Anda di halaman 1dari 62

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan
penyumbang TB terbesar
nomor 3 di dunia setelah
India dan Cina kasus baru
539.000/tahun dengan
mortalitas 101.000/tahun

Diperkirakan 95% kasus TB


dan 98% kasus kematian
akibat TB di dunia terjadi di
negara berkembang,
termasuk Indonesia.

75% pasien TB merupakan


usia produktif secara
ekonomis (15-50 th)
kehilangan pendapatan
tahunan rumah tangga
sekitar 20-30% merugikan
secara ekonomis

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

ETIOLOGI

ETIOLOGI

SUMBER PENULARAN

PATOGENESIS

PATOGENESIS

PATOGENESIS

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI
Tuberkulosis
yang
menyerang
jaringan paru

KLASIFIKASI

Tuberkulosis
yang
menyerang
organ tubuh lain
selain paru,
misalnya
pleura, kelenjar
getah bening,
selaput otak,
perikard, tulang,
persendian,
kulit

KLASIFIKASI
-

Sekurang-kurangnya 2
dari 3 spesimen dahak
menunjukkan hasil BTA
(+)
1 spesimen dahak
menunjukkan BTA (+)
dan kelainan radiologi
menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif
1 spesimen dahak
menunjukkan BTA (+)
dan biakan positif

KLASIFIKASI

3 spesimen dahak
menunjukkan BTA (-),
gambaran klinik dan
kelainan radiologi
menunjukkan
tuberkulosis aktif
3 spesimen dahak
menunjukkan BTA (-)
dan biakan M.
tuberculosis positif

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI
Pasien yang belum
pernah mendapat OAT
atau telah menelan
OAT kurang dari satu
bulan

KLASIFIKASI
Pasien yang pernah
mendapat OAT dan
telah dinyatakan
sembuh atau
pengobatan lengkap,
kemudian kembali lagi
berobat dengan hasil
pemeriksaan dahak
BTA positif atau biakan
positif

KLASIFIKASI

Pasien yang berhenti


meminum OAT selama
paling kurang 1 bulan
dan berhenti 2 minggu
atau lebih, kemudian
datang kembali
berobat

KLASIFIKASI
Penderita BTA positif
yang masih tetap
positif atau kembali
menjadi positif pada
satu bulan sebelum
akhir pengobatan
ATAU
Penderita BTA negatif,
gambaran radiologik
positif, menjadi BTA
positif pada akhir bulan
ke-2 pengobatan dan
atau gambaran
radiologik ulang
hasilnya perburukan

KLASIFIKASI

Pasien dengan hasil


pemeriksaan dahak
BTA masih positif
setelah selesai
pengobatan ulang
kategori 2 dengan
pengawasan yang baik

DIAGNOSIS

MANIFESTASI KLINIS

MANIFESTASI KLINIS

MANIFESTASI KLINIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
Tidak khas pada TB paru
Limfadenitis TB
pembesaran kelenjar
getah bening, terutama
pada leher dan ketiak

PEMERIKSAAN FISIK

PALPASI
Tidak khas pada TB paru
Pleuritis TB vocal
fremitus melemah

PEMERIKSAAN FISIK
PERKUSI
Tidak khas pada TB paru
Pleuritis TB dullness
pada rongga pleura yang
terdapat cairan

PEMERIKSAAN FISIK

AUSKULTASI
TB Paru rhonki pada
lobus superior terutama
daerah apeks
Pleuritis TB suara
nafas melemah/tidak
terdengar pada rongga
pleura yang berisi cairan

PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
Kaviti yang
biasanya lebih
dari 1,
dikelilingi oleh
bayangan opak
berawan
Perselubungan
atau
konsolidasi di
segmen apikal

Bercak milier

BAKTERIOLOGI
TUJUAN menemukan kuman
tuberkulosis mempunyai arti yang
sangat penting dalam
menegakkan diagnosis

PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Antibiotik NonOAT (penisilini,
cefalosporin
cefixim,
cefadroxyl)

PENEGAKAN
DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN
2 RHZE + 4
RH
2 RHZE + 6
HE

2 RHZES + 1
RHZE + 5
RHE

Sesuai uji
sensitivitas

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama
: KDA
Umur
: 24 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Bali
Agama
: Hindu
Pendidikan
: Tamat SMA
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Desa Pelapuan,
Buleleng
Tanggal MRS
: 23 November
2015
Tanggal Pemeriksaan : 25 November

ANAMNESIS
Keluhan utama : batuk-batuk
Pasien datang dengan keluhan utama batuk-batuk
yang dialaminya sejak 1 bulan yang lalu. Batuk yang
dialami berupa batuk berdahak dengan dahak
berwarna putih kekuningan dengan volume dahak
kurang lebih 1 sendok makan. Batuk dirasakan
hilang timbul dan memberat pada malam hari
sehingga menganggu kualitas tidur pasien. Pasien
sempat mengkonsumsi obat batuk yang dibelinya di
toko obat terdekat untuk mengurangi keluhan
batuknya, namun keluhan batuk tersebut tidak
berkurang. Keluhan batuk-batuk ini tidak disertai
dengan batuk darah maupun sesak nafas.

ANAMNESIS
Pasien juga mengatakan sering berkeringat di malam
hari. Keluhan ini muncul hampir bersamaan dengan
munculnya keluhan batuk-batuk. Keluhan ini dirasakan
hampir setiap malam.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan panas badan
sejak 1 bulan yang lalu. Panas badan terutama
dirasakan saat sore hari dan dirasakan sumer-sumer.
Pasien tidak pernah mengukur panas badannya,
sehingga tidak mengetahui secara pasti berapa suhu
tubuhnya saat keluhan panas badannya muncul.
Keluhan panas badan ini sempat turun saat pasien
mengkonsumsi obat penurun panas, namun muncul
kembali setelah pasien tidak mengkonsumsi obat
penurun panas.

ANAMNESIS
Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan
sebanyak kurang lebih 10 kg selama sebulan terakhir.
Hal ini disebabkan oleh penurunan nafsu makan yang
dialami pasien. Keluhan sesak nafas, nyeri dada
maupun diare lama disangkal oleh pasien.

Pasien mengatakan BAB normal dengan frekuensi 1


kali sehari dengan konsistensi lembek dan warna
kuning. Frekuensi BAK juga dikatan normal yaitu
sebanyak 3-4 kali sehari dengan warna kuning.
Volume sekali BAK dikatakan kurang lebih 200 cc.

RIWAYAT PENYAKIT
SEBELUMNYA
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. Riwayat penyakit lain seperti asma,
hipertensi, penyakit jantung, diabetes, penyakit ginjal
disangkal oleh pasien. Riwayat operasi dan alergi
obat disangkal oleh pasien.

RIWAYAT KELUARGA
Pasien mengakui ada anggota keluarganya yang
mengalami keluhan serupa sejak 4 bulan yang lalu
dan sudah berobat di puskesmas terdekat. Diakui
oleh pasien bahwa keluarganya tersebut dikatakan
menderita infeksi paru-paru yang mengharuskannya
untuk meminum obat selama 6 bulan. Anggota
keluarga tersebut bukan merupakan keluarga inti,
namun tinggal dalam satu lingkungan yang
berdekatan.
Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti penyakit
jantung, hipertensi dan asma dalam keluarga
disangkal oleh pasien.

RIWAYAT SOSIAL
Pasien menyangkal adanya tetangga yang mengalami
keluhan serupa. Pasien menyangkal adanya kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : E4V5M6
TB
: 155 cm
BB
: 42 kg
BMI
: 17,48 kg/m2
Gizi
: Buruk
Tensi
: 90/60 mmHg
Nadi
: 100 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Temp. Aksila
: 38,4 C
VAS
: 0/10

PEMERIKSAAN FISIK
Status General
Mata
: anemia -/-, ikterus -/-, refleks
pupil +/+ isokor
mata cowong -/-, sekret -/-,
edema palpebral -/THT
Telinga
: sekret tidak ada
Hidung
: sekret tidak ada, nafas cuping
hidung (-)
Tenggorokan
: tonsil T1/T1, pharing
hiperemis (-),
Lidah
: ulkus (-), papil lidah atropi (-),
selaput putih (-),
Mukosa bibir
: basah (+)

PEMERIKSAAN FISIK
Toraks
Cor : I
Pa
kiri
Pe

Po

Au
:I
Pa
Pe
Au

: Tidak tampak ictus kordis


: Ictus kordis teraba pada ICS V MCL
: batas ka : PSL kanan
batas ki : ICS V MCL kiri
pinggang jantung (+)
: S1S2 tunggal reguler murmur (-)
: simetris statis dan dinamis
: vocal fremitus simetris kanan/ kiri
: sonor / sonor
: vesikuler +/+, Rhonki +/+ , wh -/-

PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen :
I
: Distensi (-)
Au
: BU (+) N, Bruit (-)
Pa
: Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba,
ascites (-),
nyeri tekan (-), massa (-),
ballotement -/Pe
: Timpani
Ekstrimitas
CRT<2

: hangat (+/+), edema (-/-),


(+/+)

(-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter

23/11/2015

Nilai Normal

Unit

Leukosit

13,1

3,20-10,0

10e3/uL

Eritrosit

4,13

3,80-5,00

10e6/uL

Hemoglobin

9,02

12,0-16,0

g/dL

Hematocrit

31,0

35,0-45,0

MCV

75,1

80,0-100

fL

MCH

21,8

28,0-34,0

Pg

MCHC

29,1

32,0-36,0

RDW-CV

18,0

11,5-14,5

Trombosit

317

170-380

10e3/uL

MPV

5,39

6,90-10,0

fL

Neutrofil%

78,2

48,0-73,0

Neutrofil #

10,2

2,00-7,30

10e3/uL

Limfosit %

11,0

15,0-45,0

Limfosit #

1,44

0,800-4,00

10e3/uL

Monosit %

9,27

0,100-10,0

Monosit #

1,21

0,100-0,800

10e3/uL

Eosinofil %

0,102

0,00-8,00

Eosinofil #

0,013

0,00-0,500

10e3/uL

Basofil %

1,43

0,00-2,00

Basofil #

0,187

0,00-0,150

10e3/uL

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter

23/11/2015

Nilai Rujukan

SGOT

27

37 U/L

SGPT

18

32 U/L

BUN

21,6

10-50 mg/dL

SC

0,59

0,5-0,9 mg/dL

GDA

93

200

Natrium

128

136-146 mmol/L

Kalium

4,2

3,5-5,0 mmol/L

Klorida

93

96-106 mmol/dL

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Cor: tidak tampak


pembesaran
Pulmo: tampak
perselubungan di apeks
kanan dan kiri
Sinus pleura kanan dan
kiri tampak tajam
Diafragma kanan dan
kiri normal
Tulang-tulang tidak
tampak kelainan
KESAN: TB parU

PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
Bahan

Sputum

Pemeriksaan

Hasil

BTA 1

Positif tiga (3+)

BTA 2

Positif tiga (3+)

BTA 3

Positif tiga (3+)

DIAGNOSIS

TB Paru Kasus
Baru

PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 tpm
Paracetamol 3x500 mg
Amprah FDC OAT fase
intensif
KIE tentang TB paru,
pengobatan, penularan dan
pencegahannya

PROGNOSIS

Dubius ad bonam

PEMBAHASAN
KASUS

TEORI

Keluhan batuk lama yang


Gejala respratori yang sering
dialami sejak 1 bulan yang
muncul pada pasien TB paru,
lalu. Namun keluhan batuk ini
yaitu batuk-batuk selama
tidak disertai dengan keluhan
lebih dari 2 minggu dan dapat
sesak nafas maupun nyeri
disertai dengan keluhan
dada.
batuk darah, sesak nafas dan
nyeri dada
Sering berkeringat di malam
hari. Keluhan ini dirasakan
Gejala sistemik yang muncul
hampir setiap malam. Selain
dapat berupa demam,
itu, pasien juga mengeluhkan
keringat malam maupun
panas badan sejak 1 bulan
penurunan berat badan.
yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan penurunan
berat badan sebanyak kurang
lebih 10 kg selama sebulan
terakhir

PEMBAHASAN
KASUS

TEORI

Pemeriksaan fisik ditemukan


adanya rhonki saat dilakukan
auskultasi di area superior
atau apeks.

Kelainan paru pada TB paru,


pada umumnya terletak di
daerah lobus superior
terutama daerah apeks. Pada
pemeriksaan jasmani dapat
ditemukan antara lain suara
napas melemah maupun
ronki.

Radiologi adanya
gambaran perselubungan di
apeks paru.

Ditemukan adanya bayangan


berawan atau nodular di
segmen apikal

Interpretasi hasil pemeriksaan


Pemeriksaan BTA yang
dahak dari 3 kali pemeriksaan
dilakukan kepada pasien
yaitu dikatakan BTA positif
menunjukkan hasil bahwa
apabila sekurang-kurangnya 2
dari 3 spesimen dahak
dari 3 spesimen menunjukkan
menunjukkan hasil positif tiga

PEMBAHASAN
KASUS

TEORI

Salah satu anggota keluarga


pasien ada yang mengalami
keluhan serupa yaitu batukbatuk sejak 4 bulan yang lalu
dan sudah berobat di
puskesmas terdekat. Diakui
oleh pasien bahwa
keluarganya tersebut
dikatakan menderita infeksi
paru-paru yang
mengharuskannya untuk
meminum obat selama 6
bulan TB paru

Sumber penularan
tuberculosis adalah pasien TB
BTA positif

Pasien dan anggota keluarga


yang menderita TB tinggal
dalam satu lingkungan rumah

Risiko tertular tergantung dari


tingkat pajanan dengan
percikan dahak. Pada pasien ,
risiko terjadinya penularan
sangat besar

PEMBAHASAN
KASUS

TEORI

Pasien digolongkan
pasien TB kasus baru

Pasien TB kasus baru


Pasien yang belum
pernah mendapat OAT

Paduan obat yang


diberikan yaitu 2 RHZE /
4 RH.

Kasus baru 2 RHZE +


4 RH atau 2 RHZE + 6
HE

SIMPULAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Diagnosis
tuberkulosis dapat ditegakkan
berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan bakteriologik,
radiologik dan pemeriksaan penunjang
lainnya. Tuberkulosis paru dapat
dibedakan berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak dan berdasarkan tipe pasien.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi
2 fase yaitu fase intensif selama 2-3
bulan dan fase lanjutan selama 4 atau 7
bulan. Pengobatan tuberkulosis

Anda mungkin juga menyukai