TINEA KORPORIS
Disusun oleh:
Mohammad Jathy Oktariansyah
201510401011155
SMF KULIT dan KELAMIN RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
Infeksi jamur superfisial pada kulit termasuk penyakit infeksi
yang paling sering dijumpai saat ini. Dermatofitosis
merupakan infeksi jaringan yang mengandung keratin (zat
tanduk), misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut,
dan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofit. Di Indonesia
terdapat 6 spesies penyebab utama dermatofitosis, yaitu:
Trichophyton (T) rubrum, T. Mentagrophytes, T. Concentricum,
Microsporum (M.) canis, M. Gypseum, serta Epidermophyton
(E.) flocosum.
Suatu kejadian infeksi dermatofitosis menurut penelitian WHO
yaitu seluruh dunia kurang lebih 20% yang terinfeksi,
terutama 70% tinea corporis, tinea cruris, tinea pedis, dan
onychomycosis. Kejadian dermatomikosis di Indonesia
melihatkan lebih tinggi kejadian dermatofitosisnya diikuti oleh
pitiriasis vesikolor dan kandidiasis.
2. TINEA KORPORIS
a. Definisi
. Tinea Korporis adalah suatu infeksi
jamur dermatofita pada kulit halus
atau yang tidak berambut (glabrous
skin) pada daerah muka, lengan dan
glutea, tetapi tidak termasuk lipatan
paha, tangan dan kaki.
b. Sinonim
. Tinea Sirsinata, Tinea Glabrosa,
Scherende Flechte, Kurap, Herpes
Sircine Trichophytique.
c. Epidemiologi
. Menyebar luas dan biasa terjadi
pada daerah tropis dengan populasi
yang padat.
. Didapati semua umur, pada pria
atau wanita sama banyaknya.
d. Etiologi
Tricophyton rubrum, Tricophyton
mentagrophytes, Microsporum (M.)
canis dan T. Tonsurans.
e. PATOFISIOLOGI
DERMATOFITA
Dapat mengeinfeksi
dengan berbagai cara:
Antropophilic
(manusia ke
manusia)
Geophillic
(Tanah ke
manusia)
Zoophilic
(Hewan ke
manusia)
Benda ke
manusia
Infeksi Dermatofit
Melibatkan 3 fase
perlekatan
pada
keratinosit,
penetrasi
langsung
diantara sel,
perkembangan
respon penjamu
Tinea korporis
ditransmisikan
Manusia atau
hewan
terinfeksi
Di dalam jaringan
keratin yang mati
Reaksi
peradangan
Pertumbuhan
jamurpola
radial
Ke dalam
jaringan
epidermis
Stratum
korneum
Kolonisasi hifa
enzim
keratolitik
yang berdifusi
ringworm
f. Manifestasi Klinis
a) Gatal bila berkeringat
b) Terdapat gambaran lesi tipikal yang anular,
eritematosa, papuloskuamosa yang
berkembang cepat.
c) Bentukan ringworm biasanya berupa satu
atau multipel lingkaran lesi berbatas tegas
dengan gambaran aktif ditepinya disertai
timbulnya bagian sentral yang lebih terang
(central healing) oleh karena menipis dan
terjadi penyembuhan. ciri khas
g. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang mikroskopis:
KOH dan kultur (kultur jamur
Sabourouds Dextrose Agar atau
Dermatophyte Test Medium)
h. Diagnosis Banding
TINEA
KORPORIS
Definisi
PSORIASIS
VULGARIS
kulit
mengandung penyebabnya
PITIRIASIS
ROSEA
yang Penyakit
kulit
autoimun, penyebabnya,
DERMATITIS
SEBOROIK
tanduk,
misalnya bersifat kronik dan residif dengan sebuah lesi awal konstitusi dan
stratum korneum pada ditandai dengan adanya berbentuk bercak eritema predilekesi di tempatepidermis, rambut dan bercak-bercak
dengan
jamur
Epidemiol
ogi
Etiologi
golongan skuama
tegas
kasar,
tempat sereboik.
berlapis-
dermatofita
Semua umur,
dewasa. Laki-laki>
tahun. Laki-laki>
padat, lk=pr
perempuan.
perempuan.
perempuan.
Jamur golongan
dermatofit, yaitu
Tricophyton
rubrum,
Tricophyton
mentagrophytes,
M.canis dan
T.tonturans
Autoimun
genetik
Belum
diketahui
Belum
diketahui
TINEA
KORPORIS
Klinis
Gatal
PSORIASIS
VULGARIS
Gatal ringan dan panas
PITIRIASIS
ROSEA
DERMATITIS
SEBOROIK
Effloresen
si
Makula
dan
berbatas tegas dengan skuama di kasar, berlapis herald patch diikuti makula yang berminyak, agak
skuama,
kadang dengan vesikel merah dan skuama lebih kulit, tepi meninggi,dengan kurang jelas.
dan
papuldi
Daerah
tepi. banyak)
tengahnya
lebih tenang.
Predilek
si
skuama
tree appeareance.
pada
tubuh
batas
TINEA
KORPORIS
Pemeriksaan
KOH:
hifa
bersepta, Fenomena
spora
kultur
PSORIASIS
VULGARIS
tetesan
PITIRIASIS
ROSEA
lilin
Sabourouds
DERMATITIS
SEBOROIK
-
Terapi
Topikal: Mikonazol
Kortikosteroid,sitostatika,
Oral:Griseofulvin,
levodopa, DDS
salisilat 2%
Ketokonazole
isotretionin
Oral:kortikosteroid
antihistamin
Pronogsis
baik
i. PENATALAKSANAAN
1. Nonmedikamentosa
Menghilangkan faktor predisposisi
2. Medikamentosa
Topikal: mikonazol
Oral: Griseofulvin, Ketokonazol
j. PROGNOSIS
Baik, bila cara pengobatan benar dan
sesuai anjuran serta melakukan
terapi non medikamentosa.1
KASUS
A. Identitas
Nama : Nn. I
Usia: 39 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Pernikahan : Kawin
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Putra bangsa III C/28 Surabaya
No RM : 719428
B. Anamnesis
Keluhan Utama:
Bercak kemerahan pada wajah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli kulit kelamin RS Haji
Surabaya pada 28 April 2016 dengan keluhan
bercak kemerahan pada wajah sejak 6 bulan ini.
Awalnya muncul diawah kemudian menjalar ke
tangan. Keluhan disertai rasa gatal, tidak perih
dan tidak panas. Saat pasien berkeringat,
semakin gatal. Bercak merah sangat mengganggu
karena kulit pasien berwarna putih dan berada
pada daerah wajah. Bercah merah rata-rata
berukuran 2-3cm.
Pemeriksaan Fisik:
Status Generalis:
Keadaan umum : baik
Kesadaran/GCS : composmentis/456
Kepala : lihat status dermatologis
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas atas : lihat status dermatologis
Ekstremitas bawah : dalam batas normal
Status Dermatologis
Regio Fasialis: tampak adanya gambaran makula
eritematosa dengan batas tegas tepi aktif
berukuran 2-3cm dengan disertai sentral healing.
Regio ekstremitas atas : tambak adanya
gambaran makula eritematosa dengan batas
tegas tepi aktif berukuran 2-3cm dengan disertai
sentral healing.
Pemeriksaan penunjang:
Wood Lamp: Fluoresensi (+) tampak warna hijau
berbentuk bulat kecil-kecil
Pemeriksaan Mikrologis kerokan kulit dengan KOH
10%, ditemukan deretan spora di ujung
pseudohifa
Resume:
Wanita 39tahun datang ke poli kulit kelamin
RS Haji Surabaya pada 28 April 2016
dengan keluhan bercak kemerahan pada
wajah sejak 6 bulan ini. Awalnya muncul
diawah kemudian menjalar ke tangan.
Keluhan disertai rasa gatal, tidak perih dan
tidak panas. Saat pasien berkeringat,
semakin gatal. Bercak merah sangat
mengganggu karena kulit pasien berwarna
putih dan berada pada daerah wajah.
Bercah merah rata-rata berukuran 2-3cm.
Status dermatologis:
Regio Fasialis: tampak adanya gambaran
makula eritematosa dengan batas tegas tepi
aktif berukuran 2-3cm dengan disertai sentral
healing.
Regio ekstremitas atas : tambak adanya
gambaran makula eritematosa dengan batas
tegas tepi aktif berukuran 2-3cm dengan
disertai sentral healing.
Whood Lamp fluoresensi (+) dan KOH
ditemukan deretan spora di ujung hifa
Diagnosis :
Tinea korporis
Diagnosis
Banding :
Dermatitis Kontak
Alergi
Pemeriksaan
Penunjang:
Kultur jamur
Sabourouds
Dextrose Agar atau
Dermatophyte Test
Medium.
Terapi
Non medikamentosa:
Jaga kebersihan badan dengan mandi yang bersih
lebih dari 2x sehari.
Ganti pakaian bila berkeringat, jangan memakai
pakaian yang lembab atau basah.
Jangan memakai peralatan yang bersama-sama,
seperti handuk untuk menghindari anggota keluarga
terinfeksi
Medikamentosa:
Topikal:
Miconazol 2% 2x1 (pagi-sore) selama 2 minggu
Oral
Ketokonazol 200 mg 1x1 10 hari setelah makan.
Prognosis
Baik selama terapi dilakukan dengan
tuntas, tidak putus obat. Serta bila
pasien menghindari faktor resiko,
maka kekambuhan dapat dihindari.
TERIMA KASIH