Anda di halaman 1dari 19

Referat

Neuropathic Pain
Andriany Chairunnisa
030.11.026

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD BUDHI ASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2015

Pendahuluan
Nyeri merupakan
mekanisme protektif
untuk menimbulkan
kesadaran akan
kenyataan bahwa
sedang atau akan
terjadi kerusakan
jaringan
Nosiseptor (reseptor
nyeri) peka terhadap
kerusakan jaringan

Klasifikasi Nyeri
-Akut: Nyeri mereda setelah intervensi
Durasi

Lokasi

Penyebab

- Kronik: Nyeri berlanjut meski sudah diterapi / penyakit tampak


sembuh, dan nyeri tidak memiliki makna biologik
Somatik Superfisial: Berasal dari kulit dan jaringan subkutis
Somatik dalam: Berasal dari tendon, otot, sendi
Visceral: Berasal dari organ tubuh seperti hepar, pankreas

Nyeri Nosiseptif/Inflamasi: Akibat stimulus mekanis terhadap


nosiseptor. Contoh: nyeri akibat fraktur, luka bakar, luka terbuka.
Bersifat sementara yang akan hilang seiring penyembuhan jaringan
Nyeri Neuropatik
Nyeri Psikologik: sumber dari emosi/psikis

Nyeri Neuropatik
Merupakan nyeri yang timbul akibat
disfungsi primer pada sistem saraf
yang dapat bersifat sentral maupun
perifer
Gejala
- Positif (Parasthesia/ Disthesia)
- Negatif (Hipesthesia)
- Keluhan: Nyeri terbakar, tersetrum
listrik, ditusuk-tusuk, kesemutan
Dapat bertahan berbulan-bulan /
tahun
Tidak dipengaruhi penyembuhan
jaringan yang rusak

Terminologi

Definisi

Paraestesia

Sensasi abnormal, baik spontan atau dibangkitkan

Disestesia

Sensasi abnormal tidak menyenangkan, baik spontan atau


dibangkitkan

Hipestesia

Berkurangnya sensitivitas terhadap rangsang sensorik (taktil


maupun termal)

Hiperetesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap rangsang sensorik (taktil


maupun termal)

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri pada rangsang sensorik nyeri

Hiperalgesia

Meningkatnya respon nyeri pada rangsang sensorik nyeri

Allodinia

Nyeri muncul pada rangsang sensorik yang seharusnya tidak


menimbulkan nyeri.

Mekanisme Nyeri

Lesi Sentral
Lesi medulla spinalis
1. Lesi pada sentral medula spinalis sering didapatkan ada penyakit Syringomyelia,
trauma medulla spinalis, dan tumor medulla spinalis. Lesi pada daerah ini akan
menyebabkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu yang lebih dominan dibandingkan
dengan modalitas sensorik lainnya. Lesi biasanya bersifat bilateral, dapat bersifat
asimetris dan biasanya sering disertai dengan kelumpuhan motorik.
2. Lesi pada anterolateral medulla spinalis akan merusak sensasi nyeri dan suhu pada
setengah sisi tubuh kontralateral.
3. Lesi Anterior medula spinalis akan menyebabkan semua modalitas somatosensorik
pada setengah sisi tubuh kontralateral terganggu, kecuali nyeri dan suhu.
4. Lesi Kolumna Posterior akan menyebabkan hilangnya sensasi posisi dan getar,
diskriminasi, dan sebagainya.

Lesi Batang Otak

Pada lesi batang otak, gangguan persepsi sensorik biasanya diikuti dengan defisit motorik, tandatanda lesi sereberal, dan parese saraf kranialis.
Lesi traktus spinotalamikus di dorsolateral medulla dan pons, maka persepsi nyeri dan suhu
akan hilang pada sisi tubuh kontralateral.
Lesi medulla, maka akan mengenai nukleus nervus trigeminus yang akan mengakibatkan
hilangnya persepsi nyeri dan suhu pada daerah wajah ipsilateral.
Lesi di medial lemniskus maka akan hilang persepsi raba dan proprioseptif pada sisi
kontralateral tubuh
Lesi terdapat di bagian atas batang otak, dimana dibagian ini jaras spinotalamikus dan medial
lemniskus berjalan bersamaan, menyebabkan hilangnya seluruh modalitas sensorik pada sisi
tubuh kontralateral.

Lesi Thalamus

Lesi thalamus akan menyebabkan hilangnya seluruh modalitas sensorik pada sisi kontralateral
tubuh. Pasien biasa mengeluhkan seperti rasa terbakar, tertusuk, atau terkadang sifat nyeri sulit
dideskripsikan.

Lesi Subkortikal/Kortikal

Lesi di area somatosensorik yang sesuai pada lengan dan tungkai akan menyebabkan parestesia
dan kebas pada ekstremitas kontralateral, yang lebih jelas di bagian distal daripada bagian
proksimal.
Lesi iritatif pada lokasi ini dapat menimbulkan kejang fokal sensorik, karena korteks motorik
terletak tepat di sebelahnya, umumnya sering didapatkan cetusan motorik juga (kejang
jacksonian).

Neuropati Perifer

Lesi Radiks

Gejala:
-Nyeri radikular
- Parastesia
- Hilangnya semua modalitas sensorik di area tubuh yang terkena
- Hipotonia atau atonia
- Arefleksia
Contoh kasus: Hernia Nukleus Pulposus

Idiopathic Inflammatory Neuropathies


Guillain Barre Syndrome
Penyakit akibat rusaknya selubung myelin di perifer akibat proses autoimun
sehingga terjadi kelemahan ascending, disertai diskinesia, hiporefleksi, dan
parastesia. Berhubungan dengan proses autoimun

Metabolik Neuropati: Diabetes Mellitus


Gangguan
metabolisme
Glukosa

Stress Metabolik

Gangguan
pembentukan ATP

Kerusakan Myelin
pada Sel Saraf

Neuralgia Post Herpetic

Motorik
pemeriksaan kekuatan otot,
serta bukti adanya kram/
fasikulasi, mengindikasikan
keterlibatan serat motorik

a. Pemeriksaan
Pemeriksaan darah
Penunjang
Mendeteksi adanya diabetes, defisiensi
vitamin, disfungsi hati atau ginjal, dan
kelainan metabolic lainnya.
b. CT-Scan / MRI
Mendeteksi kerusakan tulang dan
pembuluh darah, tumor otak dan
gangguan lainnya.

Sensorik
Pemeriksaan getaran,
sentuhan ringan, posisi tubuh,
suhu, dan nyeri akan
mengungkapkan adanya
kerusakan saraf sensorik dan
menentukan jenis saraf yang
terlibat.

c. Elektromiograf i(EMG)
untuk membandingkan jumlah
aktivitas listrik yang ada pada saat
otot mengalami istirahat dengan
terjadi kontraksi
e. Kecepatan Konduksi Saraf (NCV)
membedakan apakah gejala tersebut
disebabkan oleh degenerasi selubung
myelin atau akson.

Pemeriksaan Fisik

Skala Penilaian

Terapi

Anda mungkin juga menyukai