Anda di halaman 1dari 26

PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA

ADRIAN FAUZI
BOHARI

Preeklamsia
2

WANITA HAMIL ATAU BARU MELAHIRKAN

MENGELUH NYERI KEPALA HEBAT DENGAN


PENGLIHATAN KABUR
WANITA HAMIL ATAU BARU MELAHIRKAN

MENDERITA KEJANG ATAU KOMA

Hipertensi dalam kehamilan


3

1. Gestational hypertension
2. Preeklampsia (genuine)
3. Eklampsia
4. Preeklampsia superimposed
5. Hipertensi khronis

Gestational hypertension
4

TD > 140/90 mmHg yang timbul pertama kali pada

saat kehamilan
Tanpa diikuti proteinuria
Disebut juga Transient hypertension, jika:
- tidak timbul preeklampsia
- TD kembali normal 12 mggu postpartum

Preeklamsia
5

Tekanan darah >140/90 mmhg yang timbul setelah

umur kehamilan 20 mgg pada wanita yang


sebelumnya mempunyai tekanan darah yang normal,
disertai dengan proteinuria
Tidak harus disertai udema
Proteinuria : 300mg/24jam atau dipstik +1

Eklampsia
6

PE disertai kejang dan atau koma


Kejang terjadi sebelum, selama dan postpartum
Kejang bisa juga terjadi 48 jam/10 hr post partum
Setiap kejang pada wanita hamil, fikirkan

eklamsia, kecuali ada penyebab kejang lain


Kejang dapat timbul berulang-ulang
DD : epilepsi
Gangguan otak : meningitis, ensefalitis

PE superimposed pada hipertensi khronis


7

Hipertensi khronis sebab apapun merupakan

predisposisi PE-E superimposed


PE superimposed : timbulnya proteinuria pada
wanita dengan riwayat hipertensi kronis
sebelumnya
Hipertensi khronis:
- timbul sebelum hamil
- timbul sebelum hamil 20 minggu
- menetap sampai 12 mgg post partum

Patogenesis Preeklamsia
8

Gangguan repons immune dan infasi trofoblasthipoksia

trofoblast meningkatnya zat toksik: radikal bebas,


cytocine, enzima proteolitik kerusakan endotel.
Kerusakan endotel prostacyclin (vasodilator) dan nitric
oxide turun. Endotilin (vasocontrictor) naik
Jika diikuti vasokonstriksi agegasi platelet
thromboxane dan serotonin (vasokonstriktor) naik.
Dalam mikrosirkulasi akan terbentuk thrombin
microangiopathy, thrombocytopenia dan hemolisis.
Permeabilitas dinding pemb darah turun edema vol
plasma turun (hemokonsentrasi)
Akibat dari semua diatas maka hemodinamik ibu
terganggu, yang ditandai dengan penurunan volume
plasma, peningkatan peripheral vascular resistance dan
tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi akan
meningkat

Pengukuran tekanan darah


9

Hipertensi
nilai absolut 140/90 mmHg
peningkatan 30/15 mmHg tak lagi dipakai
TD diastolik 90 mmHg

posisi duduk dengan lengan setinggi jantung

ukuran cuff sesuai

sfigmomanometer air raksa akurat

bunyi Korotkoff I dan IV direkam

konfirmasi TD dalam 4 jam kecuali bila sangat tinggi

Insidensi
10

10% dari seluruh kehamilan terkomplikasi oleh


hipertensi

mayoritas preeklampsia pada pasien nullipara

Sepertiganya mengalami proteinuria


peningkatan risiko mortalitas pada gravida lebih tua
peningkatan risiko pada kehamilan pertama dengan pasangan
baru
peningkatan risiko dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya,
penyakit ginjal, diabetes mellitus

preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama


mortalitas ibu langsung

Faktor predisposisi
11

Paritas : nullipara
Genetik
Umur < 20 th, >35 th
Riwayat/hipertensi khronis
Riwayat penyakit ginjal
Gemelli
Penyakit kollagen
Obesitas

PER dan PEB


12
Disebut preekalmpsia berat

apabila terdapat satu atau lebih


tanda berikut :
- TD 160/110mmHg pada 2
pemeriksaan yang berjarak 4-6
jam, dengan pasien dalam keadaan
istirahat.
- Proteinuria 5g/24 jam, atau
dipstik +3
- Oliguria
- udema paru
- cerebral or visual disturbance
- Pulmonary edema
- nyeri perut kanan atas
- gangguan fungsi hepar
- Trombositopenia
- IUGR

Disebut Preeklamsia Ringan


apabila
- TD diastolik 90-110mmHg
- Proteinuria sampai ++
- Tidak ada tanda-tanda lain dari
PEB

PER dapat dengan cepat


meningkat menjadi PEB,
dengan risiko kejang

Hellp syndrome
13

Hellp syndrome : hemolysis (H), Elevated liver

enzym (EL), Low platelets (LP


Laboratoris
- Trombosit : <100.000
- SGOT > 72 IU/L
- Bilirubin > 1,2mg/dl
- LDH > 600 IU/mL

Organ yang terpengaruh


14

Ginjal: proteinuria, hiperurecimia, hipokalsiuria,

ureum dan kreatinin


Hepar: SGOT, SGPT, nyeri epigastrium
Susunan syaraf pusat: pusing, perdarahan
Jantung: gagal ventrikel kiri
Paru: edema paru
Janin & plasenta: hipoksia, JTL, solusio plasenta

Obat-obatan
15

Prinsip Tx PEB:

1) mencegah kejang
2) kontrol TD
3) terminasi kehamilan
Obat-obatan:
-MgSO4 mencegah/menghilangkan kejang
-Antihipertensi: jika khawatir perdarahan otak
-Diuretika: jika ada edema paru
Pencegahan:
- diit rendah garam tidak terbukti mencegah preeklamsi
- aspirin, antioksidan, calcium, minyak ikan
- NAC

Perawatan pasien PEB


16

Perawatan pasien PEB ideal dilakukan di unit pelayanan

tertier, untuk penanganan ibu dan bayi yang optimal


Pasang infus dengan jarum besar, ukur keseimbangan
cairan, jangan sampai terjadi overload cairan
Pasang kateter urin untuk memantau urin output dan
proteinuria
Observasi tanda-tanda vital, refleks dan Djj setiap jam
Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru
Oksigenasi
Jika tekanan diastolik lbh dari 110mmHg berikan
antihipertensi
Jangan tinggalkan pasien sendirian!

17

Profilaksis Kejang

Sulit diprediksi siapa yang akan mengalami kejang

Tidak berhubungan langsung dengan derajat hipertensi atau


proteinuria

Jumlah yang harus diterapi banyak untuk mencegah


kejang

MgSO4 merupakan agen pilihan bila profilaksis kejang


diindikasikan

Penanganan Kejang
18

Jika ibu tidak sadar atau kejang, MINTALAH

PERTOLONGAN, segera mobilisasi seluruh tenaga yang


ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
Lakukan penilaian keadaan umum, termasuk tanda vital
(nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari tahu
riwayat penyakit dahulu dari pasien atau keluarga
Jika pasien tidak bernafas atau pernafasan dangkal
- periksa dan bebaskan jalan nafas
- Jika tidak bernafas mulai ventilasi dengan masker
dan balon
- Jika pasien bernafas beri oksigen 4-6 l/menit
melalui masker atau kanul nasal

Penanganan kejang
19

Jika pasien kejang


- baringkan pada sisi kiri, untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi muntahan
- bebaskan jalan nafas, berikan oksigen
- hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
- lakukan pengawasan ketat
- Jika diagnosis eklamsia berikan magnesium sulfat
- Jika penyebab kejang belum diketahui, tangani sebagai eklamsia
sambil mencari penyebab lain
Jika pasien tidak sadar/koma
- bebaskan jalan nafas
- baringkan pada sisi kiri
- ukur suhu
- periksa apakah ada kaku tengkuk

Magnesium Sulfat
20 IV) dan 40%
- Sediaan : 20% (untuk pemakaian

standar obstetri namun tidak digunakan pada keadaan lain

superior terhadap fenitoin untuk profilaksis

superior terhadap fenitoin atau diazepam dalam mencegah


rekurensi

Dosis: Banyak dosis dan cara pemberian MgSO4 :


- Alarms: 2-4 g IV diikuti dengan 1-2 g/jam IV atau 4 g IM q4h
- RSS : 8gr IM (4gr bokong kanan dan kiri), dilanjutkan 4gr per
6 jam

Syarat Pemberian : RR>16 x/menit, Reflek patella +, urin output


>30 ml/jam

21

Magnesium Sulfat - Overdosis

observasi efek samping

lemas, paralisis pernapasan, somnolen


Perasaan panas, double vision, blured speech
Hilangnya reflek tendon
Depresi nafas, henti nafas
Cardiac arrest, pada konsentrasi yang sangat tinggi

risiko tinggi terutama pada pasien dengan oliguria atau mendapat


penyekat kanal Ca2+

ANTIDOT
hentikan infus magnesium
Kalsium glukonas 10% 10 mL IV selama 3 menit

Persalinan- Pengobatan
22

Persalinan disaat tepat meminimalkan morbiditas ibu


dan morbiditas serta mortalitas neonatal, mis :35 minggu
mengoptimalkan
status ibu sebelum intervensi
persalinan
Tunda persalinan untuk mendapatkan maturitas janin
dan lakukan rujukan hanya jika kondisi ibu dan janin
memungkinkan

Hipertensi gestasional merupakan penyakit progresif,


manajemen konservatif potensial berbahaya bila ada
penyakit yang berat atau dugaan gawat janin

Persalinan
23

Terminasi kehamilan dilakukan dengan

memperhatikan kondisi ibu dan janin. Indikasi


terminasi bisa oleh karena faktor ibu (misal
eklamsi, Hellp syndrome, udema paru) dan atau
faktor janin (misal fetal distress)
Pilihan cara persalinan tergantung oleh
kematangan servik, faktor kondisi ibu dan janin
vaginal atau SC
Pada PER induksi persalinan dilakukan setelah 37
minggu

Tatalaksana Peri- dan Postpartum


24

- Jangan berikan ergometrin pada ibu dengan


preeklamsia, eklampsia atau hipertensi
jangan turunkan TD terlalu rendah karena berisiko gawat
janin
jangan berikan cairan berlebih -1500-2000 ml/hari
analgesi epidural lebih dipilih bila tidak ada koagulopati
atau jumlah platelet yang rendah
pendekatan multispesialisasi
post-partum pasien harus dimonitor

Prosedur rujukan
25

Perawatan pasien preeklamsia membutuhkan

rumah sakit dengan fasilitas laboratorium,


perawatan perinatal yang baik, fasilitas ICU dan
Ruang operasi
Stabilkan kondisi ibu sebelum pasien dirujuk,
dengan pemberian antihipertensi bila T 160/110,
pemberian oksigen, pemberian SM
Pasang infus kristaloid untuk tujuan pemberian
obat-obatan, perhatikan tetesan infus
Ibu dirujuk disertai oleh tenaga kesehatan dengan
membawa peralatan dan obat-obatan untuk
persiapan terjadinya kejang dijalan

Berkat ibu PERAWAT yang pintar, tanggap


dan cekatan pertolongan terhadap
ibu melahirkan yang kejang tidak
terlambat.ibu dan bayi sehat

26

Anda mungkin juga menyukai