BAB 1
PENDAHULUAN
Semakin
bertambahnya
kemajuan
dibidang
teknologi transportasi dan semakin berkembangnya
mobilitas manusia berkendaraan di jalan raya,
menyebabkan kecelakaan yang terjadisemakin
meningkat serta angka kematian semakin tinggi.
75% jenis kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh
trauma tumpul abdomen. Trauma ini dapat
menyebabkan ruptur organ padat seperti hepar dan
lien atau perforasi organ berongga seperti lambung
dan usus.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ABDOMEN
REGIO ABDOMEN
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam
keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ibo kolika tempat
bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan
dikelilingi usus besar. Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
duodenum, jejunum dan ileum.
Usus besar adalah sambungan dari usus halus dan dimulai dari
katup ileosekal yaitu tempat sisa makanan. Panjang usus besar
kira-kira satu setengah meter
TRAUMA TUMPUL
ABDOMEN
DEFINISI
Trauma tumpul abdomen adalah semua cedera yang terjadi
akibat tekanan tumpul dari luar, yang biasanya berkaitan dengan
kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, tumbukan dari hewan
atau benda tumpul.
Cedera intraabdomen secara sekunder akibat tekanan tumpul
yang terjadi karena tubrukan antara orang yang terluka dengan
lingkungan eksterna dan karena proses tekanan akselerasi dan
deselarasi pada organ internal orang tersebut.
ETIOLOGI
Kecelakaan kendaraan bermotor adalah penyebab yang
paling sering menyebabkan trauma abdomen. Penggunaan
sabuk pengaman memang mengurangi angka kejadian
trauma kepala dan dada, namun dapat juga menimbulkan
suatu ancaman pada organ organ abdomen seperti
pankreas dan usus yang dapat menyebabkan perpindahan
atau penekanan ke arah berlawanan. Anak anak biasanya
sangat rentan mengalami trauma abdomen yang disebabkan
oleh sabuk pengaman.
PATOFISIOLOGI
Deselerasi
Suatu proses deselerasi yang cepat akan menyebabkan ketidak seimbangan
perubahan antar organ organ yang berdekatan. Sebagai hasilnya, benturan
yang sangat kuat dapat menyebabkan organ berongga, organ solid, organ
viseral dan pembuluh darah mengalami robekan, terlebih lagi apabila
terdapat beberapa tempat perlekatan antar berbagai organ tersebut
Kompresi atau penekanan dari luar tubuh
Baik akibat hantaman langsung atau pun penekanan dari luar tubuh yang
menyebabkan kompresi organ organ yang melekat. Trauma kompresi
eksternal yang tiba tiba menyebabkan kenaikan tekanan intra abdomen
yang pada akhirnya dapat menyebabkan rupturnya berbagai organ
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin yang meliputi hemoglobin, hematokrit untuk
melihat pendarahan dimana jika terjadi pendarahan maka hemoglobin
dan hematokrit akan menurun selain itu leukosit akan meninggi karena
adanya proses infeksi. Jika kadar serum amilase 100 unit dalam 100 ml
cairan intra abdomen, kemungkinan besar terjadi trauma pada pankreas
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
X-RAY
CT-SCAN
FAST
DPL
KRITERIA
Indikasi
DPL
USG
bila TD menurun
menurun
Keuntungan
CT SCAN
Menentukan organ
cedera bila TD
normal
Diagnosis cepat,
Paling spesifik
sensitif, akurasi 98
untuk cedera,
dapat diulang,
akurasi 92-98%
akurasi 86-97%
Kerugian
Invasif, gagal
Tergantung operator
Membutuhkan
mengetahui cedera
diafragma atau
cedera
kulit. Gagal
tidak mengetahui
retroperitoneum
mengetahui cedera
cedera diafragma
diafragma usus,
pankreas
Airway
Nilai jalan nafas bebas atau tidak. Nilai apakah pasien dapat bicara dan bernafas dengan bebas. Jika ada obstruksi, lakukan:
Suction
Gudel airway
Intubasi trakea
Breathing
Circulation
Disability
Menilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respon
terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur
glasgow coma scale. Penilaian dilakukan dengan:
Alert/awake a
Respon bicara (verbal)
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi adalah terjadinya peritonitis, dan syok
hemoragik dimana adanya perdarahan intraabdominal yang sulit dinilai
sehingga berujung pada kematian
Usia
Neonatus
dibawah 28 hari
Infant
1 bulan - 1 tahun
Child
Abdomen
Trakea
Lubang hidung,
glottis, pipa
trakeobronkial
Lidah
Otot Leher
ANATOMI NEONATUS
Sirkulasi
Eksreksi
Sistem Saraf
Reaksi
pembuluh
darah
Kehilangan
darah,
dehidrasi
Filtrasi
glomerulus
: 30%
dibanding
dengan
dewasa
Eksreksi
obatobatan
lama
Fungsi
tubulus:
Reabsorbsi
terhadap
elekrolit
Saraf
parasimpat
is lebih
dominan
Cenderung
terjadi
refleks
vagal
Pengatura
n
Temperat
ur
Respons
Farmakolo
gi
Laring yang
letaknya lebih
anterior
Epiglottis yang
lebih panjang
Leher dan
trakea yang
lebih pendek
daripada
dewasa
Kartilago tiroid
yang terletak
berdekatan
dengan jalan
napas
GENERAL ANESTHESIA
Premedikasi
Induksi
Preoksigena
si
Muscle
Relaxant
Intubasi
Maintenance
Akhir
Operasi
Reversal
Ekstubasi
PRE OPERASI
Neonatus
Stop susu 4
jam
2 jam
sebelum
tindakan
anestesi: Air
gula
Jam I : 50%
Rekomendasi
Cairan
puasa
Minimum 2 jam
Pasien sehat
Minimum 4 jam
Pasien sakit
Penganganan
Operasi
tersendiri
(pasang
emergensi
Susu
NGT, dll)
Minimum 4 jam
ASI
Minimum 6 jam
Padat
Operasi elektif
operasi
Operasi
Penanganan tersendiri
emergensi
hari
lama
sebelum
NEONATUS
Premedikasi : SA: 0,02 mg/kgBB/iv
Min: 0,1 mg/iv
Max: 0,5mg/iv
INFANT &
CHILD
Premedikasi: SA: 0,02 mg/kgBB/iv
Midazolam : 0.15 mg/kgBB/iv
Fentanyl : 2-5 mcg/kgBB/iv
Intubasi :Awake
: X sadar
Intubasi: X sadar
Maintenance: O2 8L/i
Maintenance : O2 8L/i
Akhir Operasi
Akhir Operasi
AGE
GROUP
(IN
MONTHS
OR
YEARS)
WEIGHT
RANGE
(IN KG)
HEART
RATE
(BEATS/M
IN)
BLOOD
PRESSU
RE
(MM
HG)
RESPIRAT
ORY
RATE
(BREATHS
/
MIN)
URINARY
OUTPUT
(ML/KG/H
R)
Infant
012
months
0-10
<160
>60
<60
2.0
Toddler
12 years
10-14
<150
>70
<40
1.5
Preschool
35 years
14-18
<140
>75
<35
1.0
School
Age
612
years
18-36
<120
>80
<30
1.0
Adolescen
t
13 years
36-70
<100
>90
<30
0.5
BAB 3
LAPORAN KASUS
Anamnesa
Anamnesis
JO, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun, datang dengan keluhan
utama nyeri di daerah perut. Hal ini dialami oleh os 9 jam yang lalu
sebelum masuk rumah sakit akibat KLL (kecelakaan lalu lintas).
Awalnya os sedang berdiri di depan rumah ketika ditabrak oleh sepeda
motor dari bagian belakang, os kemudian jatuh tengkurap dan tertimpa
di daerah perut. Os langsung dibawa ke RSUP HAM. Nyeri dijumpai
di daerah perut menjalar ke bagian pinggang. Demam tidak dijumpai,
mual dan muntah tidak dijumpai. BAK dan BAB dijumpai dan dalam
batas normal.
RPT
: tidak dijumpai
RPO
: tidak dijumpai
TIME SEQUENCE
4 JUN
2016
10.11 WIB
Pasien tiba
di IGD
RSUP HAM
4 JUN 2016
10.45 WIB
Konsul dan
Acc tindakan
anestesi
4 JUN 2016
13.25 WIB
Pasien
pindah ke OK
III untuk
eksplorasi
laparatomi
Kesimpulan
Penanganan
Airway Unclear
Dilakukan suction
Sesak
PRIMARY SURVEY
B (breathing)
Inspeksi
Nafas spontan
Thorax simetris tidak ada bagian
yang ketinggalan bernapas
Jejas (-)
Sesak dijumpai
Perkusi:
Sonor kedua lapangan paru
Palpasi:
Stem fremitus sulit dinilai
Auskultasi
SP/ST: vesikuler/(+) ronki basah
tidak dijumpai
SaO2: 98 -99%
RR: 34kali/menit
Hasil
Airway clear
Inadekuate perfusion
C (circulation)
Capillary Refill Time
<2 detik
Akral D/M/K
T/V: melemah
TD: 90/ 60mmHg
HR = 124x/i, regular
UOP =setelah
dipasang kateter 20 cc
per jam, warna kuning
pekat
Pasang IV line
22G, ambil
sampel darah,
cek laboratorium
IVFD RL
Resusitasi cairan
:
=480cc dalam 15 menit secara
IV
disability
Akral H/M/K
T/V: cukup
HR = 118
kali/menit,
regular
Uop : 35cc
per jam,
warna
kuning
jernih
D (disability)
Kesadaran: apatis
GCS : 13 (E3,V4,M6)
Pupil isokor, D 3 mm,
RC +/+
Apatis, dan
gelisah karena
kesakitan
Evaluasi
E (exposure)
fraktur (-)
Temperatur 35.50 C
oedem (-)
Hipotermia
B3
B2
B1
SECONDARY SURVEY
B6
B5
B4
HISTORY:
A
Ringan (<30%)
Sedang (30-45%)
Berat (>45%)
Bradikardia, pulsasi
Kardiovaskuler
Takikardia, pulsasi
nadi perifer tidak
teraba, hipotensi
central tidak
teraba, hipotensi,
atau tekanan darah
diastolik tidak
terukur
Kulit
Urin
Menurun
Letargi, respon
terhadap nyeri
Koma
menurun
Sianosis, capillary
refill time
Pucat, dingin
memanjang
Oliguria
Anuria
Kesimpulan :
Status kehilangan darah pada pasien ini adalah ringan
Resusitasi cairan:
BB: 24kg ( (2 x usia) + 10)
= 20cc/kgbb
= 480cc (3 kali resusitasi)
Pantau hemodinamika (hemodinamika pasien menjadi stabil
setelah resusitasi selama 3 kali lalu dipindah ke ruangan operasi
untuk laporatomi).
Penanganan di
1. Pemasangan IV lineIGD
22G, threeway, pastikan lancar
IVFD Ringer Laktat 3 flash
PENANGANAN
DI
IGD
2. Inj fentanyl 36 mcg setiap 30 60 menit
3. Ambil sampel darah pemeriksaan laboratorium darah rutin,
crossmatch
4. Pasang foley catheter untuk memantau urine output
5. Pasang NGT untuk asupan nutrisi
6. Pasang monitor untuk memantau hemodinamik
7. Pemeriksaan penunjang radiologi foto thorax, foto polos
abdomen
8. Rencana operasi laporatomi
9. Rencana tindakan konsul rawat ICU
10. Informed consent & Surat Izin Anestesi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan
Hasil
Rujukan
10.9g/dl
10.815.6
11.480/mm3
4.513.5x103
33 %
3345%
511 x103
181521x103
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB)
Leukosit (WBC)
Hematokrit
Trombosit (PLT)
FAAL HEMOSTASIS
PT
19.4(14.3) detik
APTT
TT
INR
1.33
GINJAL
Ureum
39 mg/dL
19-44 mg/dL
Kreatinin
0.8 mg/dL
0.701.3 mg/dL
3.1g/dL
3.5-5 g/dL
Natrium (Na)
134mEq/L
135155 mEq/L
Kalium (K)
5.0mEq/L
3.65.5 mEq/L
Klorida (Cl)
104mEq/L
96106 mEq/L
96 mg/dL
<200 mg/dL
HATI
Albumin
ELEKTROLIT
METABOLISME
KARBOHIDRAT
Glukosa Darah
(Sewaktu)
Pemeriksaan radiologi
Foto torax
Foto polos
abdomen 3
posisi
Diagnosis
Rencana
tindakan
selanjut
Eksplorasi laparotomy
Teknik anastesi
General anastesia
Pre operasi
1. Head up 30
DURANTE OPERASI
Lama operasi : 3 jam (180 menit)
TD
: 100/ 60 mmHg
HR
: 160 x/menit
SpO2 : 99 100%
Perdarahan : 90 cc (9 kain kasa) (<160 cc,
tidak perlu trasfusi )
MABL = (33-30) x (70x
24)/ 31.5
MABL = 160 cc
Cairan Durante operasi : RL 720 cc per 3 jam
(80 gtt/menit) (operasi besar : 8 - 10 cc/kgbb/jam)
BAB 5
DISKUSI KASUS
Teori
Definisi
Trauma tumpul abdomen
adalah semua cedera yang
terjadi akibat tekanan tumpul
dari luar, yang biasanya
berkaitan dengan kecelakaan
kendaraan bermotor, jatuh,
tumbukan dari hewan atau
benda tumpul
Kasus
Etiologi
Kecelakaan kendaraan
bermotor adalah penyebab
Pasien mengalami trauma
yang paling sering
tumpul akibat kecelakaan
menyebabkan trauma abdomen kenderaan bermotor
Gejala
Gejala perdarahan di intra
peritoneal akan ditemukan
klien mengeluh nyeri dari
mulai nyeri ringan sampai
dengan nyeri hebat, nyeri
tekan dan kadang nyeri
lepas, defans muskular
(kaku otot), bising usus
menurun, dan pada klien
yang kurus akan tampak
perut membesar, dari hasil
perkusi ditemukan bunyi
pekak.
Pemeriksaan radiologi :
Foto toraks :
Foto toraks dapat membantu
dalam diagnosis cedera perut
seperti hemidiaphragma yang
pecah
Foto polos abomen :
Foto abdomen menunjukkan
kemungkinan yang lebih
Foto polos abdomen pasien
tinggi pada cedera tumpul
menunjukkan adanya udara
untuk usus. Selain itu,
intraperitoneal yang bebas.
udara intraperitoneal yang
bebas atau terperangkap
yang berasal dari perforasi
duodenum dapat dilihat.
Fast (Focused Assessment
Sonograghy in Trauma)
Ultrasonografi merupakan
pemeriksaan yang cepat,
portable, non invasif, dan
akurat yang dapat dilakukan
oleh dokter ahli bedah darurat
dan trauma untuk mendeteksi
hemoperitoneum
Tatalaksana:
Tatalaksana pasien trauma
meliputi primary survey,
secondary survey, terapi.
PRIMARY SURVEY :
AIRWAY
-Memastikan jalan napas
bebas
BREATHING
-Memasang O2 via nasal
kanul 5l/menit
CIRCULATION
-Memasang IV line 22 G
-Melakukan resusitasi cairan
segera
-Mengukur tekanan darah
-Memasang kateter urine
DISABILITY
-Menilai kesadaran dengan
A-V-P-U. Pasien dalam
keadaan apatis (GCS 13).
EXPOSURE
-Melepas pakaian
-Memeriksa jejas
SECONDARY SURVEY
B1 :airway clear, C-spine stabil,
RR: 25x/menit via nasal kanul 5
l/menit, SP : vesikuler, ST: - ,
S/G/C : -/-/-, Riw.
asma/sesak/batuk/alergi : -/-/-/-,
gerak leher bebas
B2 :akral: H/M/K, TD: 90/60, HR:
118x/menit, reg, T/V: cukup,
CRT: < 2 detik
B3 :Sens:,GCS 13 (E3M6V4),
pupil: isokor, diameter kiri 3
mm/kanan 3 mm, RC: +/+
B4 : BAK (+) vol: 35 cc/jam,
warna: kuning jernih
B5 : Abdomen: distensi (+),
jejas(-)
peristaltik (-),nyeri
tekan (+), FLACC (8)
B6 : oedem (-), fraktur (-)
Klasifikasi
perdarahan dibagi
menjadi 3 kelas
berdasarkan jumlah
perdarahan dan
kondisi klinis pasien.
(dikutip dari
guideline ATLS
pediatric trauma)
Resusitasi cairan
pada pasien
disesuaikan ATLS
trauma pediatric
Berdasarkan tabel 1
pasiendapat
digolongkan dalam
kelas perdarahan
ringan (<30%).
Resusitasi carian
diberikan
berdasarkan
guideline ATLS pada
trauma pediatric
Pasien dengan
perdarahan kelas
ringan diberi cairan
resusitasi sebanyak 480
cc secara IV dan
diberikan selama 3 kali
lalu dipantau
BAB 6
KESIMPULAN