Anda di halaman 1dari 13

Alat Ukur dan

Instrumentasi

Anida

Sash
a

Soray
a

mbar
A
a
n
A
Dw i
Rofqoh

Febri
Hary
anto

l in a
u
a
N
Ika

Kelompok IV

Ohmmeter
tipe shunt

Multimeter
atau Vom

Kalibrasi
Instrumen
Searah

Additional text
or comments
here

Additional text
or comments
here

Additional text
or comments
here

TEXT
Additional text
or comments
here

OHMMETER TIPE SHUNT

Dimana :
E = Tegangan batere
R1 = Tahanan pembatas arus
Rm = Tahanan-dalam dari
gerakan
Rh = Tahanan luar yang
menyebabkan defleksi 0.5 skala

MULTIMETER ATAU VOM


Multimeter adalah alat bantu
yang
digunakan
untuk
mengukur arus listrik, tegangan
listrik, dan resistansi atau
ketahanan suatu benda yang
biasa disebut avometer
Multimeter yang digunakan ada
dua macam, yaitu tipe analog
dan tipe digital.

Multimeter Analog
Instrumen analog menggunakan meteran kumparan
bergerak konvensional dan tampilannya berupa jarum
penunjuk yang bergerak di sepanjang suatu skala yang
sudah dikalibrasi.
Kelebihan multimeter analog adalah: Handal, Praktis dan
Ekonomis, dengan alasan:
1. Hasil pengukuran akurat dan presisi
2. Mudah dibawa
3. Mudah melakukan penyetelan pada rangkaian sambil
mengamati
gerakan relatif jarum penunjuk.
Kelemahan multimeter analog adalah pengkalibrasian
skalanya sangat sukar.

Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki penggunaan yang luas, karena :
1.Harganya makin terjangkau
2.Praktis dalam pemakaian
3.Penunjukkan makin akurat dan presisi.
Alat ukur digital mampu menampilkan beberapa pengukuran, seperti
untuk :
Arus (milliampermeter)
Temperatur (C)
Tegangan (millivolt)
Resistansi (ohm)
Frekuensi (Hz)
Daya (mW)
kapasitansi (nF).

Kalibrasi Instrumen
Arus Searah

Kalibrasi dilakukan pada ampermeter


arus searah. Caranya dapat dilakukan
dengan membandingkan arus yang
melalui ampermeter yang akan
dikalibrasi (A) dengan ampermeter
standar (As).
Gambar disamping menunjukkan
bahwa IA adalah arus yang terukur
pada meter yang akan dikalibrasi, Is
adalah arus standar yang dianggap
sebagai harga arus sebenarnya.
Jika kesalahan mutlak (absolut) dari
ampermeter diberi simbol dan
biasa disebut kesalahan dari alat
ukur, maka dapat dituliskan : = IA - Is

Perbandingan kesalahan alat ukur () terhadap harga arus


sebenarnya (Is), yaitu : / Is biasa disebut kesalahan relatif
atau rasio kesalahan. Dinyatakan dalam persen.
Perbedaan antara harga sebenanya dengan harga
pengukuran disebut harga koreksi dituliskan :
K = I s - IA
Perbandingan harga koreksi terhadap arus yang terukur (k /
IA ) disebut rasio koreksi atau koreksi relatif dinyatakan
dalam
persen.

Contoh kasus ampermeter yang sudah waktunya


dikalibrasi :
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang besarnya 20 mA,
ampermeter menunjukan arus sebesar 19,4 mA. Berapa kesalahan, koreksi,
kesalahan relatif, dan koreksi relatif?
Maka ampere meter tersebut memiliki nilai :
Kesalahan = 19,4 20 = 0,6 mA
Koreksi = 20 19,4 = 0,6 mA
Kesalahan relatif = -0,6/20 . 100 % = 3 %
Koreksi relatif = 0,6/19,4 . 100 % = 3,09 %

Kalibrasi Voltmeter Arus Searah


(DC)
V adalah tegangan yang terukur
pada meter yang dikalibrasi
Vs adalah tegangan standar
yang dianggap sebagai harga
tegangan sebenarnya.
Jika kesalahan mutlak (absolut)
dari voltmeter diberi simbol
dan biasa disebut kesalahan
dari alat ukur, maka dapat
dituliskan :
= V Vs
Perbandingan besar kesalahan
alat ukur () terhadap (Vs),
yaitu : / Vs disebut kesalahan
relatif
dinyatakan
dalam
persen.

perbedaan
harga
sebenanya
dengan harga pengukuran disebut
k = Vs - V
koreksi dapat dituliskan :

Contoh kasus volt meter yang sudah waktunya


dikalibrasi
Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan yang
besarnya 50 V, voltmeter tersebut menunjukan tegangan
sebesar 48 V. Berapa nilai kesalahan, koreksi, kesalahan
relatif, dan koreksi relatif?
Maka volt meter tersebut memiliki nilai :
Kesalahan = 48 50 = 2 V
Koreksi = 50 48 = 2 V
Kesalahan relatif = 2/50 . 100 % = 4 %
Koreksi relatif = 2/48 . 100 % = 4,16 %

Anda mungkin juga menyukai