MIOMA UTERI
Pembimbing :
dr. Sukamto, SpOG
Oleh :
Maria Nindya Prawita
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia produktif,
tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti
ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri
sampai saat ini belum diketahui.
Stimulasiestrogen diduga sangat berperan untuk
terjadinya mioma uteri.
Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri
yang banyak ditemukan pada usia reproduksi
dan kejadiannya rendah pada usia menopause.
Ichimura mengatakan bahwa hormon ovarium
dipercaya menstimulasi pertumbuhan mioma
karena adanya peningkatan insidennya setelah
menarke
PATOLOGI ANATOMI
Mioma submukosum
Mioma intramural
Mioma subserosum
DEGENERASI
DEGENERASI JINAK
GEJALA
Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri
sangat tergantung dari lokasi, arah
pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma.
Hanya dijumpai pada 20-50% saja mioma uteri
menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak
mengeluh apapun. hipermenore, menometroragia
adalah merupakan gejala klasik dari mioma
uteri
c. Nyeri Perut
d. Pressure Effects ( Efek Tekanan )
Pembesaran mioma dapat menyebabkan adanya
efek tekanan pada organ-organ di sekitar uterus.
e. Penurunan Kesuburan dan Abortus
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab
penurunan kesuburan masih belum jelas.
Pemeriksaan fisik:
Anamnesis:
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang :
18
PENATALAKSANAAN
a. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma
lebih besar dari kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat,
terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
b. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan
mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi
medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti
sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah
analog GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonis), progesteron,
danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen
lain seperti gossypol dan amantadine
c. Operatif
Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan embolisasi
arteri uterus.
KOMPLIKASI
a. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan ditemukan hanya
0,32-0,6% dari ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah
diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat
membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam
menopause. seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma
uterus.
b. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah
sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut
tidak terjadi.
PROGNOSIS
Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.
Myomectomi yang extensif dan secara significant melibatkan miometrium
atau menembus endometrium, maka diharusken SC (Sectio caesaria) pada
persalinan berikutnya. Myoma yang kambuh kembali (rekurens) setelah
myomectomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3nya memerlukan tindakan
lebih lanjut.
TINJAUAN KASUS
IDENTITAS
PENDERITA
Nama : Ny.M
Umur :
31 Tahun
Suku :
Jawa
Pendidikan :
Sma/Sederajat
Pekerjaan
: Pegawai swasta
Agama
: Islam
Alamat
: Suko legok rt 14/5 sukodono
Sidoarjo
MRS :
03/11/2014
ANAMNESA
Keluhan
Riwayat
Penyakit Sekarang :
Riwayat
Penyakit Dahulu
Riwayat
Penyakit Keluarga
Hipertensi
: (-)
Diabetes mellitus : disangkal
Asma
: disangkal
Alergi
: disangkal
Hipertensi
: Ibu dan ayah pasien
Diabetes mellitus : disangkal
Asma
: disangkal
Alergi
: disangkal
Riwayat
Haid
Riwayat
Perkawinan
Riwayat
Riwayat
KB
Menarche : 12 tahun
Siklus: 20 hari, tidak teratur
Lama : 7 hari , banyak (6x gantisoftex, sekali pakai softex didouble)
Dismenorhea
: tidak merasa nyeri sebelum dan selama haid
HPHT
: 17 Oktober 2014
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 22 tahun
1x, keguguran pada tahun 1994 dimana pasien mengalami terlambat haid
selama 1 bulan, kemudian dilakukan kuretase di RS Karang Menjangan
(-)
PEMERIKSAAN UMUM
Tinggi badan
: 158 cm
Berat badan
: 54 kg
Keadaan umum: Cukup
A/I/C/ D
: -/ - / - / Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 84 x / menit
Suhu (axiller)
: 36,8 C
RR
: 22 / menit
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Kepala
: Oedem kelopak mata - / Konjunctiva anemis - / Sclera icterus - / Leher : Pembesaran KGB (-), Bendungan Vena Leher (-)
Thorax
: Bentuk normal, gerak simetris
Pulmo: Suara nafas vesikuler, Rh - / - , Whz - / Cor
: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : I = tampak cembung simetris
P = teraba massa 2 jari diatas simphisis pubis dengan
konsistensi padat kenyal nyeri tekan (-)
P = meteorismus (-)
Ekstremitas : akral hangat
+/+
edema
-/+/+
+ /+
Status Ginekologi
Genetalia eksterna :
Labium mayor: normal, simetris.
Labium minus: normal, simetris, peradangan (-)
V/V: fluxux (-/-)
TFU : 14-16 minggu
VT: tidak dilakukan
RT: tidak dilakukan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Faal hemostatis (31-10-2014)
PPT: 11,9
INR: 0,98
APTT: 24,7
Darah Lengkap (03-11-2014)
Hb: 12,2 g/dl
Lekosit: 5920 /mm3
Hct: 34,3%
Trombosit: 232.000 /mm3
Kimia Klinik (03-11-2014)
GDP: 118 mg/dl
BUN: 11 mg/dl
Serum kreatinin: 0,8 mg/dl
SGOT: 15 U/L
SGPT: 13 U/L
Albumin 4,3 mg/dl
Gastritis
RESUME
DIAGNOSA
Myoma Uteri
KERJA
PLANNING
Pasien MRS
Persiapan operasi:
Informed consent
Siapkan darah PRC/WB 1-2 bag
Pasien puasa selama 8 jam
Mencukur dan mencuci kulit abdomen dan perineum
Pasang kateter folley
Pasang infus RL
Antibiotika profilaksis
Medikasi - preanastesi
Monitoring:
Observasi vital sign, fluksus dan keluhan
Lab HB
Edukasi:
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang
kondisi pasien, tindakan yang dilakukan, serta
prognosisnya.
Diet TKTP
Mobilisasi bertahap
Menjaga kebersihan luka operasi
Kontrol 1 minggu setelah KRS
Laporan Operasi
Ditemukan multiple mioma 5x5 subserosa,
3x3 intramural di corpus, 2x2 subserosa di
fundus, 3x3 subserosa
Perdarahan 300cc
Tanggal 5-11-2014
S= flatus
A/I/C/D : -/-/-/
TD : 120/70
N :86x
T : 36,9
Thoraks : dbn
Abdomen : bu+ normal, luka op baik,tidak merembes
St gynec : v/v fluxus(-/-)
Hb post op : 11,5
A= Post SVH-SOD atas indilasi multiple myoma uteri , hari=0
P=
diet TKTP
Infuse RL : D5
Mobilisasi bertahap
Monitoring :TTV, Luka op
Tanggal 06-11-2014
S: keluhan
Kentut (+)
O: stat umum : GCS 456
Kepala/leher :dbn
Thoraks : dbn
As mefenamat 3x500 gr
SF 1x1
Bcomplex 2x1
Rawat luka