Anda di halaman 1dari 44

RESPONSI KASUS

MIOMA UTERI
Pembimbing :
dr. Sukamto, SpOG
Oleh :
Maria Nindya Prawita

DEFINISI

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak lapisan


miometrium rahim, dengan sifat konsistensi
padat kenyal, berbatas jelas memiliki
pseudokapsul bisa soliter atau multipel dengan
ukuran mulai dari mikroskopis sampai > 50 kg

Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan


jaringan ikat yang menumpangnya.Oleh karena
itu, dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Mioma
uteri merupakan neoplasma jinak yang paling
umum dan sering dialami oleh wanita.
Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis
berdasarkan besar dan letak mioma

EPIDEMIOLOGI
Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia produktif,
tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti

Insidensinya 3-9 x lebih banyak pada ras kulit berwarna


dibandingkan dengan ras kulit putih. Selama 5 dekade terakhir,
ditemukan 50% kasus mioma uteri terjadi pada ras kulit berwarna

Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 - 45 tahun


(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita
post menopause.

Wanita yang sering melahirkan, sedikit kemungkinannya untuk


perkembangan mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak
pernah hamil atau hanya satu kali hamil

ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri
sampai saat ini belum diketahui.
Stimulasiestrogen diduga sangat berperan untuk
terjadinya mioma uteri.
Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri
yang banyak ditemukan pada usia reproduksi
dan kejadiannya rendah pada usia menopause.
Ichimura mengatakan bahwa hormon ovarium
dipercaya menstimulasi pertumbuhan mioma
karena adanya peningkatan insidennya setelah
menarke

Pukka dan kawan-kawan melaporkan bahwa


jaringan mioma uteri lebih banyak mengandung
reseptor estrogen jika dibandingkan dengan
miometrium normal.
Pertumbuhan mioma uteri bervariasi pada setiap
individu, bahkan di antara nodul mioma pada
uterus yang sama
Perbedaan ini berkaitan dengan jumlah reseptor
estrogen dan reseptor progesteron

Meyer dan De Snoo mengemukakan patogenesis


mioma uteri dengan teori cell nest atau
genitoblas.
Pendapat ini lebih lanjut diperkuat oleh hasil
peneiitian Miller dan Lipschuz yang mengatakan
bahwa terjadinya mioma uteri bergantung pada
sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest
yang selanjutnya dapat dirangsang terus
menerus oleh estrogen

PATOLOGI ANATOMI

Mioma submukosum
Mioma intramural
Mioma subserosum

1. Mioma submukosum; berada di


bawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus. Mioma
submukosum dapat tumbuh bertangkai
menjadi polip, kemudian dilahirkan
melalui saluran serviks (myom geburt).
2. Mioma intramural; mioma terdapat
di dinding uterus di antara serabut
miometrium.
Mioma subserosum: apabila tumbuh ke
luar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus, diliputi oleh
serosa. 3.Mioma subserosum dapat
tumbuh di antara kedua lapisan
ligamentum latum menjadi mioma uteri
intraligamenter.

DEGENERASI
DEGENERASI JINAK

Atrofi : ditandai dengan pengecilan tumor yang umumnya


terjadi setelah persalinan atau menopause
Hialin : terjadi pada mioma yang telah matang atau tua di
mana bagian yang semula aktif tumbuh kemudian terhenti
akibat kehilangan pasokan nutrisi dan berubah warnanya
menjadi kekuningan, melunak atau melebur menjadi cairan
gelatin sebagai tanda terjadinya degenerasi hialin.
Kistik : setelah mengalami hialinisasi, hal tersebut berlanjut
dengan cairnya gelatin sehingga mioma konsistensinya
menjadi kistik. Adanya kompresi atau tekanan fisik pada
bagian tersebut dapat menyebabkan keluarnya cairan kista
ke kavum uteri, kavum peritoneum, atau retriperitoneum.

Kalsifikasi : disebut juga degenerasi kalkareus


yang umumnya mengenai mioma subserosa yang
sangat rentan terhadap deficit sirkulasi yang dapat
menyebabkan pengendapan kalsium karbonat dan
fosfat di dalam tumor.
Septic : defisit sirkulasi dapat menyebabkan mioma
mengalami nekrosis di bagian tengah tumor yang
berlanjut dengan infeksi yang ditandai dengan
nyeri, kaku dinding perut dan demam akut.
Kaneus : disebut juga degerasi merah yang
diakibatkan oleh thrombosis yang diikuti dengan
terjadinya bendungan vena dan perdarahan
sehingga menyebabkan perubahan warna mioma

Miksomatosa : disebut juga degenarasi lemak


yang terjadi setelahh proses degenerasi hialin
dan kistik. Degenerasi ini sangat jarang dan
umumnya asimtomatik.
Degenerasi ganas
Transformasi kearah keganasan (menjadi
miosarkoma) terjadi pada 0,1% - 0,5% penderita
mioma uteri

GEJALA
Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri
sangat tergantung dari lokasi, arah
pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma.
Hanya dijumpai pada 20-50% saja mioma uteri
menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak
mengeluh apapun. hipermenore, menometroragia
adalah merupakan gejala klasik dari mioma
uteri

Dismenore, nyeri perut bagian bawah, serta nyeri


pinggang. Tergantung dari lokasi dan arah
pertumbuhan mioma, maka kandung kemih,
ureter, dan usus dapat terganggu.
Mioma uteri sebagai penyebab infertilitas hanya
dijumpai pada 2-10% kasus.

a. Massa di Perut Bawah


Penderita mengeluhkan merasakan adanya
massa atau benjolan di perut bagian bawah.
b. Perdarahan Abnormal
Diperkirakan 30% wanita dengan mioma uteri
mengalami kelainan menstruasi, menoragia atau
menstruasi yang lebih sering

c. Nyeri Perut
d. Pressure Effects ( Efek Tekanan )
Pembesaran mioma dapat menyebabkan adanya
efek tekanan pada organ-organ di sekitar uterus.
e. Penurunan Kesuburan dan Abortus
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab
penurunan kesuburan masih belum jelas.

Pemeriksaan fisik:

Anamnesis:

tentang keluhan dan riwayat


penyakit, penderita seringkali
mengeluh rasa berat dan adanya
benjolan pada perut bagian bawah,
kadang mempunyai gangguan haid

Pada palpasi abdomen, didapatkan


tumor didaerah atau pubis atau
abdomen bagian bawah dengan
konsistensi padat kenyal, berdungkul,
tidak nyeri, berbatas jelas, mobil bila
tidak ada perlekatan.
-. Mioma subserosum dapat mempunyai
tangkai yang berhubung dengan uterus

Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang :

-Ultra Sonografi (USG): mioma uteri


yang besar paling bagus didiagnosis
dengan kombinasi transabdominal dan
transvaginal sonografi.
-MRI mampu menentukan ukuran,
lokasi dari mioma uteri serta bisa
mengevaluasi jarak penembusan mioma
submukosa di dalam dinding
miometrium

18

PENATALAKSANAAN
a. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma
lebih besar dari kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat,
terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
b. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan
mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi
medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti
sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah
analog GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonis), progesteron,
danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen
lain seperti gossypol dan amantadine

c. Operatif
Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan embolisasi
arteri uterus.

KOMPLIKASI
a. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan ditemukan hanya
0,32-0,6% dari ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah
diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat
membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam
menopause. seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma
uterus.
b. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah
sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut
tidak terjadi.

PROGNOSIS
Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.
Myomectomi yang extensif dan secara significant melibatkan miometrium
atau menembus endometrium, maka diharusken SC (Sectio caesaria) pada
persalinan berikutnya. Myoma yang kambuh kembali (rekurens) setelah
myomectomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3nya memerlukan tindakan
lebih lanjut.

Pengaruh mioma pada kehamilan


& persalinan
Kemungkinan abortus bertambah
Kelainan letak janin dalam rahim, terutama
pada mioma yang besar dan letak subserosum
Menghalangi lahirnya bayi, terutama pada
mioma yang letaknya di serviks
Insersia uteri dan atonia uteri, terutama pada
mioma yang letaknya di dalam dinding rahim
atau apabila terdapat banyak mioma
Mempersulit lepasnya, plasenta, terutama pada
mioma yang submukosum dan intramural.

Pengaruh kehamilan & persalinan pada mioma

Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat


hipertrofi dan edema, terutama dalam bulan pertama
karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4
bulan tumor tidak bertambah besar lagi
Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat
berubah bentuk, dan mudah terjadi gangguan
sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi perdarahan
dan nekrosis, terutama di tengah-tengah tumor.
Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut
Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat
mengalami putaran tangkai akibat desakan uterus
yang makin lama makin membesar. Torsi
menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis yang
menimbulkan gambaran klinik nyeri perut mendadak
(acute abdomen).

TINJAUAN KASUS
IDENTITAS

PENDERITA

Nama : Ny.M
Umur :
31 Tahun
Suku :
Jawa
Pendidikan :
Sma/Sederajat
Pekerjaan
: Pegawai swasta
Agama
: Islam
Alamat
: Suko legok rt 14/5 sukodono
Sidoarjo
MRS :
03/11/2014

ANAMNESA
Keluhan

Utama : Nyeri pada perut dan badan


meriang 1,5 bulan

Riwayat

Penyakit Sekarang :

Pasien MRS di RS Haji dikirim dari Poli kandungan RS


Haji dengan diagnosis mioma uteri untuk di lakukan
operasi. Pasien mengatakan bahwa pasien merasa nyeri
pada perut dan badan meriang sejak 1,5 bulan yang lalu.
Awalnya pasien berobat ke rumah sakit di sidoarjo dan
dinyatakan normal, kemudian pasien berobat ke RS Haji
dan dilakukan USG didapatkan hasil Myoma Uteri.
Pasien mengatakan siklus menstruasi tidak teratur,
terkadang 1 bulan 2x menstruasi , dengan jumlah yang
banyak (6x ganti pembalut, sekali memakai pembalut di
double) selama mens pasien tidak mengatakan nyeri.
Sejak tahun 2013 siklus mens pasien menjadi 30 hari,
dengan jumlah normal (4x ganti pembalut )

Riwayat

Penyakit Dahulu

Riwayat

Penyakit Keluarga

Hipertensi
: (-)
Diabetes mellitus : disangkal
Asma
: disangkal
Alergi
: disangkal

Hipertensi
: Ibu dan ayah pasien
Diabetes mellitus : disangkal
Asma
: disangkal
Alergi
: disangkal

Riwayat

Haid

Riwayat

Perkawinan

Riwayat

Kehamilan dan Persalinan

Riwayat

KB

Menarche : 12 tahun
Siklus: 20 hari, tidak teratur
Lama : 7 hari , banyak (6x gantisoftex, sekali pakai softex didouble)
Dismenorhea
: tidak merasa nyeri sebelum dan selama haid
HPHT
: 17 Oktober 2014

Menikah : 1 kali
Lama menikah : 22 tahun

1x, keguguran pada tahun 1994 dimana pasien mengalami terlambat haid
selama 1 bulan, kemudian dilakukan kuretase di RS Karang Menjangan

(-)

PEMERIKSAAN UMUM
Tinggi badan
: 158 cm
Berat badan
: 54 kg
Keadaan umum: Cukup
A/I/C/ D
: -/ - / - / Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 84 x / menit
Suhu (axiller)
: 36,8 C
RR
: 22 / menit

PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Kepala
: Oedem kelopak mata - / Konjunctiva anemis - / Sclera icterus - / Leher : Pembesaran KGB (-), Bendungan Vena Leher (-)
Thorax
: Bentuk normal, gerak simetris
Pulmo: Suara nafas vesikuler, Rh - / - , Whz - / Cor
: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : I = tampak cembung simetris
P = teraba massa 2 jari diatas simphisis pubis dengan
konsistensi padat kenyal nyeri tekan (-)

P = meteorismus (-)

A = BU dalam batas normal


Ekstremitas : akral hangat
+/+
edema
-/+/+

+ /+

Status Ginekologi

Genetalia eksterna :
Labium mayor: normal, simetris.
Labium minus: normal, simetris, peradangan (-)
V/V: fluxux (-/-)
TFU : 14-16 minggu
VT: tidak dilakukan
RT: tidak dilakukan

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Faal hemostatis (31-10-2014)
PPT: 11,9
INR: 0,98
APTT: 24,7
Darah Lengkap (03-11-2014)
Hb: 12,2 g/dl
Lekosit: 5920 /mm3
Hct: 34,3%
Trombosit: 232.000 /mm3
Kimia Klinik (03-11-2014)
GDP: 118 mg/dl
BUN: 11 mg/dl
Serum kreatinin: 0,8 mg/dl
SGOT: 15 U/L
SGPT: 13 U/L
Albumin 4,3 mg/dl

Urine lengkap (03-11-2014)


BJ :1,005
pH:6,0
Nitrit : (-)
Protein
: (-)
Glukosa : normal
Keton : (-)
Urobilin : normal
Bilirubin : (-)

Sedimen
Eritrosit: 0-1
Lekosit: 0-1
Epitel: 1-2
Bakteri: (-)
Kristal: (-)
Elektrolit
Natrium : 139
Kalium : 3,9
Chlorida: 105

Pemeriksaan Radiologi (17 Oktober 2014),


USG kandungan
Gaster : tampak radang pada gaster
Uterus :tampak myoma uteri intra mural dan
sub serosa, ukuran (4,77 x 8,77cm)
Kesan : myoma uteri intra mural dan sub serosa,
ukuran (4,77 x 8,77cm)

Gastritis

RESUME

Wanita, 47 tahun, keluhan nyeri pada perut dan


badan meriang sejak1,5 bulan yang lalu
Menstruasinya 1 bulan 2x dengan jumlah yang
banyak (6x ganti pembalut didouble)
Pada palpasi abdomen didapatkan teraba massa 2
jari diatas simpfisis pubis dengan konsistensi padat
kenyal, nyeri tekan (-).
Pada pemeriksaan USG gaster tampak peradangan
dan uterus tampak myoma uteri intra mural dan
sub serosa, ukuran (4,77 x 8,77cm)kesan : myoma
uteri intra mural dan sub serosa, ukuran (4,77 x
8,77cm) dan gastritis

DIAGNOSA

Myoma Uteri

KERJA

PLANNING

Pasien MRS
Persiapan operasi:

Informed consent
Siapkan darah PRC/WB 1-2 bag
Pasien puasa selama 8 jam
Mencukur dan mencuci kulit abdomen dan perineum
Pasang kateter folley
Pasang infus RL
Antibiotika profilaksis
Medikasi - preanastesi

Operasi: SVH-SOD (4-11-2014)


Post operasi
4-11-2014 pkl : 19.45
S= O= T= 120/70, N =88x, t= 36
A= Post op SVH-SOD atas indikasi multiple myoma
Infus RL
Neurosanbe drip 1 amp
Inj ketorolac 3x30mg (iv)
Inj ondancentron 2x8mg (2x)
Panzo 1x40 mg drip dalam pz 100 ml
Inj alinamin F 3x1amp
Inj vit c 3x1amp
Inj transamin 500mg 3x1amp

Monitoring:
Observasi vital sign, fluksus dan keluhan
Lab HB
Edukasi:
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang
kondisi pasien, tindakan yang dilakukan, serta
prognosisnya.
Diet TKTP
Mobilisasi bertahap
Menjaga kebersihan luka operasi
Kontrol 1 minggu setelah KRS

Laporan Operasi
Ditemukan multiple mioma 5x5 subserosa,
3x3 intramural di corpus, 2x2 subserosa di
fundus, 3x3 subserosa
Perdarahan 300cc

Tanggal 5-11-2014
S= flatus

Bekas op masih nyeri


O= SU : GCS = 456

A/I/C/D : -/-/-/
TD : 120/70

N :86x

T : 36,9
Thoraks : dbn
Abdomen : bu+ normal, luka op baik,tidak merembes
St gynec : v/v fluxus(-/-)
Hb post op : 11,5

A= Post SVH-SOD atas indilasi multiple myoma uteri , hari=0
P=
diet TKTP

Infuse RL : D5

Inj vit c 3x1 amp

Inj ketorolac 3x1amp

Inj Alinamin F 3x1amp

Inj transamin 500 mg

Mobilisasi bertahap
Monitoring :TTV, Luka op

Tanggal 06-11-2014
S: keluhan

Kentut (+)
O: stat umum : GCS 456

Kepala/leher :dbn

Thoraks : dbn

Abdomen : bu+n, luka op baik tiidak merembes


Stat gynecologi :v/v fluksus -/ A: post SVH dan SOD atas indikasi mioma uteri H+1
P: diet TKTP

As mefenamat 3x500 gr

SF 1x1

Bcomplex 2x1

Rawat luka

Anda mungkin juga menyukai