Indonesia merupakan
penyumbang TB terbesar
nomor 3 di dunia setelah
India dan Cina kasus baru
539.000/tahun dengan
mortalitas 101.000/tahun
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
ETIOLOGI
SUMBER PENULARAN
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Tuberkulosis
yang
menyerang
jaringan paru
KLASIFIKASI
Tuberkulosis
yang
menyerang
organ tubuh lain
selain paru,
misalnya
pleura, kelenjar
getah bening,
selaput otak,
perikard, tulang,
persendian,
kulit
KLASIFIKASI
-
Sekurang-kurangnya 2
dari 3 spesimen dahak
menunjukkan hasil BTA
(+)
1 spesimen dahak
menunjukkan BTA (+)
dan kelainan radiologi
menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif
1 spesimen dahak
menunjukkan BTA (+)
dan biakan positif
KLASIFIKASI
3 spesimen dahak
menunjukkan BTA (-),
gambaran klinik dan
kelainan radiologi
menunjukkan
tuberkulosis aktif
3 spesimen dahak
menunjukkan BTA (-)
dan biakan M.
tuberculosis positif
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Pasien yang belum
pernah mendapat OAT
atau telah menelan
OAT kurang dari satu
bulan
KLASIFIKASI
Pasien yang pernah
mendapat OAT dan
telah dinyatakan
sembuh atau
pengobatan lengkap,
kemudian kembali lagi
berobat dengan hasil
pemeriksaan dahak
BTA positif atau biakan
positif
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Penderita BTA positif
yang masih tetap
positif atau kembali
menjadi positif pada
satu bulan sebelum
akhir pengobatan
ATAU
Penderita BTA negatif,
gambaran radiologik
positif, menjadi BTA
positif pada akhir bulan
ke-2 pengobatan dan
atau gambaran
radiologik ulang
hasilnya perburukan
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
Tidak khas pada TB paru
Limfadenitis TB
pembesaran kelenjar
getah bening, terutama
pada leher dan ketiak
PEMERIKSAAN FISIK
PALPASI
Tidak khas pada TB paru
Pleuritis TB vocal
fremitus melemah
PEMERIKSAAN FISIK
PERKUSI
Tidak khas pada TB paru
Pleuritis TB dullness
pada rongga pleura yang
terdapat cairan
PEMERIKSAAN FISIK
AUSKULTASI
TB Paru rhonki pada
lobus superior terutama
daerah apeks
Pleuritis TB suara
nafas melemah/tidak
terdengar pada rongga
pleura yang berisi cairan
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
Kaviti yang
biasanya lebih
dari 1,
dikelilingi oleh
bayangan opak
berawan
Perselubungan
atau
konsolidasi di
segmen apikal
Bercak milier
BAKTERIOLOGI
TUJUAN menemukan kuman
tuberkulosis mempunyai arti yang
sangat penting dalam
menegakkan diagnosis
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Antibiotik NonOAT (penisilini,
cefalosporin
cefixim,
cefadroxyl)
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
2 RHZE + 4
RH
2 RHZE + 6
HE
2 RHZES + 1
RHZE + 5
RHE
Sesuai uji
sensitivitas
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: KDA
Umur
: 24 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Bali
Agama
: Hindu
Pendidikan
: Tamat SMA
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Desa Pelapuan,
Buleleng
Tanggal MRS
: 23 November
2015
Tanggal Pemeriksaan : 25 November
ANAMNESIS
Keluhan utama : batuk-batuk
Pasien datang dengan keluhan utama batuk-batuk
yang dialaminya sejak 1 bulan yang lalu. Batuk yang
dialami berupa batuk berdahak dengan dahak
berwarna putih kekuningan dengan volume dahak
kurang lebih 1 sendok makan. Batuk dirasakan
hilang timbul dan memberat pada malam hari
sehingga menganggu kualitas tidur pasien. Pasien
sempat mengkonsumsi obat batuk yang dibelinya di
toko obat terdekat untuk mengurangi keluhan
batuknya, namun keluhan batuk tersebut tidak
berkurang. Keluhan batuk-batuk ini tidak disertai
dengan batuk darah maupun sesak nafas.
ANAMNESIS
Pasien juga mengatakan sering berkeringat di malam
hari. Keluhan ini muncul hampir bersamaan dengan
munculnya keluhan batuk-batuk. Keluhan ini dirasakan
hampir setiap malam.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan panas badan
sejak 1 bulan yang lalu. Panas badan terutama
dirasakan saat sore hari dan dirasakan sumer-sumer.
Pasien tidak pernah mengukur panas badannya,
sehingga tidak mengetahui secara pasti berapa suhu
tubuhnya saat keluhan panas badannya muncul.
Keluhan panas badan ini sempat turun saat pasien
mengkonsumsi obat penurun panas, namun muncul
kembali setelah pasien tidak mengkonsumsi obat
penurun panas.
ANAMNESIS
Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan
sebanyak kurang lebih 10 kg selama sebulan terakhir.
Hal ini disebabkan oleh penurunan nafsu makan yang
dialami pasien. Keluhan sesak nafas, nyeri dada
maupun diare lama disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT
SEBELUMNYA
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. Riwayat penyakit lain seperti asma,
hipertensi, penyakit jantung, diabetes, penyakit ginjal
disangkal oleh pasien. Riwayat operasi dan alergi
obat disangkal oleh pasien.
RIWAYAT KELUARGA
Pasien mengakui ada anggota keluarganya yang
mengalami keluhan serupa sejak 4 bulan yang lalu
dan sudah berobat di puskesmas terdekat. Diakui
oleh pasien bahwa keluarganya tersebut dikatakan
menderita infeksi paru-paru yang mengharuskannya
untuk meminum obat selama 6 bulan. Anggota
keluarga tersebut bukan merupakan keluarga inti,
namun tinggal dalam satu lingkungan yang
berdekatan.
Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti penyakit
jantung, hipertensi dan asma dalam keluarga
disangkal oleh pasien.
RIWAYAT SOSIAL
Pasien menyangkal adanya tetangga yang mengalami
keluhan serupa. Pasien menyangkal adanya kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : E4V5M6
TB
: 155 cm
BB
: 42 kg
BMI
: 17,48 kg/m2
Gizi
: Buruk
Tensi
: 90/60 mmHg
Nadi
: 100 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Temp. Aksila
: 38,4 C
VAS
: 0/10
PEMERIKSAAN FISIK
Status General
Mata
: anemia -/-, ikterus -/-, refleks
pupil +/+ isokor
mata cowong -/-, sekret -/-,
edema palpebral -/THT
Telinga
: sekret tidak ada
Hidung
: sekret tidak ada, nafas cuping
hidung (-)
Tenggorokan
: tonsil T1/T1, pharing
hiperemis (-),
Lidah
: ulkus (-), papil lidah atropi (-),
selaput putih (-),
Mukosa bibir
: basah (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Toraks
Cor : I
Pa
kiri
Pe
Po
Au
:I
Pa
Pe
Au
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen :
I
: Distensi (-)
Au
: BU (+) N, Bruit (-)
Pa
: Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba,
ascites (-),
nyeri tekan (-), massa (-),
ballotement -/Pe
: Timpani
Ekstrimitas
CRT<2
(-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter
23/11/2015
Nilai Normal
Unit
Leukosit
13,1
3,20-10,0
10e3/uL
Eritrosit
4,13
3,80-5,00
10e6/uL
Hemoglobin
9,02
12,0-16,0
g/dL
Hematocrit
31,0
35,0-45,0
MCV
75,1
80,0-100
fL
MCH
21,8
28,0-34,0
Pg
MCHC
29,1
32,0-36,0
RDW-CV
18,0
11,5-14,5
Trombosit
317
170-380
10e3/uL
MPV
5,39
6,90-10,0
fL
Neutrofil%
78,2
48,0-73,0
Neutrofil #
10,2
2,00-7,30
10e3/uL
Limfosit %
11,0
15,0-45,0
Limfosit #
1,44
0,800-4,00
10e3/uL
Monosit %
9,27
0,100-10,0
Monosit #
1,21
0,100-0,800
10e3/uL
Eosinofil %
0,102
0,00-8,00
Eosinofil #
0,013
0,00-0,500
10e3/uL
Basofil %
1,43
0,00-2,00
Basofil #
0,187
0,00-0,150
10e3/uL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter
23/11/2015
Nilai Rujukan
SGOT
27
37 U/L
SGPT
18
32 U/L
BUN
21,6
10-50 mg/dL
SC
0,59
0,5-0,9 mg/dL
GDA
93
200
Natrium
128
136-146 mmol/L
Kalium
4,2
3,5-5,0 mmol/L
Klorida
93
96-106 mmol/dL
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
Bahan
Sputum
Pemeriksaan
Hasil
BTA 1
BTA 2
BTA 3
DIAGNOSIS
TB Paru Kasus
Baru
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Paracetamol 3x500 mg
Amprah FDC OAT fase
intensif
KIE tentang TB paru,
pengobatan, penularan dan
pencegahannya
PROGNOSIS
Dubius ad bonam
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI
Radiologi adanya
gambaran perselubungan di
apeks paru.
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI
Sumber penularan
tuberculosis adalah pasien TB
BTA positif
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI
Pasien digolongkan
pasien TB kasus baru
SIMPULAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Diagnosis
tuberkulosis dapat ditegakkan
berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan bakteriologik,
radiologik dan pemeriksaan penunjang
lainnya. Tuberkulosis paru dapat
dibedakan berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak dan berdasarkan tipe pasien.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi
2 fase yaitu fase intensif selama 2-3
bulan dan fase lanjutan selama 4 atau 7
bulan. Pengobatan tuberkulosis