i
L
Am
P
Ai

= design pressure
= luas penampang dalam
= di2/4
Penyederhanaan

Pd i2
Pd i2
L 2

2
(d 0 d i ) 4d m t

Pd 0
L
4t

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

49

Bab VII Pipe Stress Analysis

Longitudinal stress akibat momen bending

Tegangan bervariasi linier pada penampang, proporsional


thd jarak ke neutral axis

LB
MB
c
Tegangan maksimumdinding luar I

LB max

M BR 0 M B

I
Z

M Bc

= momen bending
= jarak p.o.i ke sumbu netral
= momen inersia penampang

= (do4 di4)/64
= section modulus

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

50

Bab VII Pipe Stress Analysis

Total longitudinal stress

FAX Pd 0 M B
L

Am
4t
Z

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

51

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah pipa diberi beban F = 200 lb pada salah satu ujungnya,
sementara ujung yang lainnya dijepit. Pipa tersebut memiliki
diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan 0.5 in. Tentukan
tegangan yang terjadi pada pipa !
F= 200 lb
A

40 in

F= 200 lb

MA
R Ax = 0

M (lb.in)

X (in)

R Ay

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

52

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah pipa baja diberi tumpuan pada kedua ujungnya dan
mendapat beban F = 200 lb pada bagian tengahnya. Pipa
tersebut memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan
0.5 in. Tentukan besar tegangan yang terjadi pada pipa !

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

53

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.4.2 Hoop Stress


Tegangan yang bekerja dalam arah tangensial
Besarnya bervariasi terhadap tebal dinding pipa
Lames equation

SH

2 2

r
2
i ro
ri 2
r
(ro2 ri2 )

r = radius p.o.i

Penyederhanaan Thin walled cylinder

Pd i L Pd i
H

2 tL
2t

Pd 0
H
2t
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

54

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Pada sebuah pipa bekerja tekanan internal sebesar 130 psi.
Pipa tersebut memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan
ketebalan 0.5 in. Tentukan besar tegangan yang terjadi pada
dinding pipa!
Diameter dalam pipa :
Di = Do 2t = 8.625 2(0.5)
= 7.625 in

PIPA

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

55

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.4.3 Radial Stress


Tegangan yang bekerja dalam arah radial pipa
Besarnya bervariasi dari permukaan dalam ke
permukaan luar

2 2

r
2
i ro
ri 2
r
(ro2 ri2 )

Internal pressuremax pada permukaan dalam, dan min


pada permukaan luar opposite bending stress
Magnitude biasanya kecil sering diabaikan (traditionaly)

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

56

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.4.4 Shear Stress


Bekerja dalam arah penampang pipa
Akibat gaya geser :

max

VQ

Am

V = gaya geser
Am = luas penampang
Q = Shear form factor (1.33 for solid circular section)

Maksimum pada sumbu netral & minimum pada jarak


maks dari sumbu netral opposite bending stress
Magnitude relatif kecil diabaikan (traditionaly)
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

57

Bab VII Pipe Stress Analysis

Shear stress akibat momen puntir

MTc

R
MT = momen puntir
c = jarak dari titik pusat
R = Torsional resistance
= (do4

di4)/32

Tegangan maksimum terjadi pada dinding luar :

max

MT

2Z

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

58

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah pipa mendapat momen puntir T = 1000 lb.in pada salah
satu ujungnya, sedangkan ujung yang lainnya dijepit. Pipa
tersebut memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan
0.5 in. Tentukan besar tegangan yang terjadi !

DBB

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

59

Bab VII Pipe Stress Analysis

Contoh Soal
Sebuah pipa memiliki dua buah segmen dan mendapat momen
puntir sebesar TB = 800 lb.in dan TC = 1500 lb.in. Pipa tersebut
memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan 0.5 in.
Tentukan tegangan yang terjadi pada tiap segmen pipa !

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

60

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.5 Principal stresses (Tegangan-tegangan utama)

Dalam perhitungan kekuatan, kita sering harus mengetahui tegangan


normal maksimum yang terjadi.

Tegangan normal maksimum dan minimum pada suatu elemen


tegangan disebut principal stress atau tegangan utama

Dapat diturunkan bahwa tegangan-tegangan utama pada elemen 3


dimensi adalah akar dari persamaan:

p 3 I1 p 2 I 2 p1 I 3 0
I1 x y z
I 2 x y x z y z xy 2 xz 2 yz 2
x
I 3 xy
xz

xy
y
yz

xz
yz
z
Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

61

Bab VII Pipe Stress Analysis

Principal stresses 2 Dimensi


1, 2

x y
2

x y

xy

arah

2 xy
1
1

p tan
x y
2

Tegangan geser maksimum 2 Dimensi


max

x y

xy

x y
1
1

s tan

2
2

xy

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

62

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.6 Lingkaran Mohr

Kondisi tegangan pada suatu elemen tegangan dapat


direpresentasikan secara geometris dengan lingkaran Mohr

Lingkaran Mohr untuk elemen 2 dimensi :

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

63

Bab VII Pipe Stress Analysis

Lingkaran Mohr 3 Dimensi

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

64

Bab VII Pipe Stress Analysis

7.7 Stress Intensification Factors

Piping auxiliaries Bends (elbow, mitter, dll), branch connection


(welding tee, fabricated tee, dll) memiliki :
1. karakteristik flesibilitas (h)
2. Flexibility factor (k)
3. Stress intensification factors (SIF)

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

65

Bab VII Pipe Stress Analysis

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

66

Bab VII Pipe Stress Analysis

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

67

Bab VII Pipe Stress Analysis

END OF CHAPTER VII

Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan

68

Anda mungkin juga menyukai